PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Thanatofobia, atau rasa takut terhadap kematian, telah memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Bagi beberapa orang, rasa takut tersebut dapat memicu munculnya kecemasan dan/atau pikiran-pikiran obsesif. [1] Meskipun thanatofobia berkaitan dengan rasa takut terhadap kematian, baik kematian sendiri atau orang lain, rasa takut yang berkaitan dengan orang yang sekarat atau mati dikenal dengan istilah nekrofobia dan konsep ini berbeda dengan konsep thanatofobia. Akan tetapi, keduanya berkaitan dengan rasa takut terhadap aspek-aspek tak dikenal yang berkaitan dengan kematian, dan rasa takut tersebut dikenal sebagai xenofobia. Istilah ini juga dapat mengacu pada kemungkinan seseorang menghadapi sesuatu yang berada di luar pengetahuan atau dugaannya. [2] Ketakutan-ketakutan seperti ini dapat muncul, terutama pada orang-orang yang merasa bahwa sebentar lagi hidupnya akan berakhir karena ketidakpastian mengenai apa saja yang membawa kematian dapat bertambah saat orang tersebut mendekati kematiannya. [3] Oleh karena itu, agar dapat merasa lebih tenang saat menghadapi hal-hal yang berkaitan dengan kematian, Anda perlu memahami ketakutan yang Anda miliki dan berusaha mengatasi rasa takut tersebut.

Bagian 1
Bagian 1 dari 5:

Memahami Ketakutan yang Dirasakan

PDF download Unduh PDF
  1. Hal pertama yang perlu Anda tentukan saat mengatasi rasa takut terhadap kematian adalah bagaimana dan seberapa besar ketakutan tersebut memengaruhi kehidupan Anda. Sering kali kita tidak langsung menyadari hal-hal di sekitar kita yang menyebabkan atau mendorong rasa takut atau kecemasan yang dirasakan. Oleh karena itu, penulisan situasi-situasi tertentu yang memicu rasa takut tersebut dapat menjadi hal yang berguna dalam menyelesaikan masalah ini. [4]
    • Mulailah dengan bertanya pada diri sendiri, “Apa yang terjadi di sekitarku saat aku mulai merasa takut atau cemas pada situasi tersebut?” Ini dapat menjadi pertanyaan yang sulit dijawab pada awalnya karena satu dan lain alasan. Cobalah mengingat kembali beberapa hari yang lalu dan tuliskan sebanyak mungkin detail yang dapat Anda ingat terkait situasi-situasi atau momen-momen yang membuat Anda memikirkan kematian. Cantumkan juga dengan jelas apa yang sedang Anda lakukan saat pikiran atau ketakutan tersebut muncul.
    • Ketakutan terhadap kematian merupakan hal yang sangat umum. Sepanjang sejarah manusia, kematian dan ajal merupakan hal-hal yang telah menjadi perhatian dan menyita pikiran banyak orang. Munculnya pikiran mengenai kematian atau ajal disebabkan oleh beberapa hal, termasuk usia, agama, tingkat kecemasan, pengalaman yang berkaitan dengan kematian seseorang, dan lain-lain. Sebagai contoh, dalam fase-fase transisi tertentu di kehidupan, Anda cenderung lebih mungkin untuk memiliki rasa takut terhadap kematian. Umumnya, ketakutan tersebut muncul lebih besar pada orang-orang di usia 4-6, 10-12, 17-24, dan 35-55 tahun. [5] Beberapa cendekiawan telah membuat filosofi mengenai kemungkinan terjadinya kematian. Menurut filsuf eksitensialis Jean-Paul Sartre, kematian dapat menjadi sumber ketakutan seseorang, lebih tepatnya, karena kematian adalah hal yang “datang pada manusia dari ‘dunia luar’ dan mengubah manusia menjadi bagian dari dunia luar tersebut.” [6] Oleh karena itu, proses kematian menjadi menggambarkan dimensi paling asing yang dapat dibayangkan oleh manusia. Seperti yang Sartre katakan, kematian berpotensi membawa kembali tubuh manusia ke alam ruh, alam permulaan sebelum roh bersatu dengan tubuh.
  2. Setelah itu, tuliskan (semampu Anda mengingatnya) saat-saat Anda berpikir untuk tidak melakukan sesuatu karena adanya kecemasan atau ketakutan tersebut. Tuliskan saja hal-hal tersebut, bahkan jika Anda tidak begitu yakin apakah emosi yang Anda rasakan sebenarnya berkaitan dengan kematian atau ajal atau tidak.
  3. Setelah Anda menyiapkan daftar berisi pikiran atau perasaan mengenai kematian dan daftar berisi saat-saat Anda merasa cemas, carilah kesamaan yang ada di antara kedua daftar tersebut. Sebagai contoh, Anda mungkin menyadari bahwa setiap kali Anda melihat merek permen tertentu, Anda merasa cemas, meskipun tidak mengetahui alasannya. Setelah itu, Anda menyadari bahwa Anda memikirkan kematian pada situasi yang sama tersebut. Anda juga mungkin ingat bahwa permen dengan merek tersebut merupakan permen yang disajikan pada upacara pemakaman kakek atau nenek Anda, dan hal tersebutlah yang membuat Anda merasa takut terhadap kematian.
    • Hubungan-hubungan tersebut (antara benda, perasaan, dan situasi) bisa jadi sangat tidak kentara, atau terkadang lebih kompleks dari contoh skenario yang dipaparkan sebelumnya. Meskipun demikian, penulisan daftar dapat menjadi cara yang baik untuk menyadari dan memahami hubungan-hubungan tersebut. Dengan begini, Anda dapat memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai cara menjaga dan mengatur emosi Anda pada momen-momen kemunculan rasa takut tersebut.
  4. Ketakutan merupakan dorongan ampuh yang berpotensi memengaruhi kehidupan Anda. Jika Anda dapat melihat ketakutan tersebut dari sudut pandang yang lebih luas, kejadian-kejadian yang membuat Anda takut tersebut mungkin tidak seburuk yang dibayangkan. Kecemasan biasanya muncul bersama antisipasi mengenai apa yang akan terjadi atau yang tidak akan terjadi, dan itu merupakan perasaan yang berkaitan dengan apa yang akan terjadi. Ingatlah bahwa ketakutan terhadap kematian terkadang lebih buruk dari kematian itu sendiri. Siapa tahu kematian Anda tidak seburuk yang Anda bayangkan. [7]
  5. Pastikan Anda benar-benar jujur pada diri sendiri dan dengan yakin menghadapi kenyataan bahwa Anda juga akan meninggal. Ketakutan tersebut akan berkurang sampai pada akhirnya Anda meninggal. Hidup akan lebih berharga saat Anda menyadari dan menghargai waktu yang ada. Anda tahu suatu hari nanti Anda akan meninggal, namun Anda tidak perlu hidup dalam ketakutan. Jika Anda jujur pada diri sendiri dan berani menghadapi ketakutan tersebut, Anda dapat mengalahkan rasa takut tersebut.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 5:

Membiarkan Apa yang Berada di Luar Kendali

PDF download Unduh PDF
  1. Kematian dapat menjadi hal yang menakutkan untuk dipikirkan (terutama) karena kematian menunjukkan batas hidup manusia dan hal-hal yang dapat manusia bayangkan. Oleh karena itu, belajarlah untuk berfokus pada apa yang dapat Anda kendalikan sambil tetap menerima hal-hal yang mungkin berada di luar kendali Anda.
    • Sebagai contoh, Anda mungkin takut meninggal karena mengalami serangan jantung. Ada beberapa faktor tertentu terkait penyakit jantung yang berada di luar kendali Anda, seperti riwayat kesehatan keluarga, etnis atau ras, dan usia. Jika Anda memikirkan hal-hal tersebut, Anda akan semakin cemas. Daripada memikirkan hal-hal tersebut, akan lebih baik jika Anda berfokus pada hal-hal yang dapat Anda kendalikan, seperti mengikuti gaya hidup yang sehat dengan tidak merokok, berolahraga secara teratur, dan mengonsumsi makanan yang sehat. Pada kenyataannya, risiko terkena serangan jantung yang lebih tinggi disebabkan oleh gaya hidup tak sehat daripada sekadar faktor-faktor yang sebelumnya disebutkan. [8]
  2. Saat kita ingin mengatur arah hidup, sering kali kita mengalami kekecewaan, kekesalan dan kecemasan terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan. Belajarlah untuk tidak terlalu memaksakan keinginan Anda. Anda tentu saja masih bisa membuat rencana dalam hidup. Bimbinglah dan aturlah jalan hidup Anda, namun tetap persiapkan diri Anda untuk hal-hal yang tidak terduga. [9]
    • Analogi yang tepat untuk hal ini adalah air yang mengalir di sungai. Terkadang bentuk pinggiran sungai berubah, sungai akan berbelok, dan air akan mengalir lebih lambat atau lebih cepat. Biarkan ke mana arah sungai tersebut mengalir karena, bagaimana pun juga, air di sungai tersebut akan tetap mengalir.
  3. Saat Anda mencoba menebak atau membayangkan masa depan, mungkin Anda akan bertanya pada diri sendiri, “Bagaimana jika hal ini terjadi?” Pertanyaan tersebut menggambarkan pola pikir tidak produktif, dan pola pikir tersebut justru membuat orang membayangkan bencana-bencana di masa mendatang. [10] Pola pikir seperti ini membuat Anda berpikir mengenai sesuatu dalam cara tertentu yang, pada akhirnya, memunculkan perasaan-perasaan negatif pada diri Anda. Cara kita menafsirkan sebuah kejadian mengakibatkan lahirnya perasaan mengenai kejadian tersebut. Sebagai contoh, jika Anda merasa cemas karena terlambat datang ke tempat kerja, mungkin Anda berpikir “Jika aku terlambat, aku akan ditegur oleh atasanku dan kehilangan pekerjaanku.” Jika Anda benar-benar ingin segala sesuatu dalam kehidupan Anda sesuai dengan apa yang Anda inginkan, pola pikir seperti ini dapat membuat Anda kesulitan dan tertekan.
    • Gantilah pola pikir yang tidak produktif dengan pola pikir positif. Pikirkan kembali dan ubah pola pikir tersebut. Sebagai contoh, Anda dapat mengatakan pada diri sendiri, “Atasanku akan marah jika aku datang terlambat. Akan tetapi, aku dapat menjelaskan bahwa hari ini lalu lintas lebih padat dari biasanya. Aku juga akan menawarkan diri untuk mengambil kerja lembur sebagai pengganti keterlambatanku.”
  4. Setiap hari, luangkan sekitar 5 menit untuk mengkhawatirkan sesuatu. Lakukan ini setiap hari pada waktu yang sama. Akan tetapi, cobalah untuk tidak melakukannya di malam hari sebelum Anda tidur agar Anda tidak sampai merasa gelisah saat mencoba tidur. Jika ada sesuatu yang Anda khawatirkan, simpanlah kekhawatiran tersebut untuk dipikirkan pada waktu khusus tersebut. [11]
  5. Jika Anda menghadapi kecemasan yang berkaitan dengan kematian, tanyakan pada diri sendiri mengenai kemungkinan terjadinya kematian pada kejadian-kejadian tertentu. Sebagai contoh, Anda dapat mencari data statistik mengenai banyaknya korban jiwa dalam kecelakaan pesawat. Setelah mengetahui data-data tersebut, kemungkinan Anda akan menyadari bahwa kecemasan yang dirasakan sebetulnya terlalu berlebihan dibandingkan dengan apa yang mungkin terjadi. [12]
  6. Saat orang lain merasa cemas dan kecemasan tersebut mulai menguasai Anda, Anda pun akan mulai merasakan kecemasan yang sama. Katakanlah ada seorang teman yang berpikir negatif mengenai penyakit. Karena pikiran negatifnya, Ia dapat membuat Anda merasa cemas dan takut jika Anda sewaktu-waktu mengidap penyakit. Oleh karena itu, ada baiknya Anda membatasi interaksi atau waktu untuk diluangkan bersama orang tersebut agar pikiran-pikiran negatifnya tidak sering mengganggu Anda. [13]
  7. Sering kali kita menghindari hal-hal atau situasi-situasi baru karena rasa takut terhadap apa yang belum diketahui atau dipahami. [14] Dalam melatih diri sendiri untuk merelakan terjadinya hal-hal yang berada di luar kendali, pilihlah kegiatan yang dulu tidak ingin Anda lakukan dan cobalah berfokus pada kegiatan tersebut. Mulailah dengan mencari tahu mengenai kegiatan tersebut di internet. Setelah itu, Anda dapat berbicara dengan orang-orang yang pernah melakukan atau berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Saat Anda mulai merasa nyaman, cari tahu apakah Anda tidak mau melakukannya lagi (baik satu atau dua kali lagi) sebelum benar-benar berfokus atau terjun dalam kegiatan tersebut untuk jangka waktu panjang.
    • Mencoba melakukan kegiatan-kegiatan baru dalam kehidupan dapat menjadi cara yang baik untuk berfokus pada penciptaan kebahagiaan dalam hidup, daripada Anda harus terus menerus merasa cemas terhadap kematian atau ajal yang mengintai.
    • Saat Anda berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan baru yang diikuti, Anda dapat belajar lebih banyak mengenai diri sendiri, terutama mengenai apa yang dapat dan tidak dapat Anda kendalikan.
  8. Saat berbicara mengenai kematian, kemungkinan Anda akan menyadari bahwa hampir semua proses yang terkait (mis. pemakaman) akan berada di luar kendali Anda. Kita tidak dapat mengetahui dengan pasti kapan atau di mana kita akan meninggal. Akan tetapi, ada beberapa langkah yang dapat diambil sebagai bagian dari perencanaan. [15]
    • Sebagai contoh, jika Anda dalam keadaan koma, pikirkan berapa lama Anda ingin tetap hidup dengan bantuan alat-alat medis. Pikirkan juga apakah Anda ingin meninggal di rumah atau selama mungkin tetap bertahan di rumah sakit.
    • Saat pertama kali membicarakan hal ini dengan orang yang Anda sayangi, tentunya akan muncul perasaan tidak nyaman. Akan tetapi, percakapan seperti ini dapat benar-benar membantu Anda dan orang-orang yang disayangi jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan dan Anda tidak dapat mengutarakan keinginan-keinginan Anda pada waktu tersebut. Pembahasan seperti ini berpotensi membantu mengurangi kecemasan Anda terhadap kematian.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 5:

Becermin pada Kehidupan

PDF download Unduh PDF
  1. Anda perlu menyadari bahwa kehidupan dan kematian Anda, termasuk kehidupan orang atau makhluk lain, adalah bagian dari satu lingkaran atau proses kehidupan yang sama. Meskipun keduanya berbeda, kehidupan dan kematian selalu terjadi secara bersamaan. Sebagai contoh, sel tubuh kita terus menerus mati dan beregenerasi dalam cara yang berbeda sepanjang hidup. Kematian dan regenerasi sel ini membantu tubuh kita tumbuh dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar kita. [16]
  2. Tubuh kita akan berfungsi sebagai ekosistem yang baik untuk beragam kehidupan lain, terutama setelah kita meninggal. [17] Saat masih hidup, sistem saluran pencernaan kita menjadi tempat tinggal jutaan mikroorganisme yang membantu menjaga kesehatan tubuh sehingga dapat mendukung fungsi kekebalan dengan baik dan, bahkan, proses kognitif kompleks. [18]
  3. Dalam tingkatan makro yang lebih besar, kehidupan kita bersatu untuk membentuk masyarakat dan komunitas lokal. Berjalannya organisasi atau komunitas ini akan bergantung pada energi tubuh dan tindakan yang kita lakukan melalui tubuh. [19]
    • Kehidupan Anda terbentuk oleh mekanisme dan bahan-bahan yang sama dengan kehidupan yang orang lain miliki. Pemahaman terhadap hal ini dapat membantu Anda merasa nyaman dengan gambaran mengenai lingkungan sekitar saat Anda sudah tiada. [20]
  4. Cobalah berjalan-jalan di alam terbuka sambil bermeditasi. Sebagai alternatif, Anda juga dapat meluangkan waktu di alam terbuka, di antara banyaknya makhluk hidup yang lain (mis. pepohonan, biota danau, dan lain-lain). Kegiatan-kegiatan seperti itu dapat membantu Anda merasa lebih tenang ketika menyadari bahwa Anda merupakan bagian dari kehidupan atau dunia yang besar. [21]
  5. Cobalah berpikir bahwa setelah meninggal, Anda akan pergi ke suatu tempat yang membuat Anda merasa bahagia. Banyak agama yang mengajarkan hal ini. Jika Anda memeluk agama tertentu, apa yang agama Anda ajarkan mengenai kehidupan akhirat mungkin dapat memberikan ketenangan tersendiri.
    Iklan
Bagian 4
Bagian 4 dari 5:

Menjalani Hidup

PDF download Unduh PDF
  1. Jalani dan nikmati hidup Anda sepenuhnya . Hal terbaik yang pada akhirnya harus Anda lakukan adalah tidak terlalu banyak mencemaskan tentang kematian. Sebaliknya, isilah sebanyak mungkin hari-hari Anda dengan kebahagiaan. Jangan biarkan hal-hal sepele membuat Anda sedih. Pergilah, bermainlah dengan teman-teman Anda, atau jalani olahraga baru. Lakukan saja apa pun yang dapat mengalihkan perhatian Anda dari pikiran-pikiran negatif mengenai kematian. Berfokuslah untuk menjalani hidup.
    • Banyak orang yang memiliki ketakutan terhadap kematian akan selalu memikirkan mengenai ketakutannya setiap hari. Ini artinya, ada banyak hal yang ingin Anda lakukan dalam hidup. Biarkan ketakutan tersebut ada dan tanyakan pada diri sendiri, “Apa hal terbuku yang akan terjadi hari ini?” Ketahuilah bahwa hari ini Anda masih diberikan kesempatan untuk hidup. Oleh karena itu, jalanilah kehidupan Anda.
  2. Pastikan Anda dikelilingi oleh orang-orang yang dapat memberikan Anda kebahagiaan, dan sebaliknya. Saat Anda dapat berbagi dengan orang lain, waktu yang Anda luangkan akan berarti dan dikenang.
    • Sebagai contoh, kenangan tentang Anda akan terus terjaga jika Anda dapat membuat cucu-cucu Anda memiliki kenangan yang indah bersama Anda.
  3. Jurnal terima kasih dapat menjadi cara untuk menuliskan dan mengingat hal-hal yang Anda syukuri. Penulisan jurnal ini dapat membantu Anda berfokus pada hal-hal yang baik dalam kehidupan. [22] Pikirkan mengenai hal-hal yang baik dalam hidup Anda dan syukurilah.
    • Setiap beberapa hari sekali, luangkan waktu untuk menuliskan momen atau hal yang patut Anda syukuri. Tuliskan secara mendalam sambil menikmati momen tersebut dan menghargai kebahagiaan yang didapatkan.
  4. Sebisa mungkin cegah diri Anda untuk tidak terlibat dalam situasi-situasi yang buruk atau melakukan hal-hal yang dapat membahayakan diri sendiri. Hindari kegiatan-kegiatan yang tidak sehat seperti merokok, mengonsumsi obat-obatan terlarang dan alkohol, dan menggunakan ponsel saat berkendara. Dengan memiliki gaya hidup yang sehat, faktor-faktor berisiko yang membawa kematian akan berkurang.
    Iklan
Bagian 5
Bagian 5 dari 5:

Mencari Dukungan

PDF download Unduh PDF
  1. Jika ketakutan yang dirasakan begitu kuat sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari dan membuat Anda tidak dapat menikmati hidup, Anda perlu mendapatkan bantuan dari terapis berizin. Sebagai contoh, jika Anda tidak dapat atau menjauhi kegiatan tertentu karena rasa takut terhadap kematian, sudah waktunya Anda mendapatkan bantuan dari pihak lain. [23] Beberapa tanda lain yang menunjukkan bahwa Anda membutuhkan bantuan terapis adalah:
    • munculnya ketidakberdayaan, kepanikan, atau depresi yang disebabkan karena rasa takut
    • munculnya perasaan atau pikiran bahwa ketakutan yang dirasakan tidak wajar
    • Anda telah menghadapi rasa takut ini selama lebih dari 6 bulan
  2. Terapis dapat membantu Anda memahami lebih baik ketakutan yang dirasakan, serta mencari cara untuk menguranginya dan, bahkan, mengatasinya. Perlu diingat bahwa untuk mengatasi rasa takut yang mendalam diperlukan waktu dan usaha yang besar. Prosesnya memakan waktu yang cukup lama hingga akhirnya Anda dapat mengendalikan ketakutan tersebut. Meskipun demikian, beberapa orang menunjukkan peningkatan yang dramatis setelah mengikuti 8 sampai 10 sesi terapi saja. Ada beberapa strategi yang mungkin digunakan oleh terapis Anda: [24]
    • Terapi perilaku kognitif : Jika Anda takut terhadap kematian atau ajal, mungkin terdapat proses berpikir yang justru memperkuat perasaan takut tersebut. Terapi perilaku kognitif adalah cara yang digunakan oleh terapis untuk mendorong Anda menantang atau melawan balik pikiran-pikiran tersebut dan mengenali perasaan-perasaan yang dikaitkan dengan pikiran-pikiran tersebut. Sebagai contoh, Anda mungkin pernah berpikir, “Aku tidak dapat menaiki pesawat terbang karena aku takut pesawat yang dinaiki mengalami kecelakaan dan aku akan mati.” Terapis Anda akan menantang Anda untuk membuktikan bahwa pikiran tersebut tidak realistis dengan menjelaskan bahwa, sebenarnya, bepergian dengan pesawat terbang lebih aman daripada mengemudi. Setelah itu, Anda akan ditantang untuk mengubah pikiran Anda sehingga menjadi lebih realistis, seperti, “Orang-orang bepergian dengan pesawat terbang setiap hari dan mereka baik-baik saja. Kalau begitu, aku yakin aku pun akan baik-baik saja.” [25]
    • Terapi paparan ( exposure therapy ) : Saat Anda merasa takut terhadap kematian, Anda cenderung menghindari situasi-situasi, kegiatan, dan tempat-tempat yang memperkuat rasa takut tersebut. Terapi ini akan mendorong Anda untuk menghadapi langsung rasa takut tersebut. Pada terapi ini, terapis akan meminta Anda membayangkan situasi yang selama ini Anda hindari atau meminta Anda untuk benar-benar masuk atau terlibat dalam situasi tersebut. Sebagai contoh, jika Anda menghindari bepergian dengan pesawat karena takut akan terjadinya kecelakaan pesawat yang dapat merenggut nyawa Anda, terapis akan meminta Anda membayangkan seolah-olah Anda sedang berada di pesawat, kemudian meminta Anda menjelaskan apa yang Anda rasakan. Setelah itu, ia mungkin menantang Anda untuk benar-benar menaiki pesawat. [26]
    • Obat-obatan : Jika ketakutan yang dirasakan begitu mendalam sampai membuat Anda mengalami kecemasan yang parah, terapis Anda dapat membuat surat rujukan untuk psikiater yang dapat memberikan obat-obatan tertentu untuk Anda. Akan tetapi, perdlu diingat bahwa penggunaan obat-obatan untuk menangani kecemasan yang berkaitan dengan rasa takut hanya dapat mengurangi kecemasan untuk sementara waktu saja. Obat-obatan tersebut tidak dapat menghentikan masalah utama yang menyebabkan ketakutan tersebut muncul. [27]
  3. Ada baiknya Anda berbicara dengan seseorang mengenai ketakutan atau kecemasan yang dirasakan. Teman bicara Anda mungkin dapat berbagi masalah atau hal yang sama. Selain itu, ia juga dapat memberikan saran terkait cara-cara yang dapat digunakan untuk mengatasi tekanan-tekanan terkait ketakutan yang dirasakan. [28]
    • Carilah seseorang yang benar-benar Anda percaya dan jelaskan padanya pikiran atau perasaan Anda mengenai kematian, serta berapa lama Anda merasakan ketakutan atau kecemasan tersebut.
  4. Death café memang belum hadir di Indonesia, tetapi jika Anda tinggal di Amerika Serikat atau Inggris, Anda dapat mengunjungi kafe ini. Masalah-masalah yang berkaitan dengan kematian atau ajal umumnya sulit dibicarakan. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mencari kelompok yang tepat sebagai wadah untuk berbagi pikiran mengenai masalah-masalah tersebut. [29] Sebagai wadah yang memungkinkan Anda berbagi masalah terkait kematian dan ajal, terdapat kafe-kafe ‘kematian’ (dikenal sebagai death café ) yang dapat Anda kunjungi. Kafe ini dikunjungi oleh orang-orang yang secara khusus ingin membicarakan masalah-masalah terkait kematian. Pada dasarnya, orang-orang tersebut (termasuk pengelola kafe) merupakan kelompok-kelompok dukungan yang membantu orang-orang yang mengalami gejolak perasaan yang disebabkan karena kematian. Kelompok-kelompok ini bersama-sama menentukan cara terbaik untuk hidup sebelum menghadapi kematian.
    • Jika belum ada kafe ‘kematian’ di daerah atau kota Anda, cobalah untuk mendirikannya sendiri. Ada kemungkinan terdapat banyak orang di daerah atau kota Anda dengan masalah terkait kematian yang, selama ini, tidak memiliki kesempatan untuk berbagi keluh kesahnya.
    Iklan

Tips

  • Ketakutan terhadap kematian terkadang menyebabkan depresi kecemasan, kondisi mental yang harus segera ditangani oleh bantuan pihak profesional. [30]
  • Jangan ragu untuk menghubungi atau menemui lebih dari satu konselor. Anda harus menemukan konselor yang, menurut Anda, dapat bersikap suportif terhadap masalah Anda dan mampu membantu Anda menyelesaikannya.
  • Kembangkan pikiran atau kepercayaan yang teguh bahwa Anda dapat mengatasi rasa takut tersebut.
Iklan
  1. http://acpe.physicianleaders.org/docs/default-source/pej/seven-habits-of-unproductive-thinking.pdf?sfvrsn=6
  2. http://www.helpguide.org/articles/anxiety/how-to-stop-worrying.htm
  3. http://www.helpguide.org/articles/anxiety/how-to-stop-worrying.htm
  4. http://www.helpguide.org/articles/anxiety/how-to-stop-worrying.htm
  5. Knaus, D. W. J., & Carlson, J. P. E. (2014). The Cognitive Behavioral Workbook for Anxiety: A Step-By-Step Program (Second Edition edition). Oakland, CA: New Harbinger Publications.
  6. http://www.nia.nih.gov/health/publication/end-life-helping-comfort-and-care/planning-end-life-care-decisions
  7. Edelman, G. (1987). Neural Darwinism: The Theory Of Neuronal Group Selection (New edition edition). New York: Basic Books.
  8. http://www.theguardian.com/science/neurophilosophy/2015/may/05/life-after-death
  9. Mayer, E. A. (2011). Gut feelings: the emerging biology of gut–brain communication. Nature Reviews Neuroscience, 12(8), 453–466. http://doi.org/10.1038/nrn3071
  10. Jaegher, H. D. (2013). Rigid and fluid interactions with institutions. Cognitive Systems Research. http://doi.org/10.1016/j.cogsys.2013.03.002
  11. Hanh, T. N. (2003). No Death, No Fear: Comforting Wisdom for Life (Reissue edition). New York: Riverhead.
  12. Thoreau, H. D., & MacMechan, A. (n.d.). Walking.
  13. http://greatergood.berkeley.edu/article/item/tips_for_keeping_a_gratitude_journal
  14. http://www.helpguide.org/articles/anxiety/phobias-and-fears.htm
  15. http://www.helpguide.org/articles/anxiety/therapy-for-anxiety-disorders.htm
  16. http://www.helpguide.org/articles/anxiety/therapy-for-anxiety-disorders.htm
  17. http://www.helpguide.org/articles/anxiety/therapy-for-anxiety-disorders.htm
  18. http://www.helpguide.org/articles/anxiety/anxiety-medication.htm
  19. Shaver, P. R. (2012). Meaning, Mortality, and Choice: The Social Psychology of Existential Concerns. (M. Mikulincer, Ed.). Washington, DC: American Psychological Association.
  20. http://www.huffingtonpost.com/2013/02/04/death-cafe-dying-end-of-life_n_2618226.html
  21. http://www2.nami.org/Content/NavigationMenu/Mental_Illnesses/Depression/Depression_Resources.htm

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 35.798 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan