Berdasarkan filosofi tradisional dan “zaman baru” ( new-age ), pikiran terbentuk dari tumpukan beberapa lapisan yang memiliki fungsi masing-masing. Setiap lapisan adalah hasil konstruksi pikiran kita sendiri. Oleh sebab itu, jika mengetahui cara yang benar, konstruksi tersebut bisa kita bongkar lagi, misalnya saat kita merasa perlu mempertimbangkan lagi dan mengubah motivasi, cita-cita, kesedihan, dan kecemasan yang selama ini terpendam di dalam hati kita. Mengenal diri sendiri adalah kunci untuk menembus lapisan pikiran terluar dan membuka lapisan-lapisan berikutnya. Mengetahui berbagai aspek dari diri sendiri adalah proses yang membutuhkan waktu. Jadi, bersabarlah dan berlatihlah secara konsisten untuk meningkatkan kondisi kesadaran agar bisa mencapai tahap ini.
Langkah
Membentuk Kondisi Pikiran yang Tepat
Petunjuk berikut bisa membantu Anda mencapai ketenangan pikiran yang dibutuhkan untuk melakukan introspeksi. Bagi Anda yang ingin langsung membaca cara melakukan introspeksi, klik di sini .
-
Siapkan tempatnya. Menyelam ke dasar pikiran bukanlah kegiatan yang bisa Anda lakukan sambil sarapan pagi sebelum ke kantor. Introspeksi yang teliti ini membutuhkan waktu dan perhatian yang terfokus. Sebelum memulainya, carilah tempat yang aman, nyaman, tenang, dan bebas dari gangguan untuk sementara waktu. Matikan dahulu suara atau cahaya yang bisa mengalihkan perhatian, jika diperlukan.
- Anda bebas memilih tempatnya selama terasa damai, misalnya duduk di kursi belajar yang nyaman, di matras di lantai ruangan yang lengang, atau bahkan di alam terbuka.
- Banyak kursus meditasi yang menyarankan agar instrospeksi ini tidak dihubungkan dengan kegiatan tidur, misalnya di ranjang sebab Anda bisa tertidur. [1] X Teliti sumber
-
Bebaskan pikiran dari hal-hal yang mengganggu. Lupakan dahulu kecemasan atau stres yang membebani Anda. Sadarilah bahwa apa pun yang mengalihkan Anda saat berfokus penuh pada introspeksi ini hanyalah pikiran. Sama seperti yang lainnya, pikiran ini bisa diabaikan demi kepentingan pikiran lain yang lebih penting. Tidak ada kecemasan yang bukan ciptaan Anda, jadi, tidak ada kecemasan yang tidak bisa Anda taklukkan.
- Ini bukan berarti “berpura-pura tidak ada masalah”, tetapi mengakui adanya masalah dan berusaha mengatasi perasaan yang timbul karena masalah ini agar Anda bisa memikirkan yang lain.
-
Berlatihlah meditasi. Duduklah dengan nyaman sambil menenangkan diri dan memejamkan mata. Tarik napas panjang perlahan-lahan. Jagalah agar punggung Anda tetap lurus dan tegak agar tidak tertidur. Posisi tubuh yang benar tidak ada gunanya jika Anda tertidur. Bebaskan pikiran dari pola stres dan kecemasan yang merugikan. Jika muncul pikiran yang memicu stres, biarkan saja sambil berusaha menyadari bahwa pikiran tersebut adalah hasil bentukan alam bawah sadar yang bisa Anda kendalikan dan abaikan.
- Topik tentang meditasi sudah menginspirasi banyak sekali tulisan hebat. Untuk mengetahui lebih banyak tentang teknik bermeditasi secara lebih mendetail, bacalah artikel Cara Meditasi atau sumber informasi lain tentang meditasi tradisional bagi penganut agama Buddha. [2] X Teliti sumber
-
Arahkan perhatian ke dalam diri. Kembalikan pikiran Anda agar mulai memperhatikan diri sendiri. Bebaskan semua emosi. Sadarilah bahwa semua pengalaman, sensasi, dan perasaan Anda adalah hasil bentukan alam bawah sadar. Semua yang ada di dalam dan di luar diri Anda adalah perwujudan dari pikiran Anda sendiri. Contohnya, keadaan di sekeliling Anda hanyalah gambar-gambar yang dibentuk dan diinterpretasikan oleh alam bawah sadar. Oleh sebab itu, Anda bisa lebih memahami kehidupan secara umum dengan mengenali lapisan pikiran.
- Anda tidak perlu mengamati secara teliti atau mengkritik diri sendiri saat melakukan hal ini, tetapi hanya perlu menyadari bahwa penderitaan atau ketidaknyamanan emosional sudah bisa menjadi petunjuk bahwa Anda belum berhasil membebaskan diri dari emosi.
-
Cobalah keluar dari zona kenyamanan Anda, jika diperlukan. Gunakan cara yang berbeda jika meditasi kurang sesuai untuk Anda. Ada orang-orang yang lebih mudah mencapai kondisi kesadaran transendental dengan berpartisipasi dalam kegiatan yang biasanya mereka hindari. Selain memberikan manfaat jangka panjang, dalam kasus yang paling ekstrem, kepribadian yang tidak permanen bisa berubah sehingga lebih mudah melakukan introspeksi di kemudian hari. Selama Anda memilih kegiatan yang aman, cobalah melakukan salah satu cara berikut sebagai pengganti meditasi:
- Melakukan olahraga yang cukup berat
- Melakukan perjalanan di alam terbuka
- Berbicara atau melakukan pertunjukan di depan umum
- Bercerita tentang kenangan atau perasaan tersembunyi kepada seseorang
- Menulis emosi terpendam dalam buku harian
- Bermain paralayang atau bungee jumping
Iklan
Mengidentifikasi Lapisan Mental
Petunjuk berikut adalah panduan umum untuk melakukan introspeksi. Ketahuilah bahwa tidak ada dua pikiran yang sama dan langkah-langkah berikut belum tentu sesuai untuk Anda.
-
Berfokuslah pada aspek dari diri sendiri yang Anda proyeksikan ke luar. Lapisan pikiran pertama adalah lapisan yang Anda gunakan untuk menampilkan diri di depan orang lain (terutama orang-orang yang belum Anda kenal baik). Lapisan ini biasanya digunakan saat membangun perisai yang rumit untuk menyembunyikan pikiran dan perasaan Anda yang sebenarnya di balik keberadaan yang Anda anggap “baik dan bisa diterima”. Mulailah mengenali pikiran tentang “siapa Anda terhadap orang lain”. Agar bisa memahami lapisan mental, Anda harus memahami karakteristik lapisan ini sebelum menemukan sumbernya.
- Mulailah dengan memikirkan hal-hal mendasar berikut:
- "Nama saya ..."
- "Saya tinggal di ..."
- "Saya bekerja di ..."
- "Saya suka ini, tetapi tidak suka ..."
- "Saya mau melakukan ini, tetapi tidak mau melakukan ..."
- "Saya suka orang-orang ini, tetapi tidak suka orang-orang yang ..."
- ... dan seterusnya.
- Kenangan, pengalaman, dan prinsip hidup yang Anda temukan melalui cara tersebut atau cara lain di bagian ini akan sangat bermanfaat. Catatlah hal-hal penting yang teringat lagi selama latihan ini, terutama saat Anda menjelajahi kesadaran secara mendalam. Perekam digital akan sangat berguna agar konsentrasi Anda tidak terganggu karena harus mencatat.
-
Mulailah mengamati rutinitas dan kebiasaan Anda. Dengan mengamati kegiatan sehari-hari melalui kerangka kesadaran saat melakukan introspeksi, Anda bisa mengingat lagi hal-hal yang tidak terduga. Biarkan pikiran memutar lagi kejadian yang mengisi keseharian Anda sambil berpikir, “Apa yang aku rasakan karena kejadian ini? Mengapa aku melakukannya?” Dengan cara ini, akan terlihat sampai seberapa jauh jati diri Anda selama ini terperangkap dalam perilaku berulang tersebut.
- Perhatikan beberapa contoh pikiran berikut sambil mengamati bahwa semuanya sangatlah bersifat duniawi. Seperti kebanyakan orang, pikiran Anda biasanya lebih tertuju kepada hal-hal yang kurang penting.
- ”Jam berapa aku bangun?”
- ”Di mana aku berbelanja kebutuhan sehari-hari?”
- ”Apa yang aku konsumsi setiap hari?”
- ”Apa kegiatan menyenangkan yang aku lakukan pada waktu tertentu sepanjang hari?”
- ”Siapa saja yang rasanya lebih menyenangkan untuk aku ajak menghabiskan waktu bersama?”
-
Temukan pikiran tentang masa lalu dan masa depan. Bagaimana Anda mencapai kondisi hari ini? Apa tujuan hidup Anda? Banyak hal yang akan muncul dengan menjawab pertanyaan tersebut secara jujur. Pengalaman, orang-orang, tujuan, cita-cita, dan ketakutan biasanya memengaruhi kita tidak hanya sesaat, tetapi sudah berlangsung sejak dulu, sekarang, sampai ke masa depan sambil terus membentuk diri kita seiring waktu. Oleh sebab itu, pengertian tentang siapa Anda “dulu” dan “nanti” bisa memberikan gambaran yang lebih baik tentang siapa Anda yang “sebenarnya”.
- Berfokuslah pada pertanyaan berikut:
- ”Apa kegiatan yang sudah aku lakukan di waktu yang lalu? Apa sesungguhnya yang aku ingin lakukan?”
- ”Siapa yang pernah atau selama ini aku cintai? Siapa yang akan aku cintai di hari-hari mendatang?”
- ”Apa yang sudah aku lakukan untuk mengisi waktu selama ini? Bagaimana aku ingin menghabiskan waktu yang masih ada?”
- ”Bagaimana perasaanku tentang diriku sendiri selama ini? Apa yang ingin aku rasakan tentang diriku sendiri di hari-hari mendatang?”
-
Galilah harapan dan keinginan Anda yang sebenarnya. Setelah menguraikan beberapa aspek penting tentang diri sendiri sesuai pembahasan di atas, sekarang Anda bisa merenungkan siapa diri Anda yang sejati. Mulailah dengan mencari aspek di dalam diri yang selama ini tidak Anda perlihatkan kepada orang lain. Hal ini bisa berupa pandangan yang Anda sembunyikan, perasaan yang sulit Anda ungkapkan, atau mungkin masih banyak lagi bagian dari “diri” Anda yang tidak Anda tunjukkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Coba renungkan beberapa contoh pertanyaan berikut:
- ”Apa yang sebenarnya aku rasakan tentang hal-hal yang paling banyak aku lakukan sebagai aktivitas rutin sehari-hari?”
- ”Seberapa yakinnya aku dengan rencana masa depanku?”
- ”Kenangan atau perasaan apa yang paling banyak aku pikirkan tanpa diketahui orang lain?”
- ”Apakah aku merahasiakan keinginan tertentu, tetapi tidak bisa aku wujudkan?”
- ”Apakah aku ingin memiliki perasaan tertentu?”
- ”Apakah ada perasaan yang aku rahasiakan tentang orang-orang yang dekat denganku?”
-
Renungkan persepsi Anda tentang kehidupan. Cara Anda memandang dunia dan kehidupan adalah salah satu lapisan utama yang membentuk diri Anda. Bahkan, cara pandang tersebut adalah satu-satunya aspek terpenting dari kepribadian Anda sebab inilah yang memengaruhi cara Anda berinteraksi dengan apa pun: dimulai dari orang-orang, binatang, alam, dan diri sendiri, tentunya.
- Untuk mengenali cara pandang Anda tentang kehidupan, gunakan beberapa contoh pertanyaan berikut yang membahas tentang kemanusiaan dan kehidupan secara umum, misalnya:
- ”Apakah aku menganggap orang-orang pada dasarnya baik/buruk?”
- ”Apakah aku percaya bahwa orang-orang mampu mengatasi kekurangannya?”
- ”Apakah aku percaya bahwa pada keyakinan tertentu?”
- ”Apakah aku percaya bahwa hidup ini memiliki tujuan tertentu?”
- ”Apakah aku memiliki harapan untuk masa depan?”
-
Renungkan persepsi Anda tentang diri sendiri. Arahkan pikiran agar mulai memperhatikan diri sendiri sampai Anda menemukan apa yang sesungguhnya Anda pikirkan tentang diri sendiri. Lapisan pikiran ini adalah lapisan terdalam, tetapi kita jarang memberikan waktu untuk memikirkan apa yang kita rasakan tentang diri sendiri. Akan tetapi, pikiran ini bisa memengaruhi pola kognitif dan kualitas hidup lebih besar ketimbang apa pun.
- Jangan takut pada keyakinan tanpa dasar yang bisa sangat memengaruhi Anda dengan mengenali pikiran Anda secara mendalam. Cara ini biasanya akan menjadi pengalaman yang sangat membantu tercapainya pengalaman yang mencerahkan, walaupun prosesnya bisa terasa sangat emosional. Pada akhirnya, Anda akan menyelesaikan introspeksi dengan pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri.
- Cobalah mempertimbangkan beberapa hal berikut. Setelah menjawab pertanyaan kedua dst., ingat-ingat lagi jawaban pertanyaan sebelumnya.
- ”Apakah aku terlalu banyak mengkritik/terlalu banyak memuji diri sendiri?”
- ”Apakah ada hal-hal yang aku sukai/tidak sukai dari diri sendiri saat aku melihatnya pada orang lain?”
- ”Apakah aku menginginkan hal tertentu yang aku lihat pada orang lain.”
- ”Apakah aku ingin menjadi seseorang seperti saat ini?”
Iklan
-
Carilah penyebab dari citra diri Anda. Mengakui kenyataan pahit tentang citra diri bukanlah akhir dari proses introspeksi. Perbaikan bisa Anda lakukan dengan melakukan perenungan yang mendalam. Pertama, cobalah menentukan penyebab dari terbentuknya citra diri Anda. Penyebabnya bisa Anda temukan, mungkin juga tidak. Anda belum tentu bisa menjelaskan apa penyebabnya, betapa pun kerasnya Anda mencoba. Jika demikian, berusahalah mengakui bahwa Anda merasa seperti saat ini tentang diri sendiri “karena alasan tertentu”. Setelah Anda menyadari bahwa citra diri selalu ada sebabnya (walaupun sulit didefinisikan), barulah Anda bisa memperbaikinya.
-
Prioritaskan hal-hal penting dalam kehidupan Anda . Jika Anda sama seperti kebanyakan orang masa kini, citra diri yang kurang baik mungkin terbentuk karena terlalu banyak mengutamakan hal-hal yang tidak bernilai atau tidak bermanfaat untuk Anda sendiri. Sebenarnya, Anda bisa hidup lebih bahagia dan memiliki citra diri yang lebih baik dengan menghilangkan kelekatan pada hal-hal tersebut. Jika Anda tidak lagi mengejarnya, kehidupan Anda akan bebas dari stres dan membuat Anda bisa lebih berkonsentrasi pada hal-hal yang paling penting di atas segala-galanya, yaitu diri sendiri dan orang-orang terdekat.
- Hal-hal yang biasanya dianggap sangat penting saat ini, tetapi berpengaruh kecil pada kebahagiaan yang sejati, yaitu uang, materi, status sosial, dan sebagainya.
- Di sisi lain, banyak aspek kehidupan lain yang sering kita korbankan hanya untuk mengurusi hal-hal yang relatif kurang penting, misalnya: waktu pribadi, ibadah, proyek pribadi, teman-teman, dan keluarga. Pada kenyataannya, ikatan kekeluargaan yang kuat telah terbukti secara ilmiah bisa membawa kebahagiaan yang lebih besar ketimbang penghasilan yang tinggi. [3] X Teliti sumber
- Dengan mempertimbangkan hal tersebut, daftar berisi hal-hal utama yang perlu diprioritaskan berdasarkan kepentingannya adalah sebagai berikut:
-
- Anak
- Pasangan
- Saudara
- Pekerjaan
- Teman-teman
- Hobi
- Kekayaan
-
-
Tentukan sampai sejauh mana Anda ingin mengejar hal-hal yang paling penting. Sayangnya, orang-orang terkadang mengabaikan hal utama dalam daftar prioritas pribadi (misalnya kesadaran yang kuat akan etika) demi mendapatkan hal lain yang kurang penting (misalnya memiliki mobil pribadi). Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan seberapa keras usaha Anda untuk mencapai hal-hal di urutan teratas dalam daftar, walaupun Anda menyadari bahwa ini bisa berarti harus mengorbankan hal-hal yang ada di urutan terbawah.
- Contoh berikut diambil dari karya sastra yang bisa menggambarkan hal ini dengan baik. Dalam buku yang ditulis oleh Shakespeare berjudul “Othello”, tokoh bernama Othello membunuh Desdemona, wanita yang ia cintai, karena ia percaya pada temannya Iago yang mengatakan bahwa Desdemona berselingkuh. [4] X Teliti sumber Dalam hal ini, sayangnya Othello terpancing untuk menyerah pada apa yang ia anggap sebagai hal terpenting di dunia, yaitu wanita yang ia cintai. Ia mengambil keputusan tersebut karena menempatkan kehormatan dan reputasi pribadi di atas segala-galanya. Mengutamakan hal yang sesungguhnya tidak bisa membawa kebahagiaan ternyata berakibat fatal bagi Othello, dan di akhir cerita, ia bunuh diri.
-
Temukan kebebasan dari hal-hal yang mampu dan tidak mampu Anda ubah. Setelah menentukan apa yang ingin Anda lakukan untuk mendapatkan hal-hal terpenting dalam daftar yang sudah Anda buat, kenali baik-baik mana yang mampu dan tidak mampu Anda raih. Oleh sebab itu, tidak ada alasan lagi untuk mempertahankan citra diri yang negatif sebab saat ini Anda sudah punya rencana untuk mendapatkan hal-hal terpenting bagi hidup Anda sendiri. Jadi, Anda hanya perlu bertindak! Citra diri yang negatif bukanlah hal yang berguna, jadi, tidak Anda butuhkan lagi.
-
Mulailah melepaskan kelekatan pada hal-hal yang tidak penting dalam kehidupan Anda. Pada kenyataannya, melepaskan hal-hal yang Anda anggap penting secara tiba-tiba biasanya akan terasa sulit. Untuk mengatasi hal ini, Anda harus bisa mengakui bahwa Anda sedang mengerahkan energi pada hal-hal yang salah lalu buatlah rencana perbaikan. Susunlah rencana untuk melepaskan semua aspek yang tidak penting dari kehidupan Anda agar bisa berfokus pada hal-hal terpenting dengan penuh perhatian.
- Sebagai contoh, seandainya Anda menyadari bahwa kebiasaan menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengkhawatirkan pekerjaan ketimbang berkumpul bersama keluarga (sementara pada kenyataannya, keluarga lebih penting bagi Anda), belum tentu Anda bisa langsung pindah kerja jika masih ada anggota keluarga yang bergantung hidup dari penghasilan Anda. Akan tetapi, Anda bisa mulai mencari pekerjaan baru sambil tetap memenuhi kewajiban menghidupi keluarga.
Iklan
Tips
- Ada beberapa filosofi tentang konsep yang sama dengan pembahasan di atas. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri, Anda bisa mempelajari sendiri beberapa filosofi berikut:
- Ananda Marga: Organisasi sosial, pola hidup, dan filosofi yang didirikan di India pada tahun 1955.
- Ilmu psikologi berdasarkan teori Freud: Keyakinan seorang psikolog bernama Sigmund Freud yang dalam teorinya membagi pikiran menjadi tiga lapisan, yaitu id, ego, superego . [5] X Sumber Tepercaya Simply Psychology Kunjungi sumber
- Selain itu, banyak gerakan metafisika moderen (misalnya filosofi "Slaves of Conditioning") yang membahas lapisan pikiran. [6] X Teliti sumber
- Untuk memperluas pengetahuan, Anda bisa mempelajari filosofi mental yang menentang teori lapisan pikiran. Contohnya, filsuf Kristen yang terkenal bernama Thomas Aquinas menolak teori tentang adanya lapisan pikiran karena ia meyakini bahwa kemampuan kognitif terbentuk oleh beberapa gagasan yang saling berkaitan di dalam pikiran, tubuh, dan jiwa yang menyatu di dalam hati setiap manusia. [7] X Teliti sumber
Hal yang Anda Butuhkan
- Jurnal untuk mendokumentasikan pengalaman Anda secara tertulis.
Referensi
- ↑ http://www.naturalhealthschool.com/meditation.html
- ↑ http://www.how-to-meditate.org/index.php/
- ↑ http://www.webmd.com/balance/news/20080619/for-happiness-seek-family-not-fortune
- ↑ http://www.sparknotes.com/shakespeare/othello/summary.html
- ↑ http://www.simplypsychology.org/psyche.html
- ↑ http://upsohigh.com/the-slaves-of-conditioning/
- ↑ http://www.aquinasonline.com/Topics/soul.html