PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Siwak atau Miswak adalah sejenis ranting kayu khusus untuk membersihkan gigi yang secara tradisional digunakan untuk kesehatan gigi di banyak negara Timur Tengah maupun Afrika dengan cara yang serupa dengan penggunaan sikat gigi modern. Siwak kadang digunakan sebagai bagian dari kegiatan bersuci seorang Muslim (sekalipun sikat gigi juga bisa digunakan untuk kepentingan ini). Bagi mereka yang menggunakannya, kayu siwak merupakan cara yang murah dan efektif untuk menjaga kesehatan mulut, yang menurut beberapa penelitian, mungkin jadi sama efektifnya dengan menggunakan sikat gigi (meskipun subjek ini masih diperdebatkan). [1]

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Membersihkan Gigi Dengan Siwak

PDF download Unduh PDF
  1. Menggunakan siwak untuk menyikat gigi itu mudah dan menyenangkan! Jika Anda mempunyai kayu yang "baru" — yang belum digunakan — mulailah dengan mengunyah kulit kayu pada ujung kayu. Hentikan ketika Anda mengenai kurang lebih 3 cm di bawah lapisan kulit kayu. Keluarkan dan buang kulit kayu itu.
    • Rasa "pedas" atau "membakar" bisa timbul dari kegiatan mengunyah kayu siwak . Meskipun bagi sebagian orang tidak nyaman, namun hal ini tidak berbahaya. [2]
  2. Ketika Anda mengenai kayu di bawah kulit di bagian ujung siwak , mulailah mengunyah. Tujuan Anda adalah melunakkan kayu ini sehingga menjadi bulu-bulu tipis berserat. Hanya butuh waktu satu atau dua menit — Anda akan tahu kalau sudah siap ketika ujung kayu sudah cukup lunak sehingga bisa dimekarkan sedikit seperti sebuah sikat kecil.
    • Idealnya, Anda menginginkan resistansi yang amat sedikit terhadap bulu (mirip dengan sikat gigi berbulu lembut).
  3. Secara tradisional, siwak digunakan tanpa pasta gigi atau produk-produk kesehatan mulut lainnya, sekalipun kalau mau Anda bisa menggunakannya. Untuk menggunakan siwak secara tradisional, celup ujung kayu ke dalam air (seperti yang Anda lakukan ketika hendak menambahkan pasta gigi ke sikat gigi).
    • Sebagai alternatif, banyak pemakai siwak tradisional menggunakan air mawar sebagai pengganti air biasa agar baunya harum.
  4. Sekarang Anda siap menyikat gigi. Anda bisa mengenggam kayu itu senyaman Anda — ingatlah bahwa Anda akan menyikat menggunakan ujung kayu, bukan sampingnya, seperti sikat gigi. Secara tradisional, kayu siwak dipegang dengan cara meletakkan jempol tangan kanan tepat di bawah dan belakang ujung yang berbulu, meletakkan ujung kelingking di bawah punggung kayu, dan tiga jari lainnya di bagian atas. [3]
  5. Sekarang mulailah menyikat gigi! Tekan ujung kayu yang berbulu ke gigi Anda dan gerakkan perlahan naik turun untuk menggosok permukaan bagian depan. Gerakkan perlahan di sekitar mulut, perlahan saja dan kenai setiap permukaan gigi dengan bulu. Jangan tekan terlalu keras — tujuan Anda adalah menggosok gigi dengan lembut, bukan mengikir atau mencungkilnya. Bagi seseorang yang terbiasa menggunakan sikat gigi, pada awalnya kayu siwak mungkin terasa aneh, namun setelah beberapa kali mencoba akan menjadi intuitif.
    • Jangan lupa membersihkan bagian belakang gigi Anda sama seperti yang Anda lakukan dengan sikat gigi!
  6. Jaga kayu siwak tetap baru dengan memotong atau mematahkan bulu-bulu lama yang sudah usang dengan menggunakan pisau (atau dengan tangan). Tergantung seberapa sering Anda membersihkan gigi dan jenis kayu siwak yang Anda gunakan, daya tahan bulu siwak rata-rata berbeda. Secara umum, Anda perlu memotong bulu-bulu itu tiap kali terlihat seperti sapu yang usang dan tua. Biasanya ini berarti memotongnya setiap beberapa hari sekali. [4]
    • Ada beberapa pengecualian menonjol atas kaidah ini. Beberapa jenis kayu siwak yang sudah diproses dan dijual secara komersial memiliki umur lebih dari enam bulan dikarenakan bahan pengawet yang ditambahkan.
  7. Ketika Anda selesai menyikat gigi, segera bersihkan siwak dari sisa-sisa dan bilas sebentar. Simpan siwak di tempat yang bersih tetapi terbuka, bukan di dalam sebuah tas atau wadah, yang bisa mendorong tumbuhnya jamur karena kayunya lembab. Jauhkan kayu siwak dari wastafel atau toilet untuk menghindari perpindahan bakteri secara tidak sengaja dari percikan air.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Menggunakan Siwak dalam Konteks Islam

PDF download Unduh PDF
  1. Bagi sebagian orang, menggunakan siwak hanyalah suatu cara untuk menjaga kebersihan gigi. Namun demikian, bagi kaum Muslimin yang taat, siwak seringkali memerankan peranan yang lebih serius dalam peribadatan. Kaum Muslimin diharuskan membersihkan diri dalam sebuah ritual bersuci (wudu) sebelum melakukan ibadah tertentu (yang paling umum adalah ibadah harian yang disebut salat). Meskipun membersihkan gigi tidak disyaratkan secara eksplisit sebagai bagian dari ritual wudu, namun dianggap sebagai sunah dan sangat dianjurkan. Jadi, bagi kaum Muslimin yang serius, bersiwak sebelum salat bisa dilakukan berkali-kali dalam sehari.
  2. Menggapai kondisi suci sebelum salat sangat penting bagi kaum Muslimin. Alquran menyatakan dengan gamblang "[Allah] menyukai orang-orang yang menyucikan diri." [5] Bersuci menunjukkan ketaatan pada Allah, kepatuhan pada kitab suci, dan mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW, yang bersiwak dan menyarankan orang lain untuk bersiwak.
    • Selain itu, pemakaian siwak sebelum salat seringkali dipandang untuk membuat salat itu lebih berharga dan disukai di mata Allah. Menurut sebuah hadis, "Keutamaan salat yang dikerjakan setelah memakai siwak adalah lebih utama dari pada tujuh puluh rakaat tanpa siwak ." [6]
  3. Meskipun pemakaian siwak untuk kebersihan mulut tidak banyak dibahas dalam Alquran, namun banyak rujukan dari hadis (catatan tentang perbuatan dan ucapan Nabi Muhammad SAW).Di bawah ini kutipan beberapa hadis di mana pemakaian siwak disebut konon disukai dan dihargai di mata Nabi Muhammad: [7]
    • "Rasulullah bersabda, 'Seandainya tidak menyulitkan umatku, aku akan memerintahkan mereka menggunakan siwak setiap kali mereka akan salat.'"
    • "Yang pertama kali dilakukan Nabi SAW sebelum masuk rumah adalah bersiwak.”
    • “Wudu adalah sebagian dari iman dan siwak adalah sebagian dari berwudu.”
    • “Di dalam siwak ada obat untuk setiap penyakit, kecuali maut.”
  4. Jika Anda seorang Muslim yang taat namun tinggal di tempat yang sukar mendapatkan kayu siwak asli atau Anda merasa was-was menggunakan kayu siwak untuk membersihkan gigi, jangan khawatir! Banyak Muslim yang mencapai tingkat kebersihan mulut yang sama dengan menggunakan sikat gigi biasa (dengan atau tanpa pasta gigi) sama seperti menggunakan siwak secara tradisional. Aspek terpenting dari wudu adalah dengan tulus berniat menyucikan diri di mata Allah dan berusaha melakukannya sebaik mungkin. Peralatan yang Anda gunakan untuk menggosok gigi tidak sama pentingnya dengan fakta sederhana bahwa Anda menggosok gigi sebagai tanda ketaatan kepada Allah.
    • Bahkan praktik-praktik Islam memberi kelonggaran khusus bagi orang yang tidak mempunyai alat pembersih apa pun sebelum melaksanakan salat. Dalam kasus ini, secara umum disarankan melakukan sebaik mungkin yang Anda bisa menggunakan jari telunjuk. [8]
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Membuat Kayu Siwak Sendiri

PDF download Unduh PDF
  1. Salah satu hal baik mengenai siwak untuk menggosok gigi adalah bahwa kayu siwak yang Anda gunakan bisa didapatkan secara gratis! Meskipun di kebanyakan negara Muslim bisa mendapatkan kayu siwak yang dijual murah, Anda juga bisa mendapatkan kayu siwak dengan cara yang dilakukan oleh para praktisi tradisional. Pertama-tama, carilah pohon yang cocok. Secara tradisional, kayu siwak berasal dari pohon siwak atau Salvadora Persica (juga disebut pohon "sikat gigi" atau pohon " arak "). Namun demikian, berbagai macam tanaman dengan "akar pahit" secara potensial bisa digunakan. Di bawah ini beberapa alternatif pohon yang cocok yang berasal dari kawasan Mediterania, Timur Tengah, dan Syam atau Levant tempat bersiwak paling sering dipraktikkan: [9]
    • Pohon zaitun
    • Pohon palem
    • Pohon kenari
  2. Selanjutnya, ambil kayu atau ranting kecil dari cabang pohon atau dari akar yang menjorok menggunakan pisau atau tangan telanjang. Tongkat kayu tersebut tidak harus besar — secara tradisional, kayu siwak yang panjang sama dengan tangan Anda itu termasuk lebar. Jangan ambil lebih dari yang dibutuhkan atau menyakiti pohon lebih dari yang seharus — itu boros dan tidak terhormat.
  3. Ketika Anda mengambil produk tanaman apa pun dari alam liar, Anda berisiko terkena bahan kimia berbahaya atau kuman, tak peduli seberapa bersih tampaknya tanaman itu.Untuk mengurangi risiko ini terjadi pada Anda, pastikan untuk membersihkan secara saksama kayu siwak yang Anda potong langsung dari pohon sebelum menggunakannya. Gunakan sabun disinfektan atau bahan antibakteri sejenis untuk membersihkan kayu siwak , lalu rendam dalam air untuk menghilangkan sabunnya. Ulangi beberapa kali untuk menjaga kebersihan.
    • Simpan kayu siwak di tempat yang bersih dan kering sebelum menggunakannya. Karena Anda telah mencucinya, kayu siwak akan basah dan bisa terkena kotoran atau debu jika tidak hati-hati.
  4. Jangan pernah mengambil kayu siwak dari pohon yang beracun atau berbahaya. Tak peduli seberapa baik Anda membersihkan kayu siwak yang didapatkan dari sebuah pohon yang beracun, menggunakan kayu tersebut akan menyebabkan Anda terpapar pada bahan kimia yang bisa membuat Anda sakit. Anda juga harus menghindari pohon yang diberi pestisida atau bahan kimia berbahaya lainnya. Di bawah ini beberapa jenis pohon yang tidak boleh Anda ambil sebagai kayu siwak (daftar ini tidak lengkap, cari sumber ilmu botani jika Anda merasa ragu apakah suatu jenis pohon aman atau tidak). [10] [11]
    • Pohon delima
    • Pohon bambu
    • Pohon chambelle
    • Pohon raihaan
    • Pohon myrtle
  5. Meskipun orang-orang di belahan dunia lain mungkin mengambil kayu siwak sendiri dari alam selama ribuan tahun, bagi yang tidak berpengalaman ini bisa menjadi tugas yang mengerikan. Kalau Anda memang khawatir apakah jenis kayu siwak tertentu aman atau tidak untuk digunakan, pertimbangkan untuk membeli dari penjual yang sudah tepercaya. Kayu siwak bisa dibeli daring atau dari toko-toko barang kebutuhan khusus (terutama di negara-negara dan masyarakat Muslim) — di negara-negara maju dengan aturan kesehatan modern, kayu yang dijual secara komersial ini memenuhi syarat kebersihan dan aman digunakan.
    Iklan

Peringatan

  • Siwak bisa menimbulkan sensasi seperti terbakar pada bibir dan bagian dalam mulut.
  • Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter dan dokter gigi. Kayu siwak ini aman karena sudah digunakan selama ribuan tahun tetapi sebaiknya berhati-hati.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 190.821 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan