PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Jika kamu merasa ditekan untuk melakukan sesuatu yang tidak kamu inginkan, ada banyak cara untuk menanggapinya. Hadapi tekanan teman sebaya dengan menyiapkan respons. Hindari tempat-tempat yang cenderung didatangi orang untuk melakukan aktivitas ilegal atau hal lain yang membuatmu tidak nyaman. Cari dukungan dari orang-orang yang positif, seperti teman, keluarga, atau terapis.

Metode 1
Metode 1 dari 4:

Menanggapi Tekanan dari Teman Sebaya

PDF download Unduh PDF
  1. Cara paling mendasar untuk menanggapi tekanan teman sebaya adalah mengatakan “tidak”. Kemampuan melawan akan menyelamatkanmu dari tekanan lain di kemudian hari karena mereka paham bahwa kamu tidak tertarik. Namun, kamu harus tegas menolak sambil menatap mata mereka. Itu menunjukkan bahwa kamu tidak mau berkompromi. [1]
    • Ada banyak cara untuk menolak. Misalnya, “Aku enggak mau”, atau “Enggak, terima kasih, aku lewat saja.” Kamu juga dapat mengatakan, “Enggak deh, terima kasih.”
    • Hati-hati, jangan sampai kamu termakan umpan dan akhirnya terjebak karena disebut “penakut” atau “enggak asyik”. Pertahankan keputusan dengan tegas.
  2. Ada banyak cara untuk menghadapi tekanan. Jika kamu tidak enak untuk menolak, ganti topik. Dengan demikian, kamu bisa menunda sampai siap merespons (atau tidak merespons sama sekali). Menghindar juga merupakan isyarat bahwa kamu tidak tertarik dan enggan menanggapi.
    • Ganti topik dengan mengatakan, “Kamu mau nonton? Aku sudah lama mau nonton film ini, tapi enggak seru kalau sendiri.”
  3. Opsi lain adalah meninggalkan penekan dan situasinya. Cari alasan yang membuatmu harus segera pergi. Minta maaf, dan tinggalkan tempat itu secepatnya. [2]
    • Katakan, “Oh, aku lupa. Aku harus belajar untuk ujian matematika. Nanti kuhubungi lagi.”
    • Kirim pesan kepada teman atau orang tua agar meneleponmu, kemudian katakan bahwa kamu harus pergi.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 4:

Mengantisipasi Tekanan Teman Sebaya

PDF download Unduh PDF
  1. Jangan mengambil keputusan berdasarkan apa yang menurut orang lain baik untukmu, atau apa yang mereka inginkan darimu. Lakukan apa pun yang membuatmu bahagia dan putuskan tanpa pengaruh orang lain. Meskipun ada yang menyuruh untuk melakukan sesuatu yang mendorongmu keluar dari zona nyaman dengan cara positif, waspadai konsekuensi negatif yang bisa saja terjadi.
    • Jika kamu akan mengambil keputusan, pikirkan, “Apa ini bagus buat aku? Apa pengaruh positifnya untuk hidupku? Apa aku yakin?”
  2. Pikirkan tanggapan jika kamu diminta melakukan sesuatu, terlepas dari apakah kamu belum pernah ditekan atau hanya ingin menyiapkan tanggapan yang lebih baik. Dengan adanya persiapan, kamu tidak akan merasa tertekan jika nanti bertemu mereka dan sudah tahu harus mengatakan apa. [3]
    • Misalnya, pikirkan sesuatu jika kamu diminta berbuat curang, berbohong, mencuri, atau menggunakan narkoba. Kamu bisa menggunakan jawaban biasa “Enggak, terima kasih” atau siapkan jawaban lain untuk situasi berbeda.
    • Jangan kehilangan fokus dengan membujuk mereka untuk melupakan ide buruk tersebut. Gunakan pernyataan “saya” dan fokuslah pada posisimu sendiri.
  3. Sebelum acara tertentu, mungkin kamu curiga teman-teman berkumpul untuk minum atau memakai narkoba. Jika kamu ke pesta dan sepertinya ada yang tidak beres, buat rencana lain. Jika kamu tahu teman-teman satu tim minum alkohol sebelum pertandingan, katakan bahwa kamu akan menemui mereka di lapangan. Dengan demikian, kamu bisa menghindari godaan sekaligus tekanan. [4]
    • Hati-hati ketika pergi ke pesta tanpa pengawasan orang dewasa atau bertemu orang-orang yang memakai narkoba.
  4. Mulailah dengan memilih teman yang tidak akan menekanmu. Teman yang baik menerima satu sama lain apa adanya tanpa keinginan untuk mengubah. Jika temanmu tidak mengambil keputusan buruk, kemungkinan besar kamu juga tidak. [5]
    • Pilih teman yang kamu sukai, bukan karena mereka keren atau populer. Teman semestinya bisa menyukaimu apa adanya dan peduli kepadamu.
    • Cobalah bertemu orang-orang yang memiliki minat sama. Misalnya, jika kamu melihat seseorang membaca buku yang kamu suka, ajak dia mengobrolkan buku tersebut dan cobalah mengenalnya.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 4:

Mengatasi Efek Tekanan Teman Sebaya

PDF download Unduh PDF
  1. Menjalani hari-hari dengan ketakutan akan ditekan tentu sulit. Mungkin kamu punya teman baik, lalu merasa dikhianati ketika mereka menekanmu melakukan sesuatu. Kamu mungkin bertanya-tanya apakah pertemanan sudah berakhir atau perlu diakhiri. Emosi seperti itu memang sulit. Jadi, gunakan buku harian untuk menuangkan perasaan dan membantu mengatasi stres. [6]
    • Buku harian merupakan sarana yang aman untuk menuangkan pikiran dan perasaan. Tulislah dengan jujur.
    • Baca lagi catatanmu sesekali untuk melihat bagaimana kamu menghadapi masalah di masa lalu dan cara apa yang membantu.
  2. Jika teman saat ini menekanmu dan tidak mau berhenti, mungkin sudah saatnya kamu mencari teman baru. Pertimbangkan interaksi yang baik dan buruk dengan mereka. Jika sepertinya mereka lebih sering menekanmu atau tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti, cari teman baru. Meskipun sulit meninggalkan teman, mungkin akan jauh lebih sulit untuk selalu mengatakan “tidak” setiap saat dan harus menghadapi tekanan tanpa henti.
    • Kamu bisa bertemu orang baru dengan menjadi sukarelawan atau mengikuti latihan karate, les tari, atau kursus lain.
  3. Cara lain menghindari tekanan teman sebaya adalah mengisi waktu dengan aktivitas menyenangkan. Aktivitas memungkinkan Kamu bertemu orang lain dengan minat sama dan membantumu mengisi waktu.
    • Cobalah berbagai aktivitas sampai kamu menemukan yang kamu sukai. Misalnya, cobalah menjahit atau membuat kerajinan kayu, fotografi, hiking , atau bersepeda.
    • Lihat klub apa yang bisa kamu ikuti, seperti klub drama, tim matematika, atau karang taruna. Kamu juga dapat bergabung dengan tim olahraga seperti sepak bola, lari, senam, atau bola voli.
    Iklan
Metode 4
Metode 4 dari 4:

Mencari Dukungan dari Orang Lain

PDF download Unduh PDF
  1. Jika kamu punya teman dengan kemauan yang sama, pergilah ke mana-mana dengannya. Kamu bisa saling memperhatikan dan mengingatkan. Dukung satu sama lain dalam mengambil keputusan yang baik. [7]
    • Misalnya, jika temanmu sulit mengatakan tidak pada tekanan, kamu bisa menengahi dan mengatakan, “Kami baru mau pergi ke mal.”
  2. Jika masalah tekanan ini sudah begitu mengganggu, bicaralah dengan orang yang kamu percaya. [8] Kamu mungkin punya teman yang pernah menghadapi tekanan dan bisa memberi saran. Mereka juga dapat mendukung kamu saat menghadapi tekanan di masa mendatang. Akui bahwa kamu mengalami kesulitan, mereka pasti mau membantu.
    • Misalnya, “Ryan mau menyontek PR-ku, tapi aku enggak mau. Bagaimana cara menghadapi situasi begitu ya?”
  3. Umumnya, orang tua ingin mendukung dan membantu keberhasilan anak. Jika kamu menghadapi tekanan dari teman sebaya, mintalah bantuan dari mereka. Mereka pasti punya saran. Jika tidak, minta mereka mendengarkan dan memahami masalahmu. [9]
    • Paling tidak, orang tua dapat memberi pelukan dan mengatakan bahwa mereka menyayangimu.
    • Meskipun canggung atau sulit untuk bicara dengan orang tua, pikirkan seburuk apa jadinya jika kamu mengatakan telah mengikuti teman-teman dan mendapat masalah serius.
  4. Jika kamu sudah kewalahan dan tidak ada yang bisa membantu, cobalah mengunjungi terapis. Terapis dapat membantumu belajar mengekspresikan perasaan dan membangun kepercayaan diri. [10] Salah satu kelebihan menemui terapis adalah kamu bisa mengatakan apa saja dan terapis tidak akan menghakimi.
    • Cari terapis dengan menghubungi (atau meminta orang tua menghubungi) klinik kesehatan mental atau penyedia asuransi. Kamu juga dapat meminta rekomendasi dari dokter atau teman.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 18.575 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan