Unduh PDF Unduh PDF

Diabetes adalah kelainan metabolis yang memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengolah atau memproduksi insulin, yakni proses yang dilakukan tubuh dalam mengolah gula darah menjadi energi. [1] Ketika sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tubuh tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, tingkat gula darah naik sehingga menyebabkan berbagai gejala diabetes jangka pendek maupun jangka panjang. Ada empat jenis "diabetes karena gula": pradiabetes, tipe 1, tipe 2, dan diabetes kehamilan, walaupun mayoritas kasus yang terdiagnosis setiap tahunnya adalah diabetes tipe 2. [2] Di setiap jenis diabetes ini, ada gejala yang mirip dan ada gejala yang membedakannya dengan jenis diabetes lain.

Bagian 1
Bagian 1 dari 4:

Mengenali Faktor Risiko dari Berbagai Jenis Diabetes

Unduh PDF
  1. [3] Diabetes kehamilan atau gestasional muncul pada wanita hamil. Jika Anda berisiko tinggi mengalami diabetes kehamilan, Anda mungkin diperiksa pada waktu kunjungan prenatal (kehamilan) pertama dan kemudian diperiksa kembali saat trimester kedua. Wanita dengan risiko rendah akan diperiksa pada trimester kedua, antara minggu 24 dan 28. Wanita yang memiliki diabetes kehamilan berisiko tinggi mengalami diabetes tipe 2 dalam kurun waktu sepuluh tahun setelah kelahiran anak. Faktor risiko diabetes kehamilan termasuk:
    • Kehamilan di atas usia 25 tahun
    • Riwayat diabetes atau pradiabetes pada kesehatan pribadi atau keluarga
    • Berat badan berlebih pada waktu hamil (nilai IMT 30 atau lebih)
    • Wanita dari keturunan kulit hitam, Hispanik, Amerika Asli, Asia, atau atau penduduk Kepulauan Pasifik
    • Kehamilan ketiga atau di atasnya [4]
    • Pertumbuhan janin dalam kandungan (intra- uterin ) yang berlebih ketika hamil [5]
  2. [6] Pradiabetes adalah kondisi metabolis yang ditandai dengan tingkat glukosa (gula) darah yang lebih tinggi dari batas normal (70-99). Namun, tingkat glukosa darah ini masih lebih rendah daripada tingkat yang dianjurkan ditangani melalui pengobatan untuk mengontrol glukosa darah. Faktor risiko pradiabetes termasuk:
    • Usia 45 tahun atau lebih
    • Kelebihan berat badan
    • Riwayat diabetes Tipe 2 dalam keluarga
    • Pola hidup kurang aktif bergerak
    • Tekanan darah tinggi
    • Pernah mengalami diabetes kehamilan
    • Pernah melahirkan bayi dengan berat 4 kg atau lebih
  3. [7] Diabetes Tipe 2 kadang disebut dengan diabetes "full-blown" . Pada kondisi ini, sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap pengaruh leptin dan insulin. Akibatnya, tingkat gula darah meningkat serta menyebabkan gejala dan efek jangka panjang dari diabetes Tipe 2. Faktor risiko diabetes Tipe 2 mirip dengan faktor risiko pradiabetes, yaitu termasuk:
    • Usia 45 tahun atau lebih
    • Kelebihan berat badan
    • Kurangnya aktivitas fisik
    • Tekanan darah tinggi
    • Riwayat diabetes kehamilan
    • Pernah melahirkan bayi dengan berat di atas 4 kg
    • Riwayat diabetes pada keluarga
    • Stres berkepanjangan [8]
    • Anda berasal dari keturunan kulit hitam, Hispanik, Amerika asli, Asia, atau penduduk Kepulauan Pasifik.
  4. [9] Para ahli meyakini bahwa diabetes Tipe 1 disebabkan karena gabungan antara kecenderungan genetis dan faktor lingkungan.
    • Orang kulit putih memiliki angka insiden diabetes Tipe 1 lebih tinggi.
    • Cuaca dingin dan virus dapat memicu perkembangan diabetes Tipe 1 pada orang yang mudah terkena.
    • Stres atau trauma masa kanak-kanak awal ( early childhood stress ) [10]
    • Anak yang mendapatkan ASI dan mengonsumsi makanan padat di usia setelahnya berisiko lebih kecil terkena diabetes Tipe 1, walaupun ia memiliki kecenderungan genetis.
    • Jika Anda punya saudara kembar-identik yang memiliki diebetes Tipe 1, Anda punya peluang sebanyak kurang lebih 50% untuk terkena juga. [11]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 4:

Memantau Gejala Diabetes

Unduh PDF
  1. [12] Wanita dengan diabetes kehamilan sering kali tidak menunjukkan gejala sama sekali. Karena itu, Anda perlu selalu meminta pemeriksaan terkait diabetes kehamilan jika Anda memiliki faktor risiko. Diabetes kehamilan cukup berbahaya karena penyakit ini berpengaruh pada Anda dan bayi dalam kandungan. Pemeriksaan dan pengobatan dini penting dilakukan karena diabetes kehamilan dapat menyebabkan efek jangka panjang pada anak.
    • Sebagian wanita merasa sangat haus dan sering perlu buang air kecil. Namun, hal ini juga termasuk tanda-tanda umum kehamilan normal. [13]
    • Beberapa wanita melaporkan bahwa mereka merasa tidak nyaman setelah mengonsumsi makanan dengan kandungan karbohidrat atau gula yang tinggi.
  2. Seperti halnya diabetes kehamilan, biasanya terdapat sedikit sekali gejala pradiabetes. Gejala diabetes disebabkan karena tingkat gula darah yang sangat tinggi, hal ini tidak berlaku pada orang dengan pradiabetes. Jika Anda memiliki faktor risiko pradiabetes, Anda harus waspada, memeriksakannya secara rutin, dan mengawasi gejala yang tidak kasat mata. Pradiabetes bisa berubah menjadi diabetes jika tidak ditangani.
    • Anda mungkin memiliki pradiabetes jika Anda memiliki "acanthosis nigricans" pada area tertentu di tubuh. "Acanthosis nigricans" adalah penebalan dan penggelapan area kulit yang sering kali muncul di ketiak, leher, siku, lutut, dan ruas sendi. [14]
    • Anda mungkin merasa tidak nyaman setelah mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat atau gula.
    • Dokter mungkin melakukan pemeriksaan pradiabetes jika Anda mengalami peningkatan kolesterol, tekanan darah tinggi, atau ketidakseimbangan hormon lainnya, semisal sindrom metabolik, atau jika Anda memiliki berat badan berlebih.
  3. [15] Baik Anda memiliki faktor risikonya atau tidak, Anda tetap bisa mengalami diabetes Tipe 2. Sadari benar kondisi kesehatan Anda dan perhatikan tanda-tanda berikut yang bisa menunjukkan adanya peningkatan gula darah:
    • Penurunan berat badan tanpa sebab yang pasti .
    • Penglihatan kabur atau perubahan ketajaman penglihatan.
    • Peningkatan rasa haus akibat gula darah tinggi.
    • Peningkatan keinginan untuk berkemih.
    • Lelah dan rasa kantuk yang kuat ( drowsiness ), meski sudah cukup tidur.
    • Perasaan geli atau mati rasa di kaki atau tangan.
    • Infeksi berulang atau sering terjadi pada kandung kemih, kulit, atau mulut.
    • Gemetar atau lapar saat pagi menjelang siang atau sore hari
    • Luka dan goresan tampak sembuh lebih lama. [16]
    • Kulit kering dan gatal atau adanya benjolan atau lepuh yang tidak biasa. [17]
    • Merasa lebih lapar daripada biasanya.
  4. Walaupun diabetes jenis ini umumnya muncul di usia kanak-kanak atau remaja, diabetes Tipe 1 juga bisa terbentuk di usia dewasa. Gejala diabates Tipe 1 bisa muncul tiba-tiba atau hadir dengan tidak kentara untuk periode waktu yang lama, dan bisa termasuk: [18]
    • Rasa haus berlebih
    • Peningkatan frekuensi buang air kecil
    • Infeksi ragi vagina ( vaginal yeast ) pada wanita
    • Sensitivitas berlebih terhadap rangsangan ( iritability )
    • Penglihatan kabur
    • Penurunan berat badan tanpa sebab yang pasti
    • Frekuensi mengompol yang tidak biasa pada anak
    • Rasa lapar yang hebat
    • Merasa lelah dan lemah
  5. [19] Orang sering mengabaikan gejala diabetes, membiarkan kondisi ini berkembang ke stadium yang lebih berbahaya. Gejala diabetes Tipe 2 muncul secara perlahan seiring waktu. Namun, pada diabetes Tipe 1, tubuh bisa seketika berhenti memproduksi insulin. Anda akan merasakan gejala lebih berat yang berpotensi mengancam nyawa kecuali ditangani dengan segera. Termasuk di antaranya:
    • Pernapasan dalam dan cepat
    • Wajah memerah, kulit dan mulut kering
    • Napas berbau seperti buah
    • Mual dan muntah
    • Nyeri perut
    • Merasa bingung (linglung) atau lesu
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 4:

Memeriksakan Diabetes

Unduh PDF
  1. Dokter akan perlu melakukan beberapa tes untuk menentukan jika Anda memiliki diabetes. Jika positif terdapat diabetes atau pun pradiabetes, Anda perlu menindaklanjutinya dengan melakukan pengobatan teratur sesuai instruksi dokter.
  2. Tes glukosa darah, seperti namanya, merupakan prosedur yang digunakan untuk memeriksa jumlah glukosa (gula) di dalam darah. [20] Hasilnya akan digunakan untuk menentukan jika Anda memiliki diabetes atau berisiko tinggi mengalami diabetes. Tes ini akan dilakukan berdasarkan satu dari tiga kondisi: [21]
    • Tes glukosa darah puasa dilakukan setelah Anda berpuasa selama sedikitnya delapan jam. Dalam kondisi darurat, dokter akan melakukan "tes glukosa darah sewaktu" (sembarang waktu) tanpa memperhatikan jika Anda baru saja makan dalam waktu dekat.
    • Tes dua jam setelah makan ( postprandial ) dilakukan setelah Anda mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang ditentukan untuk memeriksa kemampuan tubuh dalam mengelola pemasukan gula. Tes ini biasanya dilakukan di rumah sakit sehingga petugas kesehatan bisa menakar jumlah karbohidrat yang dikonsumsi sebelum pemeriksaan.
    • Tes toleransi glukosa oral mensyaratkan Anda untuk meminum cairan dengan kandungan glukosa yang tinggi. Petugas kesehatan akan memeriksa darah dan urine Anda setiap 30-60 menit untuk mengukur kemampuan toleransi tubuh terhadap tambahan pemasukan gula. Tes ini tidak dilakukan jika dokter mencurigai adanya diabetes Tipe 1.
  3. [22] Tes ini juga disebut dengan tes hemoglobin glikasi . Pemeriksaan ini berfungsi mengukur jumlah gula yang terikat pada molekul-molekul hemoglobin tubuh. Berdasarkan hasil yang didapat, dokter bisa menentukan tingkat rata-rata gula darah Anda selama 30 sampai 60 hari ke belakang.
  4. Keton muncul dalam darah ketika tubuh dipaksa memecah lemak menjadi energi dalam kondisi kekurangan insulin. [23] Keton keluar bersama urine, paling sering pada pasien dengan diabetes Tipe 1. Dokter bisa merekomendasikan pemeriksaan keton pada darah atau urin: [24]
    • Jika gula darah Anda lebih tinggi dari 240 mg/dL.
    • Selama kondisi sakit seperti pneumonia, stroke, atau serangan jantung.
    • Jika Anda mengalami mual dan muntah.
    • Ketika hamil.
  5. Jika Anda memiliki atau berisiko mengalami diabetes, pantaulah kesehatan dan tingkat gula darah Anda secara teratur. [25] Gula darah yang tinggi bisa menyebabkan kerusakan mikrovaskular (pembuluh darah mikro) pada organ tubuh. Kerusakan ini dapat menimbulkan masalah di seluruh tubuh. Untuk memonitor kesehatan Anda secara menyeluruh, lakukan:
    • Pemeriksaan mata setiap tahun
    • Evaluasi neuropati diabetik di kaki
    • Pemeriksaan tekanan darah rutin (setidaknya setiap tahun)
    • Pemeriksaan ginjal setiap tahun
    • Pembersihan gigi setiap 6 bulan
    • Pemeriksaan kolesterol rutin
    • Kontrol rutin dengan dokter umum atau dokter ahli endokrinologi
    Iklan
Bagian 4
Bagian 4 dari 4:

Mengobati Diabetes

Unduh PDF
  1. Pradiabetes dan diabetes Tipe 2 sering kali terbentuk karena pola hidup yang kita pilih, melebihi faktor genetik yang kita miliki. Dengan mengubah pola hidup tersebut, Anda dapat menurunkan tingkat gula darah atau mencegah terbentuknya kondisi ini.
  2. Saat tubuh mencerna karbohidrat, karbohidrat diolah menjadi gula dan tubuh memerlukan lebih banyak insulin untuk menggunakannya. Kurangi konsumsi serealia, pasta, permen, makanan manis, soda, dan makanan tinggi karbohidrat sederhana lainnya, karena tubuh Anda mencerna jenis makanan ini terlalu cepat dan makanan tersebut bisa menyebabkan peningkatan gula darah. [26] Konsultasikan dengan dokter atau ahli diet terregistrasi mengenai konsumsi karbohidrat kompleks tinggi serat dengan indeks glikemik rendah untuk ditambahkan ke dalam diet Anda. Karbohidrat kompleks dengan indeks glikemik rendah termasuk: [27]
    • Kacang-kacangan dan tumbuhan polong.
    • Sayuran yang tidak mengandung pati atau zat tepung (hampir semua sayuran kecuali makanan seperti parsnip, plantain /pisang untuk olahan, kentang, labu, squash , kacang polong, jagung). [28]
    • Hampir semua buah-buahan (kecuali untuk beberapa buah seperti buah yang dikeringkan, pisang, dan anggur). [29]
    • Serealia utuh, seperti gandum steel cut , bran /kulit ari, pasta serealia utuh, barley /jelai, bulgur, beras cokelat, quinoa. [30]
  3. Walaupun pernah dianggap sebagai sumber penyakit jantung, lemak sehat yang terdapat dalam alpukat, minyak kelapa, sapi berpakan rumput, dan ayam yang diangon sekarang dikenal sebagai sumber energi yang bagus. Makanan ini bisa membantu menstabilkan gula darah dan mengurangi rasa lapar berlebih. [31]
    • Asam lemak omega-3 yang terdapat pada ikan air dingin semisal tuna dan salmon dapat menurunkan risiko terbentuknya diabetes Tipe 2. [32] Makanlah 1-2 porsi ikan per minggu. [33]
  4. [34] Resistansi insulin memicu peningkatan berat badan. Ketika Anda bisa menjaga berat badan yang lebih sehat, Anda bisa menstabilkan tingkat gula darah dengan lebih mudah. Kombinasi antara diet dan olahraga akan membantu menjaga berat badan dalam batas yang sehat. Lakukan olahraga setidaknya 30 menit setiap hari untuk membantu tubuh dalam memproses glukosa darah tanpa insulin. Olahraga juga membantu Anda dalam menjaga berat badan yang sehat dan meningkatkan kualitas tidur.
  5. Jika Anda masih merokok, berhentilah. Perokok 30-40% lebih berisiko terkena diabetes Tipe 2 daripada orang yang tidak merokok dan semakin sering Anda merokok, risiko terbentuknya diabetes Tipe 2 kian meningkat. Merokok juga menyebabkan komplikasi serius bagi orang yang sudah memiliki diabetes. [35]
  6. [36] Jika Anda memiliki diabetes Tipe 1, Tipe 2, atau diabetes kehamilan, dokter dapat merekomendasikan pengobatan medis untuk melengkapi perubahan pola hidup yang dilakukan. Namun, Anda tidak bisa bergantung semata-mata pada medikasi dalam mengelola diabetes. Medikasi harus digunakan untuk mendukung perubahan utama yang timbul dari perubahan pola hidup Anda.
  7. Obat ini diminum dalam bentuk pil dan berfungsi menurunkan tingkat gula darah sepanjang hari. Contoh obat hipoglikemik oral termasuk Metformin (biguanida), sulfonilurea, Meglitinida, inhibitor Alfa-glukosidase , dan pil kombinasi. [37] [38]
  8. Injeksi insulin merupakan satu-satunya pengobatan paling efektif untuk diabetes Tipe 1, meskipun injeksi insulin juga dapat digunakan untuk diabetes Tipe 2 dan diabetes kehamilan. Ada empat jenis insulin suntik yang tersedia. Dokter akan menentukan mana yang paling efektif untuk mengontrol gula darah Anda. Anda mungkin menggunakan satu jenis insulin saja atau menggunakan kombinasinya di jam berbeda dalam satu hari. [39] Dokter juga dapat merekomendasikan pompa insulin untuk menjaga tingkat insulin selama 24 jam dalam sehari. [40]
    • Insulin kerja cepat ( rapid acting insulin ) disuntikkan sebelum makan dan sering kali dikombinasikan dengan insulin kerja panjang ( long acting insulin ).
    • Insulin kerja singkat ( short acting insulin ) disuntikkan kurang lebih 30 menit sebelum makan dan biasanya dikombinasikan dengan insulin kerja panjang.
    • Insulin kerja menengah ( intermediate acting insulin ) biasanya disuntikkan dua kali sehari dan berguna menurunkan glukosa saat fungsi insulin kerja singkat atau insulin kerja cepat terhenti.
    • Insulin kerja panjang dapat digunakan untuk menunjang kebutuhan insulin saat fungsi insulin kerja pendek dan insulin kerja cepat terhenti.
    Iklan

Tips

  • Waspadai faktor risiko diabetes yang terdapat pada diri Anda dan mintalah saran dari dokter jika Anda mengalami gejala diabetes.
  • Lakukan penanganan khusus ketika Anda demam atau menggigil. Dua kondisi ini bisa meningkatkan gula darah serta memengaruhi pengobatan dan hasil pemeriksaan.
Iklan

Peringatan

  • Jangan mencoba mengobati diabetes sendiri di rumah. Efek jangka panjang yang bisa timbul akibat diabetes termasuk penyakit ginjal, kebutaan, mati rasa pada tangan atau kaki, neuropati diabetik , dan kematian. Anda dapat mengurangi konsumsi obat-obatan melalui perubahan pola hidup dan di bawah bimbingan dokter.
Iklan
  1. http://spectrum.diabetesjournals.org/content/18/2/121.full
  2. http://care.diabetesjournals.org/content/24/5/838.full
  3. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gestational-diabetes/basics/symptoms/con-20014854
  4. http://americanpregnancy.org/pregnancy-complications/gestational-diabetes/
  5. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/prediabetes/basics/symptoms/con-20024420
  6. http://www.aafp.org/afp/2000/1101/p2137.html
  7. http://www.woundcarecenters.org/article/living-with-wounds/how-diabetes-affects-wound-healing
  8. http://www.diabetes.org/living-with-diabetes/complications/skin-complications.html
  9. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-1-diabetes/basics/symptoms/con-20019573
  10. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000305.htm
  11. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003482.htm
  12. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/prediabetes/basics/tests-diagnosis/con-20024420
  13. http://www.niddk.nih.gov/health-information/health-topics/diagnostic-tests/a1c-test-diabetes/Pages/index.aspx
  14. http://www.diabetes.org/living-with-diabetes/treatment-and-care/blood-glucose-control/checking-for-ketones.html?referrer=https://www.google.com
  15. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000305.htm
  16. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000305.htm
  17. http://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/carbohydrates/carbohydrates-and-blood-sugar/
  18. http://www.diabetes.org/food-and-fitness/food/what-can-i-eat/understanding-carbohydrates/glycemic-index-and-diabetes.html
  19. http://www.diabetes.org/food-and-fitness/food/what-can-i-eat/making-healthy-food-choices/grains-and-starchy-vegetables.html
  20. http://www.health.harvard.edu/healthy-eating/glycemic_index_and_glycemic_load_for_100_foods
  21. http://www.health.harvard.edu/healthy-eating/glycemic_index_and_glycemic_load_for_100_foods
  22. http://annals.org/article.aspx?articleid=1846638&resultClick=3
  23. http://www.medscape.com/viewarticle/819533
  24. http://www.diabetes.org/mfa-recipes/tips/2012-08/seafood-a-smart-choice-for.html
  25. http://www.diabetes.org/food-and-fitness/weight-loss/
  26. http://www.cdc.gov/tobacco/campaign/tips/diseases/diabetes.html
  27. http://www.diabetes.org/living-with-diabetes/treatment-and-care/medication/
  28. http://www.joslin.org/info/oral_diabetes_medications_summary_chart.html
  29. http://spectrum.diabetesjournals.org/content/20/2/101.full
  30. http://www.joslin.org/info/insulin_a_to_z_a_guide_on_different_types_of_insulin.html
  31. http://www.diabetes.org/living-with-diabetes/treatment-and-care/medication/insulin/how-do-insulin-pumps-work.html

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 2.806 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan