Unduh PDF Unduh PDF

Pada momen tertentu dalam perjalanan karier, ada kemungkinan Anda akan merasa kesal dengan kebiasaan seorang rekan kerja karena, ya, Anda pun adalah seorang manusia. Pertama, Anda perlu mengetahui cara menjalani kehidupan dengan masalah tersebut jika memang mampu. Jika tidak, coba bicaralah dengan orang yang bersangkutan. Jika masih tidak berhasil, bahas masalah yang ada dengan atasan Anda.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menghadapinya dalam Situasi Sehari-hari

Unduh PDF
  1. Bersikaplah dengan sopan kepadanya, terlepas dari ucapannya. Jika Anda menanggapi ucapannya, Anda justru akan memperburuk masalah yang ada. Selain itu, Anda juga akan bertengkar dengannya dan hal tersebut berisiko membuat Anda terlibat dalam masalah dengan atasan. [1]
  2. Salah satu cara untuk menghadapi sesuatu yang menyebalkan dalam hidup adalah mengabaikannya jika memang bisa. Terkadang, tentu saja Anda tidak bisa mengabaikannya begitu saja karena masalah tersebut memberikan pengaruh signifikan pada kehidupan Anda. Namun, setiap orang setidaknya pernah merasa sedikit Anda kesal sehingga coba cari tahu apa yang bisa dilakukan untuk mengabaikan masalah yang ada jika Anda tidak ingin bertengkar atau berdebat dengan rekan kerja. [2]
    • Sebagai contoh, jika ia sering berbicara terlalu keras saat menelepon, coba kenakan headphone dengan fitur pemblokir bising ( noise-cancelling ) dan putar musik instrumental yang lembut untuk menutupi suaranya. [3]
  3. Sebagai contoh, jika Anda ingin berhenti mengobrol dengannya, gunakan tenggat waktu sebagai alasan untuk mengakhiri percakapan. Selain itu, jika Anda perlu memintanya mematikan lagu yang diputar (atau mengakhiri obrolan), katakan bahwa Anda perlu menelepon seseorang. [4]
    • Berusahalah untuk memberikan saran secara sopan. Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan, “Aduh! Aku ada janji pukul lima sore. Kurasa aku harus pergi sekarang” atau “Wah! Aku suka lagu itu! Eh, sebentar! Bisakah kamu mematikan musiknya? Aku harus menelepon seseorang." [5]
  4. Jika masalah utama Anda dengan rekan kerja adalah kepribadian yang berlawanan, cari hal-hal yang bisa disepakati atau sama-sama disukai. Salah satu langkah yang bisa diikuti adalah bertanya tentang hobinya atau hewan peliharaan yang ia miliki. Dengan mencari kesamaan, Anda bisa mengurangi perselisihan. [6]
  5. Seperti halnya orang lain, Anda pun merasa dongkol terhadap beberapa hal. Namun, terkadang Anda menunjukkan kekesalan atau emosi terhadap hal tersebut secara berlebihan. Amati situasi yang ada dan perhatikan apakah sesuatu yang dilakukan rekan kerja Anda memang dapat membenarkan kemarahan Anda. Mungkin Anda sadar bahwa apa yang dilakukannya bukanlah masalah besar, dan Anda perlu mencari cara menghadapinya (dan mengurangi kekesalan yang dirasakan). [7]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Membahas Masalah yang Ada dengan Rekan Kerja

Unduh PDF
  1. Jika Anda merasakan kemarahan yang tidak rasional atas apa yang dilakukan rekan kerja, ini bukanlah waktu yang tepat untuk berbicara dengannya. Tunggu hingga Anda merasa lebih tenang dan bisa berpikir lebih jernih. Bahkan setelah Anda merasa lebih tenang, Anda mungkin merasa tidak perlu berbicara dengannya. [8]
  2. Jangan bahas masalah yang ada di depan puluhan rekan kerja, di kantin kantor. [9] Namun, jika Anda merasa bahwa obrolan bisa memanas, coba ajak seseorang yang dapat menengahi situasi atau setidaknya mengawasi obrolan Anda dengan rekan kerja yang bersangkutan.
  3. Anda harus bersikap sopan, sambil tetap tegas. Ini artinya Anda tidak boleh meremehkan masalah yang ada, tanpa membuat rekan kerja merasa diserang. [10]
    • Sebagai contoh, jika rekan kerja Anda sering memutar musik dengan volume yang terlalu kencang, Anda bisa mengatakan, “Bisakah aku bicara denganmu sebentar? Maaf mengganggumu, tetapi musikmu terlalu kencang dan membuatku terganggu. Kita bisa mencari solusi untuk masalah ini bersama-sama."
  4. Jangan bawa atau ungkit kesalahan atau kekurangannya. Tetap fokuskan obrolan pada fakta yang ada. Selain itu, jangan mengejek atau menghinanya karena tindakan tersebut tidak mencerminkan profesionalitas dan justru bisa membuat reputasi Anda buruk. [11]
  5. Anda bisa menurunkan ketegangan dengan melemparkan lelucon. Biasanya, akan lebih baik jika Anda melemparkan lelucon yang mengejek diri sendiri. Lelucon ini memberikan kesan bahwa Anda pun “sama buruknya” dengannya. Saat Anda mengungkit keburukannya, ketegangan akan muncul di antara Anda berdua. Namun, dengan melemparkan lelucon, Anda bisa mengurangi ketegangan tersebut. [12]
    • Sebagai contoh, jika rekan kerja yang bersangkutan meninggalkan dapur dalam kondisi berantakan, Anda bisa mengatakan, “Kulihat dapur masih terlihat kotor. Apa kamu mau membersihkannya? Sebenarnya, aku pun begitu. Terkadang, aku merasa malas bersih-bersih di rumah sampai-sampai harus meminta tolong tetangga satu RT untuk mencuci piring. He he he."
  6. Saat Anda membahas hal yang negatif, coba awali dan akhiri percakapan secara positif. Dengan demikian, rekan kerja yang bersangkutan tidak akan bersikap defensi saat Anda mengawali obrolan, dan ia tidak akan merasa kesal setelah percakapan berakhir. [13]
    • Sebagai contoh, jika rekan kerja Anda terlalu sering berbicara tentang politik, Anda bisa mengatakan, “Aku tahu kamu begitu antusias dengan pilihan politikmu, tetapi rekan-rekan kerja yang berbeda pandangan merasa tak nyaman. Bisakah kamu membahas politik di luar jam kerja? Aku tahu kamu begitu bersemangat dengan pilihanmu, dan sebenarnya, tidak banyak, lho , orang yang peduli dengan politik."
  7. Dalam setiap hubungan, pemberian Anda harus sama besarnya dengan apa yang didapatkan dari orang lain. Oleh karena itu, jika Anda memintanya berhenti bersikap menyebalkan, Anda juga harus mampu memberikan sesuatu untuknya. Sebagai contoh, jika Anda memintanya menurunkan volume musik yang ia putar, katakan bahwa Anda pun akan mengenakan headphone sebagai solusi tambahan. [14]
  8. Membalas dendam dan membuatnya merasa kesal hanya akan memperburuk situasi. Sebagai contoh, jika Anda tidak senang saat ia memutar musiknya terlalu kencang, menaikkan volume musik Anda sendiri tidak akan menyelesaikan masalah. Selain itu, rekan-rekan kerja yang lain justru akan merasa kesal. [15]
  9. Jika Anda tidak merasa nyaman menggunakan pendekatan secara langsung, ada beberapa pendekatan lain yang bisa dicoba. Salah satunya adalah dengan membahas gangguan yang ada sebagai masalah umum di tempat kerja saat rapat. [16]
    • Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan, "Kurasa, akhir-akhir ini kantor begitu berisik. Bisakah setiap orang mengurangi kebisingan masing-masing?"
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Membahas Masalah yang Ada dengan Manajer

Unduh PDF
  1. Tanyakan kepada diri sendiri terlebih dahulu: “Apakah tindakannya memengaruhi kinerjaku secara negatif?” Jika tidak, jangan libatkan atasan. Jika ya, pikirkan secara spesifik gangguan yang Anda alami, seperti, “Ia selalu berisik sehingga aku kesulitan mengejar tenggat waktu karena terganggu." [17]
  2. Bahas masalah saat atasan Anda tidak sedang memiliki tenggat waktu penting atau dikejar-kejar rapat. Terkadang, Anda tidak bisa membahas masalah yang ada dengan atasan karena ia selalu sibuk. Dalam situasi seperti ini, coba kiriman surel untuk menanyakan waktu yang tepat. Dengan demikian, ia bisa memilih dan menyisihkan waktu yang pas. [18]
  3. Para manajer sering mendengar keluhan sepanjang hari. Jika Anda mendatanginya dengan keluhan, ada kemungkinan keluhan tersebut hanya akan masuk ke telinga kanan dan keluar ke telinga kiri. Oleh karena itu, coba fokuskan diri untuk mencari solusi dan tidak sebatas mengeluh. Bingkai masalah yang perlu dibahas secara positif. [19]
    • Sebagai contoh, katakanlah Anda mengeluhkan rekan kerja yang sering berbicara terlalu kencang di luar ruangan sehingga Anda tidak bisa berkonsentrasi. Anda bisa mengatakan, “Sebenarnya, saya merasa tak enak untuk membahas masalah ini karena saya tahu Bapak/Ibu sedang sibuk. Saya terlibat dalam konflik dengan rekan kerja lain, tetapi saya tidak ingin mengeluh. Saya ingin mencari solusi. Pada dasarnya, kami berselisih karena ia sering kali berisik di kantor. Saya berharap mungkin Bapak/Ibu bisa membantu mencari solusi atau menengahi kami. Saya dan (nama rekan kerja yang bermasalah) sudah mencoba menyelesaikan masalah yang ada, tetapi belum menemukan solusi yang tepat. Terima kasih sebelumnya karena mau mendengarkan masalah saya."
  4. Jika perusahaan Anda memiliki lingkungan yang riuh dan berisik, atasan Anda mungkin tidak merasa perlu memberi tahu bawahannya untuk bersikap tenang. Namun, tanyakan apakah Anda bisa menetapkan area-area tenang bagi orang-orang seperti Anda (yang membutuhkan ketenangan saat bekerja). Dengan demikian, ada tempat tenang yang bisa Anda datangi saat perlu berpikir. [20]
    Iklan

Tips

  • Jangan lupa mengamati kebiasaan Anda sendiri. Mungkin Anda selama ini dianggap menyebalkan oleh orang lain tanpa disadari. [21]
Iklan

Peringatan

  • Jika seseorang membuat Anda merasa tak aman atau terancam di tempat kerja (baik secara fisik maupun seksual), Anda harus melaporkan situasi yang ada kepada atasan.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 3.563 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan