Unduh PDF
Unduh PDF
Sebagai seorang orang tua, luapan kemarahan adalah hal yang membuat stres dan frustrasi yang akan Anda hadapi, terutama jika anak Anda Bagaimanapun juga, berdasarkan psikiatris anak, kebanyakan anak tidak melemparkan luapan kemarahan hanya untuk menjadi nakal atau manipulatif. Sebaliknya, teriakan adalah tanda kemarahan dan rasa frustrasi anak ketika mereka tidak menemukan kata-kata yang tepat untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka. Oleh sebab itu, tetap tenang dan belajar untuk mengidentifikasi apa yang benar-benar mengganggu anak Anda akan membantu Anda untuk menangani situasi secara cepat dan efektif.
Langkah
-
Tetaplah tenang untuk menghadapi kemarahan dengan benar. Hal terburuk yang Orang tua dapat lakukan adalah menghadapi luapan kemarahan anak dengan luapan kemarahan juga. Anak membutuhkan pengaruh yang tenang, terutama saat sedang marah, dan jika Anda tidak bisa menyediakannya, Anda tidak bisa mengharapakan mereka untuk tenang. Ambil nafas dalam-dalam dan tunggu beberapa detik sebelum memutuskan untuk mengambil respon.
-
Pastikan Anak mempunyai apa yang dia butuhkan. Ingatlah bahwa kemarahan anak Anda bukanlah cara yang bisa digunakan untuk mendapatkan apa yang “mereka inginkan”, tapi bisa jadi sebagai akibat dari frutrasi, kurangnya kebutuhan akan perhatian Anda, atau bahkan masalah fisik seperti tekanan darah rendah, kesakitan atau masalah pencernaan. Mungkin anak Anda sedang tumbuh gigi, popoknya kotor atau butuh tidur siang. Pada kasus seperti ini, jangan pernah mencoba untuk bernegosiasi dengan Anak, tapi cukup dengan memberikan apa yang mereka butuhkan dan kemarahan akan reda.
- Akan sangat umum jika anak melempar kemarahan saat mereka mengantuk. Waktu tidur siang yang terjadwal dapat membantu mencegah berulangnya kemarahan jika hal ini tampaknya sebagai penyebab.
- Jika Anda sedang bepergian dan mengajak Anak Anda, bawalah selalu cemilan sehat, jadi dia tidak akan meluapkan kemarahan saat dia lapar.
-
Tanyakan apa yang terjadi. Anak hanya ingin didengar, dan meluapkan kemarahan seringkali menjadi cara terbaik yang mereka ketahiu untuk mengespresikan diri mereka. Menyikapi Anak Anda dengan serius dengan bertanya apa yang terjadi dan mendengarkan sebagai repon kemarahan dapat membantu. Pegang Anak Anda dan beri mereka perhatian penuh sehingga mereka punya waktu untuk menjelaskan.
- Bukan berarti bahwa Anda harus menyerah pada apapun keinginan Anak Anda. Poinnya adalah dengan cukup mendengarkan Anak Anda dengan cara yang terhormat, seperti yang Anda lakukan pada orang lain. Baik Anak Anda butuh mainan baru atau tidak mau berangkat ke sekolah, mereka mempunyai hak untuk mengekspresikannya.
-
Beri alasan yang jelas, bukan hanya dengan berkata “tidak” dan “karena saya berkata demikian” biarkannya menjelaskan apa alasannya, membuat anak frustrasi. Anda tidak perlu memberikan alasan panjang-lebar, tapi menyediakan alasan bagi tindakan Anda akan membantu Anak berpikir jernih dan merasa lebih terkontrol pada situasi.
- Sebagai contoh, jika Anda berada di Toko Kelontong dan Anak Anda meluapkan kemarahan karena dia menginginkan sereal manis, ingatkan dia bahwa dia menyukai oatmeal dan buah untuk sarapan, jadi tidak perlu membeli sereal juga.
-
Tawarkan Anak Anda strategi meniru. Sebagai contoh, anak laki-laki/anak perempuan Anda ingin es krim, tapi waktunya terlalu dekat dengan makan malam. Katakan:"Johnny/Alexis, kamu menjadi benar-benar marah sekarang. Tenang, atau kamu harus pergi ke kamarmu." Anda telah memberi mereka pilihan: mengontrol dirinya sendiri atau, jika dia tidak bisa, pindah kan ke tempat dimana dia tidak bisa mempengaruhi Anak lainnya. Jika dia membuat pilihan yang tepat (untuk tenang), ingat untuk memujinya: "Kamu meminta es krim dan Saya menjawab tidak. Saya mau mengucapkan terima kasih karena kamu menjawab tidak."
- Sebaliknya, berikan konsekuansi dan luruskan jika di memilih untuk marah. Bimbing dia ke kamarnya dan tegaskan bahwa dia akan tetap berada di sana sampai dia tenang, sebagai contoh. Hal ini lebih mudah dengan anak usia dua tahun daripada delapan tahun, jadi semakin dini Anda memulai proses pembelajarannya, akan semakin baik.
-
Tahan Sikap Anda. Berempatilah tapi tegas ketika berbicara dengan Anak Anda, dan sekali Anda memberikan penjelasan dengan tenang, jangan mundur. Anak Anda mungkin tidak menjadi tenang dengan seketika, tapi dia akan ingat bahwa meluapkan kemarahan tidak akan mengarah kepada hasil yang memuaskan. Lain kali saat Anak Anda menginginkan sesuatu, dia akan cenderung untuk tidak mengamuk.
-
Ambil langkah untuk mencegah cidera. Beberapa anak dapat menjadi sangat aktif ketika sedang marah. Jika hal ini terjadi, singkirkan benda-benda berbahaya dari tempatnya atau arahkan ke tempat aman.
- Cobalah untuk menghindari menahan Anak saat dia marah, tapi kadang hal ini perlu dan menenangkan. Bersikaplah lembut (jangan gunakan tenaga berlebihan), tapi peganglah dia dengan tegas. Berbicaralah dengan meyakinkan kepada Anak, terutama jika kemarahannya sebagai akibat dari kekecewaan, frustrasi, atau lingkungan yang tidak dikenalnya.
-
Jangan kehilangan kesabaran. Sangat penting untuk memberi contoh perilaku pada Anak Anda. Jika Anda kehilangan kesabaran dan mulai berteriak dan meluapkan kemarahan gaya orang dewasa Anda, Anak Anda akan melihat bahwa ini adalah perilaku yang dapat diterima di rumah Anda. Tidak mudah untuk dilakukan, tapi dengan tetap tenang dan menguasai diri adalah hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk diri sendiri dan Anak Anda. Luangkan beberapa menit untuk mendinginkan suasana bagi diri sendiri jika diperlukan. Biarkan pasangan Anda atau orang lain yang bertanggung jawab untuk menjaga Anak Anda ketika Anda sedang menenangkan diri. Tempatkan Anak Anda di kamarnya dengan pagar di depan pintu jika diperlukan.
- Jangan memukul atau berteriak kepada Anak Anda. Kehilangan kendali diri dengan cara ini hanya akan membuat Anak merasa bingung dan takut kepada Anda. Ini akan mengarah pada hubungan yang tidak sehat dan kurangnya rasa percaya.
- Memberi contoh cara yang baik berkomunikasi dan menangani frustrasi dalam hubungan dengan pasangan Anda juga sangat penting. Hindari bertengkar di depan Anak Anda , atau marah jika hal tidak berjalan seperti yang Anda inginkan.
-
Bantu Anak Anda untuk merasakan dicintai apapun kondisinya. Kadang, Anak meluapkan kemarahan karena mereka hanya ingin cinta dan perhatian lebih. Pengurangan kasih sayang bukan merupakan kebijakan yang baik saat mendisiplinkan Anak. Apapun yang terjadi, Anak Anda seharusnya tahu kalu Anda mencintai mereka tak peduli apapun kondisinya.
- Hindari memarahi Anak atau berkata “Saya sangat kecewa padamu” ketika dia sedang meluapkan kemarahan.
- Peluk Anak Anda dan katakan “Aku menyanyangimu,” bahkan jika Anda sedang sangat frustrasi dengan tingkah lakunya.
Iklan
-
Gunakan kebijakan waktu habis selama masa krisis. Hindari untuk beralasan dengan Anak yang sedang berada di tengah luapan amarah penuh. Berikan dia waktu untuk melampiaskannya. Sebaliknya, berikan Anak susunan kata untuk mengungkapkan emosi yang sedang mereka alami. Gunakan kalimat seperti,"Kamu pasti merasa benar-benar frustrasi karena tidak bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan sekarang," atau, "Kamu pasti merasa sangat lelah setelah hari yang sangat panjang." Hal ini tidak hanya membantu Anak untuk mencerna kata-kata ini nantinya, tapi menunjukkan empati tanpa harus menyerah. Pada titik ini, Anda mungkin menemukan bahwa pilihan terbaik adalah memberi Anak waktu sampai dia tenang.
-
Katakan kepada Anak Anda saatnya “waktu habis” atau “waktu tenang”. Jika Anak usia balita Anda sudah berada pada masa krisis penuh, dan tidak ada cara lain dia akan bersikap responsif dengan percakapan rasional, kadang waktu tenang adalah metode terbaik. Katakan padanya ini saatnya menjadi diam sampai dia bisa tenang dan merasa lebih baik.
- Tetap tenangkan diri Anda untuk menjadi contoh perilaku yang baik bagi Anak Anda.
- Jangan gunakan waktu diam sebagai hukuman atau ancaman, tapi gunakanlah sebagai cara untuk memberikan Anak Anda ruang sehingga dia bisa menjadi tenang.
-
Tempatkan dia di tempat aman. Tempat tidur anak atau tempat aman lainnya di rumah dimana Anda merasa nyaman meninggalkannya sendirian sementara waktu adalah yang terbaik. Tempat itu sebaiknya bebas dari gangguan seperti komputer, TV atau video game. Pilih tempat yang sepi dan tentram yang dapat member pengaruh perasaan tenang pada Anak.
- Jangan kunci Anak di dalam kamar. Hal ini dapat berbahaya dan dapat diartikan sebagai hukuman.
-
Jelaskan kepada Anak bahwa Anda akan berbicara dengan dia saat dia sudah tenang. Hal ini akan membantu Anak Anda untuk mengerti bahwa Anda mengabaikannya karena perilakunya tidak dapat diterima, bukan karena Anda tidak peduli padanya. Ketika Anak Anda sudah tenang, penuhi bagian Anda dengan mendiskusikan kemarahan dan keprihatinan Anak.
-
Berbicara jika sudah waktunya. Ketika Anak Anda tidak lagi memiliki kecocokan, bicarakan tentang apa yang terjadi. Tanpa memarahi Anak Anda atau dengan nada menuduh, tanyakan mengapa dia marah. Berikan pengertian yang jelas tentang cerita dari sisi Anda.
- Sangatlah penting untuk tidak memperlakukan Anak Anda sebagai musuh, meskipun Anda sedang marah kepadanya. Peluk Anak Anda dan berbicaralah dengan penuh kasih sayang bahkan ketika Anda menjelaskan bahwa kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan.
-
Konsisten. Anak membutuhkan struktur untuk merasa aman dan terlindungi akan hidup mereka. Jika mereka tidak pernah yakin akan apa yang akan terjadi jika mereka berperilaku dengan cara tertentu, mereka akan mulai berperilaku tidak pantas. Gunakan “waktu habis” atau “waktu diam” setiap kali Anak Anda meluapkan kemarahan. Dia akan segera belajar bahwa berteriak dan menendang tidak seefektif membicarakan segala sesuatu.
-
Cobalah untuk mencatat trik waktu habis. Jika Anda merasa tidak nyaman menaruh Anak Anda di ruang atau tempat berbeda, Anda tetap bisa memfasilitasi waktu habis dengan cara mengalihkan perhatian Anda di tempat lain. Ketika Anak Anda sedang meluapkan kemarahan, katakan padanya Anda akan menuliskannya. Ambil buku jurnal dan tulislah apa yang terjadi dan bagaimana perasaan Anda. Minta kepada Anak Anda untuk memberitahu apa yang dia rasakan sehingga Anda bisa menuliskannya juga. Anak Anda mungkin ingin terlibat pada apa yang Anda lalukan, dan akan segera lupa untuk berteriak dan menangis.Iklan
-
Lihat jika Anda dapat menangani Anak Anda. Beda Anak beda respon dengan metode pendisiplinan. Cobalah beberapa hal berbeda dan lihat mana yang tampaknya berhasil. Jika Anak Anda tetap meluapkan kemarahan tidak peduli apapun yang Anda lakukan, Anda mungkin ingin mendapat bantuan dari luar dari seorang dokter atau terapis., yang dapat memberi lebih banyak ide yang sesuai dengan kebutuhan spesifik Anak Anda.
-
Lihat apakah kemarahannya terkait dengan faktor lingkungan. Stimulan lingkungan tertentu dapat mengakibatkan Anak Anda memiliki lebih banyak kemarahan dari biasanya. Kadang Anak memiliki sensitifitas pada makanan tertentu (terutama gula), cahaya, kerumunan besar, musik, atau faktor lain yang dapat melukai mereka dan menyebabkan amarahnya meluap menjadi frustrasi.
- Perhatikan waktu, kapan Anak Anda marah, dan lihat apakah kemarahannya itu terkait dengan sesuatu pada lingkungan. Singkirkan stimulan dan lihat apakah hal ini membantu.
- Dapatkan saran ahli jika Anda mengalami kesulitan mencari tahu apa yang menjadi penyebab kemarahan Anak.
-
Lihat jika kemarahan bertahan selagi Anak bertambah dewasa. Kebanyakan Anak akhirnya terbebas dari luapan amarah saat mereka belajar bentuk lain berkomunikasi yang lebih efektif. Jika Anak Anda tetap meluapkan kemarahan seperti saat masa balita, mungkin ada sesuatu yang terjadi yang perlu ditangani. Pertimbangkanlah untuk membawa Anak Anda ke dokter atau terapis untuk melihat penyebabnya secara lebih mendalam.
- Bawa Anak Anda ke dokter jika kemarahannya sering atau berbentuk kekerasan. Jika Anak Anda meluapkan kemarahan beberapa kali dalam sehari, atau jika kemarahannya berbentuk kekerasan dan melelahkan, adalah ide yang bagus untuk mempertemukan Anak Anda dengan ahli untuk mengetahui apakah Anak Anda memiliki kebutuhan yang belum terpenuhi. Kekerasan, kemarahan yang sering biasanya merupakan gejala dari masalah perkembangan.
Iklan
Tips
- Rancang Anak Anda untuk berhasil, bukan gagal. Misalnya, jika Anda tahu ini adalah hari yang sangat panjang dan dia belum makan semenjak jam makan siang, mungkin sebaiknya menunggu sampai keesokan hari untuk pergi ke toko kelontong. Jika itu bukanlah suatu pilihan, cobalah untuk melibatkan Anak Anda ketika sedang berbelanja, dan masuk dan keluar dengan cepat. Ingatlah betapa mereka masih kecil dan masih belajar untuk bersabar!
- Jika Anda berada di tempat umum, kadang solusi terbaik adalah cukup dengan pergi, bahkan mungkin Anda harus menggendong Anak Anda yang sedang menendang dan berteriak. Tetap tenang, dan ingat bahwa Anak Anda berperilaku dari tempat yang penuh emosi, bukan penuh alasan.
- Dengan kontak mata dan nada suara normal, katakan bahwa Anda akan mendengarkan setelah Anda membayar belanjaan keluarga, sebut nama. Sebagai contoh, berikan Anak sebuah barang, katakan itu benda kesukaan Ayah, lalu taruh di ban berjalan dan ucapakan terima kasih kepada kasir. Berikan sesuatu pada Anak, taruh di ban berjalan, dan ucapkan terima kasih jika dia melakukannya. Buat dia merasa dia telah melakukan sesuatu dengan baik dan sambil tersenyum mengatakan , "Aku suka saat kamu membantu Ibu." Berikan dia senyuman sayang.
- Kata terakhir, jangan pernah berteriak atau berkata kasar kepada Anak Anda ketika Anda ingin mereka berhenti meluapkan kemarahannya. Jelaskan kepada mereka apa yang mereka lakukan, kenapa Anda tidak menyetujuinya, dan sarankan cara lain untuk mengespresikan dirinya. Sebagai contoh, "Sean,kamu berteriak dan memukul , dan itu tidak baik. Ketika kamu berteriak dan memukul, itu membuat orang lain menjadi sangat jengkel. Saya ingin kamu berhenti berteriak dan memukul, dan berbicara kepada Saya. Saya ingin tahu apa yang mengganggumu, tapi Saya tidak bisa mendangar kata-katamu jika kamu berteriak."
- Perlu dicatat bahwa Anak dengan kesulitan perkembangan mungkin tidak selalu paham dengan instruksi verbal. Anak dengan tantangan perkembangan seringnya dapat mengulang kembali instruksi tapi masih punya kesulitan mengubah intruksi tersebut menjadi suatu aksi. Jika Anda mengalami hal ini, cobalah untuk membuat tabel visual apa yang seharusnya Anda inginkan terjadi. Potong gambar dari majalah atau gambar sebuah tabel dengan figur yang ditempel dan pelajarilah dengan Anak Anda. Anak mungkin akan bisa mengerti dengan baik jika dia melihat gambar sebagai tambahan instruksi verbal.
- Setiap Anak berbeda dan juga situasi atau skenerionya. Ini bukanlah akhir dari semua , menjadi semua jawaban. Anda, sebagai orang tua, memegang kendali. Tetap tenang dan terkontrol. Jika Anda menemukan diri Anda menjadi marah, terganggu, frustrasi, terlukai, dsb, cobalah untuk membuat diri Anda keluar dari situasi terlebih dahulu dan tenanglah sebelum Anda mencoba membuat Anak Anda tenang.
- Sebuah kemarahan bukanlah sebuah manipulasi kecuali Anda membiarkannya demikian. Dan seringnya, sebuah kemarahan bukanlah semata-mata tentang apa yang terjadi akhir-akhir ini; ini bisa terjadi karena pelepasan frustrasi terpendam selama berhari-hari yang seharga dengan perjuangan untuk melakukan hal dengan benar, dan belajar untuk menjadi anak kecil yang diajak bersosialisasi.
- Punya rencana: ketika berhadapan dengan tempat bermasalah, seperti kasir toko kelontong, diskusikan situasi dengan Anak Anda sebelum waktunya. Sebagai contoh: "(nama Anak), beberapa waktu terakhir kita selalu mempunyai masalah saat berada di kasir. Mulai sekarang, ini yang harus kita lakukan: ketika Kamu berada di kasir, Aku akan membiarkan Kamu memilih sebungkus permen karet jika kamu bisa menahan dirimu. Jika Kamu berteriak karena kamu ingin lebih, maka kamu tidak akan mendapatkan permen karet. Sekarang, (nama Anak Anda), katakan padaku apa yang seharusnya kita lakukan?" (Anak seharusnya mengulangi petunjuk kembali kepada Anda). Sekali rencana ini dimengerti oleh kalian berdua, tidak perlu lagi mengulanginya pada saat di kasir. Jika (nama Anak) bertingkah, dia akan diberi imbalan sesuai yang direncanakan; jika tidak, dia tidak mendapatkannya. Dia sudah tahu aturannya.
- Pada saat tertentu, Anak perlu menerima tidak adalah tidak. Namun, jika mereka sudah cukup dewasa untuk mengerti, jelaskan mengapa mereka tidak bisa berperilaku seperti itu.
Iklan
Peringatan
- Jangan bersembunyi untuk menghindari rasa malu, yang akan mengajarkan pada Anak untuk melakukannya di depan umum. Meskipun oran tua merasa bahwa mereka mengawasi anak setiap saat, ketika Anak mereka bertingkah di depan umum, kenyataannya kebanyakan dari orang-orang yang tidak melihat berkata "teruskan," ketika mereka melihat orang tua menetapkan batas yang masuk akal bagi Anak mereka.
- Jangan berharap perilaku yang tidak sesuai dengan usia. Sebagai orang tua, Anda tidak seharusnya menerima perilaku kasar atau menyakitkan dan Anda sebaiknya menetapkan batasan, tetapi sadarlah dengan apa yang normal bagi Anak seusia Anak Anda. Ingatlah bahwa fasenya akan berlalu, dan tugas Anda adalah untuk membimbing dan memberi kasih sayang kepada mereka, bukan memaksa mereka untuk fase berikutnya.
- Memiliki Anak yang manja dapat membuat hal-hal semakin buruk jika Anda berada dalam tekanan. Sebagai contoh, jika Anda memiliki tanggung jawab untuk membayar tagihan dan hipotek, balita yang sedang berteriak tidak membuat hidup menjadi mudah untuk Anda. Pergilah ke tempat dimana Anda dapat melampiaskan amarah Anda. Ingat, jangan pernah, dalam keadaan apapun juga, melampiaskan amarah Anda kepada Anak karena keadaan sulit yang sedang Anda alami bukanlah kesalahan Anak.
- Jangan pernah menyerah kepada Anak Anda (saat dia marah), ini adalah tanda bahwa mereka telah menang dan bahwa mereka memegang kendali. Belajar untuk mengendalikan mereka saat berada di rumah dan Anda akan memiliki sedikit kesempatan untuk dipermalukan di depan umum. Anda mungkin mencoba untuk “menyerah” pada mereka saat ada masalah kecil, yang akan membuat mereka merasa memiliki kendali yang lebih besar, hal itu mengurangi kemarahan, saat mereka melihat bahwa dengan menjadi tenang akan mendapat penghargaan!
- Jika Anda telah mencoba strategi yang tertulis di artikel ini tetapi Anak Anda masih sering mengamuk, mungkin inilah saatnya untuk mencari bantuan dengan ahli yang akan menolong Anda mengerti Anak Anda dan mengetahui bagaimana bekerja sama dengan mereka. Anak dengan perkembangan atau kesulitan lainnya mungkin membutuhkan keahlian dan ketrampilan dari spesialis. Jelaskan kepada ahli apa yang Anda dan Anak Anda alami. Bawa artikel seperti ini dengan Anda dan tunjukkan pada ahli taktik apa yang sudah Anda coba dan ceritakan bagaimana keberhasilannya. Sang ahli mungkin punya pendapat lain atau mungkin merekomendasikan evaluasi lebih lanjut.
- Jangan pernah memukul atau menyiksa Anak Anda. Jika Anda memilih untuk menggunakan hukuman fisik, lakukanlah setenang mungkin dan secara bertanggung jawab. Selalu didik diri Anda pada undang-undang tentang hukuman fisik di tempat Anda tinggal sebelum memberi hukuman.
- Jangan sering bergantung pada pengalih pemenuhan (seperti permen karet) untuk membuat Anak kecil lepas dari amarah. Ajari Anak untuk tidak meluapkan kemarahan, dan dia akan dengan cepat berkembang dengan mekanisme meniru lainnya. Namun, beberapa Anak mungkin memiliki kemarahan, karena mungkin lebih menarik dan lebih emosional. Sama seperti orang dewasa, beberapa Anak tenang, sementara yang lain lebih dramatis. Kemarahan yang baik melepaskan energi, frustrasi dan kemarahan yang terpendam. Hal ini wajar. Jika Anda mengajari Anak Anda untuk “memendam” emosi mereka, ini menciptakan orang dewasa yang tidak bisa menyatakan perasaannya!
- Tergantung pada situasinya, jika Anda butuh untuk menempatkan Anak Anda pada “waktu habis” maka lakukanlah demikian. TIDAK PERNAH dibenarkan untuk memukul Anak Anda. Mendisiplinkan Anak Anda dengan cara fisik atas kemarahan mereka hanya akan mengajarkan mereka untuk menggunakan kekuatan fisik pada orang lain (menampar, menendang, meninju, dll.)
Iklan
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 26.499 kali.
Iklan