Unduh PDF Unduh PDF

Bagi banyak orang, diagnosis diabetes merupakan sebuah peringatan. Pada umumnya, mengontrol diabetes berarti mengatur kadar gula darah anda dan menjalani kehidupan yang aktif dan sadar kesehatan. Obat-obatan (biasanya insulin, namun terkadang obat lainnya juga digunakan) juga digunakan untuk menjaga gula darah anda tetap terkontrol dan untuk menangani gejala-gejalanya. Lihat Langkah 1 untuk memulai mengontrol diabetes anda sehingga anda dapat menjalani kehidupan yang sehat dan bahagia.

Bagian 1
Bagian 1 dari 4:

Membuat Rencana Penanganan Diabetes

Unduh PDF

Diabetes Tipe 1

  1. Diabetes tipe 1, yang juga disebut diabetes anak-anak, adalah penyakit kronis, yang, meskipun tidak sesuai dengan namanya, dapat diderita oleh semua usia. Diabetes tipe ini dapat terjadi tiba-tiba dan tanpa peringatan. Gejala-gejalanya, jika tidak ditangani, dapat memburuk dan bahkan mengancam nyawa. Karena itu, sangatlah penting untuk mengandalkan saran dari dokter yang berkualitas atau spesialis ketika menentukan rencana untuk menangani penyakit diabetes anda. Isi artikel ini hanya mengacu pada kasus-kasus umum dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan pendapat dokter.
    • Meskipun tidak satupun dari Diabetes Tipe 1 ataupun Tipe 2 yang dapat disembuhkan secara total, dengan berkomitmen dalam rencana penanganan seumur hidup, penyakit ini dapat dikendalikan sampai ke titik dimana anda akan mampu menjalani hidup yang normal. Semakin awal anda memulai rencana pengobatan ini segera setelah anda mengalami gejala-gejala diabetes, maka akan semakin baik. Jika anda merasa anda memiliki penyakit diabetes, jangan menunda untuk menemui dokter. Karena gejala awal diabetes Tipe 1 bisa parah, tidak jarang anda harus tinggal di rumah sakit untuk sementara setelah anda terdiagnosis. [1]
  2. Tubuh penderita diabetes tipe 1 tidak mampu memproduksi insulin, suatu senyawa kimia yang digunakan untuk memecah gula (glukosa) di dalam aliran darah. Tanpa insulin, gejala-gejala diabetes tipe 1 akan memburuk dengan cepat dan akhirnya menyebabkan kematian. Agar lebih jelas: penderita diabetes tipe 1 harus melakukan terapi insulin setiap hari atau mereka akan meninggal. [2] Dosis insulin yang akurat bervariasi berdasarkan ukuran tubuh, pola makan, tingkat aktivitas, dan genetik. Itulah sebabnya sangat penting bagi anda untuk menemui dokter agar mendapatkan evaluasi menyeluruh sebelum memulai rencana pengobatan penyakit diabetes anda. Insulin umumnya tersedia dalam beberapa macam jenis, masing-masing diformulasikan untuk tujuan tertentu. Antara lain: [3]
    • Insulin bolus "(meal-time insulin)": insulin yang bekerja cepat. Biasanya diterapkan tepat sebelum makan untuk mencegah meningkatnya kadar glukosa darah setelah makan.
    • Insulin basal: insulin yang bekerja lebih lambat. Biasanya diterapkan di antara waktu makan sebanyak sekali dan dua kali per hari untuk mengendalikan kadar gula darah "istirahat" (pada saat tidak terdapat masukan makanan).
    • Pre-mixed insulin (insulin kerja menengah): Sebuah kombinasi dari insulin bolus dan basal. Dapat diterapkan sebelum sarapan dan makan malam untuk menjaga kadar glukosa darah tetap rendah setelah makan dan juga sepanjang hari.
  3. Pada umumnya, penderita diabetes harus berusaha keras untuk selalu sehat secara fisik. Olahraga fisik memiliki efek menurunkan kadar glukosa darah - kadang-kadang berefek hingga selama 24 jam. [4] Karena efek-efek diabetes yang paling berbahaya disebabkan oleh kadar glukosa yang tinggi, olahraga adalah cara yang berharga yang dapat memungkinkan penderita diabetes untuk menjaga kadar glukosanya tetap terkontrol. Selain itu, olahraga juga memberikan manfaat yang sama untuk penderita diabetes seperti yang pada orang-orang yang bukan penderita diabetes - yaitu, tubuh lebih bugar, menurunkan berat badan, meningkatkan kekuatan dan daya tahan, meningkatkan tingkat energi, meningkatkan suasana hati, dan banyak lagi.
    • Penderita diabetes umumnya direkomendasikan untuk berolahraga minimal beberapa kali per minggu. Penderita diabetes dianjurkan untuk mengombinasikan latihan yang sehat antara kardio, latihan kekuatan, dan latihan keseimbangan / fleksibilitas. Lihat artikel Cara Berolahraga untuk informasi lebih lanjut.
    • Meskipun kadar glukosa yang rendah dan terkendali umumnya merupakan hal yang baik bagi penderita diabetes, berolahraga saat kadar gula darah Anda rendah dapat menyebabkan kondisi yang disebut hipoglikemia, di mana tubuh tidak memiliki gula darah yang cukup untuk menyuplai proses vital tersebut dan untuk otot yang dilatih. Hipoglikemia dapat menyebabkan pusing, kelemahan, dan pingsan. Untuk mengatasi glikemia, bawalah karbohidrat yang mengandung gula dan cepat diserap tubuh, seperti soda atau minuman olahraga, bersama Anda saat sedang berolahraga. [5]
  4. Baik penyebabnya adalah fisik ataupun mental, stres dapat menyebabkan kadar gula darah tidak stabil. [6] Stres yang terus-menerus atau berkepanjangan dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat dalam jangka panjang, yang berarti Anda perlu menggunakan lebih banyak obat-obatan atau olahraga yang lebih sering agar tetap sehat. Umumnya, obat terbaik untuk stres adalah pencegahan - menghindari stres sejak awal dengan berolahraga secara teratur, cukup tidur, menghindari situasi stres bila memungkinkan, dan bicarakan tentang masalah Anda sebelum masalah tersebut menjadi masalah yang serius.
    • Teknik manajemen stres lainnya antara lain mengunjungi seorang ahli terapi, melakukan teknik meditasi, menghilangkan kafein dari pola makan Anda, dan melakukan hobi yang sehat. Lihat artikel Cara Mengatasi Stres untuk informasi lebih lanjut.
  5. Penyakit, baik penyakit fisik maupun akibat tidak langsung dari stres, dapat menyebabkan gula darah Anda menjadi tidak stabil. Sakit yang berkepanjangan atau yang serius bahkan dapat mengubah pola konsumsi obat diabetes Anda atau pola makan Anda dan rutinitas olahraga yang harus Anda jaga. Meskipun dalam hal ini cara terbaik yang harus Anda lakukan adalah menghindarinya dengan cara menjalani kehidupan yang sehat, bahagia, dan bebas stres sebisa mungkin, jika dan ketika Anda terpaksa terkena penyakit, pastikan Anda banyak istirahat dan meminum obat-obatan yang Anda butuhkan agar dapat sembuh secepat mungkin.
    • Jika Anda terkena flu, cobalah meminum banyak cairan, mengonsumsi obat flu yang dijual di pasaran (namun hindari obat batuk yang manis), dan banyak istirahat. Karena flu dapat merusak selera makan Anda, Anda perlu memastikan bahwa Anda makan sekitar 15 gram karbohidrat setiap jam atau lebih. [7] Meskipun flu biasanya membuat kadar gula darah Anda meningkat, menahan diri untuk makan yang merupakan reaksi alamiah Anda saat terkena flu dapat menyebabkan gula darah Anda turun menjadi sangat rendah.
    • Penyakit-penyakit yang serius selalu membutuhkan nasihat dari dokter, tetapi menangani penyakit serius pada penderita diabetes dapat memerlukan obat-obatan dan teknik yang khusus. Jika Anda penderita diabetes dan Anda berpikir Anda mungkin menderita penyakit yang lebih serius daripada sekedar flu biasa, kunjungi dokter Anda segera.
  6. Wanita penderita diabetes memiliki tantangan khusus dalam hal mengelola gula darah selama menstruasi dan menopause mereka. Meskipun efek diabetes pada setiap wanita berbeda-beda, banyak wanita dilaporkan mengalami peningkatan kadar gula darah pada hari-hari sebelum menstruasi mereka, yang dapat mengharuskan mereka membutuhkan lebih banyak insulin atau mengubah kebiasaan pola makan dan olahraga mereka untuk mengimbanginya. [8] Namun, kadar gula darah Anda selama siklus menstruasi Anda mungkin berbeda, jadi bicarakan dengan dokter atau ginekolog Anda untuk petunjuk yang spesifik.
    • Selain itu, menopause dapat mengubah pola kadar gula darah tubuh Anda sehingga mengalami fluktuasi. Banyak wanita melaporkan bahwa kadar glukosa mereka menjadi lebih tidak dapat diprediksi selama menopause. [9] Menopause juga dapat menyebabkan peningkatan berat badan, kurang tidur, dan penyakit vagina temporer, yang dapat meningkatkan kadar hormon stres pada tubuh dan meningkatkan kadar glukosa. [10] Jika Anda penderita diabetes dan akan mengalami menopause, bicarakan dengan dokter Anda untuk menemukan rencana perawatan yang tepat untuk Anda.
  7. Tepat setelah Anda didiagnosis dengan penyakit diabetes tipe 1, kemungkinan Anda akan perlu untuk bertemu dengan dokter Anda secara teratur (sebanyak sekali seminggu atau lebih) untuk mendapatkan pemahaman tentang cara yang paling baik dalam mengontrol kadar glukosa darah Anda. Memang akan membutuhkan waktu beberapa minggu untuk mengembangkan rencana terapi insulin yang sempurna sesuai dengan pola makan dan level aktivitas Anda. Setelah rutinitas perawatan diabetes Anda dibentuk, Anda tidak perlu bertemu dengan dokter Anda terlalu sering. Namun, Anda harus mempertahankan hubungan yang baik dengan dokter Anda, yang berarti menjadwalkan janji temu lanjutan semi-teratur. Dokter adalah orang yang paling tepat untuk mendeteksi kadar glukosa darah yang tidak sesuai sebelum diabetes Anda menjadi serius. Dokter juga merupakan orang yang tepat ketika Anda memerlukan bantuan untuk mengendalikan diabetes Anda selama masa stres, penyakit, kehamilan, dan sebagainya.
    • Umumnya, sebagai penderita diabetes tipe 1, setelah rutinitas Anda dibentuk, Anda harus bertemu dengan dokter Anda setiap 3 - 6 bulan sekali. [11]
    Iklan

Diabetes Tipe 2

  1. Jika Anda penderita diabetes tipe 2, tubuh Anda mampu menghasilkan beberapa insulin, bukannya tidak ada sama sekali, namun kapasitas produksi insulin Anda berkurang atau insulin tidak mampu bekerja dengan benar. Karena adanya perubahan yang krusial ini, gejala diabetes tipe 2 biasanya lebih ringan daripada gejala diabetes tipe 1, gejala-gejalanya timbul lebih bertahap, dan memerlukan perawatan yang tidak terlalu drastis (meskipun memungkinkan adanya pengecualian). Namun, seperti diabetes tipe 1, sangatlah penting untuk berkunjung ke dokter Anda sebelum memulai rencana pengobatan. Hanya seorang ahli medis yang berkualitas yang memiliki pengetahuan secara pasti dalam mendiagnosa diabetes dan merancang rencana perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan pribadi Anda.
  2. Seperti yang disebutkan di atas, penderita diabetes tipe 2 memiliki kapasitas yang kurang (tapi bukannya tidak ada) untuk membuat dan menggunakan insulin secara alami. Karena tubuh mereka memproduksi sedikit insulin, dalam beberapa kasus, penderita diabetes tipe 2 bisa saja mengendalikan penyakit mereka tanpa harus menggunakan insulin buatan. Biasanya, hal itu dilakukan melalui pola makan dan olahraga yang cermat, yang berarti meminimalkan jumlah makanan manis yang dikonsumsi, menjaga berat badan yang sehat, dan berolahraga secara teratur. Beberapa penderita diabetes tipe 2 yang ringan dapat berpotensi menjalani kehidupan yang "normal" jika mereka sangat berhati-hati dengan apa yang mereka makan dan berapa banyak mereka berolahraga.
    • Bagaimanapun, sangatlah penting untuk diingat bahwa beberapa kasus diabetes tipe 2 terkadang lebih parah daripada yang lainnya dan tidak dapat dikendalikan dengan pola diet dan olahraga saja dan biasanya memerlukan insulin tambahan atau obat lainnya.
    • Catatan: lihat artikel berikut untuk informasi yang berkaitan dengan pola makan dan obat-obatan.
  3. Diabetes tipe 2 dikenal sebagai penyakit progresif. Ini berarti bahwa penyakit ini dapat memburuk seiring berjalannya waktu. Hal ini bisa terjadi karena sel-sel tubuh yang mengatur produksi insulin telah menjadi "usang" akibat harus bekerja ekstra keras pada penderita diabetes tipe 2. [12] Akibatnya, penderita diabetes tipe 2 yang biasanya hanya perlu melakukan pengobatan biasa akhirnya memerlukan perawatan yang lebih drastis, yaitu terapi insulin, setelah beberapa tahun. Hal ini sering terjadi bukan karena kesalahan penderita tersebut.
    • Seperti diabetes tipe 1, Anda harus tetap terus berhubungan dengan dokter Anda jika Anda menderita diabetes tipe 2 - pengujian dan pemeriksaan yang rutin dapat membantu Anda mendeteksi perkembangan penyakit Anda sebelum diabetes Anda menjadi serius.
  4. Obesitas adalah salah satu penyebab utama diabetes tipe 2. Selain itu, obesitas dapat membuat setiap diabetes menjadi lebih berbahaya dan lebih sulit untuk dikendalikan. Tekanan tambahan akibat obesitas dapat membuat tubuh menjadi sangat sulit untuk menjaga gula darah pada tingkat yang sehat. Untuk penderita diabetes tipe 2 yang memiliki indeks massa tubuh yang tinggi (biasanya lebih besar dari 35), terkadang para dokter akan merekomendasikan operasi penurunan berat badan agar berat badan pasien cepat terkendali. Dua jenis operasi yang biasanya digunakan untuk tujuan ini yaitu: [13]
    • Operasi bypass lambung - perut disusutkan menjadi seukuran dengan ibu jari dan usus kecil diperpendek agar lebih sedikit kalori yang diserap dari makanan..
    • Laparoskopi Pengikatan Lambung ("Lap Banding") - sebuah kain pembalut dililitkan di sekeliling perut sehingga membuat Anda merasa lebih kenyang walaupun hanya makan sedikit makanan. Pembalut ini dapat disesuaikan atau dilepas jika diperlukan.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 4:

Melakukan Tes Diabetes

Unduh PDF
  1. Karena efek dari diabetes yang berpotensi berbahaya dipicu oleh kadar gula darah yang tinggi, sangatlah penting bagi penderita diabetes untuk memeriksa kadar gula darah mereka secara teratur. Saat ini, pemeriksaan biasanya dilakukan dengan mesin portabel kecil yang mengukur gula darah Anda dari setetes kecil darah Anda. Kapan , di mana , dan bagaimana Anda harus memeriksa gula darah Anda bergantung pada usia Anda, tipe diabetes yang Anda derita, dan kondisi Anda. Dengan demikian, Anda perlu bicarakan dengan dokter Anda sebelum mulai memonitor kadar gula darah Anda. Saran-saran berikut adalah untuk kasus-kasus umum dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan nasihat dari dokter.
    • Penderita diabetes tipe 1 sering diinstruksikan untuk memeriksa gula darah mereka tiga kali atau lebih dalam sehari. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan sebelum atau sesudah makan, sebelum atau setelah latihan, sebelum tidur, dan bahkan pada malam hari. Jika Anda sedang sakit atau mengonsumsi obat baru, Anda perlu memonitor gula darah Anda lebih cermat lagi. [14]
    • Di sisi lain, penderita diabetes tipe 2 biasanya tidak perlu sering-sering memeriksakan gula darah mereka - mereka biasanya diinstruksikan untuk memeriksakan kadar gula darah mereka sekali atau lebih dalam sehari. Dalam kasus di mana diabetes tipe 2 dapat dikendalikan dengan obat-obatan non-insulin atau pola makan dan olahraga saja, dokter Anda mungkin bahkan tidak mengharuskan Anda untuk memeriksa gula darah Anda setiap hari. [15]
  2. Sama seperti pentingnya memantau gula darah setiap hari bagi penderita diabetes, jugalah penting untuk melakukan pemantauan jangka panjang terhadap kadar gula darah. Penderita diabetes umumnya harus melakukan tes khusus yang disebut tes A1C secara berkala - dokter mungkin akan mengarahkan Anda untuk melakukan tes tersebut setiap bulan atau setiap dua sampai tiga bulan. Tes ini memantau kadar gula darah rata-rata selama beberapa bulan terakhir dan bukan memberi "gambaran" yang instan. Dengan demikian tes ini dapat memberikan informasi berharga tentang berhasil atau tidaknya rencana pengobatan yang sedang Anda lakukan.
    • Tes A1C dilakukan dengan menganalisis molekul dalam darah Anda yang disebut hemoglobin. Ketika glukosa masuk ke darah Anda, beberapa di antaranya berikatan dengan molekul hemoglobin tersebut. Karena molekul hemoglobin biasanya hidup selama kurang lebih 3 bulan, menganalisis persentase molekul hemoglobin yang berikatan dengan glukosa dapat memberikan gambaran tentang seberapa tinggi kadar gula darah Anda selama beberapa bulan terakhir. [16]
  3. Jika tubuh Anda kekurangan insulin dan tidak dapat memecah glukosa dalam darah, organ-organ dan jaringan-jaringan tubuh akan segera menjadi kelaparan terhadap energi. Hal ini dapat menyebabkan kondisi berbahaya yang disebut ketoasidosis di mana tubuh mulai memecah simpanan lemaknya untuk dijadikan bahan bakar dalam proses-proses penting pada tubuh. Meskipun hal ini akan menjaga tubuh Anda untuk tetap berfungsi, proses ini menghasilkan senyawa beracun yang disebut keton yang, jika dibiarkan menumpuk, dapat berpotensi membahayakan nyawa Anda. [17] Jika hasil pemeriksaan gula darah Anda selama dua kali berturut-turut lebih dari 250 mg / dL atau menunjukkan gejala yang tercantum di bawah ini, segera periksakan terhadap ketoasidosis (ini dapat dilakukan dengan alat tes urin yang berbentuk setrip sederhana yang bebas dijual di pasaran). Jika hasil tes Anda menunjukkan bahwa Anda memiliki jumlah keton yang tinggi dalam urin Anda, segera hubungi dokter Anda dan carilah pengobatan darurat. Gejala-gejala ketoasidosis adalah: [18]
    • Mual
    • Muntah
    • Nafas berbau manis seperti "buah-buahan"
    • Penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya.
  4. Karena diabetes tipe 2 dapat berkembang secara bertahap sehingga sulit untuk dideteksi, sangatlah penting untuk tetap waspada terhadap kemungkinan komplikasi dari penyakit ini agar komplikasi-komplikasi ini dapat diatasi sebelum menjadi serius. Diabetes dapat menyebabkan kerusakan saraf dan mengakibatkan perubahan sirkulasi darah pada bagian-bagian tertentu dalam tubuh, terutama kaki dan mata. Seiring berjalannya waktu, hal ini dapat mengakibatkan hilangnya kaki atau kebutaan. Penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2 berisiko terhadap komplikasi-komplikasi ini. Namun, karena diabetes tipe 2 dapat berkembang secara bertahap tanpa disadari, amatlah penting untuk melakukan pemeriksaan kaki dan mata secara teratur untuk mencegah terjadinya komplikasi dari penyakit ini.
    • Pemeriksaan mata berdilatasi yang komprehensif dilakukan untuk penderita diabetes retinopati (kehilangan penglihatan karena diabetes) dan biasanya harus dilakukan kurang lebih sekali setahun. Pemeriksaan ini cenderung lebih sering dilakukan pada penderita yang sedang menjalani kehamilan atau sedang terkena penyakit. [19]
    • Pada pemeriksaan kaki, yang harus diperiksa yaitu denyut nadi, perasaan, dan adanya luka atau borok pada kaki dan harus dilakukan kira-kira sekali dalam setahun. Namun, jika sebelumnya telah terdapat borok pada kaki Anda, lakukan pemeriksaan sesering mungkin yaitu satu kali dalam setiap 3 bulan. [20]
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 4:

Mengatur Pola Makan Anda

Unduh PDF
  1. Dalam hal mengendalikan diabetes, pola makan sangatlah penting. Mengatur jenis dan jumlah makanan yang Anda makan dengan cermat akan memungkinkan Anda untuk mengelola kadar gula darah Anda, yang berdampak langsung pada tingkat keparahan penyakit diabetes Anda. Nasihat ini berasal dari para ahli yang memiliki reputasi dalam bidang penyakit diabetes, tetapi setiap rencana diabetes harus disesuaikan dengan Anda berdasarkan umur, ukuran tubuh, tingkat aktivitas, kondisi, dan genetika. Dengan demikian, nasihat tersebut dalam hal ini dimaksudkan hanya sebagai nasihat umum dan seharusnya tidak akan pernah menggantikan nasihat dari dokter atau ahli gizi terkait.
    • Jika Anda bingung mengenai cara mendapatkan informasi pola diet pribadi Anda, berbicaralah dengan dokter atau dokter umum. Dia akan mampu membimbing rencana pola makan Anda atau merujuk Anda ke dokter spesialis memenuhi syarat.
  2. Ketika seseorang memakan kalori lebih banyak daripada yang ia bakar, tubuh merespon dengan membuat gula darahnya meningkat. [21] Karena gejala diabetes disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi, hal ini tidak diinginkan bagi orang yang menderita diabetes. Dengan demikian, penderita diabetes umumnya dianjurkan untuk memiliki pola makan yang mengandung sebanyak mungkin nutrisi-nutrisi penting sambil menjaga kalori total yang dikonsumsi per hari pada tingkat yang cukup rendah. Dengan demikian, makanan (seperti sayur-sayuran) yang padat nutrisi dan rendah kalori merupakan bagian yang baik dari pola makan diabetes yang sehat.
    • Pola makan yang rendah kalori dan bergizi tinggi juga berguna untuk diabetes karena pola makan ini memastikan Anda tetap berada pada berat badan yang sehat. Obesitas diketahui sangat berkontribusi pada pengembangan penyakit diabetes. [22]
  3. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak isu-isu telah dibuat mengenai bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh karbohidrat. Sebenarnya, sebagian besar ahli kesehatan menganjurkan untuk makan karbohidrat dalam jumlah yang terkontrol - terutama, jenis-jenis karbohidrat yang sehat dan bergizi. Umumnya, penderita diabetes perlu membatasi asupan karbohidrat mereka agar makan dalam jumlah yang cukup rendah dan untuk memastikan bahwa karbohidrat yang harus mereka makan adalah karbohidrat yang tinggi serat dan gandum utuh. Lihat di bawah ini untuk informasi lebih lanjut:
    • Banyak karbohidrat berupa produk makanan biji-bijian serealia, yang berasal dari gandum, havermut, beras, jelai, dan biji-bijian yang sejenis. Produk gandum dapat dibagi menjadi dua kategori - gandum utuh dan gandum olahan. Gandum utuh mengandung keseluruhan bagian gandum, termasuk bagian terluar yang kaya nutrisi (disebut kulit dan intisari), sedangkan gandum olahan hanya berisi bagian bertepung yang paling dalam (disebut endosperma/bagian inti), yang tidak terlalu bernutrisi. Sebagai sumber kalori, gandum utuh jauh lebih kaya akan nutrisi dibandingkan gandum olahan, jadi cobalah untuk memprioritaskan produk gandum utuh daripada roti "putih", pasta "putih", nasi "putih", dan sebagainya.
  4. Serat merupakan nutrisi yang terkandung di dalam sayuran, buah-buahan, dan makanan yang berasal dari tanaman lainnya. Serat biasanya tidak dapat dicerna - ketika dikonsumsi, sebagian besar serat melewati usus tanpa dicerna. Meskipun serat tidak memberikan banyak nutrisi, namun serat memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan Anda. Misalnya, serat membantu mengendalikan rasa lapar, sehingga lebih memudahkan Anda untuk makan makanan dalam jumlah yang sehat. Serat juga berperan penting untuk pencernaan kesehatan dan membantu membuat "buang air" menjadi lancar. [23] Makanan tinggi serat adalah pilihan yang baik untuk penderita diabetes karena makanan tersebut membuat mereka lebih mudah mengatur makanan mereka dalam jumlah yang sehat setiap hari.
    • Makanan tinggi serat antara lain sebagian besar buah-buahan (terutama rasberi, pir, dan apel), gandum utuh, kulit gandum, kacang-kacangan (terutama buncis dan lentil/miju-miju), sayur-sayuran (khususnya articok, brokoli, dan kacang hijau). [24]
  5. Protein biasanya (memang) merupakan sumber energi yang sehat dan mengandung nutrisi yang membangun otot, tetapi beberapa sumber protein juga mengandung lemak. Untuk pilihan yang lebih cerdas, pilihlah sumber protein yang rendah lemak dan bergizi tinggi. Selain memberikan nutrisi yang diperlukan agar tubuh sehat dan kuat, protein juga dikenal dapat mempertahankan perasaan kenyang yang lebih lama dan lebih baik daripada sumber kalori lainnya.
    • Protein tanpa lemak antara lain daging ayam putih tanpa kulit (daging yang gelap memiliki lemak yang sedikit lebih banyak, sementara kulitnya tinggi lemak), hampir semua jenis ikan, produk susu, kacang-kacangan, telur, daging babi has dalam, dan bermacam-macam daging merah tanpa lemak. [25]
  6. Bertentangan dengan kepercayaan orang-orang saat ini, makanan berlemak tidak selalu merupakan hal yang buruk. Bahkan, beberapa jenis lemak, yaitu lemak tak jenuh tunggal dan ganda (yang termasuk Omega 3) dikenal bermanfaat bagi kesehatan, termasuk menurunkan kadar LDL tubuh, atau kolesterol "jahat". [26] Namun, semua lemak mengandung padat kalori, oleh karena itu Anda perlu mengonsumsi lemak dengan secukupnya untuk mempertahankan berat badan yang sehat. Cobalah untuk menambahkan lemak "baik" dalam porsi kecil ke dalam pola makan Anda tanpa meningkatkan asupan kalori Anda secara keseluruhan per hari - dokter atau ahli gizi Anda dapat membantu Anda.
    • Makanan yang kaya akan lemak "baik" (lemak tak jenuh tunggal dan ganda) antara lain alpukat, hampir semua jenis kacang-kacangan (termasuk badam, pikan, kacang mede, dan kacang tanah), ikan, tahu, biji rami, dan banyak lagi. [27]
    • Di sisi lain, makanan yang kaya akan lemak "jahat" (lemak jenuh dan lemak trans) antara lain daging berlemak (termasuk daging sapi biasa atau daging sapi giling, daging asap, sosis, dll), produk susu berlemak (antara lain krim, es krim, susu kaya-lemak, keju, mentega, dll), cokelat, minyak babi, minyak kelapa, kulit unggas, makanan ringan olahan, dan makanan yang digoreng.
  7. Kolesterol merupakan lemak - sejenis molekul lemak - yang secara alami diproduksi oleh tubuh yang merupakan bagian penting dari membran sel. Meskipun tubuh secara alami membutuhkan sejumlah kolesterol, kadar kolesterol darah yang tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan - terutama bagi penderita diabetes. Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah kardiovaskular yang berat, termasuk penyakit jantung dan stroke. Penderita diabetes secara alami cenderung memiliki kadar kolesterol yang tidak sehat, jadi sangatlah penting bagi penderita diabetes untuk memantau asupan kolesterol mereka dibandingkan orang-orang yang bukan penderita diabetes. [28] Hal ini berarti memilih makanan dengan hati-hati untuk membatasi asupan kolesterol.
    • Kolesterol dibagi menjadi dua bentuk - kolesterol LDL (atau "jahat") dan kolesterol HDL (atau "baik"). Kolesterol jahat dapat menumpuk di dinding bagian dalam arteri, yang akhirnya menyebabkan masalah kesehatan yaitu serangan jantung dan stroke, sedangkan kolesterol baik membantu menyingkirkan kolesterol yang merusak tersebut dari darah. Dengan demikian, penderita diabetes perlu menjaga asupan kolesterol "jahat" mereka seminimal mungkin sambil memakan makanan yang mengandung kolesterol "baik" dalam jumlah yang sehat. [29]
    • Sumber kolesterol "jahat" antara lain: produk susu yang berlemak, kuning telur, hati dan jenis-jenis daging organ hewan lainnya, daging berlemak, dan kulit unggas.
    • Sumber kolesterol "baik" antara lain: havermut, kacang-kacangan, hampir semua jenis ikan, minyak zaitun, dan makanan yang mengandung sterol nabati [30]
  8. Alkohol seringkali disebut sebagai sumber "kalori kosong", dan sebenarnya - minuman beralkohol seperti bir, anggur, dan minuman keras lainnya memang mengandung kalori tetapi juga mengandung sedikit nutrisi. Untungnya, sebagian besar penderita diabetes tetap bisa menikmati minuman yang menghibur ini (walaupun tidak bergizi) secukupnya. Menurut Asosiasi Diabetes Amerika (American Diabetes Association), konsumsi alkohol yang secukupnya sebenarnya memiliki efek yang tidak besar dalam pengendalian glukosa darah dan tidak berkontribusi terhadap penyakit jantung. [31] Dengan demikian, penderita diabetes umumnya boleh mengikuti panduan yang sama seperti orang-orang yang bukan penderita diabetes dalam hal konsumsi alkohol: laki-laki dapat mengonsumsi hingga 2 minuman dalam sehari, sementara wanita dapat mengonsumsi 1 minuman. [32]
    • Perhatikan bahwa, untuk tujuan medis, "minuman" didefinisikan sebagai ukuran standar porsi minuman tersebut - sekitar 355 ml bir, 148 ml anggur, atau 45 ml minuman keras. [33]
    • Perlu diperhatikan bahwa panduan ini tidak memperhitungkan campuran manis dan gula tambahan yang mungkin ditambahkan ke dalam koktail dan dapat berdampak negatif terhadap kadar glukosa darah penderita diabetes.
  9. Salah satu hal yang paling membuat frustrasi dalam berdiet, termasuk diet diabetes, adalah bahwa memakan makanan apapun terlalu banyak - bahkan makanan yang sehat dan bergizi - dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. Karena itu penting bagi penderita diabetes untuk menjaga berat badan mereka pada tingkat yang sehat, pengendalian porsi makanan merupakan hal yang harus diperhatikan dengan serius. Umumnya, untuk makanan berat, seperti makan malam, penderita diabetes perlu makan banyak sayur-sayuran kaya serat dan bergizi serta protein dan biji-bijian yang mengandung zat tepung atau karbohidrat dalam jumlah yang terkendali.
    • Banyak para ahli penyakit diabetes menawarkan contoh panduan-panduan makanan untuk membantu mengajarkan pentingnya pengendalian porsi makanan. Sebagian besar panduan tersebut kurang lebih seperti contoh-contoh berikut: [34]
    • Isi 1/2 piring Anda dengan sayuran kaya serat yang tidak mengandung tepung seperti sayur kale, bayam, brokoli, kacang hijau, sawi, bawang merah, cabai, lobak, tomat, kembang kol, dan lain sebagainya.
    • Isi 1/4 piring Anda dengan biji-bijian dan makanan yang mengandung tepung yang sehat seperti roti gandum, havermut, nasi, pasta, kentang, buncis, kacang polong, bubur, labu, dan berondong jagung.
    • Isi 1/4 piring Anda dengan protein tanpa lemak seperti ayam tanpa kulit, ikan, makanan laut, daging sapi atau daging babi tanpa lemak, tahu, dan telur.
    Iklan
Bagian 4
Bagian 4 dari 4:

Menggunakan Obat-obatan

Unduh PDF
  1. Diabetes adalah penyakit berat yang dapat memerlukan obat-obatan khusus untuk mengobatinya. Namun, jika disalahgunakan, obat-obatan ini dapat menyebabkan masalah yang berat. Sebelum mengonsumsi obat-obatan untuk diabetes Anda, berbicaralah dengan dokter Anda untuk membuat rencana dalam melakukan semua pilihan pengobatan (termasuk pola makan dan olahraga). Sama seperti semua masalah medis yang serius, penyakit diabetes memerlukan nasihat dari seorang profesional yang berkualitas. Informasi tersebut dalam bagian ini adalah murni informatif dan tidak boleh digunakan untuk memilih obat-obatan atau merumuskan dosis.
    • Selain itu, Anda tidak akan perlu berhenti mengonsumsi obat-obatan yang sedang Anda gunakan jika Anda mengetahui bahwa Anda adalah penderita diabetes. Seorang dokter harus mengevaluasi semua variabel yang ada - termasuk penggunaan obat-obatan Anda saat ini – yang digunakan untuk mengembangkan rencana dalam pengobatan penyakit diabetes Anda.
    • Efek penggunaan obat diabetes yang terlalu banyak atau terlalu sedikit bisa menjadi serius. Misalnya, overdosis insulin dapat menyebabkan hipoglikemia, menyebabkan pusing, kelelahan, kebingungan, dan bahkan koma pada kasus yang berat.
  2. Insulin mungkin merupakan obat diabetes yang paling terkenal. Insulin yang diberikan dokter untuk penderita diabetes adalah bentuk sintetis dari bahan kimia alami yang diproduksi oleh pankreas untuk memproses gula dalam darah. Pada orang yang sehat, setelah makan, ketika kadar gula darah sedang tinggi, tubuh melepaskan insulin untuk memecah gula, mengeluarkannya dari aliran darah dan mengubahnya ke dalam bentuk energi yang dapat digunakan. Memberian insulin (melalui injeksi) akan membuat tubuh dapat memproses gula darah dengan baik. Karena insulin yang digunakan dalam pengobatan diproduksi dalam beberapa kekuatan dan jenis, sangatlah penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mulai menggunakan insulin.
    • Perhatikan bahwa penderita diabetes tipe 1 harus melakukan terapi insulin . Ciri-ciri utama diabetes tipe 1 adalah tubuh penderita benar-benar tidak mampu membuat insulin, sehingga harus ditambahkan oleh pasien tersebut. Penderita diabetes tipe 2 bisa atau mungkin tidak perlu melakukan terapi insulin, tergantung pada tingkat keparahan penyakit mereka.
  3. Ada berbagai pilihan obat-obatan diabetes (pil) yang dikonsumsi secara oral. Seringkali, untuk penderita diabetes tipe 2 dengan kasus sedang, para dokter akan menganjurkan untuk mencoba jenis obat-obatan ini sebelum menggunakan insulin sebagai pengobatan yang terakhir yang merupakan pilihan pengobatan yang lebih drastis dan mempengaruhi kehidupan. Karena adanya berbagai obat diabetes oral dengan mekanisme tindakan yang berbeda-beda, sangatlah penting untuk berbicara dengan dokter sebelum memulai untuk mengonsumsi pil diabetes yang manapun untuk memastikan bahwa obat tersebut aman untuk penggunaan pribadi Anda sendiri. Di bawah ini adalah berbagai jenis obat oral diabetes dan deskripsi singkat tentang mekanisme kerja untuk masing-masing obat: [35]
    • Sulfonilurea - merangsang pankreas untuk melepaskan lebih banyak insulin.
    • Biguanida - menurunkan jumlah glukosa yang diproduksi di hati dan membuat jaringan otot lebih sensitif terhadap insulin.
    • Meglitinide - merangsang pankreas untuk melepaskan lebih banyak insulin.
    • Thiazolidinedione - mengurangi produksi glukosa di hati dan meningkatkan sensitivitas insulin pada jaringan otot dan lemak.
    • DPP-4 inhibitor - mencegah kerusakan mekanisme kimia yang biasanya tidak tahan lama yang bertugas mengatur kadar glukosa darah.
    • SGLT2 Inhibitor - menyerap glukosa darah pada ginjal.
    • Alfa-glukosidase inhibitor - menurunkan kadar glukosa dengan mencegah pemecahan tepung di dalam usus. Juga memperlambat pemecahan sebagian gula.
    • Pengikat Asam Empedu - mengurangi kolesterol dan sekaligus menurunkan kadar glukosa. Metode yang terakhir ini masih belum dipahami dengan baik.
  4. Obat-obat yang dirancang khusus untuk melawan diabetes di atas bukanlah satu-satunya obat yang diresepkan untuk diabetes. Para dokter meresepkan berbagai obat, dari aspirin sampai vaksinasi flu, untuk membantu mengendalikan diabetes. Namun, meskipun obat-obat ini biasanya tidak se-"serius" atau sedrastis seperti obat diabetes yang dijelaskan di atas, alangkah baiknya jika Anda berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum melengkapi rencana pengobatan Anda dengan salah satu obat-obatan ini. Beberapa obat tambahan tersebut antara lain:
    • Aspirin - kadang-kadang diberikan untuk mengurangi risiko serangan jantung pada penderita diabetes. [36] Mekanisme aksi dari obat ini tidak dipahami dengan baik tetapi diperkirakan berhubungan dengan kemampuan aspirin dalam mencegah sel-sel darah merah agar tidak saling menempel.
    • Vaksinasi flu - karena flu, seperti penyakit lainnya, dapat menyebabkan kadar glukosa darah menjadi tidak stabil dan membuat diabetes lebih sulit untuk dikendalikan, para dokter sering menganjurkan pasien untuk menerima vaksinasi flu tahunan untuk mengurangi peluang mereka tertular penyakit ini.
    • Suplemen herbal - meskipun sebagian besar suplemen "homeopati" belum pasti terbukti efektif secara ilmiah, beberapa pasien diabetes memberikan keterangan positif mengenai keefektifan suplemen-suplemen ini.
    Iklan


Tips

  • Mintalah bantuan medis untuk pemulihan kembali saat Anda merasakan gejala perubahan gula yang tinggi dalam tubuh (indikasi tidak normal).
    • Diabetes adalah masalah kesehatan yang berat dengan efek yang terus-menerus/tidak dapat diperbaiki , dan membutuhkan perawatan medis yang segera dan berkelanjutan . Para ilmuwan belum mengungkapkan semua penyebab hal-hal tersebut.
  • Awalnya, diabetes muncul saat rusaknya sel-sel beta di dalam pankreas yang memproduksi insulin. Sel-sel juga mulai "menolak insulin" dan membuat pankreas bekerja terlalu keras. Makanan yang kita konsumsi berubah menjadi gula, yang disebut glukosa, memberikan energi untuk tubuh kita. Setelah tidak adanya sel beta yang memproduksi insulin untuk membawa glukosa ke dalam sel (otot, lemak, dan lain-lain), maka gula tetap berada di dalam darah dan karena tubuh tidak dapat menggunakan glukosa dengan benar (tanpa insulin yang cukup), maka glukosa dibuang melalui urin, merusak ginjal dan jika tidak dikendalikan akan menyebabkan gagal ginjal, serta organ-organ lain (hati, jantung, saraf dan mata menjadi rusak) sebelum dikeluarkan (dibuang dari tubuh melalui urin).
  • Jika Anda memiliki indikasi diabetes, segera kunjungi dokter untuk diberikan analisis yang tepat. Gejala-gejala yang biasanya terjadi pada diabetes tipe 1 juga akhirnya akan menjadi diabetes tipe 2 ketika gejalanya mulai ringan dan semakin memburuk, jika tidak dikontrol dengan baik. Indikasi-indikasi biasa yang menunjukkan adanya penyakit diabetes antara lain:
    • nafsu makan yang ekstrem,
    • dehidrasi,
    • sering buang air kecil,
    • penurunan berat badan yang drastis,
    • penurunan energi,
    • kulit menjadi kering,
    • luka yang tidak sembuh-sembuh,
    • penyakit yang tidak sembuh-sembuh
    • masalah perut,
    • organ-organ tubuh mulai melemah dan akan gagal jika tidak dikontrol...
  • Diabetes di mana insulin tidak diproduksi bukanlah penyakit yang dapat disembuhkan, para ilmuwan mencoba menemukan teknik-teknik untuk mengobati diabetes, seperti merangsang pertumbuhan pankreas, transplantasi sel beta pankreas, transplantasi pankreas dan pengobatan genetik. Semua pendekatan ini harus melewati keseluruhan serangkaian uji coba dan analisis seperti mencegah resistensi terhadap insulin, menemukan cara untuk membuat unit insulin dalam jumlah yang cukup, menjaga pankreas tetap kuat dan lain-lain.
  • Jika menderita diabetes, Anda memiliki 3 pilihan untuk menghindari masalah-masalah kesehatan lainnya:
    • hindari peningkatan gula darah,
    • redakan gejala-gejalanya dan
    • carilah perawatan diabetes. Lembaga Departemen Kesehatan merupakan sumber informasi tentang pemeriksaan dalam merawat diabetes tipe satu dan tipe dua.
  • Kegagalan pankreas untuk menghasilkan enzim-enzim dan hormon-hormon termasuk insulin dan glukagon , yang tidak diobati, menyebabkan kelaparan (makanan tidak bisa digunakan) dan akan menyebabkan kematian. (Orang-orang dapat menggunakan bahan kelenjar pankreas sapi dan babi berbentuk butiran [digiling dan dikeringkan] yang terbuat dari pankreas hewan dan bentuk enzim dan hormon olahan lainnya.) Pankreas yang luka dan rusak (pankreatitis) diserang, kemudian dicerna, dihancurkan oleh enzim pentingnya sendiri yang biasanya hanya aktif di dalam usus untuk mencerna makanan - penyebab-penyebabnya antara lain penyalahgunaan alkohol, kelainan genetik, cedera, infeksi dari penyakit (sindrom Reye, gondok, coxsackie B, pneumonia mikoplasma, dan kampilobakter), dan kanker. [37]
Iklan

Peringatan

  • Jangan mencoba untuk mengontrol diabetes Anda sendiri, karena hal ini dapat membuat Anda merasa marah dan lelah, sehingga menyebabkan Anda menyerah. Setelah Anda terbiasa dengan rutinitas Anda, dengan bantuan "tim diabetes" medis Anda, Anda akan merasa lebih baik - dan mengendalikan diabetes Anda akan menjadi lebih mudah.
  • Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan gangguan jantung, gagal ginjal, kulit kering, kerusakan saraf, kehilangan penglihatan, infeksi ekstremitas bawah, amputasi dan dapat menyebabkan kematian.
Iklan
  1. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes/in-depth/diabetes/art-20044312
  2. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/patientinstructions/000082.htm
  3. http://diabeteshealth.com/read/2009/03/20/5564/insulin-for-type-2-diabetes-who-when-and-why/
  4. http://www.diabetes.org/living-with-diabetes/treatment-and-care/bariatric-surgery.html
  5. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes/in-depth/blood-sugar/art-20046628
  6. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes/in-depth/blood-sugar/art-20046628
  7. http://diabetes.niddk.nih.gov/dm/pubs/A1CTest/
  8. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-1-diabetes/basics/treatment/con-20019573
  9. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-1-diabetes/basics/treatment/con-20019573
  10. http://www.nei.nih.gov/health/diabetic/retinopathy.asp
  11. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/patientinstructions/000082.htm
  12. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes/in-depth/diabetes-diet/art-20044295
  13. http://www.diabeticcareservices.com/diabetes-education/diabetes-and-obesity
  14. http://www.diabetes.org/food-and-fitness/food/what-can-i-eat/understanding-carbohydrates/types-of-carbohydrates.html
  15. http://www.mayoclinic.org/healthy-living/nutrition-and-healthy-eating/in-depth/high-fiber-foods/art-20050948
  16. http://www.webmd.com/fitness-exercise/guide/good-protein-sources
  17. http://www.diabetes.org/food-and-fitness/food/what-can-i-eat/making-healthy-food-choices/fats-and-diabetes.html
  18. http://www.diabetes.org/food-and-fitness/food/what-can-i-eat/making-healthy-food-choices/fats-and-diabetes.html
  19. http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/Diabetes/WhyDiabetesMatters/Cholesterol-Abnormalities-Diabetes_UCM_313868_Article.jsp
  20. http://www.diabetes.org/food-and-fitness/food/what-can-i-eat/making-healthy-food-choices/fats-and-diabetes.html
  21. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-cholesterol/in-depth/cholesterol/art-20045192?pg=2
  22. http://www.diabetes.org/food-and-fitness/food/what-can-i-eat/making-healthy-food-choices/alcohol.html
  23. http://www.diabetes.org/food-and-fitness/food/what-can-i-eat/making-healthy-food-choices/alcohol.html
  24. http://www.diabetes.org/food-and-fitness/food/what-can-i-eat/making-healthy-food-choices/alcohol.html
  25. http://www.diabetes.org/food-and-fitness/food/planning-meals/create-your-plate/
  26. http://www.diabetes.org/living-with-diabetes/treatment-and-care/medication/oral-medications/what-are-my-options.html
  27. http://www.diabetes.org/living-with-diabetes/treatment-and-care/medication/other-treatments/aspirin.html
  28. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000287.htm nlm.NIH.gov, Medlineplus
  29. http://www.ndep.nih.gov/i-have-diabetes/

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 6.700 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan