Unduh PDF Unduh PDF

Ruam popok adalah hal yang sering terjadi pada bayi dan anak usia balita. [1] Ini bukan kondisi yang berbahaya, tetapi dapat membuat bayi tidak nyaman dan sulit tidur. [2] Salah satu cara untuk mengurangi rasa perih, meredakan, dan menghilangkan ruam adalah dengan menggunakan krim ruam popok. Ada berbagai produk yang dijual untuk mengobati ruam popok dan umumnya memiliki cara kerja yang sama: dengan melindungi kulit dari iritasi dan dengan meredakan peradangan dan kemerahan pada kulit. Untuk ruam popok yang parah atau infeksi kulit, dokter Anda mungkin akan meresepkan krim antibiotik, antijamur atau antiradang. Ruam popok yang sedang seharusnya akan hilang dalam waktu tiga hari.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Mengenali Kapan Harus Menggunakan Krim Ruam Popok

Unduh PDF
  1. Ada saatnya, setiap bayi pasti mengalami ruam popok. Lebih dari setengah dari seluruh bayi mengalami ruam popok setidaknya sekali setiap dua bulan. [3] Pelajari cara mengetahui gejala-gejala yang umum dari ruam popok agar Anda dapat segera menanganinya. Gejala-gejala ruam popok antara lain adalah:
    • warna merah muda atau kemerahan pada bagian sekitar kulit pangkal paha, paha, dan pantat, [4]
    • kulit yang kering dan bengkak di sekitar area yang tertutup popok, [5]
    • bentol atau lecet. [6]
    • Bayi menjadi lebih rewel dari biasanya saat mengalami ruam popok. [7]
  2. Banyak kasus ruam popok mereda dengan sendirinya, sepanjang Anda menggunakan teknik pemakaian yang benar. Anda dapat menghindari pemakaian krim ruam popok asalkan Anda memastikan popok bayi sering diganti, agar kulit bayi bersih dan terkena udara luar. Teknik pemakaian popok yang benar adalah:
    • Seringlah mengganti popok – satu kali atau lebih setiap sekitar dua jam, dan setiap kali setelah buang air besar. [8]
    • Bersihkan pantat bayi dengan menggunakan air hangat [9] : jangan bergantung hanya pada tisu basah khusus bayi untuk membersihkan kulitnya. [10]
    • Gunakan hanya sabun yang berkadar konsentrasi ringan saat membersihkan kulitnya: jangan menggunakan sabun setiap saat membasuh pantat bayi. [11]
    • Menggunakan tisu basah khusus bayi yang tidak beraroma dan bebas alkohol [12]
    • Berikan cukup banyak waktu untuk bayi tidak berpakaian, agar kulitnya dapat mengering dengan sendirinya dan “bernapas”. [13]
    • Tepuk-tepuklah dengan lembut permukaan kulit bayi dan jangan menggosoknya (karena menggosok dapat menimbulkan iritasi kulit). [14]
    • Eratkan popok yang dikenakan hanya setelah kulit bayi benar-benar kering dan memiliki cukup waktu untuk “bernapas”.
    • Pastikan bahwa popok yang baru dikenakan agak longgar, tidak terlalu ketat, pada kulit bayi. [15]
    • Cuci popok kain sampai bersih demi mencegah penyebaran bakteri [16] — membilas dengan menggunakan cuka dapat membantu membunuh bakteri penyebab ruam. [17]
    • Cuci tangan Anda sampai bersih setelah setiap kali mengganti popok. [18]
  3. Kebanyakan bayi tidak memerlukan krim ruam popok setiap kali penggantian popok. Pada kebanyakan kasus, ruam popok dapat dicegah dengan memastikan kulit bayi kering, bersih, telah terkena udara, dan tidak tersentuh kotoran. [19] Namun, semua bayi yang memakai popok pada suatu saat akan mengalami ruam. [20] Jika bayi hanya mengalami ruam popok sesekali saja, gunakan krim saat Anda melihat gejala timbulnya ruam popok itu. Anda tidak perlu menggunakan krim ruam popok demi mencegah ruam.
  4. Sebagian bayi dan anak memang rentan mengalami ruam popok. Jika bayi mengalami ruam popok yang terus-menerus terlepas dari tindakan pencegahan yang telah dilakukan dan teknik pemakaian popok yang benar, Anda dapat mempertimbangkan untuk mengoleskan krim ruam popok setiap kali Anda mengganti popoknya. Mungkin bayi Anda memiliki kulit yang sensitif dan memerlukan perlindungan kulit secara ekstra. [21]
  5. Krim ruam popok sangat berguna saat bayi mengalami diare. Diare dapat membuat Anda mengalami kesulitan dan Anda perlu sering-sering mengganti popok bayi untuk mencegah timbulnya ruam. Lagipula, diare yang berkepanjangan dapat menimbulkan penyebaran iritasi kulit pada area pantat bayi. [22] Jika bayi sedang mengalami diare, oleskan krim ruam popok di sela-sela setiap kali penggantian popok sebagai tindakan pencegahan. [23]
    • Jika bayi mengalami diare yang serius dan tak kunjung berhenti, temuilah dokter anak Anda. Anda tentu tidak ingin bayi mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Memilih Krim Ruam Popok yang Tepat

Unduh PDF
  1. Beberapa jenis krim ruam popok sangat pekat, dan kepekatan ini dapat membantu mencegah iritasi. Beberapa jenis krim ruam popok lainnya lebih cair dan lebih kering, sehingga dapat membantu meningkatkan aliran udara masuk ke area yang terinfeksi. Untuk menentukan tingkat kepekatan mana yang cocok untuk bayi Anda, bicarakan hal ini dengan dokter Anda. Dokter akan memberikan nasihat yang tepat mengenai penanganan ruam popok bayi Anda, apakah Anda membutuhkan krim yang kental atau yang agak cair. [24]
  2. Krim ruam popok dapat dibeli di hampir semua toko obat dan supermarket. Jika Anda membawa bayi bepergian, Anda seharusnya memiliki krim dalam bentuk tube yang mudah dibawa agar dapat membantu mencegah dan menyembuhkan ruam popok yang bisa saja sewaktu-waktu muncul. Carilah krim ruam popok yang mengandung zinc oxide , calendula , dan lidah buaya dalam kandungan bahan-bahannya. Zat-zat ini membantu meredakan ruam dan melindungi kulit yang memerah serta meradang. [25] Jeli petroleum (paling dikenal dengan merek “Vaseline”) dan minyak mineral lainnya juga merupakan bahan yang umum dan aman untuk digunakan. [26]
    • Jika anak Anda memiliki kulit yang alergi atau sensitif, Anda harus membaca dengan teliti bahan-bahan yang terkandung dalam krim ruam popok agar memastikan krim tersebut tidak memperburuk ruamnya. Contohnya, bayi yang memiliki alergi terhadap wol seharusnya tidak boleh terkena krim yang mengandung lanolin. [27]
    • Kebanyakan krim ruam popok dirancang untuk digunakan dengan popok sekali pakai. Jika Anda menggunakan popok kain, pastikan bahwa kemasan krim ruam popok yang Anda beli dengan jelas menyatakan bahwa krim tersebut aman digunakan dengan popok kain. [28]
    • Hanya gunakan krim yang menyatakan bahwa krim tersebut aman digunakan untuk bayi. Hindari pemakaian krim untuk orang dewasa atau krim lainnya yang mengandung boric acid , baking soda , camphor , benzocaine , diphenhydramine , atau salisilat. Bahan-bahan ini dapat membahayakan anak bayi dan anak-anak kecil. [29]
  3. Sebagian bayi sensitif terhadap bahan-bahan yang umumnya terkandung dalam krim ruam popok. Jika salah satu krim sepertinya menimbulkan iritasi pada kulit bayi, cobalah merek lainnya yang mengandung bahan-bahan yang berbeda. Cobalah beberapa jenis krim ruam popok dan dengan pengamatan yang teliti tentukan jenis krim mana yang terbaik untuk bayi Anda. [30]
    • Nasihat ini juga dapat diterapkan untuk kandungan bahan-bahan pada produk-produk lainnya yang dapat tersentuh oleh bayi, seperti deterjen, sabun, cairan pembersih, dan kain. Jika Anda sulit menemukan produk pembersih yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit bayi Anda, cobalah cari produk yang tidak beraroma, bebas alkohol, dan berjenis hipoalergenik (tidak mengandung bahan yang menimbulkan alergi). [31]
  4. Meskipun mungkin Anda membeli krim ruam popok yang tidak beracun ( non-toxic ), belum tentu krim itu aman jika tertelan oleh balita Anda. Pastikan bahwa Anda menyimpan krim ruam popok di tempat yang jauh dari jangkauan bayi dan anak balita, seperti di lemari yang tinggi atau laci yang tidak dapat dibuka olehnya. Simpan tube krim ruam popok di lokasi atau wadah yang memiliki penutup yang aman.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Mengoleskan Krim Ruam Popok dengan Benar

Unduh PDF
  1. Waktu terbaik untuk mengoleskan krim ruam popok adalah pada saat mengganti popok. Orang tua yang memiliki anak bayi dan balita perlu mengganti popok setiap dua jam dan setiap si anak selesai buang air besar. Anak yang berusia lebih besar boleh diganti popoknya pada frekuensi tidak sesering itu, karena mereka jarang buang air kecil di popok. Namun, terutama jika anak Anda memiliki ruam popok atau kulit yang sensitif, Anda harus memastikan bahwa setelah ia buang air besar di popok, popok tersebut harus segera diganti. Kotoran adalah biang keladi paling jahat yang dapat menimbulkan ruam popok dan iritasi pada kulit. [32]
    • Jika bayi memiliki ruam, periksalah popok bayi setiap jam saat siang hari dan sesekali di malam hari untuk memastikan popoknya tidak kotor. [33]
  2. Akan lebih mudah bagi Anda dan lebih aman bagi bayi jika semua persediaan penggantian popok mudah dijangkau. Persediaan yang mudah dijangkau berarti Anda tidak perlu meninggalkan bayi sendirian saat perlu mengganti popok bayi. Persediaan yang Anda butuhkan antara lain adalah:
    • popok yang bersih,
    • handuk atau perlak atau alas untuk mengganti popok,
    • krim ruam popok,
    • air hangat atau tisu basah tanpa aroma dan bebas alkohol,
    • handuk lembut atau handuk pembersih,
    • kantung tahan air atau tempat sampah untuk membuang popok yang kotor.
  3. Jangan tinggalkan bayi sendirian pada permukaan yang tinggi. Jika bayi memiliki ruam popok, cara terbaik untuk mengganti popoknya adalah dengan meletakkan bayi di atas lantai dengan alas handuk. Ini akan memudahkan bayi untuk memiliki waktu dalam kondisi tanpa pakaian selama beberapa saat.
    • Jika Anda menggunakan permukaan yang lebih tinggi di atas permukaan lantai, seperti meja pengganti popok, pastikan bahwa Anda mengikat bayi dengan sabuk pengaman pada meja atau alas tersebut.
  4. Bukalah sepatu atau celananya, dan bukalah kancing bajunya. Tariklah bajunya ke atas dan menjauh dari area popok. Anda perlu mengamankan area tersebut demi mencegah pakaian bayi terkena kotoran dari popok kotor tersebut. Demikian pula, krim ruam popok pada kulitnya juga bisa saja menimbulkan noda, dan melepaskan pakaiannya akan juga mencegah noda itu.
  5. Lepaskan perekat atau penjepit popok sekali pakai. Lepaskan popok yang sudah kotor dan tarik dari bagian bawah pantat bayi. Peganglah kedua kaki bagi Anda agar ia tidak menendang-nendang popok yang kotor tersebut. Anda perlu membuat bayi sedapat mungkin tetap bersih dan bebas dari bakteri. [34]
  6. Bayi yang mengalami ruam akan memiliki kulit yang rentan dan sensitif. Namun, Anda tetap perlu untuk membersihkan kulitnya agar ruam benar-benar menghilang. Anda juga perlu membersihkan sisa-sisa krim pada kulit bayi. Jangan menggunakan tisu basah yang beraroma atau beralkohol. Menggunakan air hangat adalah cara terbaik untuk membersihkan kulit bayi yang memiliki ruam. Anda dapat menggunakan sabun tanpa aroma yang ringan jika kotoran telanjur menyebar di area pantat bayi. [35]
    • Gunakan botol penyemprot yang berisi air hangat untuk membersihkan kulit bayi. Ini membantu mencegah iritasi yang ditimbulkan karena gerakan menggosok. Anda juga dapat merendam pantat bayi dalam air hangat selama beberapa menit. Ini akan membantu agar pantatnya terasa nyaman, sekaligus membersihkannya. [36]
    • Pastikan bahwa semua air kemih, kotoran, dan sisa krim dari olesan yang sebelumnya telah terseka bersih.
    • Jika Anda harus menggunakan kain untuk membersihkan semua kotoran dari kulit bayi, pastikan bahwa Anda menggunakan kain yang lembut, dan gosok dengan lembut dari arah depan ke belakang. Jangan membersihkan kulit bayi dari belakang ke depan. [37]
  7. Keringkan kulit bayi dengan menggunakan handuk yang lembut dengan gerakan menepuk yang lembut pula. Jangan menggosoknya, karena ini akan menimbulkan iritasi lebih lanjut pada kulit. Pelembap membantu menghilangkan bakteri penyebab ruam popok, maka kulit bayi harus benar-benar kering.
  8. Biarkan pantat bayi terkena udara selama mungkin. Membiarkan kulit bayi terkena udara adalah cara terbaik untuk mencegah dan menyembuhkan ruam popok. Kulitnya akan dapat menjadi kering dan bernapas, dan aliran udara mengurangi pertumbuhan bakteri dan jamur. Jika memungkinkan, berikan bayi waktu selama setidaknya sepuluh menit tanpa pakaian, setelah mengganti popoknya. [38]
  9. Letakkan popok baru yang siap direkatkan pada bagian pantat dan di antara kedua kakinya. Naikkan kedua kakinya dan selipkan popok bersih di bawah tubuhnya. Posisikan perekat di bagian bawah sejajar dengan pusarnya. [39]
    • Jika bayi mengalami ruam popok yang serius, Anda perlu mempertimbangkan ukuran popok yang lebih besar selama pemakaian beberapa hari ke depannya. Popok yang agak longgar akan membantu masuknya aliran udara dan menyembuhkan ruam serta mencegah kelembapan yang berlebih. [40]
  10. Anda dapat memilih untuk menggunakan sarung tangan atau tisu bersih jika diperlukan. Oleskan krim pada area yang meradang dan area sekitar kulit yang ruam. Perhatikan dengan sangat teliti saat mengoleskan krim di bagian anus, kemaluan, dan lipatan kulit di sekitar paha. Anda bebas mengoleskan krim seperlunya di sekitar bagian bawah dekat popok. Krim tersebut akan membuat lapisan yang cukup tebal untuk melindungi ruam dari kelembapan. Sekali lagi, saat membersihkan kulit bayi, cobalah oleskan krim dengan menggunakan gerakan dari depan ke belakang alih-alih dari belakang ke depan. Arah gerakan ini akan membantu mencegah infeksi pada saluran kemih bayi.
    • Cobalah hindari frekuensi sentuhan langsung pada kulit yang bengkak. Bubuhkan saja krimnya dan hindari menggosok atau menyentuh area kulit yang sedang mengalami ruam.
    • Beberapa jenis krim ruam popok dikemas dalam bentuk ujung yang panjang seperti pipa, yang memudahkan Anda membubuhkan krim langsung pada kulit bayi. Bentuk kemasan seperti ini bermanfaat terutama jika bayi memiliki kulit yang rentan atau sensitif yang dapat mudah teriritasi akibat sentuhan.
    • Jika dokter Anda memberikan resep obat, pastikan untuk mengikuti instruksinya. Ada beberapa pengobatan yang dirancang untuk bekerja berdampingan dengan krim ruam popok yang dijual bebas, sementara pengobatan lainnya berfungsi menggantikan krim ruam popok yang dijual bebas. Tanyakan kepada dokter Anda apakah krim atau obat yang diresepkan itu dapat bekerja berdampingan dengan krim ruam popok yang dijual bebas. [41]
  11. Beberapa jenis krim ruam popok memiliki tekstur yang cukup lengket, dan dapat menyebabkan popok bayi menempel pada permukaan kulitnya. Ini dapat menimbulkan iritasi. Untuk membantu mengurangi kelengketan dan mendapatkan aliran udara, pertimbangkan untuk menambahkan selapis olesan jeli petroleum. Sedikit lapisan jeli petroleum setelah olesan krim ruam popok akan membuat popok bayi agak longgar dan fleksibel, dan dapat membuat ruam lekas sembuh. [42]
    • Pada beberapa kasus, Anda boleh saja memilih jeli petroleum itu sendiri untuk digunakan sebagai krim ruam popok.
  12. Tarik bagian depan dari popok bersih ke atas dan ratakan dengan bagian belakangnya. Eratkan perekat namun tetap jagalah agar terasa nyaman. Anda perlu membuat popok terpasang agak longgar dari biasanya untuk membantu proses kesembuhan ruam dan mencegah gesekan.
  13. Setelah tubuh bayi bersih dan popok diganti serta bayi diolesi krim ruam popok, Anda dapat mengenakan pakaian yang Anda sukai pada bayi itu. Namun, adalah baik untuk membiarkan bayi tidak berpakaian sesering mungkin, yaitu setidaknya 30 menit sehari tanpa pakaian.
    • Jika pakaian bayi kotor, pastikan Anda menggantinya dengan pakaian yang bersih. Anda tentu tidak ingin ada bakteri yang menyebar dan memperburuk kondisi ruam popok.
  14. Karena ruam popok sebagian disebabkan oleh penyebaran bakteri, Anda harus memastikan bahwa semuanya bersih setelah Anda mengganti popok bayi. Pakaian bayi, meja dan alas, tangan dan kaki bayi, dan tangan Anda sendiri harus benar-benar bersih setelah tersentuh oleh kotoran atau air kemih bayi. Gunakan air hangat dan sabun untuk membersihkan tangan Anda (dan tangan bayi, jika perlu). Buanglah dengan benar benda-benda yang kotor, dan tempatkan pakaian yang kotor di tempat cuci pakaian.
  15. Ruam popok yang umum seharusnya hilang dalam waktu tiga hari jika ditangani dengan benar. [43] Namun, kadang infeksi kulit, infeksi akibat jamur, atau reaksi alergi dapat terlihat serupa dengan ruam popok. Jenis-jenis kondisi ini membutuhkan pengobatan yang berbeda dan penanganan yang lebih lanjut. Jika krim ruam popok Anda tidak mengurangi gejala pada bayi, bicarakan kondisinya dengan seorang dokter anak. Anda mungkin perlu mengganti krim ruam popok tersebut, melakukan tes alergi pada bayi, atau mendapatkan resep obat dengan dosis lebih kuat untuk menyembuhkan kondisi itu. [44]
    • Jika Anda menemukan gejala-gejala yang abnormal seperti demam, nanah, atau luka yang terbuka, segeralah bicarakan dengan dokter anak. [45]
    Iklan


Tips

  • Melepaskan pakaian bayi dari pinggang ke bawah akan mencegah krim ruam popok mengotori pakaian tersebut. Gunakan handuk untuk menutupi area alas yang digunakan untuk mengganti popok, agar permukaan alas tersebut tidak terkena krim atau gel yang nodanya mungkin sulit dibersihkan.
  • Ingatlah selalu bahwa ruam popok adalah hal yang normal dan terjadi pada hampir semua bayi. Jangan bereaksi berlebihan atau panik. Ingatlah bahwa kebersihan, kulit yang kering, dan aliran udara yang baik adalah kunci untuk kesembuhan ruam popok. Krim ruam popok juga dapat membantu mempercepat proses kesembuhan.
Iklan

Peringatan

  • Bicarakan dengan dokter jika bayi memiliki ruam popok yang membandel setelah menggunakan antibiotik. Ia mungkin memiliki infeksi ragi, yang membutuhkan krim ruam popok dengan kandungan obat khusus.
  • Jangan pernah meninggalkan bayi sendirian pada meja pengganti atau permukaan lainnya yang lebih tinggi daripada lantai. Peganglah selalu bayi untuk memastikan bahwa ia tidak terguling dari meja.
  • Jangan gunakan bedak bayi untuk mencegah ruam popok. Bedak dapat terhirup saat bayi bernapas dan menimbulkan iritasi pada paru-paru bayi. [46]


Iklan
  1. http://www.seattlechildrens.org/medical-conditions/symptom-index/diaper-rash/
  2. http://www.seattlechildrens.org/medical-conditions/symptom-index/diaper-rash/
  3. http://www.pediatricdoc.com/section.cfm?sec=27&nid=706
  4. http://www.seattlechildrens.org/medical-conditions/symptom-index/diaper-rash/
  5. http://kidshealth.org/parent/infections/fungal/diaper_rash.html#
  6. http://www.seattlechildrens.org/medical-conditions/symptom-index/diaper-rash/
  7. http://www.pediatricdoc.com/section.cfm?sec=27&nid=706
  8. http://www.askdrsears.com/topics/health-concerns/skin-care/diaper-rash
  9. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diaper-rash/basics/prevention/con-20019220
  10. http://www.seattlechildrens.org/medical-conditions/symptom-index/diaper-rash/
  11. http://www.pediatricdoc.com/section.cfm?sec=27&nid=706
  12. http://kidshealth.org/parent/infections/fungal/diaper_rash.html#
  13. http://www.seattlechildrens.org/medical-conditions/symptom-index/diaper-rash/
  14. http://www.seattlechildrens.org/medical-conditions/symptom-index/diaper-rash/
  15. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diaper-rash/basics/lifestyle-home-remedies/con-20019220
  16. http://www.healthline.com/health/childrens-health/best-diaper-rash-creams#2
  17. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diaper-rash/basics/prevention/con-20019220
  18. http://www.pediatricdoc.com/section.cfm?sec=27&nid=706
  19. http://www.healthline.com/health/childrens-health/best-diaper-rash-creams#4
  20. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diaper-rash/basics/lifestyle-home-remedies/con-20019220
  21. http://www.pediatricdoc.com/section.cfm?sec=27&nid=706
  22. http://www.pediatricdoc.com/section.cfm?sec=27&nid=706
  23. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diaper-rash/basics/lifestyle-home-remedies/con-20019220
  24. http://www.childrenshospital.org/conditions-and-treatments/conditions/diaper-rash
  25. http://www.childrenshospital.org/conditions-and-treatments/conditions/diaper-rash
  26. http://www.childrenshospital.org/conditions-and-treatments/conditions/diaper-rash
  27. http://www.childrenshospital.org/conditions-and-treatments/conditions/diaper-rash
  28. http://www.childrenshospital.org/conditions-and-treatments/conditions/diaper-rash
  29. http://www.childrenshospital.org/conditions-and-treatments/conditions/diaper-rash
  30. http://www.cdc.gov/healthywater/hygiene/diapering/childcare.html
  31. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diaper-rash/basics/lifestyle-home-remedies/con-20019220
  32. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diaper-rash/basics/lifestyle-home-remedies/con-20019220
  33. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diaper-rash/basics/lifestyle-home-remedies/con-20019220
  34. http://www.seattlechildrens.org/medical-conditions/symptom-index/diaper-rash/
  35. http://www.healthline.com/health/childrens-health/best-diaper-rash-creams#6
  36. http://kidshealth.org/parent/infections/fungal/diaper_rash.html#
  37. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diaper-rash/basics/prevention/con-20019220

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 6.672 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan