PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Mempertanyakan seksualitas diri merupakan hal yang wajar dan sehat, dan mungkin Anda membutuhkan waktu yang cukup lama hingga mengenali identitas seksual diri. Jika Anda tidak tertarik secara seksual kepada orang lain atau tidak berminat dengan seks, mungkin Anda bertanya-tanya apakah Anda seorang aseksual. Aseksualitas merupakan identitas seksual yang normal dan tidak lantas berarti bahwa Anda tidak memiliki gairah seks. Meskipun penting untuk diingat bahwa setiap individu aseksual berbeda, ada beberapa kesamaan yang membantu Anda mengenali aseksualitas dalam diri.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Mengamati Perasaan Anda Terhadap Seks

PDF download Unduh PDF
  1. 1
    Perhatikan apakah Anda tidak sering memikirkan seks. Perhitungkan sesering apa Anda memikirkan seks, serta berapa lama pikiran tersebut muncul. Sebagai seorang aseksual, Anda mungkin merasa bahwa seks tidak begitu menarik. Anda bisa saja tidak memikirkan seks selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan bertahun-tahun. [1]
    • Sebagai contoh, Anda mungkin tidak bisa mengingat kali terakhir Anda memikirkan seks. Selain itu, Anda mungkin sadar bahwa terkadang Anda memikirkan seks saat orang lain membahasnya, tetapi pikiran tersebut menghilang dengan cepat.
  2. 2
    Perhatikan perasaan Anda saat orang lain melontarkan komentar berbau seks. Bukan hal aneh saat orang-orang berbicara (atau menyindir) tentang seks di televisi, dan teman-teman Anda pun mungkin sering membahasnya. Pikirkan apa yang Anda rasakan saat topik mengenai seks dibahas. Jika Anda adalah seorang aseksual, mungkin Anda mengalami atau melihat tanda-tanda seperti ini: [2]
    • Anda merasa bosan saat orang-orang berbicara tentang pujaan hati, atau gairah dan pengalaman seksualnya.
    • Pikiran Anda melanglang saat orang-orang berbicara tentang seks.
    • Anda tidak memahami faktor-faktor yang membuat seseorang dianggap seksi.
    • Anda berpura-pura tertarik pada seks agar bisa “melebur” dalam situasi sosial.
  3. 3
    Pikirkan reaksi Anda terhadap hal-hal berbau seks. Hal-hal ini mencakup foto seksi, adegan seks di film, dan video/foto porno. Pikirkan apakah Anda tidak memiliki ketertarikan terhadap konten-konten tersebut. Setelah itu, pertimbangkan reaksi Anda saat melihatnya. Anda mungkin seorang aseksual jika tidak tergoda oleh hal-hal tersebut, dan tidak paham saat orang lain justru terangsang atau tertarik. [3]
    • Sebagai contoh, Anda mungkin tidak paham penyebab orang-orang menyukai konten porno. Alih-alih terangsang, Anda justru merasa bahwa konten seperti itu membosankan atau menjijikkan.
    • Anda mungkin merasa bosan atau tidak nyaman saat adegan seks ditayangkan dalam film.
    • Anda tidak merasa terangsang saat melihat seseorang dengan pakaian yang menggoda atau terbuka.
  4. 4
    Pikirkan apakah Anda menikmati kegiatan atau aktivitas seks sebelumnya. Anda tetap bisa menjadi seorang aseksual meskipun sebelumnya pernah melakukan seks. Dalam situasi seperti ini, pikirkan apa yang Anda rasakan mengenai pengalaman seksual tersebut, alasan Anda melakukannya, dan kemungkinan untuk mencobanya lagi. Sebagai contoh, Anda tetap bisa menjadi seorang aseksual jika mengalami salah satu tanda-tanda berikut: [4]
    • Anda pernah merasa bahwa Anda seharusnya melakukan seks atau akan menyukainya jika mau mencobanya.
    • Anda tidak pernah ingin mengawali hubungan seks.
    • Anda pernah melakukan seks dan sadar bahwa Anda tidak menikmatinya.
    • Alih-alih menyenangkan, seks justru terasa aneh.
    • Anda merasa bahwa aktivitas seks yang dilakukan tidak memberikan kesenangan (dalam hal ini, Anda melakukannya tanpa antusiasme).
    • Anda merasa sebagian besar aktivitas lain jauh lebih mengasyikkan daripada seks.
  5. 5
    Pikirkan apakah Anda lebih senang bermasturbasi daripada melakukan seks bersama orang lain. Anda bisa menjadi seorang aseksual dan tetap menyukai masturbasi. Mungkin Anda dapat terangsang secara seksual, tetapi tidak merasa tertarik kepada orang lain. Perasaan seperti ini merupakan hal yang normal. Jika Anda senang bermasturbasi, tetapi merasa bahwa Anda mungkin adalah seorang aseksual, ada kemungkinan Anda hanya senang merawat kebutuhan seksual diri sendiri. [5]

    Tip: Masturbasi dapat menjadi topik yang membingungkan saat dikaitkan dengan aseksualitas. Anda mungkin masih senang bermasturbasi, bahkan jika Anda adalah seorang aseksual. Di sisi lain, Anda mungkin tidak mau melakukannya. Anda bisa mengalami atau merasakan kedua hal tersebut dan tetap menjadi seorang aseksual.

  6. 6
    Bicaralah dengan dokter jika Anda merasa memiliki gangguan medis yang memengaruhi minat atau pengalaman seks. Aseksualitas merupakan orientasi seksual yang normal dan sehat. Namun, beberapa gangguan mental dan fisik dapat menurunkan tingkat libido dan ketertarikan terhadap seks. Kunjungi dokter jika Anda khawatir bahwa perasaan atau pandangan Anda terhadap seks berkaitan dengan kondisi medis tertentu. Setelah berkonsultasi dengan dokter, Anda bisa menangani kondisi yang ada. Sebagai contoh, Anda mungkin mengalami satu dari tanda-tanda berikut: [6]
    • Dismorfia tubuh terjadi saat Anda dikuasai oleh pikiran negatif mengenai tubuh atau kekurangan fisik. Siapa pun dapat mengalami dismorfia tubuh, terutama kelompok transgender. Jika Anda mengalami dismorfia tubuh, akan sulit bagi Anda untuk membayangkan atau merasa percaya diri untuk melakukan seks dengan seseorang.
    • Gangguan disfungsi seksual mencakup beragam gejala. Penanganannya bersifat opsional, tergantung pada keinginan pasien.
    • Gangguan stres pascatrauma kompleks ( complex PTSD ) merupakan respons trauma yang membuat Anda menarik diri dan merasa takut untuk membuka diri. Anda mungkin tidak memiliki gairah untuk menjalani hubungan seksual. Namun, perasaan atau gairah ini dapat kembali saat Anda mengikuti terapi.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Membedakan Beragam Jenis Ketertarikan

PDF download Unduh PDF
  1. 1
    Kenali perbedaan antara orientasi romantis dan orientasi seksual. Jangan beranggapan bahwa Anda tidak bisa menjadi sosok yang romantis hanya karena Anda adalah seorang aseksual. Anda bisa menjadi seorang aseksual dan merasakan ketertarikan romantis terhadap seseorang. Anda mungkin senang berpegangan tangan, berpelukan, mengobrol, berbagi makanan, dan bahkan berciuman dengan seseorang. Selain itu, Anda juga masih bisa membangun hubungan yang mendalam dan bertahan lama dengan orang lain. [7]
    • Anda juga memiliki kemungkinan menjadi seorang aromantis. Ini artinya Anda tidak memiliki perasaan romantis terhadap seseorang. Anda mungkin lebih menyukai hubungan lain seperti persahabatan atau hubungan keluarga.
    • Bukan hal yang aneh jika individu aseksual menjadi seorang panromantis . Ini artinya ia dapat jatuh cinta dengan siapa pun, terlepas dari gendernya. Anda bisa memiliki perasaan suka atau romantis terhadap seseorang dengan gender yang sama atau berbeda.
    KIAT PAKAR

    Eric A. Samuels, PsyD

    Pakar Psikologi Klinis
    Eric A. Samuels, Psy.D. adalah pakar Psikologi Klinis Berlisensi yang membuka praktik pribadi di San Francisco dan Oakland. Dia menerima gelar Psy.D. di bidang Psikologi Klinis dari The Wright Institute pada 2016. Eric mengkhususkan diri menangani kaum pria, remaja pria, dan orang-orang yang memiliki orientasi seksual dan identitas gender berbeda.
    Eric A. Samuels, PsyD
    Pakar Psikologi Klinis

    Pakar Kami Sependapat: Ada orang-orang yang mengidentifikasi diri mereka sebagai seorang aseksual, tetapi masih menginginkan hubungan percintaan/romantis. Namun, mereka kurang tertarik atau enggan menikmati elemen seksual dalam hubungan tersebut.

  2. 2
    Amati perbedaan antara ketertarikan estetis, sensual, dan seksual. Ada beragam jenis ketertarikan dan terkadang perbedaan ini membingungkan. Ketertarikan estetis muncul saat Anda merasa bahwa seseorang tampil cantik atau menarik, tetapi Anda tidak lantas tertarik secara seksual kepada orang tersebut. Ketertarikan sensual mengacu pada keinginan untuk berpelukan, mendekap, berciuman, atau berada di dekat seseorang. Sementara itu, ketertarikan seksual muncul saat Anda ingin melakukan kontak seksual dengan orang lain. Yang perlu Anda pahami adalah Anda masih bisa memiliki ketertarikan estetis dan seksual, dan tetap menjadi seorang aseksual. [8]
    • Saat Anda tertarik secara estetis kepada seseorang, Anda mungkin memiliki pendapat seperti, “Wajahnya begitu cantik.” Namun, Anda tidak memiliki keinginan untuk berhubungan intim dengannya.
    • Saat Anda memiliki ketertarikan sensual, Anda mungkin berpendapat, “Ia begitu atraktif dan menyenangkan. Aku ingin mendekap dan menggenggam tangannya.”
    • Jika Anda mengalami ketertarikan seksual, Anda akan melihat seseorang sebagai sosok yang atraktif dan ingin melakukan seks dengannya.

    Tip: Wajar jika Anda memiliki gairah seksual terhadap seseorang, dan tidak merealisasikannya dalam bentuk tindakan. Hal seperti ini tidak lantas berarti bahwa Anda adalah seorang aseksual.

  3. 3
    Amati tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Anda adalah seorang aseksual “abu-abu” ( gray-asexual ) atau demiseksual. Baik aseksual abu-abu maupun demiseksualitas merupakan bagian dari spektrum aseksual. Anda mungkin jatuh ke dalam kategori aseksual abu-abu jika memiliki minat seksual atau terkadang tertarik kepada seseorang. Di sisi lain, Anda mungkin adalah seorang demiseksual jika merasakan ketertarikan seksual terhadap seseorang hanya setelah membangun hubungan emosional yang mendalam dengannya. Jika Anda merasa bingung apakah Anda adalah seorang aseksual, pertimbangkan apakah kedua label tersebut dapat mencerminkan identitas seksual Anda secara lebih akurat. [9]
    • Untuk mengetahui apakah Anda seorang aseksual abu-abu, pikirkan saat Anda tertarik kepada seseorang atau terangsang oleh hal berbau seks. Keduanya dapat menandakan aseksualitas abu-abu.
    • Jika Anda menduga bahwa Anda adalah seorang demiseksual, pikirkan apakah Anda hanya tertarik kepada seseorang yang benar-benar dicintai atau disukai. Sebagai contoh, Anda mungkin memiliki gairah seksual terhadap seseorang yang sudah dikencani cukup lama, tetapi tidak tertarik secara seksual kepada orang lain.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Mengidenfitikasi Diri sebagai Seorang Aseksual

PDF download Unduh PDF
  1. 1
    Pahami bahwa identitas aseksual Anda adalah hal yang normal. Meskipun orang-orang belum memahami aseksualitas, identitas ini merupakan aspek normal yang menjadi bagian dari diri Anda. Jangan berusaha mengubah jati diri Anda. Coba rangkul aseksualitas sebagai hal yang menjadikan Anda sosok yang unik, menarik, dan percaya diri . [10]
    • Tidak ada hal yang benar atau salah mengenai ketidaktertarikan terhadap seks.
    • Tidak masalah jika Anda mempertanyakan identitas seksual dan merasa ragu dengan apa yang dirasakan. Jangan terburu-buru saat mencoba memahami diri.
    • Anda tidak berkewajiban memenuhi stereotip atau keinginan orang lain. Ingatlah bahwa Anda tidak harus melakukan seks untuk membuktikan sesuatu atau membahagiakan seseorang.
  2. 2
    Sadari bahwa setiap individu aseksual merupakan sosok yang unik. Anda mungkin memiliki beberapa aspek aseksualitas dalam diri, tetapi orang lain tidak memilikinya dan masih tetap dapat mengidentifikasi diri sebagai seorang aseksual. Perlu diingat bahwa aseksualitas adalah spektrum sehingga pandangan Anda mengenai seks mungkin berbeda dari pandangan orang lain. Berikut adalah beberapa contoh yang bisa Anda pertimbangkan: [11]
    • Anda mungkin merasa bahwa seks adalah sesuatu yang menjijikkan atau membosankan, atau justru cukup mengasyikkan.
    • Anda mungkin tidak ingin melakukan seks, atau menyukainya karena pasangan Anda menikmatinya.
    • Anda mungkin tidak benar-benar terangsang secara seksual, tetapi tetap ada kemungkinan bahwa rangsangan seksual bisa Anda alami.
    • Anda mungkin senang bermasturbasi dan memanfaatkannya untuk memuaskan gairah atau kebutuhan seksual. Namun, ada kemungkinan Anda tidak menyukainya sama sekali.
  3. 3
    Bergabunglah dengan jaringan dukungan jika Anda membutuhkan bantuan dalam memahami identitas diri. Dengan mempelajari lebih lanjut mengenai aseksualitas, Anda bisa memahami diri sendiri lebih baik. Selain itu, Anda akan merasa terdorong untuk berbagi kisah mengenai identitas tersebut dengan teman-teman, anggota keluarga, dan pasangan romantis. Coba cari grup dukungan di internet untuk terhubung dengan orang-orang yang memiliki identitas seksual yang sama. [12]
    • Sebagai contoh, Anda bisa bergabung dengan Asexuality Visibility & Education Network (AVEN).
    KIAT PAKAR

    AVEN adalah organisasi internasional yang menawarkan beragam sumber edukatif bagi siapa pun yang merasa bahwa dirinya adalah seorang aseksual.

    Eric A. Samuels, PsyD

    Pakar Psikologi Klinis
    Eric A. Samuels, Psy.D. adalah pakar Psikologi Klinis Berlisensi yang membuka praktik pribadi di San Francisco dan Oakland. Dia menerima gelar Psy.D. di bidang Psikologi Klinis dari The Wright Institute pada 2016. Eric mengkhususkan diri menangani kaum pria, remaja pria, dan orang-orang yang memiliki orientasi seksual dan identitas gender berbeda.
    Eric A. Samuels, PsyD
    Pakar Psikologi Klinis
  4. 4
    Luangkan waktu sebanyak yang diperlukan untuk menentukan identitas seksual. Sebagian orang secara naluriah mengetahui identitas seksualnya. Namun, tidak masalah jika Anda harus melalui periode yang panjang untuk mempertanyakan dan menemukan identitas seksual diri. Periode ini dapat berlangsung selama yang dibutuhkan untuk menentukan atau mengenali preferensi seksual diri. Jangan terburu-buru melabeli identitas diri atau merasa terpaksa menjelaskan identitas Anda kepada orang lain. Tetap pelajari lebih banyak mengenai diri sendiri dan apa yang Anda rasakan. Pada akhirnya, Anda bisa mengenali identitas seksual saat siap. [13]
    • Anda bisa bereksperimen dengan seksualitas untuk mencari tahu identitas seksual jika mau. Namun, pastikan Anda tidak sampai merasa terpaksa melakukannya. Jangan terburu-buru dan jalani apa yang memang Anda sukai.
    Iklan

Tips

  • Berbanggalah dengan identitas seksual Anda!
  • Keputusan untuk menceritakan identitas seksual kepada anggota keluarga atau komunitas di sekitar berada di tangan Anda. Jangan merasa terpaksa untuk menceritakan identitas tersebut jika Anda belum siap.
  • Anda mungkin merasa penasaran dengan seks, dan tidak masalah jika rasa penasaran tersebut muncul. Berikan kesempatan bagi diri sendiri untuk memenuhi rasa penasaran tersebut selama Anda merasa nyaman dengan tindakan atau langkah yang dijalani.
  • Jika pada akhirnya Anda ingin memiliki anak, ada beberapa opsi yang bisa dijalani untuk menjadi orang tua. Anda bisa melakukan seks untuk membuahi rahim, memanfaatkan inseminasi artifisial, atau mengadopsi anak. Jangan merasa bahwa Anda tidak bisa memiliki anak hanya karena Anda adalah seorang aseksual.
Iklan

Peringatan

  • Jika seseorang mengancam atau melukai Anda karena identitas diri (dan ancaman atau tindakan tersebut sudah jelas merupakan hal yang salah), segera laporkan orang yang bersangkutan kepada pihak berwajib. Tidak ada yang berhak melukai atau menakuti Anda.
  • Anda bisa mendapatkan prasangka dari orang lain saat mengungkapkan identitas seksual diri di tempat kerja. Terkadang, seseorang bersikap kejam saat tidak melihat atau mengenali kesamaan pada orang lain. Namun, jika Anda merasa diperlakukan tidak adil karena seksualitas diri, laporkan orang yang bersangkutan kepada pihak/bagian SDM di kantor.
  • Orang-orang mungkin tidak memahami aseksualitas Anda, dan tentunya mengesalkan saat Anda harus menghadapi pertanyaan dan komentar yang dilontarkan mereka. Namun, ingatlah bahwa Anda tidak berkewajiban memberikan penjelasan atau mengubah diri sendiri demi orang lain.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 3.837 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan