Unduh PDF Unduh PDF

Jika saat terjadi gempa bumi Anda sedang berada di dalam ruangan, apakah Anda tahu apa yang harus dilakukan? Banyak bangunan modern dirancang untuk tahan terhadap gempa berkekuatan sedang dan relatif aman. Namun, Anda tetap berada dalam bahaya akibat benda yang jatuh dan puing-puing lain. Untuk menyelamatkan diri, Anda harus mempersiapkan diri terlebih dahulu dan juga mengetahui apa yang harus dilakukan jika gempa bumi melanda daerah Anda.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Tetap Aman Di Dalam Ruangan Selama Gempa Bumi

Unduh PDF
  1. Saat terjadi gempa bumi, mungkin Anda akan tergoda untuk berlari keluar. Bagaimanapun, tidak ada yang akan jatuh menimpa Anda di luar sana. Namun, mungkin Anda tidak akan berhasil keluar sebelum segalanya mulai berjatuhan. Jadi, sebaiknya carilah tempat aman di dalam ruangan daripada berusaha keluar. [1]
  2. Jika memungkinkan, lakukan tindakan pencegahan sebelum gempa bumi semakin besar. Langkah ini paling penting dilakukan di dapur, apa yang Anda lakukan di sana dapat menimbulkan masalah saat gempa bumi terjadi. [2]
    • Hal utama yang harus Anda lakukan adalah memastikan kompor dalam kondisi padam sebelum Anda berlindung secepatnya. Kompor dapat menimbulkan kebakaran jika Anda membiarkannya dalam kondisi menyala.
    • Jika berada di dekat lilin yang menyala, cobalah untuk mematikannya jika Anda punya waktu.
  3. Tempat teraman untuk Anda saat terjadi gempa bumi adalah lantai. Namun, jangan tiarap. Sebagai gantinya, merangkaklah. [3]
    • Merangkak menjadi posisi terbaik karena dua alasan. Pertama, posisi ini memberi Anda kesempatan untuk bergerak jika perlu. Kedua, posisi ini memberi Anda sedikit perlindungan dari benda-benda yang berjatuhan.
  4. Tempat terbaik untuk Anda saat terjadi gempa bumi adalah di bawah meja. Meja memberikan perlindungan dari benda-benda yang berjatuhan. Meja juga merupakan pilihan yang tepat. [4]
    • Menjauhlah dari dapur. Menjauhlah juga dari perapian, peralatan besar, kaca, dan perabotan berat karena semua itu dapat melukai Anda. Jika tidak bisa berlindung di bawah meja, merapatlah ke dinding interior, dan lindungi kepala Anda.
    • Di dalam bangunan besar, menjauhlah dari jendela dan dinding eksterior jika memungkinkan. Selain itu, jangan masuk lift. Sebagian besar bangunan modern dibangun untuk tahan terhadap gempa karena dibangun agar lentur. Di dalam bangunan yang lebih lama, mungkin Anda sedikit lebih aman di lantai yang lebih tinggi, tetapi Anda tidak boleh mencoba berpindah ke lantai lain saat terjadi gempa bumi. [5]
    • Ambang pintu bukanlah tempat paling aman di rumah modern karena tidak lebih kuat daripada bagian rumah yang lain. Selain itu, Anda tetap dapat terkena benda yang jatuh atau beterbangan di ambang pintu. [6]
  5. Setelah menemukan posisi yang aman, tetaplah berada di sana. Jangan bergerak dari posisi tersebut sampai gempa bumi berakhir. Ingat, banyak gempa bumi diikuti dengan gempa susulan. [7]
    • Pastikan Anda berpegangan pada apa pun yang menjadi tempat perlindungan Anda. Cara ini akan membantu Anda mempertahankan keseimbangan.
    • Jika perabotan tempat Anda berlindung bergeser, tetaplah berlindung di sana. Gempa bumi mungkin akan menggesernya ke tempat semula.
  6. Jika Anda berada di atas tempat tidur, jangan mencoba bangun. Anda lebih aman di sana daripada jika mencoba berpindah ke tempat lain, terutama jika Anda sempoyongan. Anda sangat berisiko terluka karena pecahan kaca jika mencoba berguling dari tempat tidur. [8]
    • Ambil bantal dan letakkan di atas kepala. Langkah ini dapat melindungi kepala dari benda-benda yang berjatuhan.
    • Anda juga bisa mencoba berlindung dengan selimut, yang dapat melindungi dari pecahan kaca.
  7. Baik Anda berada di bawah perabotan atau tidak, cobalah gunakan sesuatu untuk melindungi kepala dan wajah Anda. Misalnya, bantal atau bantal sofa dapat memberikan perlindungan. Namun, jangan sia-siakan waktu untuk mencari sesuatu jika gempa semakin besar. Selain itu, jangan tinggalkan tempat perlindungan Anda untuk mencari pelindung wajah. [9]
  8. Ingatlah bahwa semakin Anda tenang, semakin masuk akal keputusan yang akan Anda buat. Saat kebingungan atau panik, Anda tidak akan bisa membuat keputusan terbaik untuk keselamatan diri Anda sendiri dan orang lain. Kadang-kadang, mengingat bahwa ketenangan Anda sangat penting adalah kunci untuk tetap tenang.
    • Anda juga dapat mencoba menarik napas yang dalam dan menenangkan. Misalnya, cobalah hitung sampai empat kali sambil menarik napas, kemudian cobalah hitung sampai empat kali pula saat mengembuskannya. Bernapas dalam-dalam dapat membantu Anda tetap relaks bahkan saat bumi benar-benar bergetar di sekeliling Anda.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menghadapi Situasi Pascagempa

Unduh PDF
  1. Meskipun Anda tergoda untuk menyalakan api atau lilin saat listrik padam, jangan lakukan karena hal itu bisa berbahaya setelah terjadi gempa bumi. Jika saluran gas Anda bocor, Anda bisa membuat seisi rumah terbakar dengan percikan api. Sebagai gantinya, carilah senter. [10]
  2. Amati diri sendiri dan orang-orang di sekitar Anda, periksa apakah ada luka berat. Luka berat termasuk luka di kepala, patah tulang, atau luka parah. [11]
    • Jika ada luka yang membutuhkan perhatian secepatnya, tangani terlebih dahulu. Jika penanganan luka dapat ditunda sebentar, periksalah rumah terlebih dahulu karena kebocoran gas atau kerusakan listrik dapat menimbulkan ancaman yang lebih berbahaya.
    • Berikan pertolongan pertama sesuai kebutuhan. Misalnya, perbanlah luka apa pun sesuai buku panduan P3K yang Anda miliki. Jika Anda mengalami luka yang tidak dapat ditangani, hubungi nomor telepon darurat 118 atau 119. Namun, perlu diingat bahwa layanan darurat akan sangat sibuk. Jadi, lakukan penanganan apa pun sebisanya.
  3. Jika ada bagian rumah yang terlihat rusak, jangan ragu-ragu. Misalnya, mungkin Anda melihat dinding atau lantai ambruk atau retak-retak. Jika Anda tidak yakin apakah suatu daerah aman, keluarlah dari rumah. Jangan tinggal di dalam bangunan yang tidak aman dan mungkin jatuh menimpa Anda. [12]
  4. Berjalanlah keliling rumah untuk mencari kerusakan. Hal utama yang perlu Anda cari saat ini adalah kebocoran gas, kebocoran air, dan kerusakan listrik. [13]
    • Pastikan Anda mengendus-endus sambil berkeliling rumah. Bau adalah cara utama bagi Anda untuk mengetahui apakah ada kebocoran gas, meskipun mungkin Anda juga mendengar suara mendesis. Jika Anda mencium atau mendengar desis gas, matikan katup gas utama. Seharusnya Anda sudah tahu cara melakukan langkah ini jika Anda sudah mempersiapkan diri menghadapi gempa bumi di metode satu. Selain itu, bukalah jendela dan keluarlah dari rumah. Hubungi perusahaan gas Anda untuk memberi tahu mereka tentang kebocoran tersebut.
    • Cari kerusakan listrik. Jika Anda melihat kabel rusak atau percikan api, matikan listrik segera.
    • Jika Anda melihat kebocoran air, matikan pasokan air utama. Jika Anda kekurangan air, pertimbangkan sumber air alternatif, seperti es batu yang dicairkan, air dari pemanas air, dan air dari sayur dan buah-buahan kaleng.
  5. Informasi ini kemungkinan akan disiarkan di radio atau televisi. Anda perlu memeriksa apakah pasokan air masih aman untuk diminum. Selain itu, Anda perlu memastikan apakah saluran pembuangan masih utuh sebelum menyiram toilet. [14]
  6. Jika ada zat berbahaya yang tumpah, Anda harus membersihkannya secepat mungkin. Misalnya, cairan pembersih bisa saja berbahaya, terutama jika bercampur dengan zat lain. Bersihkan juga obat-obatan yang tercecer. [15]
    • Pakailah sarung tangan saat membersihkan untuk melindungi kulit Anda.
    • Bukalah jendela untuk menyediakan ventilasi sesuai kebutuhan.
  7. Jalan-jalan harus lancar agar kendaraan darurat mudah melintas. Untuk itu, menjauhlah dari jalan semaksimal mungkin karena hal ini akan memudahkan akses untuk kendaraan darurat. [16]
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Mempersiapkan Rumah Menghadapi Gempa Bumi

Unduh PDF
  1. Jika Anda tinggal di daerah rawan gempa, seperti Yogyakarta dan pesisir selatan Jawa, pastikan Anda sudah bersiap-siap jika terjadi gempa bumi. Menyimpan perbekalan adalah salah satu cara untuk mempersiapkan diri agar Anda memiliki apa yang dibutuhkan jika bencana terjadi. [17]
    • Siapkan alat pemadam kebakaran, radio bertenaga baterai, lampu senter, dan baterai cadangan.
    • Menyimpan banyak makanan yang tidak mudah basi dan air kemasan juga merupakan langkah tepat, jika listrik padam untuk sementara waktu. Minimal, Anda harus memiliki cukup makanan dan air minum selama 3 hari.
    • Kementerian Kesehatan menyarankan untuk menyimpan 4 liter air per orang per hari. Jangan lupa memikirkan hewan peliharaan Anda karena mereka juga akan mengonsumsi makanan dan air. Periksa juga makanan dan air yang Anda simpan untuk keadaan darurat setidaknya sekali setahun guna mengetahui tanggal kedaluwarsanya, atau untuk membuang makanan dan air yang mendekati atau sudah melewati tanggal kedaluwarsa. [18]
  2. Dalam gempa bumi, cedera bisa saja terjadi. Menyiapkan kotak P3K dapat membantu Anda menangani cedera ringan, terutama karena ruang gawat darurat kemungkinan akan kelebihan pasien. Anda dapat membeli perlengkapan siap pakai atau mengumpulkan persediaan untuk membuatnya sendiri. [19]
    • Palang Merah Indonesia menyarankan agar Anda menyiapkan benda-benda berikut ini dalam kotak P3K Anda: perban perekat (25 buah dalam berbagai ukuran), pita kain perekat, kain kompres penyerap (2 buah kain berukuran 12 x 22 cm), 2 perban gulung (masing-masing berukuran 7 dan 10 cm), kasa steril (5 buah berukuran 7 cm dan 5 buah berukuran 10 cm), dan 2 perban segitiga.
    • Anda juga memerlukan obat-obatan seperti salep antibiotik, antiseptik, aspirin, kompres dingin, masker pernapasan (untuk pernapasan buatan), hidrokortison, sarung tangan nonlateks (jika terjadi kasus cedera lateks), termometer mulut, pinset, buku panduan pertolongan pertama (tersedia di tempat seperti toko alat kesehatan), dan selimut darurat.
  3. Jika Anda, anggota keluarga, atau teman Anda terluka saat gempa bumi dan tidak dapat memperoleh pertolongan, Anda akan bersyukur karena tahu cara menangani cedera dasar. Pelatihan pertolongan pertama dan pernapasan buatan akan mengajarkan apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat jika ada yang terluka. [20]
    • Mempelajari P3K dapat membantu Anda memahami cara menangani cedera seperti luka, memar, cedera kepala, dan bahkan patah tulang. Pelatihan pernapasan buatan membantu Anda mempelajari apa yang harus dilakukan jika ada yang tersedak atau tidak bernapas. [21]
    • Konsultasikan dengan Palang Merah Indonesia setempat untuk mencari pelatihan P3K di daerah Anda.
  4. Meskipun hal ini merupakan fasilitas umum dalam kehidupan sehari-hari, saat terjadi bencana alam semua ini dapat mengancam nyawa. Gas bisa bocor; listrik bisa menimbulkan percikan api; dan air bisa terkontaminasi. Setelah gempa bumi, mungkin Anda perlu mematikan salah satu atau semua fasilitas ini. [22]
    • Untuk mematikan gas, putar katup seperempat putaran menggunakan kunci inggris. Sekarang katup seharusnya tegak lurus dengan pipa. Jika posisinya sejajar, berarti saluran gas tersebut terbuka. [23]
      • Beberapa ahli menyarankan untuk tetap mempertahankan saluran gas kecuali Anda mencium kebocoran, mendengar desisan, atau melihat meteran gas berjalan cepat karena sekali mematikannya, Anda perlu memanggil tenaga profesional untuk memastikannya aman untuk diaktifkan lagi. [24]
    • Untuk mematikan listrik, carilah kotak sirkuitnya. Matikan semua sirkuit individu dan kemudian matikan sirkuit utama. Listrik harus tetap mati sampai tenaga profesional menegaskan bahwa tidak ada kebocoran gas. [25]
    • Untuk mematikan air, carilah katup utamanya. Putar keran searah jarum jam sampai benar-benar tertutup. Anda harus membiarkan air berhenti mengalir sampai aman untuk menyalakannya kembali. Pihak berwenang seharusnya akan memberi tahu apakah air aman diminum atau tidak.
  5. Dalam gempa bumi, pemanas air Anda bisa jatuh atau rusak sehingga menciptakan genangan air yang sangat besar. Jika Anda dapat melindungi air tersebut dan menjaganya agar tidak bocor dari pemanas air, Anda dapat menggunakannya sebagai sumber air minum bersih meskipun air di kota tidak aman. Oleh karena itu, sebelum terjadi gempa bumi, amankan pemanas air Anda. [26]
    • Mulailah dengan memeriksa berapa banyak ruang di antara pemanas air dan dinding. Jika terlihat lebih dari satu atau tiga atau lima sentimeter, Anda perlu menambahkan potongan kayu ke dinding menggunakan sekrup berulir. Potongan kayu harus sejajar dengan panjang pemanas air, sehingga tidak bisa terbalik.
    • Gunakan pengikat logam berat untuk mengamankan pemanas air ke dinding di bagian atas. Mulailah dengan bagian dinding. Bungkuslah di bagian depan dan kemudian sepanjang rangkaian menuju pemanas lagi. Dorong kembali ke dinding. Sekarang Anda memiliki ujung di kedua sisi untuk mengamankan dinding atau kayu di belakang.
    • Untuk kayu, gunakan sekrup berulir dengan cincin penutup yang besar. Panjang sekrupnya setidaknya 1 cm dan 3 cm. Untuk beton, Anda membutuhkan baut sambung sebesar 1 cm daripada sekrup. Anda juga dapat membeli perlengkapan pengaman komersial yang menyediakan semua kebutuhan Anda.
    • Tambahkan pengikat lain di bagian bawah, dan kencangkan. Penting juga bagi Anda untuk menyingkirkan pipa tembaga dan logam yang kaku. Sebagai gantinya, gunakan konektor yang lentur untuk gas dan air, yang lebih kecil kemungkinannya untuk rusak dalam gempa bumi.
  6. Saat terjadi gempa bumi, jaringan telepon bisa terputus. Mungkin Anda tidak dapat menjangkau orang-orang yang Anda cintai. Oleh karena itu, putuskan terlebih dahulu di mana kalian akan bertemu jika terjadi bencana. [27]
    • Misalnya, Anda bisa mengatakan bahwa setiap orang harus pulang ke rumah setelah gempa bumi reda, atau kalian akan bertemu di tempat aman terdekat, seperti masjid atau gereja.
    • Pertimbangkan juga untuk menunjuk seseorang yang tidak berada di area yang sama sebagai kontak penghubung. Misalnya, Anda dapat menunjuk salah satu orang tua Anda sebagai kontak penghubung, sehingga orang lain di luar kota memiliki seseorang yang bisa dihubungi untuk mendengar kabar. Dengan begitu, Anda bisa menghadapi keadaan darurat sementara keluarga Anda masih bisa mendengar berita tentang Anda.
  7. Jika Anda tinggal di daerah rawan gempa, pertimbangkan untuk memindahkan benda-benda berat dari rak tinggi dan tambatkan perabotan berat pada lantai. Selama gempa, benda-benda ini bisa jatuh atau bergerak, melukai Anda atau orang lain di rumah Anda. [28]
    • Buku, vas, batu, dan barang-barang hiasan lain bisa jatuh dari rak tinggi, menimpa orang di bawahnya.
    • Pindahkan barang-barang tersebut sehingga berada di bawah ketinggian kepala. Sebaiknya letakkan di bawah ketinggian pinggang sehingga kerusakan yang dapat ditimbulkan lebih kecil.
    • Pasanglah perabotan, lemari, dan peralatan berat pada dinding atau lantai. Memasang benda pada dinding atau lantai akan mencegahnya bergerak atau terjatuh saat terjadi gempa bumi. Anda dapat menggunakan tali nilon atau besi siku untuk menambatkan perabotan seperti lemari porselen atau rak buku pada pasak di dinding, meskipun pengelupasan akan menyebabkan sedikit kerusakan pada perabotan. [29] Anda juga dapat menggunakan tali nilon atau velcro untuk mengamankan barang-barang seperti televisi pada perabotannya. [30]
    Iklan

Tips

  • Jika Anda berada di dalam apartemen, bicaralah dengan pemilik apartemen Anda tentang prosedur tanggap darurat.
  • Pelajari rencana tanggap gempa bumi di sekolah atau tempat kerja sehingga Anda tahu apa yang harus dilakukan jika terjebak di dalam sana bukan di rumah.
  • Jika Anda berada di atas kursi roda, kuncilah roda dan lindungi kepala dan leher Anda dengan bantal, lengan, atau buku besar. [31]
Iklan
  1. http://www.geo.mtu.edu/UPSeis/bda.html
  2. http://www.geo.mtu.edu/UPSeis/bda.html
  3. http://cusec.org/earthquake-safety-preparedness/during-an-earthquake/6-improve-safety/
  4. http://cusec.org/earthquake-safety-preparedness/during-an-earthquake/6-improve-safety/
  5. http://dnr.mo.gov/geology/geosrv/geores/what2do.htm
  6. http://cusec.org/earthquake-safety-preparedness/during-an-earthquake/6-improve-safety/
  7. http://cusec.org/earthquake-safety-preparedness/during-an-earthquake/6-improve-safety/
  8. http://www.geo.mtu.edu/UPSeis/bda.html
  9. http://emergency.cdc.gov/preparedness/kit/disasters/
  10. http://www.redcross.org/prepare/location/home-family/get-kit/anatomy
  11. http://www.geo.mtu.edu/UPSeis/bda.html
  12. http://healthfinder.gov/healthtopics/category/everyday-healthy-living/safety/learn-first-aid
  13. http://www.opb.org/news/series/unprepared/how-to-safely-turn-off-utilities-after-a-disaster/
  14. http://www.opb.org/news/series/unprepared/how-to-safely-turn-off-utilities-after-a-disaster/
  15. http://www.opb.org/news/series/unprepared/how-to-safely-turn-off-utilities-after-a-disaster/
  16. http://www.opb.org/news/series/unprepared/how-to-safely-turn-off-utilities-after-a-disaster/
  17. www.seattle.gov/Documents/Departments/Emergency/Preparedness/HazardSpecific/Earthquake/ReducingHazards/EarthquakeSafety_securingwaterheater.pdf
  18. http://www.conservation.ca.gov/index/Earthquakes/Pages/qh_earthquakes_what.aspx
  19. http://www.geo.mtu.edu/UPSeis/bda.html
  20. http://www.earthquakecountry.org/step1/bookcases.html
  21. http://www.earthquakecountry.org/step1/electronics.html
  22. http://emergency.cdc.gov/disasters/earthquakes/specificsituations.asp

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 36.829 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan