Unduh PDF
Unduh PDF
Banyak orang (jika tidak semuanya) pernah berhubungan dengan anak manja. Namun, bagaimana Anda menghadapi seseorang yang menyebalkan, egois, dan selalu ingin menang sendiri? Penting bagi Anda untuk mengetahui cara menghadapinya agar bisa menjaga kewarasan diri dan menghindari konfrontasi yang tidak menyenangkan dan tidak penting. Ambil langkah untuk menghindari konflik dan masalah, terutama jika Anda tahu bahwa Anda akan menghadapinya. Selain itu, Anda juga bisa mempelajari cara menyelesaikan konflik dan masalah yang terjadi secara efektif.
Langkah
-
Kendalikan emosi saat konflik terjadi. Agar bisa menyelesaikan masalah dengan si manja secara efektif, terlebih dahulu tarik napas dalam-dalam dan kendalikan emosi. Anda mungkin merasa marah atau kesal pada tahap ini, tetapi penting bagi Anda untuk tetap bersikap bijak dan tenang dalam situasi ini. Dengan demikian, Anda bisa menyelesaikan konflik dengannya secara efektif dan tidak sampai membiarkan amarah memperburuk situasi. [1] X Teliti sumber
- Jangan ambil hati ucapannya. Sering kali, saat situasi memanas seseorang mengatakan hal-hal yang menyakitkan. Si anak manja mungkin menjerit dan berteriak “Tidak!” kepada Anda, atau seorang teman yang manja mungkin membentak Anda di tempat umum dan mengatakan hal-hal yang menyakitkan. Ingatlah bahwa sikapnya didasari oleh kemarahan dan ia tidak sedang menjadi sosok yang sama dengan jati dirinya. Anda hanya menjadi pelampiasan yang ia manfaatkan untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, dan ucapannya tidak ada kaitannya dengan diri Anda sebagai seorang individu.
-
Jauhi situasi jika konflik mulai tak terkendali. Jika Anda merasa kesulitan menjaga emosi, jangan ragu untuk menjauh dan menenangkan diri. Momen ini berguna jika Anda merasa tertekan, marah, atau kesal terhadap si manja. [2] X Teliti sumber
- Anda bisa mengatakan bahwa saat ini secara emosional Anda belum siap membahas konflik yang ada dan membutuhkan waktu untuk menyendiri. Anda juga bisa memerintahkan si anak manja untuk masuk ke kamarnya selama 10-15 menit sementara Anda memroses konflik yang terjadi. Dengan menyisihkan waktu untuk mengamati emosi yang dirasakan, Anda dapat menangani konflik yang terjadi dengan lebih baik.
-
Hukum ia secara tertutup. Jangan mendisiplinkan si manja dengan mempermalukannya karena hal ini hanya memicu lebih banyak konflik dan masalah di masa mendatang. Coba adakan pertemuan tertutup dengannya untuk membahas perilakunya, atau ajak si kecil mengobrol secara privat untuk membicarakan masalah yang terjadi. Dengan demikian, Anda bisa mengobrol berdua saja dengannya dan mengajarkannya konsekuensi atas tindakannya. [3] X Teliti sumber
- Sebagai contoh, mungkin si manja berbicara dengan kasar kepada pasangan Anda dan menyebutnya dengan panggilan yang buruk. Anda bisa mengajaknya berbicara berdua saja dan menjelaskan bahwa tindakannya melukai perasaan pasangan Anda, serta tidak menghormati Anda dan pasangan. Mintalah ia untuk meminta maaf atas perilakunya. Adanya diskusi tertutup memungkinkan Anda untuk memberi tahu ia bahwa ia sudah melakukan kesalahan, dan Anda mau membantunya menyelesaikan masalah yang terjadi bersama-sama.
-
Berikan beberapa solusi untuk masalah. Coba ajukan beberapa pilihan atau langkah untuk berkompromi saat menangani konflik dengan si manja. Gunakan saran dan langkah spesifik yang bisa Anda berdua ikuti untuk menyelesaikan masalah. Namun, hal ini tidak lantas berarti Anda harus bernegosiasi atau memaafkannya karena ialah yang seharusnya bertanggung jawab atas tindakannya. Berikan beberapa solusi agar diskusi tetap terbuka dan adil. [4] X Sumber Tepercaya Mayo Clinic Kunjungi sumber
- Sebagai contoh, mungkin anak Anda tidak ingin menghabiskan makan malamnya. Anda bisa memberikan beberapa solusi, seperti memintanya menghabiskan minimal lima sendok makanan atau menyuruhnya tidur dengan keadaan lapar. Ada kemungkinan ia akan memilih opsi pertama karena tentunya ia tidak ingin tidur dengan kondisi perut kosong.
Iklan
-
Segera tetapkan aturan dan batasan yang jelas. Salah satu cara menghindari konflik dan masalah saat menghadapi si manja adalah memastikan Anda sudah menetapkan aturan dan batasan sejak awal. Ia harus mengetahui aturan dan batasan agar sadar saat ia melanggarnya. Anda bisa menetapkan aturan sederhana, seperti selalu mengatakan “Tolong” dan “Terima kasih” setelah mendapatkan sesuatu dari orang lain, atau selalu meminta izin/maaf saat bersin. Anda juga perlu mengajarkannya untuk selalu mengikuti semua aturan dan batasan yang ditetapkan karena kedua hal tersebut dapat membatasi perilakunya. [5] X Teliti sumber [6] X Teliti sumber
- Anda bisa menetapkan aturan atau etika makan sejak awal, seperti mengatakan “Tolong” dan “Terima kasih” kepada pelayan, tidak menopang sikut di atas meja (meskipun tidak begitu penting, hal ini dianggap lebih sopan karena sebagian orang tidak menyukainya), mengunyah makanan dengan mulut tertutup, dan meminta izin saat harus meninggalkan meja. Penegakan etika dan tata cara makan seperti ini membantunya untuk tetap tenang saat makan.
- Anda juga bisa menetapkan aturan lain di tempat umum, seperti berpegangan tangan saat berada di tempat yang ramai agar ia tidak “kabur” atau memastikan ia harus datang saat namanya dipanggil. Anda juga bisa mengajarkannya konsekuensi atas perilaku manjanya di tempat umum karena hal tersebut bisa menahannya agar tidak bertingkah.
- Jika Anda menghadapi orang dewasa yang manja, tegaskan batasan dan aturan secara langsung. Anda bisa memberi tahu ia bahwa Anda tidak bisa selalu menjawab panggilan atau pesannya setiap jam, serta akan menjaga batasan yang jelas dalam hidup. Penetapan batasan dan aturan yang tegas dan langsung dapat mencegah masalah di kemudian hari.
-
Ikuti rutinitas atau jadwal harian. Anda harus memiliki jadwal acara dan aktivitas yang sudah direncanakan untuk si kecil agar ia mengetahui kegiatannya dan tidak merasa bingung atau terkejut. Perubahan dalam rutinitasnya dapat memicu amuk dan mendorongnya untuk bertingkah. [7] X Sumber Tepercaya Mayo Clinic Kunjungi sumber
- Coba ikuti rutinitas harian yang sama untuk si kecil, seperti membangunkannya pada waktu yang sama setiap hari dan merencanakan aktivitas rekreasi pada hari yang sama setiap minggu. Anda juga bisa memberi tahunya sejak awal bahwa akan ada perubahan dalam rutinitasnya agar ia tidak terkejut. Perilakunya dapat dipicu oleh perubahan, tetapi setidaknya Anda bisa mengatakan bahwa Anda sudah mengingatkannya sejak awal.
-
Kenali dan hadiahi perilaku yang baik. Terkadang mudah bagi Anda untuk mengabaikan momen saat si kecil bisa bermain dengan tenang sendiri atau akrab dengan saudaranya di tempat umum, dan hanya memikirkan tingkahnya yang mengesalkan. Namun, usahakan Anda bisa mengakui dan menghadiahi perilaku baik yang “si manja” tunjukkan. [8] X Teliti sumber
- Anda bisa menghadiahi perilakunya dengan kata-kata yang manis. Luangkan waktu untuk mengatakan kepadanya, “Wah! Ibu/Ayah senang kamu bisa bermain dengan akur bersama kakak/adikmu!” atau “Wah! Ibu/Ayah senang kamu bisa tetap tenang!” Anda juga bisa mengajaknya berwisata atau melakukan aktivitas mengasyikkan bersama.
-
Kembangkan komunikasi yang baik. Perintahkan si kecil untuk mengawali kalimatnya dengan kata “Aku” saat ingin mengungkapkan emosi dan perasaannya agar ia bisa berkomunikasi secara jelas dengan Anda dan orang lain. Minta ia berlatih mengucapkan kalimat seperti itu dan dorong ia untuk menggunakan kalimat tersebut saat berinteraksi dengan orang dewasa dan anak-anak lain. [9] X Sumber Tepercaya Mayo Clinic Kunjungi sumber
- Jika anak Anda belum bisa berbicara, ajari ia bahasa bayi untuk mengemukakan keinginannya. Anda bisa mengajarkan tindakan tertentu untuk menunjukkan perasaan atau keinginannya, seperti rasa lapar, perhatian, atau kantuk.
-
Jangan ragu untuk berkata “Tidak” jika perlu. Meskipun Anda tidak bisa selalu mempermasalahkan perilakunya atau menanggapinya setiap kali ia bertingkah, Anda juga harus mau mengatakan “Tidak”. Anda mungkin sudah mencoba taktik lain untuk mengalihkan perhatiannya atau mengarahkan fokusnya pada hal lain, tetapi tidak berhasil. Untuk situasi seperti ini, Anda harus bersikap lebih tegas dan berani berkata “Tidak”. Katakan dengan tegas dan jelas. Setelah itu, ambil barang yang ia permasalahan atau bawa ia bisa menangis di tempat tertutup. [10] X Sumber Tepercaya Mayo Clinic Kunjungi sumberIklan
-
Kenali pemicu perilaku buruknya. Untuk mengurangi kemungkinan si kecil bersikap manja, Anda perlu mengenali pemicu-pemicu perilaku buruknya. Si kecil mungkin terpicu saat sedang bersama anak-anak lain yang manja dan tidak sopan, atau saat ditinggalkan di tempat asing. [11] X Teliti sumber
- Beberapa pemicu bersifat fisik, seperti rasa lapar. Biasanya, perilaku buruk muncul saat si kecil sangat kelelahan dan belum makan. Mungkin ia juga memiliki kondisi medis tertentu, seperti alergi yang membuatnya mengomel dan mengamuk.
-
Buat rencana untuk pemicu-pemicu tersebut agar bisa dihindari. Pastikan anak Anda tidur dengan cukup dan mendapatkan camilan sepanjang hari agar tidak sampai lapar. Anda juga perlu menjauhkannya dari area atau tempat yang memicu kondisi medisnya karena tempat tersebut dapat memancing konflik atau masalah. [12] X Teliti sumber
- Minta ia mengamati dan mengomentari perilakunya agar bisa belajar menyelesaikan masalahnya sendiri. Hal ini mendorongnya untuk mau menangani sendiri perilaku buruk dan berhenti bersikap manja.
- Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan bahwa ia cenderung sering pulang sekolah dengan suasana hari yang buruk dan melampiaskan emosinya kepada adiknya. Tanyakan kepadanya, “Apa hal yang bisa kamu lakukan selain bertengkar dengan adikmu?” Ia mungkin bisa mendapatkan solusinya sendiri, seperti “Mungkin aku bisa meluangkan waktu sendiri di kamar dengan menggambar dan mendengarkan musik.”
-
Jangan bersikap protektif secara berlebihan. Si manja perlu belajar bahwa perilakunya memiliki konsekuensi. Saat Anda bersikap protektif secara berlebihan, ia tidak bisa berkembang dan menjadi dewasa. Setiap orang harus belajar menangani situasi sulit dan bertanggung jawab, terutama anak-anak yang manja. [13] X Teliti sumber
- Jangan menolongnya di setiap situasi sulit.
- Biarkan ia sesekali melakukan kesalahan.
-
Biarkan ia berusaha mendapatkan hadiahnya. Anda bisa mengajarkannya kesabaran dan rasa syukur dengan mendorongnya mencapai tujuan tertentu dan menghadiahi dirinya sendiri. Anda tidak perlu menawarkan dorongan atau hadiah untuk setiap hal yang ia lakukan. Memberinya apa pun yang ia minta hanya akan memanjakannya. [14] X Teliti sumber
- Hanya berikan hadiah atas perilaku baiknya, dan jangan selalu mengabulkan permintaannya.
Iklan
Referensi
- ↑ https://www.empoweringparents.com/article/dealing-with-child-temper-tantrums-from-toddler-to-pre-teen/
- ↑ https://happiestbaby.com/10-ways-to-raise-a-spoiled-child/
- ↑ https://www.care.com/a/permissive-parenting-7-signs-your-kid-is-a-brat-1105261605
- ↑ http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/parenting-tips-for-toddlers/art-20044684?pg=2
- ↑ https://happiestbaby.com/10-ways-to-raise-a-spoiled-child/
- ↑ http://psychcentral.com/lib/10-way-to-build-and-preserve-better-boundaries/
- ↑ http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/parenting-tips-for-toddlers/art-20044684?pg=2
- ↑ https://www.care.com/a/permissive-parenting-7-signs-your-kid-is-a-brat-1105261605
- ↑ http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/parenting-tips-for-toddlers/art-20044684?pg=2
- ↑ http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/parenting-tips-for-toddlers/art-20044684?pg=2
- ↑ https://www.empoweringparents.com/article/dealing-with-child-temper-tantrums-from-toddler-to-pre-teen/
- ↑ https://www.empoweringparents.com/article/dealing-with-child-temper-tantrums-from-toddler-to-pre-teen/
- ↑ http://www.webmd.com/parenting/features/are-your-children-spoiled?page=3
- ↑ http://www.webmd.com/parenting/features/are-your-children-spoiled?page=3
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 2.535 kali.
Iklan