Penelitian menunjukkan bahwa gonore, yang merupakan salah satu bentuk penyakit menular seksual (PMS), mungkin tidak akan disertai oleh gejala apa pun. Alhasil, mengidentifikasi kemunculannya pun tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Namun, pahamilah bahwa umumnya gejala gonore akan terlihat di berbagai bagian tubuh, termasuk area genital, sistem reproduksi, rektum, mata, dan persendian. [1] X Sumber Tepercaya Mayo Clinic Kunjungi sumber Para ahli menyatakan bahwa beberapa gejala gonore yang paling lazim terjadi adalah munculnya sensasi nyeri atau terbakar ketika berkemih, keluarnya cairan abnormal dari area genital, terjadinya nyeri atau pembengkakan pada testis pria, serta terjadinya perdarahan abnormal di luar masa haid pada wanita. [2] X Sumber Tepercaya Centers for Disease Control and Prevention Kunjungi sumber Jika merasa mengalami salah satunya, segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat!
Langkah
-
Pahamilah bahwa infeksi gonore bisa menimbulkan gejala yang berbeda pada pria dan wanita. Secara khusus, 50% wanita penderita gonore tidak menunjukkan gejala apa pun. Sementara itu, 9 dari 10 pria umumnya akan mengalami gejala yang spesifik. Beberapa bentuk gejala yang lazim dialami oleh pria maupun wanita adalah munculnya rasa nyeri saat berkemih, keluarnya cairan abnormal dari area genital, serta munculnya rasa nyeri di area pelvis dan/atau perut bawah. [3] X Teliti sumber
-
Pahami proses penularan gonore. Sejatinya, penyakit gonore bisa terjadi kepada mereka yang melakukan hubungan seksual melalui vagina, anus, atau secara oral dengan pasangan yang mengalami infeksi bakteri tersebut. Kuncinya adalah kontak langsung! Selain itu, wanita hamil yang mengalami penyakit gonore juga bisa menularkan infeksi tersebut kepada janinnya ketika melahirkan. [4] X Sumber Tepercaya Centers for Disease Control and Prevention Kunjungi sumber
- Lakukan langkah pencegahan yang diperlukan, seperti dengan mengenakan kondom atau dental dam ketika berhubungan seksual, serta membatasi jumlah pasangan seksual yang Anda miliki.
-
Pahami masalah yang akan terjadi jika infeksi gonore tidak diobati. Pada dasarnya, gonore dapat memicu terjadinya berbagai jenis komplikasi kesehatan. Pada wanita, gonore dapat menyebabkan terjadinya penyakit radang panggul ( Pelvic Inflammatory Disease /PID), yang secara khusus akan terjadi jika infeksi telah menyebar ke uterus atau tuba falopi. Jika tidak segera diobati, PID dapat menyebabkan munculnya rasa nyeri yang kronis di area pelvis dan kehamilan di luar kandungan. Selain itu, PID juga bisa merusak organ reproduksi wanita dan membuat mereka mengalami masalah kesuburan, serta memudahkan terjadinya penularan HIV. Sementara itu, gonore berkepanjangan pada pria dapat menimbulkan sensasi nyeri yang permanen saat berkemih. [5] X Sumber Tepercaya US Department of Health and Human Services Kunjungi sumber
-
Periksakan diri ke dokter. Ingat, gonore bukanlah penyakit yang bisa diobati dengan obat-obatan alami atau sekadar dengan menjaga kebersihan diri. Jika saat ini Anda tergolong aktif secara seksual atau merasa pernah berhubungan seksual dengan seseorang yang mengalami infeksi gonore, segeralah memeriksakan diri ke dokter. [6] X Teliti sumber
-
Waspadai sensasi terbakar ketika buang air kecil. Salah satu gejala gonore yang paling umum dialami oleh pria maupun wanita adalah munculnya sensasi nyeri atau terbakar saat berkemih. Meski bisa hilang dengan sendirinya, umumnya sensasi yang muncul terasa sangat nyeri sehingga membuat Anda merasa harus memeriksakan diri ke dokter. [7] X Sumber Tepercaya Centers for Disease Control and Prevention Kunjungi sumber
-
Waspadai keluarnya cairan yang abnormal dari area genital. Baik pada pria maupun wanita, infeksi gonore dapat memicu pengeluaran cairan yang kental dan berwarna kekuningan hingga kehijauan dari area genital. Secara khusus, cairan tersebut diproduksi oleh bakteri gonore itu sendiri, dan merupakan cara tubuh untuk mengeluarkan objek yang dianggap asing. Pada wanita, pengeluaran cairan juga bisa disertai dengan perdarahan di luar masa haid. [8] X Teliti sumber (Margaret Gradison, MD MHS-CL, Pelvic Inflammatory Disease, American Family Physician 2012 April 85 (8) 791-79
- Jika vagina memproduksi cairan yang abnormal , segeralah memeriksakan diri ke dokter!
-
Waspadai nyeri pada pelvis dan area perut bawah. Kondisi tersebut mungkin menyertai PID, yang merupakan salah satu gejala gonore paling umum pada wanita. Jika terjadi peradangan pada panggul, kemungkinan besar tubuh juga akan mengalami demam dengan suhu melebihi 38 derajat Celsius! Sejauh ini, terdapat 750.000 diagnosis PID setiap tahunnya, dan 10% penderitanya terbukti mengalami masalah kesuburan. [9] X Teliti sumber Margaret Gradison, MD MHS-CL, Pelvic Inflammatory Disease, American Family Physician 2012 April 85 (8) 791-76
-
Waspadai area genital yang terasa nyeri atau membengkak. Baik pada pria maupun wanita, gonore dapat menyebabkan terjadinya peradangan di area genital.
-
Waspadai rasa nyeri saat buang air besar. Baik pada pria maupun wanita yang melakukan hubungan seksual melalui anus, gonore dapat memunculkan gejala seperti keluarnya cairan abnormal dari anus dan rasa nyeri ketika buang air besar. Secara khusus, diare yang rutin dan persisten juga dapat menjadi gejala gonore anal. Jika merasa mengalami salah satunya, segeralah memeriksakan diri ke dokter! [12] X Sumber Tepercaya Centers for Disease Control and Prevention Kunjungi sumber
-
Waspadai masalah kesulitan menelan. Gonore faringitis atau infeksi gonore yang terjadi di mulut, umumnya disertai oleh gejala seperti radang tenggorok, kesulitan menelan, keluarnya cairan kekuningan atau keputihan, serta munculnya warna kemerahan di area tertentu. Gejala tersebut sejatinya sama pada pria dan wanita. Meski penderita gonore oral biasanya tidak menularkan infeksinya kepada orang lain, risiko penularan tetap ada jika terjadi kontak langsung dengan area mulut belakang. Secara khusus, berciuman umumnya tidak menjadi media penularan, tetapi kontak dengan area di antara faring dan bagian tubuh lain memiliki risiko penularan yang patut diwaspadai. [13] X Teliti sumber
- Sebagian besar orang yang mengalami gonore oral menyalahpahami kondisi yang terjadi sebagai gejala radang tenggorok atau selesma biasa. Dengan kata lain, diagnosis gonore oral hanya akan mereka terima dan ketahui setelah memeriksakan diri ke dokter.
-
Periksakan diri ke dokter. Jika Anda adalah seorang wanita yang merasa mengalami gejala gonore atau memiliki faktor risiko penunjangnya, jangan ragu memeriksakan diri ke dokter. Pada dasarnya, banyak penderita gonore berjenis kelamin wanita tidak merasakan gejala apa pun, atau mengalami kondisi nonspesifik yang dapat dengan mudah disalahpahami sebagai gejala penyakit lain.
- Penyakit gonore hanya bisa disembuhkan melalui pengobatan medis. Jika tidak segera diobati, dikhawatirkan akan timbul berbagai masalah kesehatan lanjutan yang serius, seperti nyeri kronis dan masalah kesuburan pada pria maupun wanita. Cepat atau lambat, infeksi gonore yang tidak terobati dapat menyebar ke dalam darah dan sendi, sehingga berpotensi membahayakan nyawa penderitanya.
-
Lakukan pemeriksaan medis. Kemungkinan besar, dokter akan mengambil sampel urine atau melakukan usap serviks, vagina, rektum, uretra, tenggorok, atau lokasi lain yang dicurigai mengalami infeksi bakteri gonore. Dewasa ini, ada beberapa jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengidentifikasi eksistensi bakteri gonore neisseria . [14] X Teliti sumber Lori Newman, John Moran, Kimberly Workowski, Update on the Management of Gonorrhea in Adults in the United States, Journal of Clinical Infectious Disease 2007, 44 Supp 3 S84-S101
- Jika yang dibutuhkan oleh dokter adalah sampel urine, pastikan Anda tidak buang air kecil, setidaknya selama 2 jam sebelum pemeriksaan dilakukan untuk mencegah bakteri ikut terbuang bersama urine sebelum diperiksa oleh dokter. Jangan khawatir, sebagian besar metode pemeriksaan bisa diselesaikan dalam waktu beberapa hari saja, kok .
-
Konsultasikan komplikasi yang mungkin terjadi kepada dokter. Dalam beberapa kasus, bakteri gonore dapat meninggalkan dampak negatif yang bersifat jangka panjang. Misalnya, wanita mungkin akan mengalami servisitis, abses pada tuba ovarium, atau bahkan kehamilan di luar kandungan. [15] X Teliti sumber Lori Newman, John Moran, Kimberly Workowski, Update on the Management of Gonorrhea in Adults in the United States, Journal of Clinical Infectious Disease 2007, 44 Supp 3 S84-S101 Sementara itu, pria mungkin akan merasakan nyeri yang tak kunjung hilang di area epididimis (saluran di dalam skrotum yang menghubungkan testikel dengan vas deferens) selama maksimal enam minggu setelah infeksi terjadi. [16] X Teliti sumber
-
Lakukan pengobatan medis. Sejauh ini, obat yang umumnya diberikan kepada penderita gonore adalah suntikan ceftriaxone berdosis 250 mg dan 1 gram azithromycin yang harus dikonsumsi secara oral. Jika ceftriaxone tidak tersedia, biasanya dokter akan memberikan 400 mg cefixime dalam dosis tunggal dan 1 gram azithromycin . [17] X Sumber Tepercaya Centers for Disease Control and Prevention Kunjungi sumber
- Oleh karena beberapa jenis bakteri gonore memiliki resistansi terhadap obat-obatan tersebut, Anda mungkin perlu mengonsumsi antibiotik tambahan untuk meningkatkan efektivitasnya.
- Kemungkinan besar, Anda perlu kembali melakukan pemeriksaan gonore setelah satu bulan untuk mengidentifikasi efektivitas pengobatan yang telah dijalankan, serta mengevaluasi perlu atau tidaknya dilakukan metode pengobatan lain yang lebih mujarab. Selain itu, pemeriksaan gonore juga harus kembali dilakukan kapan pun pasangan seksual Anda berganti.
-
Tunggulah setidaknya tujuh hari pascapengobatan untuk kembali melakukan hubungan seksual. Dengan kata lain, pastikan tubuh Anda telah benar-benar bersih dari bakteri tersebut untuk mencegah terjadinya penularan lanjutan ke orang lain. [18] X Sumber Tepercaya Centers for Disease Control and Prevention Kunjungi sumber
Referensi
- ↑ https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gonorrhea/symptoms-causes/syc-20351774
- ↑ https://www.cdc.gov/std/gonorrhea/stdfact-gonorrhea.htm
- ↑ http://www.brown.edu/Student_Services/Health_Services/Health_Education/sexual_health/sexually_transmitted_infections/gonorrhea.php
- ↑ http://www.cdc.gov/std/gonorrhea/stdfact-gonorrhea.htm
- ↑ http://www.hhs.gov/opa/reproductive-health/stis/gonorrhea/
- ↑ http://www.brown.edu/Student_Services/Health_Services/Health_Education/sexual_health/sexually_transmitted_infections/gonorrhea.php
- ↑ http://www.cdc.gov/std/gonorrhea/stdfact-gonorrhea.htm
- ↑ (Margaret Gradison, MD MHS-CL, Pelvic Inflammatory Disease, American Family Physician 2012 April 85 (8) 791-79
- ↑ Margaret Gradison, MD MHS-CL, Pelvic Inflammatory Disease, American Family Physician 2012 April 85 (8) 791-76
- ↑ http://consumer.healthday.com/encyclopedia/sexual-health-and-relationships-35/sex-health-news-603/gonorrhea-647670.html
- ↑ http://consumer.healthday.com/encyclopedia/sexual-health-and-relationships-35/sex-health-news-603/gonorrhea-647670.html
- ↑ http://www.cdc.gov/std/gonorrhea/stdfact-gonorrhea.htm
- ↑ http://www.medicinenet.com/oral_gonorrhea_symptoms/views.htm
- ↑ Lori Newman, John Moran, Kimberly Workowski, Update on the Management of Gonorrhea in Adults in the United States, Journal of Clinical Infectious Disease 2007, 44 Supp 3 S84-S101
- ↑ Lori Newman, John Moran, Kimberly Workowski, Update on the Management of Gonorrhea in Adults in the United States, Journal of Clinical Infectious Disease 2007, 44 Supp 3 S84-S101
- ↑ http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007267.htm
- ↑ http://www.cdc.gov/std/tg2015/gonorrhea.htm
- ↑ http://www.cdc.gov/std/gonorrhea/stdfact-gonorrhea.htm