Unduh PDF
Unduh PDF
Persahabatan adalah salah satu hubungan yang paling bermakna dan dapat mengubah hidup. Inilah mengapa sangat sulit bagi kita untuk menerima kepergian seorang sahabat untuk selama-lamanya. Sosok ini mungkin orang yang paling kamu percayai, teman bermainmu, atau sahabat yang menemanimu di saat-saat sulit (mis. ketika orang tuamu bercerai). Jika ia masih muda, kematiannya mungkin membuatmu lebih terkejut dan bingung. Akan tetapi, cobalah hadapi kepergian sahabatmu dengan mencari cara untuk menangani emosi, menjaga kenangannya agar tetap hidup, dan mempelajari cara untuk kembali melanjutkan hidup tanpa kehadirannya.
Langkah
-
Hadiri pemakamannya untuk mengucapkan “selamat tinggal”. Partisipasi dalam upacara pemakaman (apa pun budayanya) merupakan cara keluarga atau kerabat yang masih hidup untuk mengucapkan perpisahan kepada sosok yang telah berpulang. Jika keluarga sahabatmu mengadakan upacara pemakaman, hadirilah upacara tersebut. Kamu juga bisa membawakan bunga untuk ditempatkan di atas peti atau pusaranya, atau tanyakan kepada pihak keluarganya apakah kamu boleh meletakkan kenang-kenangan di dalam peti jenazah sahabatmu.
- Duduklah di dekat keluarga dan/atau sahabat-sahabat yang lain. Berada di dekat orang-orang yang menyayangi sahabatmu bisa membuatmu lebih “leluasa” untuk berduka.
-
Berdukalah dalam cara yang “sesuai” untukmu. Ada banyak mitos di luar sana mengenai cara bersedih yang harus diikuti seseorang. Pada kenyataannya, kamu perlu bersedih dalam “cara” yang sesuai denganmu. Kamu bisa menangis, berteriak, menenggelamkan diri dalam pekerjaan, atau duduk diam. Jangan terpaku dan membandingkan cara bersedih seperti yang biasanya “diharapkan” orang lain. Cukup terima apa pun yang kamu rasakan.
- Sebagai contoh, kamu tidak perlu membandingkan caramu berduka dengan cara orang lain berduka. Jika kamu tidak bisa menangis, hal tersebut tidak lantas berarti bahwa kamu tidak peduli terhadap sahabatmu.
- Jangan mematikan perasaan dan menekan perasaan-perasaan negatif yang muncul karena hal ini hanya memperburuk situasi dalam jangka panjang.
- Perlu diingat bahwa emosi yang kuat (atau ketiadaan emosi yang kuat) hanya bersifat sementara. Kesedihan—terlepas dari seberapa mendalamnya—tidak akan bertahan selamanya. [1] X Teliti sumber
-
Biarkan orang lain membantumu. Kamu mungkin menarik diri dari orang lain karena kamu merasa mereka tidak bisa memahamimu. Akan tetapi, akan lebih baik jika kamu tetap berhubungan dengan orang lain daripada menyimpan sendiri perasaanmu. Bicarakan perasaanmu dengan teman-teman dan keluargamu dan mintalah dukungan dari mereka. Mungkin mereka pun mengalami “dampak” kepergian sahabatmu, atau sekadar ingin menenangkanmu.
- Terimalah bantuan ketika orang lain menawarkan diri untuk menemanimu, berbicara denganmu, atau membawakan makanan atau camilan. [2] X Teliti sumber
-
Arahkan perasaanmu ke hal-hal yang kreatif. Emosi-emosi negatif akan terasa menyakitkan, tetapi sebenarnya kamu bisa menggunakan energi tersebut untuk menciptakan hal baru. Fokuskan kesedihanmu ke aktivitas-aktivitas kreatif, seperti menulis, melukis, atau menari. Kamu akan menyadari bahwa kegiatan seni dapat menjadi bentuk terapi tersendiri.
- Ketika kamu tidak bisa tidur, makan, atau berbicara, bukalah jurnalmu atau siapkan kanvas kosong dan keluarkan emosi yang ada di dalam dirimu. [3] X Teliti sumber
-
Cobalah ciptakan hal positif dari kepergian sahabatmu. Redakan kesedihanmu dengan menggunakan kepergian temanmu untuk membantu orang lain. Kamu bisa mengadakan kegiatan amal, mengumpulkan dana, mendidik publik, atau mencari cara lain untuk membalas kebaikannya atau jasanya.
- Sebagai contoh, jika sahabatmu meninggal karena suatu penyakit, kamu bisa mengadakan kegiatan amal untuk badan nirlaba yang mendanai penelitian mengenai penyakit tersebut.
- Jika temanmu meninggal akibat kecelakaan, tawarkan diri untuk berbicara mengenai cara menghindari kecelakaan seperti itu.
-
Jalani situasi apa adanya. Jangan memaksakan diri atau menetapkan standar yang terlalu tinggi untuk dirimu sendiri. Bersikap baiklah terhadap diri sendiri dan rawatlah dirimu secara teratur. Kamu bisa menetapkan tujuan sederhana setiap hari (mis. sarapan, mandi, dan berpakaian dengan baik). Prestasi-prestasi seperti ini tetap bisa dicapai, dan membuatmu merasa lebih baik dan nyaman dengan diri sendiri. [4] X Teliti sumber
- Cobalah terapkan perawatan diri pada keseharianmu. Berdoa, lakukan yoga, bermeditasi, pijat dirimu sendiri, baca buku yang menarik, atau dengarkan musik-musik yang menenangkan.
Iklan
-
Sebut namanya. Biasanya ketika seseorang meninggal, orang lain merasa kesulitan untuk membicarakan tentang sosok tersebut tanpa merasa marah atau sedih. Akan tetapi, hal ini membuat mereka yang ingin berbagi cerita merasa terisolasi. Jika kamu merasa cukup nyaman untuk bercerita tentang sahabatmu, sebutlah namanya dalam percakapan. Ia pernah hadir dan menjadi sosok yang sangat penting bagimu. Hal ini tidak akan lantas berubah hanya karena ia telah pergi. [5] X Teliti sumber
-
Mintalah kenang-kenangan dari keluarganya. Menyimpan barang yang penting bagi persahabatanmu dengannya bisa membantumu menangani kesedihan dan merasa lebih dekat dengan mendiang sahabatmu. Kunjungi keluarganya beberapa minggu setelah kepergiannya. Tanyakan apakah mereka mengizinkanmu untuk mengambil beberapa barang spesial sebagai kenang-kenangan persahabatanmu dengannya. [6] X Teliti sumber
- Sebagai contoh, kamu bisa mengambil buku yang kamu pinjamkan kepadanya (tetapi tidak pernah/sempat dikembalikan) atau kaus yang ia kenakan di hari pertemuanmu dengannya. Kenang-kenangan terbaik memiliki nilai simbolis untuk persahabatanmu.
-
Ingat kembali kenangan-kenangan yang indah. Cara terbaik untuk mengenang sosok yang telah pergi adalah menghidupkan kembali masa-masa indah yang pernah dilalui bersamanya. Luangkan waktu untuk memikirkan tentang hal-hal spesial yang pernah kamu jalani bersamanya, seperti ulang tahun, pencapaian besar, atau bahkan sekadar hari-hari bersantai bersamanya di rumah. [7] X Teliti sumber
- Carilah orang lain yang juga dekat dengan sahabatmu, seperti kekasih, saudara, atau teman lain. Bicaralah tentang mendiang sahabatmu kepada mereka ketika kamu ingin menghidupkan kembali kenangan-kenangan tersebut.
-
Kunjungi kembali tempat-tempat “khusus” atau lakukan kembali aktivitas-aktivitas kesukaan kalian berdua. Cara lain untuk menghidupkan kenangan tentangnya adalah membuat kembali kenangan yang pernah kamu lewati bersamanya. Hanya karena ia telah tiada, tidak berarti kamu tidak bisa kembali menikmati makan siang di restoran piza pada hari Jumat atau menonton acara televisi kesukaan kalian berdua. [8] X Teliti sumber
- Meskipun terasa sulit pada awalnya, kamu akan menyadari bahwa berkunjung ke tempat-tempat spesial atau melakukan aktivitas-aktivitas tertentu membuatmu lebih dekat dengannya.
-
Buatlah scrapbook yang menceritakan kisah hidupnya. Cantumkan foto-foto sahabatmu pada titik kehidupan tertentu. Selain itu, tambahkan pula foto kalian berdua. Tulislah keterangan kecil atau cerita pendek di samping setiap foto. Baca scrapbook tersebut setiap kali kamu merasa bersedih, atau tunjukkan kepada teman-teman yang lain. [9] X Teliti sumber
-
Buatlah halaman memorial digital. Kamu bisa mengenang sahabatmu di internet melalui halaman memorial digital. Ini merupakan cara yang baik untuk memperingati kepergiannya di masa mendatang dan, secara umum, membagi perasaanmu dengan orang lain. Kamu bahkan bisa mengajak teman-teman yang lain untuk mengerjakan halaman tersebut bersamamu.
- Untuk contoh halaman memorial yang baik, kamu bisa mengunjungi tautan ini: https://www.muchloved.com/g_home.aspx
-
Lakukan hal yang keren untuk mengenang sahabatmu. Jika ia senang bersepeda, cari tahu tanggal ajang balap sepeda atau freestyle BMX berikutnya dan ikuti ajang tersebut untuk mengenang sahabatmu. Jika ia selama ini senang membaca, adakan klub membaca untuk mengenangnya. Kumpulkan uang dan berikan dana beasiswa atas nama sahabatmu. Carilah cara untuk mengenangnya dengan tetap menghidupkan peninggalan atau namanya. [10] X Teliti sumberIklan
-
Tetap jalani rutinitasmu. Pada momen tertentu, kamu akhirnya bisa kembali melanjutkan kehidupanmu. Segala sesuatu tidak akan kembali normal, tetapi kamu bisa menyesuaikan diri dengan membuat jadwal baru. Adanya struktur dalam keseharianmu memberikan semacam “kehangatan” atau ketenangan ketika situasi mulai tidak terkendali. Oleh karena itu, kembangkan rutinitas yang cocok untukmu dan tetap ikuti rutinitas tersebut. [11] X Teliti sumber
- Pikirkan tentang hal-hal yang umumnya kamu lakukan setiap hari dan tuliskan aktivitas tersebut dalam buku agenda atau jurnal. Luangkan cukup waktu untuk setiap aktivitas atau acara yang berbeda, seperti makan siang atau pergi ke kantor/sekolah. Buatlah jadwal tidur yang stabil dengan bangun dan tidur di waktu yang sama setiap hari.
-
Tetapkan kembali jati dirimu. Momen pascakematian seseorang sering kali mendorong orang-orang untuk memikirkan tentang makna hidup. Kepergian sahabatmu mungkin membuatmu lebih menyadari hal-hal dalam dirimu yang ingin diubah. Luangkan waktu untuk menentukan sosok seperti apa yang ingin kamu tampilkan ke depannya. [12] X Teliti sumber
- Kematian biasanya merupakan momen yang penting untuk bercermin ke kehidupanmu sendiri dan cara menjalaninya (sesuai dengan keinginanmu). Pastikan kamu melakukan refleksi diri dan menentukan apakah kamu sudah menjalani kehidupan berdasarkan nilai-nilai pribadimu .
- Sebagai contoh, mungkin kamu merasa kurang meluangkan waktu dengan keluargamu. Jika ya, jadikan hal tersebut sebagai prioritas. Mungkin kamu juga merasa bahwa hidup sahabatmu terlalu singkat (dan ia belum melakukan banyak hal dalam hidup) sehingga kamu terinspirasi untuk menjalani hidupmu dan memperkayanya.
-
Luangkan waktu bersama orang-orang tercinta. Beberapa minggu atau bulan setelah kepergian sahabatmu, berada di sekitar orang-orang yang bersikap positif dan suportif akan bermanfaat untukmu. Sosok tersebut mungkin sahabatmu yang lain, saudara, orang tua, guru, atau penasihat spiritualmu. Kamu boleh membicarakan kesedihanmu atau sekadar memintanya untuk memberimu dukungan dalam cara apa pun. [13] X Teliti sumber
- Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan, “Aku sedang mempersiapkan pendaftaran universitas ketika Joni meninggal. Bisakah kamu membantuku mempersiapkan kembali pendaftaranku?”
-
Bicaralah kepada konselor yang secara khusus menangani duka akibat kematian. Jika tampaknya kamu tidak bisa kembali menjalani hidup pascakematian sahabatmu, kamu mungkin membutuhkan bantuan pihak profesional. Beberapa orang mengalami kesedihan yang rumit. Kamu mungkin ingin menyalahkan diri sendiri atas kematian sahabatmu, berhenti bersekolah atau kerja, mengabaikan penampilanmu, dan bahkan berpikir untuk bunuh diri.
- Konselor seperti ini bisa membantumu menerima kematian dan mempelajari cara menangani emosimu dengan lebih baik. Selain itu, jika kamu mengalami depresi, konselor juga bisa merujukmu ke psikiater yang dapat memberikan resep pengobatan antidepresan. [14] X Teliti sumber
Iklan
Tips
- Pastikan kamu meluangkan waktu untuk berduka. Penting bagimu untuk membiarkan dirimu berpikir.
Iklan
Referensi
- ↑ https://www.washington.edu/counseling/resources/resources-for-students/healthy-grieving/
- ↑ https://www.washington.edu/counseling/resources/resources-for-students/healthy-grieving/
- ↑ http://www.huffingtonpost.com/joseph-nowinski-phd/the-new-grief-mourning-an_b_770169.html
- ↑ https://www.washington.edu/counseling/resources/resources-for-students/healthy-grieving/
- ↑ https://tinybuddha.com/blog/embracing-the-moment-when-it-sucks-dealing-with-death/
- ↑ http://www.griefspeaks.com/id89.html
- ↑ http://www.nextavenue.org/how-cope-death-friend/
- ↑ https://tinybuddha.com/blog/embracing-the-moment-when-it-sucks-dealing-with-death/
- ↑ http://www.academia.edu/5362056/Scrapbooking_as_an_Intervention_for_Grief_Recovery_With_Children
- ↑ http://www.nextavenue.org/how-cope-death-friend/
- ↑ http://www.twu.edu/downloads/counseling/E-14_Grief_and_Loss.pdf
- ↑ https://www.villagevoice.com/2014/06/25/ask-andrew-w-k-how-to-cope-with-the-death-of-a-friend/
- ↑ https://cmhc.utexas.edu/bethatone/studentscopingsuicide.html
- ↑ http://www.webmd.com/balance/normal-grieving-and-stages-of-grief#2-4
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 7.063 kali.
Iklan