Unduh PDF Unduh PDF

Para dokter memperkirakan sebanyak 1% populasi masyarakat menderita penyakit celiac , yaitu kerusakan pada usus halus yang disebabkan oleh intoleransi gluten. Gluten adalah protein yang ditemukan di dalam produk gandum, gandum hitam, dan jelai. Orang yang tidak menderita penyakit celiac bahkan tetap dapat menunjukkan reaksi sistem imun atau gangguan usus halus akibat gluten. Para dokter memperkirakan sebanyak 15 persen populasi masyarakat mengalami sensitivitas gluten. [1] Meskipun belum ada uji medis yang dapat memastikan diagnosis intoleransi gluten, beberapa langkah dapat dilakukan untuk mengenali kondisi tubuh yang mengalami intoleransi gluten, serta memulai perawatan untuk masa depan yang lebih sehat.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Gejala Awal

Unduh PDF
  1. Kadang-kadang, tingkat energi dapat sedikit menurun setelah mengonsumsi santapan besar, saat tubuh bekerja mencerna makanan.
    • Karena tubuh penderita intoleransi gluten harus bekerja lebih keras untuk melawan efek-efek pada saluran pencernaan, rasa lelah biasa terjadi setelah makan.

    • Tidak seperti kelelahan yang sesekali dapat terjadi, pasien intoleransi gluten dapat merasa sepenuhnya lelah setelah makan.

  2. Ada banyak pasien intoleransi gluten yang mengeluh mengalami rasa jengkel setelah makan.
    • Kejengkelan dapat berhubungan dengan kelelahan atau dapat terjadi akibat kelelahan menyeluruh yang dirasakan, mirip seperti yang umumnya dirasakan orang-orang saat sakit selesma atau flu.

    • Beberapa pasien intoleransi gluten mengeluhkan memiliki “pikiran berkabut” tepat setelah makan. Dengan kata lain, pasien sangat mudah kehilangan jalan pikiran serta sulit berkonsentrasi.

  3. Gejala sakit kepala ini tidak spesifik, dan dapat mirip seperti migrain, sakit kepala tension (sakit kepala tipe ketegangan), atau sakit kepala cluster (sakit kepala sebagian yang berulang). Meskipun tidak ada jenis yang secara spesifik berhubungan dengan intoleransi gluten, pola sakit kepala, yang dialami oleh banyak pasien intoleransi gluten, secara konsisten terjadi dalam waktu 30 menit sampai 1 jam setelah makan.
  4. Sering kali, pasien intoleransi gluten mengalami nyeri sendi, dan terkadang kebas atau kesemutan pada lengan dan kaki.
  5. Pasien sensitivitas gluten cenderung jarang mengalami gejala terkait lambung dan usus, tetapi gangguan lambung dan usus masih dapat terjadi. Setelah makan, kondisi seperti kembung, kentut, diare, sembelit, dan nyeri perut dapat terjadi. [2]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Gejala Jangka Panjang

Unduh PDF
  1. Sensitivitas gluten berhubungan erat dengan penurunan berat badan, tetapi intoleransi gluten seiring waktu juga dapat menyebabkan penambahan berat badan tanpa alasan.
  2. Terjadinya depresi, perubahan perilaku, atau fluktuasi suasana hati dapat disebabkan oleh intoleransi gluten. Catat semua rincian terkait gejala mental, termasuk tingkat keparahan dan frekuensi gejala.
  3. Ambil gambar ruam jika mungkin, dan ukur diameter ruam jika muncul di bagian tubuh tertentu saja. Catat hal-hal berikut:
    • Deskripsikan penampilan dan karakteristik ruam. Apakah menonjol, datar, melingkar, atau bebercak? Apakah ada lepuh?
    • Apakah ruam terasa gatal, nyeri, atau terinflamasi?
    • Kondisi apa yang memperparah ruam? Dengan kata lain, apakah pakaian ketat, mandi air panas, atau kelembapan membuat ruam menjadi lebih mengganggu?
  4. Catat masalah kesehatan wanita, seperti siklus menstruasi tidak teratur, sindrom pramenstruasi ( premenstrual syndrome (PMS)), kram menstruasi yang parah, keguguran, dan infertilitas. Beberapa dokter sekarang secara rutin menyelidiki kemungkinan sensitivitas gluten pada pasangan yang gagal memiliki anak dan menderita infertilitas tanpa alasan jelas.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Tindakan Penanganan

Unduh PDF
  1. Keduanya merupakan kondisi serius yang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan jangka panjang jika tidak dirawat.
    • Alergi gluten: memiliki gejala yang meliputi gatal, bengkak, dan iritasi di sekitar mulut; ruam atau urtikaria ( hives ) yang terasa gatal; hidung tersumbat dan mata gatal; kram, mual, muntah, atau diare; sesak napas dan anafilaksis.Alergi gluten paling umum terjadi pada anak-anak dan biasanya hilang setelah berusia 5 tahun. Uji kulit atau darah dapat mendeteksi alergi gluten. [3]
    • Penyakit celiac : merupakan reaksi imun yang secara progresif menghancurkan vili penyerap nutrisi di usus halus. Tubuh kemungkinan tidak menyerap nutrisi dengan baik, dan usus halus dapat menjadi permeabel, yang berarti isi usus dapat merembes keluar dari usus. Penyakit celiac dapat dideteksi dengan uji darah dan biopsi usus halus.
    • Jika hasil kedua uji negatif dan menduga bahwa Anda mungkin sensitif terhadap gluten, penyebab utamanya kemungkinan adalah intoleransi gluten.
  2. Diskusikan dengan dokter, dan tanyakan tentang uji diagnostik yang dapat mendeteksi kondisi-kondisi terkait intoleransi gluten. Meskipun tidak dapat memastikan sensitivitas gluten, uji tersebut dapat memastikan keberadaan kondisi tertentu yang biasanya terjadi akibat intoleransi gluten. Beberapa kondisi terkait meliputi:
    • Kadar besi rendah
    • Lemak pada tinja
    • Kesehatan gigi yang buruk akibat gizi buruk
    • Penyerapan kalsium yang buruk
    • Pertumbuhan terhambat pada anak-anak
  3. Waspadai sumber gluten tersembunyi di dalam saus salad, bumbu penyedap, sup, saus, dan bahkan kosmetik. Vitamin dan suplemen juga dapat mengandung gluten. Periksa selalu label bahan pada semua produk makanan dan kosmetik.
  4. Buka kembali halaman gejala, dan perhatikan apakah gejala-gejala yang tertulis mengalami perubahan atau hilang sejak gluten dibuang dari pola makan.
  5. Perhatikan apa yang Anda rasakan saat mulai makan gluten lagi. Jika gejala yang sudah hilang muncul lagi setelah menyertakan kembali gluten ke dalam pola makan, dan Anda merasa lebih buruk daripada saat menjalani diet tanpa gluten, Anda kemungkinan memiliki intoleransi gluten.
  6. Untuk memperbaiki kondisi yang muncul akibat intoleransi gluten, Anda perlu menghilangkan penyebab, tidak hanya merawat gejala saja.
    • Ganti makanan yang mengandung gluten, seperti gandum, jelai, gandum hitam, semolina, dan spelt , dengan alternatif sebanding yang tidak mengandung gluten, seperti arrowroot , tepung kacang tanah, kuinoa, tepung beras, dan tepung kedelai. Cobalah tips dari National Institutes of Health untuk mempelajari makanan jenis apa yang dapat dan tidak dapat Anda makan.

    • Tidak seperti alergi gluten, yang pada akhirnya dapat sembuh dengan sendirinya seiring waktu, intoleransi umum terhadap gluten merupakan kondisi permanen pada sebagian besar pasien.

    Iklan

Tips

  • Satu sumber tersembunyi gluten yang umum terkandung di dalam makanan olahan adalah produk yang berlabel “rasa alami”.
  • Waspadai gluten tersembunyi seperti malt (produk jelai) dan pati makanan termodifikasi, kecuali produk secara khusus dilabeli berasal dari jagung.
  • Gejala intoleransi gluten dapat diperparah oleh kehamilan, persalinan, penyakit, infeksi, stres, dan operasi bedah.
  • Hanya karena berlabel “bebas gluten” tidak berarti produk tersebut bagus untuk Anda. Juga, menjalani diet bebas gluten tidak menjamin penurunan berat badan.
  • Baca artikel lain untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang penyakit celiac dan diet bebas gluten
Iklan

Peringatan

  • Jangan mulai memberlakukan diet bebas gluten pada anak tanpa berkonsultasi dengan dokter anak terlebih dahulu. Dokter perlu menghilangkan kemungkinan penyakit celiac dan alergi gluten. Jika dokter menilai anak Anda memerlukan diet bebas gluten, dokter akan memberikan instruksi, untuk melakukan diet tersebut dengan benar, serta pengawasan berkelanjutan selama proses tersebut.
  • Jika tidak dirawat, sensitivitas gluten tidak hanya berhubungan dengan gangguan reproduktif pada wanita tetapi juga gangguan autoimun, osteoporosis, kanker usus halus, dan penyakit hati. [4]
Iklan

Hal yang Anda Butuhkan

  • Buku harian untuk mencatat makanan dan gejala
  • Diet bebas gluten

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 9.262 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan