PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Apnea adalah gangguan tidur yang memengaruhi cara manusia bernapas ketika tidur. Orang yang mengalami apnea tidur memiliki gangguan pola pernapasan atau jeda (disebut apnea) yang bisa berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa menit, serta dapat menyebabkan masalah kesehatan serius. Apnea menghalangi penderitanya untuk tidur dengan nyenyak dan mungkin mengakibatkan kelambanan refleks, melemahnya konsentrasi, dan mengantuk di siang hari. Kondisi ini juga dapat menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius seperti diabetes, penyakit jantung, strok, dan lain-lain. [1] Mengenali gejala apnea tidur akan membantu Anda mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Mengenali Gejala Apnea Tidur

PDF download Unduh PDF
  1. Jika ada dugaan Anda mengalami apnea tidur, Anda perlu memantau bagaimana Anda tidur untuk mencari gejala-gejalanya. Mempelajari tidur secara profesional adalah metode utama untuk menentukan apakah Anda memang menderita apnea tidur, tetapi menyampaikan gejala-gejala Anda kepada dokter juga akan membantunya membuat diagnosis.
    • Mintalah pasangan untuk memberi masukan tentang pola tidur Anda, khususnya jika kondisi itu mengganggu tidurnya.
    • Jika tidur sendiri, rekamlah diri Anda ketika tidur dengan alat perekam video atau audio, atau buatlah jurnal tidur supaya Anda dapat mencatat jam-jam yang Anda lewatkan di tempat tidur, setiap kali terjaga di tengah malam, dan bagaimana perasaan Anda pagi harinya.
  2. Dengkuran keras adalah salah satu gejala utama apnea tidur, khususnya tipe obstruktif (yang terjadi ketika otot-otot di kerongkongan terlalu rileks). [2] Dengkuran Anda dianggap keras jika mengganggu tidur orang di kamar atau rumah yang sama. Dengkuran keras akan membuat Anda mengalami kelelahan ekstrem dan mengantuk di siang hari, sementara dengkuran normal tidak akan memengaruhi kesehatan di siang hari. [3]
  3. Penderita apnea tidur sering terbangun tiba-tiba karena sesak napas. Saat bangun, mereka juga mungkin tersedak, mendengus, atau megap-megap. Anda mungkin bahkan tidak menyadari beberapa gejala ini ketika tidur, tetapi bangun dengan sulit bernapas adalah indikator kuat bahwa Anda menderita apnea tidur. [4]
  4. Penderita apnea tidur merasa kekurangan energi yang ekstrem, lesu, atau mengantuk di siang hari terlepas dari berapa lama dia tidur. Penderita apnea tidur bahkan bisa jatuh tertidur ketika melakukan hal penting seperti bekerja atau mengemudikan mobil. [5]
  5. Wajar bagi penderita apnea tidur apabila terbangun dengan tenggorokan sakit atau mulut kering karena mendengkur. Jika Anda sering terbangun dengan mulut kering dan/atau tenggorokan sakit, mungkin itu adalah tanda apnea tidur. [6]
  6. Sakit kepala di pagi hari biasa terjadi pada orang yang menderita apnea tidur. Jika Anda memperhatikan bahwa Anda sering bangun dengan kepala sakit, Anda mungkin menderita apnea tidur. [7]
  7. Penderita apnea tidur sering kali merasa sulit tidur nyenyak atau bahkan tidak bisa tidur sama sekali. Jika Anda sulit tidur atau tidur tanpa terjaga, bisa saja itu adalah tanda apnea tidur. [8]
  8. Wajar bagi penderita apnea tidur jika menjadi pelupa, mengalami masalah konsentrasi, dan perubahan suasana hati. Jika Anda sering mengalami satu atau beberapa masalah ini, bisa jadi itu adalah gejala apnea tidur. [9]
  9. Apnea tidur dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, jadi Anda perlu mendapatkan diagnosis dan memulai perawatan sesegera mungkin. Jika dokter menduga Anda menderita apnea tidur, dia akan melakukan studi tidur atau polisomnografi untuk membuat diagnosis final. [10]
    • Studi akan dilakukan di laboratorium tidur untuk kasus rumit atau di rumah untuk kasus yang lebih sederhana.
    • Selama studi, Anda akan dihubungkan dengan alat pemantauan yang akan merekam aktivitas otot, otak, paru-paru, dan jantung Anda ketika tidur. [11]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Mempertimbangkan Faktor Risiko

PDF download Unduh PDF
  1. Pria lebih cenderung menderita apnea tidur daripada wanita. Risiko bagi kedua gender bertambah seiring usia. [12] Orang yang berusia di atas 65 tahun atau wanita yang sudah mengalami menopause cenderung lebih mungkin menderita apnea tidur. [13]
    • Risiko mengalami apnea tidur sentral, yaitu kondisi otak gagal mengisyaratkan otot pernapasan untuk bekerja, meningkat ketika Anda memasuki usia paruh baya. [14]
    • Keluarga yang memiliki riwayat apnea tidur juga meningkatkan risiko Anda, khususnya tipe yang paling umum, yaitu apnea tidur obstruktif, [15]
    • Pria Afrika-Amerika dan Amerika Latin mungkin lebih berisiko menderita apnea tidur. [16]
  2. Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko menderita apnea tidur. Orang yang obesitas empat kali lebih mungkin menderita apnea tidur obstruktif, kira-kira setengah penderita apnea tidur obstuktif kelebihan berat badan. [17] [18]
    • Orang yang lehernya lebih besar juga memiliki risiko apnea tidur obstruktif yang lebih tinggi. Bagi pria, lingkar leher 43 cm atau lebih akan meningkatkan risiko. Risiko meningkat untuk wanita dengan lingkar leher 38 cm atau lebih. [19]
  3. Risiko apnea tidur lebih tinggi pada orang-orang dengan kondisi medis tertentu. Risiko apnea tidur dikaitkan dengan kondisi berikut: [20]
    • Diabetes
    • Sindrom metabolik
    • Sindrom ovarium polikistik
    • Strok atau penyakit jantung
    • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
    • Gagal jantung kongestif
    • Kehamilan
    • Penyumbatan hidung kronis
    • Fibrosis paru
    • Akromegali (tingginya kadar hormon pertumbuhan) [21]
    • Hipotiroidisme (rendahnya kadar hormon tiroid) [22]
    • Rahang bagian bawah kecil atau saluran napas sempit
    • Penggunaan obat pereda nyeri jenis narkotika
  4. Perokok tiga kali lebih mungkin menderita apnea tidur obstruktif dibanding bukan perokok. [23] Merokok berpengaruh negatif pada kesehatan tubuh, jadi bicaralah dengan dokter untuk berhenti merokok secepatnya.
    • Merokok akan meningkatkan resistansi saluran napas sehingga mempersulit Anda bernapas. Rokok elektrik atau vaping juga meningkatkan risiko apnea tidur. [24]
  5. Anak-anak juga dapat mengalami apnea tidur. Seperti orang dewasa, anak-anak yang kelebihan berat badan juga memiliki risiko apnea tidur yang lebih tinggi. [25]
    • Anak-anak mungkin memiliki amandel lebih besar yang meningkatkan risikonya mengalami apnea tidur. Amandel yang membesar bisa jadi merupakan akibat infeksi. Pembesaran amandel mungkin tidak menimbulkan gejala, atau bisa menyebabkan tenggorokan sakit, sulit bernapas, mendengkur, atau infeksi telinga atau sinus yang terjadi berulang. [26]
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Mengatasi Apnea Tidur

PDF download Unduh PDF
  1. Dokter mungkin memberikan perawatan continuous positive airway pressure , atau CPAP, yaitu alat untuk membantu mengatur napas. Anda perlu memakai alat ini setiap malam untuk membantu mengatur napas ketika tidur. Mungkin dokter juga akan memberi rekomendasi lain tentang gaya hidup yang dapat menghilangkan atau paling tidak mengurangi gejala apnea tidur.
  2. Karena kelebihan berat badan dapat menyebabkan apnea tidur, menurunkan beberapa kilo bisa membantu mengatasinya. Pastikan Anda meminta nasihat dokter sebelum memulai program penurunan berat badan dan ikuti rekomendasi dokter untuk menurunkan berat badan dengan sehat. [27]
  3. Gejala apnea tidur obstruktif dapat membaik dengan olahraga sedang 30 menit setiap hari. Cobalah jalan kaki dengan kecepatan yang nyaman selama 30 menit per hari untuk memulai dan tingkatkan aktivitas Anda perlahan-lahan sesuai yang bisa ditoleransi. [28]
  4. Zat kimia ini mengganggu pola pernapasan karena membuat kerongkongan mengendur. Dengan mengurangi atau menghentikan asupan zat kimia tersebut, Anda dapat melihat perbaikan dalam gejala apnea tidur. Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum berhenti menggunakan obat yang diresepkan. [29]
  5. Merokok dapat meningkatkan retensi cairan dalam kerongkongan dan saluran udara atas serta menambah inflamasi di area yang sama. Efek tersebut dapat semakin memperparah apnea tidur obstruktif. [30] Bicaralah dengan dokter untuk meminta bantuan serta informasi tentang program berhenti merokok di daerah Anda.
  6. [31] Tidur dalam posisi menyamping atau tengkurap akan mengurangi atau menghilangkan gejala apnea tidur. Apabila tidur telentang, lidah dan langit-langit mulut cenderung akan memblokir saluran napas dan dapat menyebabkan apnea tidur. Cobalah menempatkan bantal di belakang tubuh atau merekatkan bola tenis di belakang atasan piama untuk mencegah diri Anda berguling telentang. [32]
  7. Bagi sebagian orang, penggunaan semprotan hidung atau obat alergi dapat membantu membuka saluran hidung di malam hari sehingga mereka dapat bernapas dengan lebih mudah. Bicaralah dengan dokter tentang apakah ini pilihan yang baik untuk Anda. [33]
    Iklan
  1. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sleep-apnea/basics/tests-diagnosis/con-20020286
  2. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sleep-apnea/basics/tests-diagnosis/con-20020286
  3. http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/sleepapnea/atrisk
  4. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sleep-apnea/basics/risk-factors/con-20020286
  5. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sleep-apnea/basics/risk-factors/con-20020286
  6. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/obstructive-sleep-apnea/basics/risk-factors/con-20027941
  7. http://www.sleepapnea.org/learn/sleep-apnea.html
  8. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sleep-apnea/basics/risk-factors/con-20020286
  9. http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/sleepapnea/atrisk
  10. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sleep-apnea/basics/risk-factors/con-20020286
  11. http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/sleepapnea/atrisk
  12. http://healthysleep.med.harvard.edu/sleep-apnea/what-is-osa/risk-factors
  13. http://healthysleep.med.harvard.edu/sleep-apnea/what-is-osa/risk-factors
  14. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sleep-apnea/basics/risk-factors/con-20020286
  15. https://www.sleepapnea.com/blog/post/84224491761/e-cigarettes-not-better-for-breathing-by
  16. http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/sleepapnea/atrisk
  17. http://www.merckmanuals.com/home/children-s-health-issues/ear-nose-and-throat-disorders-in-children/enlarged-tonsils-and-adenoids
  18. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sleep-apnea/basics/lifestyle-home-remedies/con-20020286
  19. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sleep-apnea/basics/lifestyle-home-remedies/con-20020286
  20. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sleep-apnea/basics/lifestyle-home-remedies/con-20020286
  21. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sleep-apnea/basics/lifestyle-home-remedies/con-20020286
  22. http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/sleepapnea/treatment
  23. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sleep-apnea/basics/lifestyle-home-remedies/con-20020286
  24. http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/sleepapnea/treatment

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 1.693 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan