PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Jika anak Anda tidak biasanya bersikap tertutup dan menjadi pemalu, ada kemungkinan itu merupakan tanda bahwa ia menjadi korban pelecehan seksual. Anda perlu mencari tanda-tanda peringatan bahwa kekerasan atau pelecehan mungkin terjadi pada anak Anda, dan bicaralah dengan anak Anda mengenai apakah ia mengalami kontak fisik yang tidak seharusnya. Tentunya, cara terbaik untuk membantu anak Anda jika ia mengalami pelecehan seksual adalah dengan bertindak cepat. Lihatlah langkah pertama untuk mempelajari cara mengetahui apakah anak Anda mengalami pelecehan seksual dan apa tindakan selanjutnya yang harus diambil.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Perhatikan Tanda-Tandanya pada Anak

PDF download Unduh PDF
  1. Jika anak Anda biasanya bersikap terbuka dan ceria, namun ia tiba-tiba menunjukkan perilaku pemalu dan tertutup, ada kemungkinan hal tersebut adalah tanda bahwa ada sesuatu yang salah. Dalam banyak kejadian, anak-anak yang menjadi korban pelecehan merasa malu atau bingung dengan apa yang terjadi, dan karena mereka tidak tahu cara mengungkapkan perasaannya, mereka hanya bisa memendamnya. Cobalah perhatikan apakah anak Anda tampak lebih diam dari biasanya. [1]
    • Seorang anak mungkin menjadi pendiam karena alasan lain selain pelecehan seksual, seperti menjadi korban penindasan, melalui fase yang melibatkan perceraian orang tuanya, atau kejadian-kejadian lainnya. Akan tetapi, perubahan sikap pada anak perlu dianggap sebagai tanda peringatan bahwa pelecehan seksual mungkin terjadi, terutama jika Anda melihat tanda-tanda peringatan lain pada anak Anda.
  2. Jika anak Anda tiba-tiba menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan usianya (mis. anak Anda bersikap seperti anak kecil), Anda harus benar-benar waspada. Jika Anda dapat mengesampingkan faktor-faktor yang memengaruhi perubahan sikap tersebut, seperti penindasan atau bentuk stres lain, ada kemungkinan perubahan tersebut disebabkan oleh terjadinya pelecehan seksual. Ada beberapa contoh perilaku yang perlu Anda perhatikan: [2]
    • Mengompol (jika terjadi pada usia yang tidak seharusnya)
    • Mengamuk atau menunjukkan sikap agresif tanpa alasan yang jelas
    • Tidak bisa lepas dari Anda dan menangis jika Anda harus pergi setelah mengantarnya ke sekolah atau ke tempat penitipan anak
  3. Kebanyakan anak-anak mengalami mimpi buruk atau masalah tidur ( insomnia ) hanya sesekali. Ini artinya, jika anak Anda mengalami masalah tidur selama beberapa hari saja, Anda tidak perlu terlalu khawatir. Akan tetapi, jika anak Anda sering mengalami mimpi buruk, menangis saat ia keluar dari kamarnya di malam hari dan tidak dapat tidur kembali di kamarnya, Anda perlu mewaspadai hal tersebut.
  4. Terkadang, anak-anak yang mengalami pelecehan seksual menunjukkan kekerasan pada mainan atau anak-anak lain. Anda mungkin melihat anak Anda menunjukkan perilaku seksual dan tidak tahu dari mana ia mengetahui atau mempelajari perilaku tersebut. Perhatikan cara anak Anda bermain dengan mainan dan anak-anak lain, dan jangan abaikan jika Anda melihat sesuatu yang tidak wajar.
    • Sebagai contoh, anak yang mengalami pelecehan seksual mungkin menyentuh boneka atau mainnya dengan cara yang tidak sesuai, atau menunjukkan perilaku tersebut pada anak lain.
    • Anak Anda juga mungkin mengucapkan kata-kata atau frasa-frasa vulgar yang tidak pernah diajari sebelumnya.
    • Wajar bagi anak-anak untuk menyentuh organ vitalnya karena, secara alami, mereka memiliki rasa ingin tahu terhadap tubuhnya dan ingin mengetahui lebih banyak mengenai tubuhnya. Akan tetapi, jika mereka tampak menunjukkan perilaku dewasa saat menyentuh organ vitalnya (mis. bermasturbasi, karena anak-anak tidak menyentuh organ vitalnya untuk mendapatkan kepuasan), ada kemungkinan hal tersebut perlu Anda waspadai.
  5. Jika anak Anda biasanya tampak ceria dan banyak bicara, dan ia tiba-tiba mulai bersikap malu dan tertutup, ada kemungkinan hal tersebut merupakan tanda bahwa ia mengalami kekerasan atau pelecehan. Anak yang pemalu mungkin dapat menunjukkan kemarahannya dan perilaku yang memang tidak biasanya ia tunjukkan. Perhatikan dengan saksama perubahan suasana hati pada anak Anda yang (kemungkinan) tidak disebabkan oleh hal-hal yang logis.
  6. Apakah anak Anda memiliki rasa takut atau menunjukkan ketidaknyamanan saat ia berada di suatu tempat atau di sekitar orang-orang tertentu? Jika anak Anda tiba-tiba kabur dan bersembunyi, menjadi sangat diam, atau mulai menangis saat berada di dekat orang tertentu, ada kemungkinan hal tersebut merupakan tanda peringatan.
    • Beberapa anak memang bersikap pemalu. Akan tetapi, Anda perlu mengetahui perbedaan antara sikap pemalu dan ketakutan tidak biasa yang ditunjukkan oleh reaksi anak Anda terhadap seseorang.
    • Perhatikan apakah anak Anda menunjukkan rasa enggan yang tidak wajar untuk mengunjungi tempat-tempat tertentu, seperti sekolah, kelas piano, rumah saudara, dan lain-lain.
  7. Tanda-tanda fisik yang mengacu pada terjadinya kekerasan seksual dapat dikatakan jarang ditemukan, karena pelakunya sering kali tidak ingin meninggalkan jejak. Akan tetapi, penting bagi Anda untuk mengetahui tanda-tanda fisik terjadinya kekerasan atau pelecehan seksual agar Anda dapat segera mengenali kondisi yang terjadi saat Anda melihatnya. Ada beberapa tanda fisik terjadinya pelecehan atau kekerasan seksual pada anak: [3]
    • Luka, perubahan warna, pendarahan atau kotoran pada bagian mulut, organ vital atau anus
    • Luka saat buang air kecil atau terjadi pergerakan usus
    • Memar di sekitar organ vital
  8. Sebagai contoh, perilaku seksual yang wajar bagi anak-anak usia 0 hingga 5 tahun, di antaranya, adalah: [4]
    • Penggunaan bahasa anak-anak untuk membicarakan mengenai anggota tubuh
    • Menunjukkan rasa ingin tahu mengenai bagaimana bayi diciptakan
    • Menyentuh atau mengusap organ vitalnya
    • Memiliki rasa ingin tahu mengenai organ vitalnya sendiri
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Berbicara dengan Anak Anda

PDF download Unduh PDF
  1. Kekerasan atau pelecehan adalah topik obrolan yang sangat sulit untuk didiskusikan oleh anak-anak dan orang dewasa, sehingga penting bagi Anda untuk mendiskusikannya di lingkungan yang membuat anak Anda merasa nyaman. Tunggulah hingga Anda dan anak Anda tidak perlu pergi ke mana pun, kemudian pilihlah tempat yang dirasa aman dan nyaman, seperti dapur keluarga atau ruang kerja. Buatlah agar anak Anda tahu bahwa Anda ingin menanyakannya beberapa pertanyaan, dan apa pun jawaban yang ia berikan, ia tidak akan mendapat masalah. [5]
    • Jangan mengungkap atau mengangkat topik mengenai pelecehan seksual di depan siapa pun yang tidak benar-benar Anda percaya. Selain itu, jangan mengangkat topik tersebut di depan siapa pun yang Anda curiga sebagai pelaku pelecehan, termasuk anggota keluarga anak yang bersangkutan.
    • Penting bagi Anda untuk benar-benar bersikap tidak menghakimi dan memastikan diskusi berjalan dengan lancar dan tenang. Jangan meremehkan atau menganggap enteng hal-hal yang diungkapkan, atau menunjukkan kemarahan, bahkan jika kemarahan Anda ditujukan pada situasi yang terjadi, bukan pada anak Anda.
  2. Jika ia merasa nyaman, bawalah topik obrolan secara langsung, namun dengan cara yang lembut. Tanyakan apakah ada orang yang menyentuhnya secara tidak senonoh. Gunakan kata-kata yang biasanya Anda dan anak Anda gunakan untuk menyebut anggota tubuh yang tidak seharusnya disentuh oleh orang lain.
    • Jika anak Anda menjawah “Ya”, doronglah ia agar mau menceritakan lebih banyak mengenai kejadian tersebut. Teruslah bertanya, tentunya dalam cara yang tidak menghakimi.
    • Perlu diingat bahwa terkadang pelecehan seksual tidak meninggalkan kesan buruk pada anak. Oleh karena itu, penggunaan kata-kata seperti “Apakah ada yang melukaimu?” atau “Apakah seseorang menyentuhmu secara kasar?” mungkin tidak begitu berpengaruh bagi anak Anda. Tanyakan hal-hal yang lebih spesifik. [6]
  3. Sebagai contoh, Anda dapat mengatakan bahwa Anda memperhatikan anak Anda tampak ketakutan setiap kali Anda mengantarnya ke tempat penitipan anak, atau saat seseorang datang berkunjung. Jika anak Anda menunjukkan perilaku tertutup, pemalu, atau agresif, tanyakan mengapa ia berperilaku seperti itu. Sebutkan perilaku-perilaku tersebut secara spesifik dan mintalah anak Anda untuk mengatakan apa yang membuatnya berperilaku seperti itu.
  4. Terkadang, pelaku pelecehan seksual memaksa korbannya berjanji untuk menjaga rahasia mengenai apa yang terjadi dan, mungkin, mengancam korbannya untuk tutup mulut. Jika anak Anda mengatakan bahwa ia diminta untuk menjaga rahasia, katakan padanya bahwa orang dewasa tidak seharusnya menyuruh anak-anak untuk menjaga rahasia. Jelaskan padanya bahwa terkadang ada baiknya seseorang menjaga rahasia, dan tunjukkan bahwa ia lantas tidak akan mendapat masalah karena menceritakan rahasia tersebut. [7]
  5. Penting bagi Anda untuk membantu membuat anak Anda merasa nyaman dan tidak terhakimi saat ia berbicara dengan Anda. Katakan bahwa Anda ingin membantunya dan membuatnya merasa nyaman dari bahaya, terlepas dari apa yang terjadi padanya. Jika Anda mampu menjalin hubungan yang penuh kepercayaan dengan anak Anda, ada kemungkinan ia akan datang dan menceritakan pada Anda jika sewaktu-waktu ia mengalami kekerasan atau pelecehan seksual.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Melindungi Anak Anda

PDF download Unduh PDF
  1. Kekerasan pada anak-anak dilakukan dalam beberapa bentuk, dan penting bagi Anda untuk mengetahui cara mengenali bentuk kekerasan tersebut. Tidak semua kekerasan seksual bersifat fisik, sehingga jika anak Anda tidak benar-benar dilecehkan, ia tetap saja mungkin berada dalam bahaya. Di bawah ini adalah beberapa contoh kekerasan atau pelecehan yang dapat terjadi: [8]
    • Menyentuh organ vital anak untuk mendapatkan kepuasan seksual
    • Meminta anak menyentuh organ vital orang lain (baik orang dewasa maupun anak-anak)
    • Menunjukkan foto atau video porno pada anak
    • Mengambil foto anak-anak dengan cara yang tidak senonoh
    • Menunjukkan organ vital milik orang dewasa pada anak dan mendorong anak melakukan tindakan seksual
  2. Ajari anak Anda sejak dini mengenai bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain kecuali dirinya sendiri. Banyak orang tua yang mengajarkan bahwa bagian-bagian tubuh tersebut merupakan bagian tubuh yang harus ditutupi oleh jubah mandi (atau handuk). Ajari anak Anda bahwa jika seseorang mencoba menyentuh bagian-bagian tersebut, ia harus mengatakan “Tidak” dan segera memberitahu Anda bahwa ada yang ingin menyentuhnya.
    • Beberapa orang tua menggunakan metode “kontak fisik baik, kontak fisik buruk, kontak fisik rahasia” untuk mengajari anak-anak mengenai cara menyentuh orang lain. Kontak fisik yang baik adalah kontak fisik yang diperbolehkan, seperti high five . Kontak fisik yang buruk adalah kontak yang melukai, seperti tendangan atau pukulan. Kontak fisik rahasia adalah kontak yang melibatkan anak untuk menjaga rahasia. Katakan pada anak Anda untuk segera memberitahu Anda jika terjadi kontak fisik buruk atau kontak fisik rahasia.
  3. Anak-anak kemungkinan akan lebih banyak bercerita pada orang tuanya jika mereka tidak takut bahwa mereka akan mengalami masalah saat menceritakan sesuatu. Mereka juga harus merasa bahwa orang tua mereka percaya apa yang mereka katakan. Mulailah membina hubungan saling percaya yang positif dengan anak Anda agar ia tahu bahwa, apa pun yang terjadi, Anda akan selalu ada untuk membantunya.
    • Jika anak Anda menceritakan sebuah masalah—bahkan masalah yang tidak terkait dengan kekerasan atau pelecehan seksual—jangan mengabaikannya. Selalu perhatikan anak Anda dan bantulah ia mendapatkan solusi untuk masalah yang ia hadapi.
  4. Salah satu cara penting untuk membuat komunikasi terbuka dengan anak Anda adalah dengan melakukan obrolan secara berkala. Anda mungkin memiliki jadwal yang ketat dan harus pergi bekerja, namun cobalah luangkan waktu setiap hari untuk menanyakan kabar anak Anda. Selalu dapatkan informasi mengenai aktivitas anak Anda, dengan siapa ia sering meluangkan waktunya, dan bagaimana perasaannya setiap hari. Dengan begitu, jika sesuatu yang janggal terjadi, Anda akan segera mengetahuinya.
    • Pastikan anak Anda mendapat dukungan emosional. Anak-anak yang tidak banyak mendapatkan perhatian orang tuanya di rumah lebih rentan mengalami kekerasan atau pelecehan seksual.
  5. Pelaku pelecehan seksual biasanya mengintai anak-anak yang tampaknya tidak banyak diperhatikan atau diawasi oleh orang tua. Hadirilah perlombaan, latihan olahraga, latihan kesenian dan karyawisata yang diikuti oleh anak Anda. Jika Anda perlu menitipkan anak Anda pada orang lain, pastikan Anda mengenal dan memercayai orang tersebut, baik anggota keluarga, guru, pelatih, dan teman keluarga.
  6. Jika anak Anda memberitahu bahwa ia mengalami pelecehan seksual, jangan abaikan laporannya—bahkan jika kabar tersebut membuat Anda benar-benar terkejut. Ingatlah bahwa pelaku pelecehan seksual adalah orang-orang yang anak kenal dan percayai. [9] Hanya 10% dari orang-orang yang anak Anda kenal dianggap sebagai orang asing untuknya. Jika Anda memiliki alasan bahwa seseorang melakukan pelecehan atau kekerasan pada anak Anda, ambillah langkah-langkah berikut ini:
    • Jauhkan anak Anda dari pelaku kekerasan atau pelecehan.
    • Hubungi layanan darurat dan laporkan pelaku kekerasan pada pihak berwenang. Hubungi layanan perlindungan anak untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai cara melaporkan kekerasan atau pelecehan yang terjadi.
    • Berikan perawatan medis bagi anak Anda. Penting bagi Anda untuk membawa anak Anda ke dokter untuk mencari tahu apakah ia mengalami luka atau kekerasa fisik.
    • Bawalah anak Anda ke sesi konseling. Trauma psikologis karena kekerasan seksual sering kali berlangsung lebih lama daripada trauma fisik. Terapi yang diikuti dapat membantu anak Anda menemukan cara untuk mengatasi trauma tersebut. [10]
    Iklan

Peringatan

  • Jika kecurigaan Anda terkait pelecehan yang terjadi pada anak Anda terbukti benar, segera ambil tindakan dan selidiki teman-teman, guru, serta orang tua dari teman-teman anak Anda, kemudian laporkan ke polisi.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 15.908 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan