Unduh PDF
Unduh PDF
Aturan penggunaan tanda koma merupakan topik yang membingungkan dan bahkan dapat memicu perdebatan (misalnya perlukah tanda koma Oxford/serial digunakan). Mempelajari penggunaan tanda koma yang benar akan membuat tulisan Anda terlihat lebih profesional, lebih jelas dan mudah dibaca. Jadikan pesan Anda lebih jelas dan tepat dengan penggunaan tanda koma yang benar!
Langkah
-
Jangan gunakan tanda koma hanya karena kalimat Anda panjang. Ini adalah kesalahan yang umum ditemui: kadang-kadang, orang menaruh tanda koma pada kalimat yang panjang hanya untuk “memberi jeda” pada kalimat walaupun sebenarnya struktur kalimat sudah benar secara tata bahasa tanpa menggunakan tanda koma. Panjang kalimat Anda tidak berpengaruh terhadap perlu tidaknya penggunaan tanda koma. [1] X Sumber Tepercaya University of North Carolina Writing Center Kunjungi sumber
-
Hindari penggunaan tanda koma untuk menandakan jeda. Beberapa penulis meyakini bahwa jeda atau napas menunjukkan di mana tanda koma harus diletakkan. Namun metode ini tidak bisa diandalkan dan seringkali mengakibatkan kesalahan karena setiap orang membaca dan berbicara dengan gaya yang berbeda-beda.
- Teknik ini cocok digunakan untuk menandai jeda dalam penulisan dialog kisah fiksi.
-
Jangan selalu menggunakan tanda koma pada nama seseorang. Jangan tertipu, ini adalah kesalahan lain yang sering terjadi dalam penggunaan tanda koma: tanda koma hanya digunakan pada nama seseorang sebagai pemisah pada frasa nonrestriktif.
- Sebagai contoh, berikut penggunaan tanda koma yang tidak tepat namun sering dilakukan: “Abraham Lincoln”,” adalah Presiden Amerika Serikat ke-16. Abraham Lincoln adalah subjek kalimat dan merupakan unsur penting.
- Contoh penggunaan tanda koma yang tepat pada nama akan terlihat seperti ini: “Abraham Lincoln, presiden ke-16 Amerika Serikat, adalah seorang pengacara sebelum ia menjadi presiden.” Dalam hal ini, “presiden ke-16 Amerika Serikat” adalah klausa nonrestriktif (yang berarti kalimat tetap dapat dimengerti walaupun bagian tersebut dihilangkan) dan diberi tanda koma pada bagian awal dan akhir klausa.
-
Pahami bahwa penggunaan tanda koma memang rumit namun bisa dikendalikan. Mitos lain yang sangat umum pada tanda koma adalah bahwa tanda koma termasuk dalam tata bahasa sakti yang mustahil diprediksi atau dipelajari. Walaupun logika yang mengatur penggunaan tanda koma seringkali tampak rumit, namun sebenarnya penggunaan tanda koma mudah dipelajari bila Anda memahami kaidahnya. [2] X Sumber Tepercaya University of North Carolina Writing Center Kunjungi sumberIklan
Metode 2
Metode 2 dari 5:
Menggunakan Tanda Koma pada Penyifat Nonrestriktif dan Restriktif
-
Pahami apa itu klausa penghubung. Klausa penghubung adalah kata, klausa, atau frasa yang mengubah beberapa unsur kalimat utama. Klausa penghubung didahului oleh kata ganti penghubung. Kata ganti penghubung umumnya termasuk “siapa”, siapa pun/siapa saja”, dan “yang”. Secara umum terdapat dua jenis kata ganti penghubung, yaitu: “nonrestriktif” dan “restriktif”. [3] X Teliti sumber
-
Pahami bagaimana fungsi penyifat nonrestriktif. Penyifat nonrestriktif adalah klausa penghubung atau frasa yang menambahkan informasi pada suatu kalimat tetapi bukan merupakan bagian penting dari arti kalimat secara keseluruhan. Sebuah kalimat masih dapat dimengerti (dan pengertian subjek utama kalimat tetap sama) jika Anda menghilangkan penyifat nonrestriktif dari kalimat tersebut. Penyifat ini kadang disebut sebagai “penyela.” [4] X Teliti sumber
- Berikut contoh dari penyifat nonrestriktif dalam sebuah kalimat: “George Washington, “presiden pertama kita”, menjabat sebanyak dua kali.” Induk kalimat tetap dapat dimengerti meskipun penyifat nonrestriktif dihilangkan: “George Washington menjabat sebanyak dua kali.”
- Berikut contoh lain dari penyifat nonrestriktif: “Fatima,”yang telah belajar dengan keras”, agaknya akan berhasil dalam ujian hari ini.” Secara umum keberadaan kata “yang” (kata ganti penghubung) dalam klausa merupakan ciri-ciri nonrestriktif dan harus diberi tanda koma.
-
Gunakan tanda koma pada penyifat nonrestriktif. Tanda koma hampir selalu digunakan pada bagian awal dan akhir klausa nonrestriktif. Ini menunjukkan klausa tersebut merupakan informasi tambahan yang tidak terlalu penting. Jika Anda dapat menghilangkan klausa tanpa merusak makna kalimat, hampir pasti klausa tersebut adalah penyifat nonrestriktif.
- Pastikan menggunakan tanda koma di setiap bagian akhir penyifat. Kesalahan yang sering terjadi adalah tanda koma hanya digunakan di awal penyifat saja, tetapi tidak pada bagian akhir.
- Hampir dalam setiap kejadian, klausa penghubung atau frasa yang diawali dengan kata “yang” merupakan penyifat nonrestriktif dan harus diberi tanda koma: “Kecelakaan mobil, “yang terjadi jam 3 sore” tidak merusak mobilku terlalu parah.”
-
Gunakan tanda koma untuk mengimbangi pernyataan yang menyela kalimat. Terkadang, frasa preposisi dan frasa lain yang memotong induk kalimat merupakan penyifat nonrestriktif. Jika frasa tersebut tidak termasuk ke dalam subjek dan kata kerja utama, pisahkan frasa yang memotong dengan tanda koma untuk memberitahu pembaca bahwa informasi tersebut tidaklah penting.
- Misalnya, contoh berikut adalah frasa preposisi yang berlaku sebagai penyela: “Ini,” menurutku”, adalah buku yang sangat bagus.” Frasa tersebut tidak terlalu penting dan dapat dihilangkan tanpa merusak makna kalimat.
- Berikut contoh lainnya: “Jalan ini, “di samping itu”, aspalnya mulus dan mudah dilintasi.”
- Penunjukan langsung juga termasuk dalam kategori ini. Misalnya, berikut kalimat yang disela dengan penunjukan orang lain secara langsung: “Itulah alasan saya menunjuk Anda, “Thomas”, sebagai pemimpin kelompok.”
-
Pahami fungsi penyifat restriktif. Penyifat restriktif adalah klausa atau frasa penghubung yang merupakan bagian penting dari kalimat Anda. Penyifat restriktif tidak dapat dihilangkan tanpa merusak makna kalimat Anda.
- Berikut contoh penyifat restriktif dalam sebuah kalimat: “Pengemudi “yang melebihi batas kecepatan” adalah pengemudi yang ugal-ugalan.” Klausa ini merupakan bagian penting dari kalimat dan tidak dapat dihilangkan.
- Berikut adalah contoh lain dari penyifat restriktif: “Lagu “yang berjudul “Roar”” adalah lagu yang populer; lagu “berjudul “Latte Love”” yang saya ciptakan kemarin tidak populer.” Kedua penyifat ini menunjukkan informasi tambahan namun tidak dapat dihapus tanpa menghilangkan makna kalimat: “Lagu ?? ini populer; lagu ? yang saya ciptakan kemarin tidak populer.”
-
Hindari penggunaan tanda koma pada penyifat restriktif. Penyifat tersebut memiliki arti penting dalam kalimat Anda, pemberian tanda koma pada klausa atau frasa ini akan merusak kejelasan kalimat Anda.
- Hampir semua klausa yang diawali dengan kata ganti penghubung “yang” merupakan klausa restriktif dan tidak perlu diberi tanda koma: “Kecelakaan mobil “yang” saya alami kemarin pasti akan membuat tagihan asuransi saya naik.”
Iklan
-
Gunakan FANBOYS untuk membantu Anda mengingat konjungsi sederajat. Konjungsi sederajat dipakai sebagai penghubung antara kalimat. Konjungsi sederajat antara lain yaitu “Untuk/For (F), Dan/And (A), Maupun/Nor (N), Tetapi/But (B), Atau/Or (O), Namun/Yet (Y), Juga/So (S).” [5] X Sumber Tepercaya University of North Carolina Writing Center Kunjungi sumber
-
Gunakan tanda koma di depan konjungsi sederajat yang menghubungkan klausa independen. Klausa independen adalah bagian dari kalimat yang memiliki subjek dan kata kerja tersendiri. Klausa independen dapat berdiri sendiri menjadi sebuah kalimat. Anda harus selalu menggunakan tanda koma jika terdapat konjungsi FANBOYS yang menghubungkan dua klausa independen.
- Berikut contoh konjungsi FANBOYS yang menghubungkan dua klausa independen: “Saya meminjam tiga buku dari perpustakaan, “tetapi” sekarang saya rasa tidak mungkin membaca ketiganya.” Jika Anda menghilangkan konjungsinya, tiap klausa akan membentuk kalimat masing-masing.
- Konjungsi ini tidak menghubungkan dua klausa independen: “Bai sadar ia memiliki semua yang dibutuhkan “kecuali” pensil.” Bagian terakhir kalimat tidak dapat berdiri sendiri.
-
Perhatikan tata bahasa suatu kalimat. Keberadaan konjungsi tidak selalu membutuhkan tanda koma. Hanya klausa independen yang membutuhkan penggunaan tanda koma. [6] X Teliti sumber
- Misalnya, jika kalimat Anda hanya diikuti dengan dua kata setelah konjungsi, jangan gunakan tanda koma: “Beri saya semua “bacon and eggs” yang kalian punya.”
- Jika kalimat Anda menggunakan kata “untuk” sebagai preposisi yang mengikuti klausa dependen, jangan gunakan tanda koma: “Saya sedang menabung “untuk berlibur ke Hawaii”.”
- Jika kalimat Anda menggunakan kata “juga” untuk mempertegas kata lain, jangan gunakan tanda koma: “Guru “sangat lelah” memeriksa karangan yang buruk .”
- Jika kalimat Anda menggunakan kata “supaya” dalam frasa “supaya kemudian”, jangan gunakan tanda koma: “Elena tahu ia harus sarapan “supaya kemudian” tidak merasa lapar.”
Iklan
-
Gunakan tanda koma setelah pengantar kata keterangan. Secara umum dalam Bahasa Inggris kata keterangan diakhiri dengan imbuhan “-ly” dan mengubah kata benda atau kata sifat. Terkadang kata keterangan digunakan pada awal kalimat untuk menjelaskan bagaimana sesuatu terjadi atau terasa, khususnya dalam penulisan informil. Contoh yang paling umum yaitu “secara umum, biasanya,” dan “sayangnya”. [7] X Teliti sumber
- Sebagai contoh, berikut kalimat yang diawali dengan pengantar kata keterangan: “”Tidak heran”, satu hari saya lupa membawa payung ternyata malah hujan.”
- Kata keterangan seperti “ketika” dan “sedangkan” biasanya merupakan tanda penyifat restriktif dan tidak memerlukan tanda koma.
- Tanda koma harus digunakan untuk mengimbangi pengantar kata keterangan yang mengubah keseluruhan kalimat, bukan yang mengubah satu unsur kalimat saja (misalnya kata kerja).
-
Gunakan tanda koma setelah kata pengantar. Unsur satu kata pengantar yaitu kata “tidak,” “ya,” dan “baiklah”, dan kata pengantar yang mengawali kalimat dipisahkan dari klausa utama oleh tanda koma.
- Berikut contoh dari kata pengantar yang mengawali kalimat: “”Tidak”, saya tidak bisa ke sana pagi ini.”
- Berikut contoh dari kata pengantar “baiklah”: “”Baiklah”, sebenarnya saya mau sepotong kue lagi, tetapi saya sedang diet.”
- Kata “kenapa” juga bisa digunakan sebagai kata pengantar, tetapi waspadalah: Kata “kenapa” hanya boleh dibubuhkan tanda koma jika memiliki arti penting bagi kalimat. Tanda koma dalam kalimat “”Kenapa”, itu menakjubkan!” adalah benar. Namun, anda tidak dapat memakai tanda koma dalam kalimat berikut: “Kenapa anda tidak datang tadi pagi?” [8] X Sumber Tepercaya University of North Carolina Writing Center Kunjungi sumber
-
Gunakan tanda koma setelah transisi pengantar. Transisi pengantar membantu membimbing pembaca dari satu kalimat ke kalimat lain, dan harus diakhiri dengan tanda koma di dalam kalimat. Transisi pengantar umumnya terdiri dari “Akan tetapi”, “Selain itu”, “Meskipun begitu” dan “Sedangkan”. [9] X Teliti sumber
- Pengantar transisi dapat juga berbentuk frasa, seperti “Lagi pula” dan “Kendati demikian___”. Pisahkan transisi dan kalimat juga dengan tanda koma.
-
Gunakan tanda koma di akhir frasa pengantar yang terdiri lebih dari 3 kata. Frasa-frasa ini menambah informasi ke dalam kalimat, tetapi tidak memiliki subjek dan kata kerja yang berbeda dari subjek dan kata kerja induk kalimat. Jika jumlah pengantar kurang dari 3 kata, penggunaan tanda koma dianggap opsional. [10] X Teliti sumber Frasa pengantar umumnya berisi frasa-frasa partisip (frasa yang berfungsi sebagai kata sifat untuk menjelaskan sesuatu dalam klausa utama), frasa preposisi, dan frasa infinitif (dimulai dengan kata kerja tak tentu [“memakan, mendengarkan”, dll.]). [11] X Teliti sumber
- Misalnya, berikut adalah frasa partisip: “”Menggenggam pedang dengan kedua tangannya”, Lancelot mengayunkannya sekuat tenaga.” “Menggenggam pedang dengan kedua tangannya” menggantikan Lancelot sebagai subjek induk kalimat.
- Berikut contoh frasa preposisi: “”Sepanjang malam”, ia menikmati perbincangan hangat di pesta.”
- Berikut contoh frasa infinitif yang mengawali kalimat: “”Untuk memenangkan pemilu”, kandidat senator mengeluarkan lebih banyak uang dibandingkan yang lainnya.”
- Jangan tertukar antara gerunds (kata benda verbal) dengan frasa pengantar partisip. Misalnya, anda tidak bisa menggunakan tanda koma dalam kalimat berikut: “”Menulis dengan tata bahasa sempurna” memang susah tetapi bisa dilakukan.” Frasa gerund “Menulis dengan tata bahasa sempurna” adalah subjek kalimat.
Iklan
-
Gunakan tanda koma untuk memisahkan frasa absolut. Frasa absolut, yang juga disebut “nominatif absolut,” mengubah keseluruhan kalimat. Frasa absolut biasanya terletak pada awal kalimat, namun ada juga yang terletak di akhir klausa utama. Frasa absolut biasanya mempunyai subjek tersendiri dan secara umum dibentuk melalui “kata benda” dan “partisip” (kata berimbuhan “men-“ dan “-kan”).
- Berikut contoh frasa absolut pada awal kalimat: “”PR-nya selesai”, Sujata pergi menemui teman-temannya.”
- Berikut contoh frasa absolut sebagai penutup kalimat: “Pasangan itu buru-buru pulang, “udara dingin menusuk wajah mereka.”” Frasa ini mengubah keseluruhan klausa utama di awal kalimat.
-
Gunakan tanda koma untuk memisahkan klausa kata keterangan. Klausa kata keterangan diawali dengan “konjungsi subordinat”, yang menghubungkan klausa dan induk kalimat. Klausa kata keterangan sifatnya bergantung/dependen dan tidak dapat berdiri sendiri karena konjungsi subordinat. Klausa ini bisa diletakkan di awal atau di bagian kalimat manapun. [12] X Teliti sumber
- Konjungsi subordinat umumnya terdiri dari kata “karena, meskipun, padahal, kalau tidak” dan “sebab”.
- Misalnya, berikut klausa kata keterangan yang mengawali kalimat: “”Karena masukkan anda dalam rapat kelompok selalu kreatif dan berwawasan “, saya menunjuk anda sebagai penanggung jawab proyek.”
- Berikut klausa kata keterangan di tengah-tengah kalimat: “Joe memutuskan tidak akan naik roller coaster , “meskipun dia menikmatinya”, karena dia baru saja memakan chilli dog yang sangat besar.”
-
Gunakan tanda koma untuk memisahkan daftar atau rentetan suatu hal. Jika anda menemukan rentetan tiga barang atau lebih, gunakan tanda koma untuk memisahkannya.
- Misalnya, berikut rangkaian daftar yang dipisahkan oleh tanda koma: “Saya akan membeli buah apel”’, “’jeruk’”, ‘”pir”’,”’ dan pisang di toko.”
- Jangan meletakkan tanda koma sebelum dan sesudah rangkaian barang. Penggunaan tanda koma dalam contoh berikut tidak tepat: “Saya akan membeli buah”’,”’ apel, jeruk, pir, dan pisang di toko”’,”’ untuk membuat salad buah malam ini.”
- Jangan gunakan tanda koma jika semua rentetan barang terhubung dengan kaya “dan”, “atau”, atau “maupun”. Misalnya, berikut daftar barang yang terhubung dengan kata “dan”: “Kyle dan Spike dan Brenda dan Willow semuanya pergi ke konser.”
- Selain tanda koma, tanda titik koma dapat digunakan sebagai pemisah jika semua barang di rangkaian anda adalah frasa dan bukan kata tunggal, atau jika daftar barang anda mengandung tanda koma: “Anda dapat memilih dua menu sarapam: “granola, jus jeruk, dan kopi,” yang harganya relatif murah; atau “daging asap, sosis, dan telur,” yang harganya lebih mahal.” [13] X Teliti sumber
-
Pahami “Tanda Koma Oxford.” “Tanda koma Oxford” (dikenal juga dengan “tanda koma Harvard”) adalah tanda koma yang ditempatkan sebelum barang terakhir dalam daftar atau rangkaian. Penggunaan tanda koma ini menjadi perdebatan, sebagian orang menolak menggunakannya dan sebagian lagi bersikeras bahwa tanda koma Oxford harus selalu digunakan. Tujuan pemakaian tanda koma Oxford untuk kejelasan, jadi gunakanlah tanda koma tersebut jika dua barang terakhir dalam daftar anda harus benar-benar dipisahkan.
- Misalnya, lihat kalimat berikut: “Saya ingin mempersembahkan buku ini kepada “orang tua saya, profesor saya dan John F. Kennedy.’” Dengan pemberian tanda baca seperti ini, kelihatannya orang tua anda adalah profesor anda dan John F. Kennedy. Penggunaan tanda koma Oxford akan menghilangkan kesalahpahaman tersebut: “Saya ingin mempersembahkan buku ini kepada “orang tua saya, profesor saya, dan John F. Kennedy.’”
- Penggunaan tanda koma Oxford tidak menyalahi tata bahasa, jadi jika anda tidak yakin menggunakannya, gunakan saja.
-
Gunakan tanda koma di antara dua atau lebih kata sifat sejajar yang secara independen mengubah kata benda. Berikut cara memahami apakah kata sifat berfungsi independen: Jika anda bisa memasukkan kata “dan” di antara kedua kata sifat tanpa mengubah makna kalimat (atau menjadikannya tidak masuk akal), maka mereka berfungsi independen dan tanda koma harus memisahkannya.
- Misalnya, berikut kalimat dengan rangkaian kata sifat yang diberi tanda baca dengan benar: “Orang-orang yang dengan sengaja menyalahgunakan tata bahasa adalah orang yang kasar, tidak bertanggung jawab, manusia purba berjiwa kejam yang merusak keindahan, dan keanekaragaman bahasa kita.”
- Beberapa “pasangan kata” merupakan kata tunggal (“disc jockey”, “anak muda”). Tanda koma tidak dibutuhkan di sini.
- “Jangan” gunakan tanda koma jika kata sifat diikuti konjungsi!
- Jangan gunakan tanda koma jika kata sifat tidak sejajar; contohnya, jika salah satu kata sifat adalah warna atau jumlah dan yang lainnya adalah kualitas, anda tidak perlu menggunakan tanda koma.
- Misalnya, “Saya mempunyai gerobak merah yang besar” tidak perlu menggunakan tanda koma, sedangkan “Saya mempunyai gerobak usang, yang sangat saya cintai” harus menggunakan tanda koma.
-
Gunakan tanda koma untuk memisahkan tanggal dan alamat. Setiap unsur pada tanggal (minggu, bulan, dan hari, dan tahun) harus dipisahkan oleh tanda koma. Gunakan juga tanda koma untuk memisahkan unsur dalam alamat, atau saat mengacu ke sebuah kota atau negara . Misalnya, anda perlu menggunakan tanda koma dalam kalimat ini: “Saya suka mengunjungi Tokyo”’,”’Jepang.” [14] X Teliti sumber
- Berikut contoh penggunaan tanda koma yang tepat pada tanggal: “WikiHow ini ditulis pada hari Senin, 14 Mei, 2007, di Maryland.”
- Jika hanya muncul bulan dan tahun, JANGAN gunakan tanda koma: “Saya menulis artikel ini pada bulan Mei 2007.”
- Berikut contoh penggunaan tanda koma yang tepat pada alamat: “Alamat barunya berada di 1234 Main Street, Anytown, Maryland, 12345.”
- Ketika unsur alamat diikuti preposisi, tanda koma tidak dibutuhkan: “Ini berada “di” Highway 10 “dekat” Pencasola “di” Florida.”
-
Gunakan tanda koma pada salam dan bagian penutup surat. “Salam” adalah sambutan pada awal surat, misalnya “John Yang Terhormat.” Salam penutup juga harus diberi tanda koma: “Dengan Hormat, Hakim.”
- Ketika menulis surat bisnis, penggunaan tanda titik koma lazim digunakan dibanding tanda koma: “Untuk Perhatian:[isi surat]”
Iklan
Tips
- Tanda-tanda orang yang tidak memahami aturan penggunaan tanda koma yaitu penggunaan secara berlebihan. “Jika ragu, jangan gunakan!”*
- Sudah lulus sekolah? Beli salinan buku The Little Brown Handbook atau Warriner's English Grammar and Composition dan berlatihlah. Anda bisa membelinya di internet dengan harga yang cukup murah.
- Ide bagus untuk meninjau ulang tulisan Anda oleh seorang (semi-)profesional jika mungkin. Terutama jika tulisan Anda ditujukan untuk hal penting, misalnya ringkasan pekerjaan, sewalah seorang korektor atau konsultasikan pada teman Anda yang memahami pemberian tanda baca dengan baik untuk membantu Anda.
Iklan
Perhatian
- Penyalahgunaan tatabahasa dan pemberian tanda baca pada keadaan profesional dapat merusak kredibilitas anda.
Referensi
- ↑ http://writingcenter.unc.edu/handouts/commas/
- ↑ http://writingcenter.unc.edu/handouts/commas/
- ↑ https://owl.english.purdue.edu/owl/resource/645/01/
- ↑ https://writing.wisc.edu/Handbook/Commas.html
- ↑ http://writingcenter.unc.edu/handouts/commas/
- ↑ http://www.sandhills.edu/academic-departments/english/commaguidelines.html
- ↑ http://www.businessinsider.com/a-guide-to-proper-comma-use-2013-9
- ↑ http://writingcenter.unc.edu/handouts/commas/
- ↑ https://owl.english.purdue.edu/owl/resource/607/03/
- ↑ https://owl.english.purdue.edu/owl/resource/607/03/
- ↑ https://owl.english.purdue.edu/owl/resource/627/02/
- ↑ https://www.seattlecentral.edu/faculty/dloos/Grammar/adverbclauses/adverb_clauses_introduction.htm
- ↑ https://owl.english.purdue.edu/owl/resource/607/04/
- ↑ http://www.businessinsider.com/a-guide-to-proper-comma-use-2013-9
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 16.187 kali.
Iklan