PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Bergaul dengan si pengontrol bukanlah pengalaman yang mudah atau menyenangkan, entah itu adalah sahabat dekat yang suka main perintah, atasan yang mengurusi segala hal hingga yang sekecil-kecilnya, atau kakak perempuan yang selalu ingin segalanya dilakukan menurut caranya. Namun, kadang-kadang Anda benar-benar tidak dapat melarikan diri dari orang ini dan harus belajar menghadapi perilakunya agar tidak kehilangan kesabaran. Saat berurusan dengan si pengontrol, yang penting adalah Anda tetap tenang, memahami penyebab dari perilakunya, dan menghindari situasi itu jika memungkinkan. Jika Anda ingin menguasai cara menghadapi si pengontrol, lihat Langkah 1 untuk memulainya.

Bagian 1
Bagian 1 dari 4:

Memahami Kebutuhan Mereka untuk Mengontrol

PDF download Unduh PDF
  1. Orang-orang yang memiliki kecenderungan ini merasa perlu mengontrol hasil dari segala sesuatu, dan seringkali merasa perlu mengontrol orang lain juga. Mereka selalu merasa kehilangan kontrol dan ingin mengontrol orang lain lagi. Mereka takut terhadap kegagalan, terutama takut dirinya sendiri gagal, dan tidak mampu menangani konsekuensi dari kesalahan/kegagalan itu. Ada akar ketakutan atau kecemasan terhadap keterbatasan dirinya sendiri (dan ini sering kali tidak disadari), kekhawatiran bahwa dirinya tidak dihargai, serta ketidakpercayaan pada kemampuan orang lain untuk melakukan apa yang dirinya minta.
    • Si pengontrol tidak dapat percaya bahwa orang lain akan melakukan sesuatu dengan hasil yang lebih baik daripada yang dirinya mampu lakukan. Di masa kini, di mana kita senantiasa dibanjiri dengan instruksi untuk melakukan berbagai hal tanpa pernah benar-benar dijelaskan apa sebabnya kita perlu melakukan hal-hal itu (pikirkan kembali segala peraturan, pelajaran, dan peringatan yang kita terapkan di dalam hidup sehari-hari), si pengontrol gemar mengambil posisi dan tampil sebagai pihak pemegang otoritas yang berwenang untuk menentukan segalanya, meskipun dia belum tentu memiliki pemahaman yang tepat mengenai apa yang terjadi (dan sayangnya, biasanya tidak).
    • Ciri inti dari orang yang suka mengontrol atau main perintah adalah termasuk kurangnya rasa percaya kepada orang lain, kebutuhan untuk mengritik, rasa superior (sombong) dan kegemaran akan kekuasaan. Orang seperti ini dapat juga merasa bahwa dirinya layak mendapatkan hal-hal yang tidak layak didapatkan oleh orang lain, dan merasa bahwa dirinya tidak perlu bergaul dengan atau menghargai orang lain.
  2. Kadang-kadang, seseorang hanyalah gemar mengontrol, tetapi memang ada saat-saat di mana kebutuhan untuk mengontrol itu melebihi sekedar ciri kepribadian yang mengganggu. Orang yang suka mengontrol atau main perintah mungkin mengidap gangguan kepribadian (yang kemungkinan adalah Gangguan Kepribadian Narsisistik atau Gangguan Kepribadian Antisosial) yang berakar dari pengalaman-pengalaman di masa kanak-kanak atau dewasa muda, yang tidak mampu dia atasi hingga tuntas dan jelas. Jika orang yang sok kuasa ini memang mengidap gangguan kepribadian, cara terbaik untuk mengatasi gangguan ini adalah dengan mencari pertolongan yang dibutuhkan.
    • Jika Anda curiga bahwa inilah yang terjadi, jenis gangguan yang ada harus diidentifikasi oleh seorang tenaga profesional. Namun, ketahuilah bahwa adalah sesuatu yang sulit bagi orang yang suka mengontrol untuk menerima bahwa dirinya membutuhkan pengujian semacam ini. Yang terpenting, orang ini harus menyadari kecenderungannya untuk mengontrol dan harus memiliki kemauan untuk mengatasinya. Kebanyakan orang yang suka mengontrol dan sok kuasa lebih suka menyalahkan orang lain untuk masalah mereka sendiri.
    • Selain itu, Anda mungkin tidak selalu memiliki posisi yang tepat untuk menyarankan agar orang ini mencari pertolongan profesional. Jika orang ini adalah misalnya, atasan Anda atau anggota keluarga yang lebih tua, Anda tidak berada pada posisi yang terbaik untuk memberikan saran semacam ini.
  3. Para pengontrol yang suka main perintah ini berbicara layaknya sosok orangtua yang tidak kenal kompromi. Mereka menggunakan kata-kata seperti “Lakukan sekarang!”, “Saya bosnya, lakukan sesuai yang saya katakan”, atau “Lanjutkan seperti itu!”, tanpa meminta baik-baik atau menggunakan sopan-santun sedikit pun. Jika Anda merasa bagaikan anak kecil saat bertemu dengan orang ini, mungkin memang orang ini sedang berusaha mengontrol Anda dan/atau situasi yang ada. Orang ini mungkin akan mengabaikan kemampuan, pengalaman, dan hak-hak Anda, karena dia lebih suka membangga-banggakan dirinya. Si pengontrol cenderung berpikir bahwa dirinya layak menjadi bos bagi orang lain dan mengambil tanggung jawab untuk mengendalikan situasi. Hal ini membantu dia merasa lebih baik mengenai dirinya sendiri.
    • Pada situasi-situasi di mana memang orang ini memegang otoritas atas diri Anda (misalnya jika dia adalah guru, petugas hukum, atau atasan Anda), kecenderungan untuk mengontrol terlihat dari caranya menggunakan otoritas itu. Jika dia tidak menghargai Anda, berbicara dengan nada sombong, suka memaksa dan main perintah, ini semua adalah ciri-ciri bahwa orang ini sedang mengontrol, bukannya meminta, bernegosiasi, dan menghormati Anda. Orang-orang yang berada pada posisi berotoritas akan menjadi pemimpin atau manajer yang baik hanya jika mereka menghargai orang yang mereka pimpin. Ini termasuk memimpin dengan memberikan teladan atau saran, mempercayai Anda, serta mendelegasikan tanggung jawab kepada Anda.
  4. Contoh dari fakta ini adalah jenis kepribadian yang suka “menggandol”, yang bersikeras bahwa “jika Anda tidak melakukan X, langit akan runtuh”. Mungkin “ancaman” ini diucapkan dengan nada manis, sambil dia berpikir bahwa Anda sudah selayaknya berterima kasih karena peringatannya yang menggandoli Anda terus-menerus itu. Orang-orang ini mungkin pandai menyuarakan alasannya, sambil memberitahukan bahwa Anda benar-benar bersikap tidak masuk akal. Jika Anda mendapati diri Anda terpaksa mengambil keputusan tanpa mampu menyuarakan pendapat Anda sendiri, “demi kebaikan Anda sendiri” dan “sudah selayaknya merasa bersyukur karenanya”, Anda mungkin sedang ditekan oleh sosok diktator yang berwajah lembut.
    • Banyak orang yang suka mengontrol kurang memiliki empati dan seringkali tidak menyadari (atau tidak peduli) tentang dampak dari kata-kata serta tindakan mereka yang sok kuasa terhadap orang lain. Ini mungkin merupakan akibat dari rasa tidak aman (yang muncul dalam bentuk rasa superior dan berkuasa) serta rasa tidak bahagia. Ini pun merupakan tanda-tanda kesombongan yang jelas.
  5. Anda harus selalu memandang diri Anda sendiri setara dengan si pengontrol, meskipun mungkin perilakunya tidak menunjukkan demikian. Hal ini sangatlah penting bagi kesejahteraan diri Anda. Si pengontrol, khususnya jika dia adalah anggota keluarga Anda, dapat benar-benar menurunkan rasa keberhargaan diri Anda. Seburuk apa pun perasaan Anda tentang diri sendiri karena perilakunya (yang terjadi berulang kali), ingatkan diri Anda sendiri bahwa masalah kontrolnya adalah masalahnya, bukan masalah Anda. Jika Anda membiarkan perilakunya mengendalikan Anda, dia menang.
    • Ingatlah bahwa Andalah yang bersikap rasional dan mempunyai standar yang masuk akal tentang apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh seseorang. Jangan biarkan keinginan orang lain yang tidak masuk akal mengarahkan Anda dengan cara apa pun untuk merasa tidak berharga atau tidak mampu.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 4:

Memberikan Respon yang Konstruktif kepada Si Pengontrol

PDF download Unduh PDF
  1. Ini mungkin tidak mudah jika Anda tidak terbiasa melakukannya, tetapi ini tetaplah dapat dilatih dan si pengontrol ini adalah salah satu sasaran yang baik juga untuk Anda berlatih. Penting sekali bahwa si pengontrol ini tahu bahwa Anda tidak akan menolerir perilakunya yang mengontrol Anda. Semakin lama Anda membiarkannya melakukan hal itu, semakin kukuh perilaku itu menjadi pola yang berulang dan semakin kuat dia akan berasumsi bahwa Anda menerima perlakuannya.
    • Datangi si pengontrol secara pribadi untuk menjelaskan pemikiran Anda. Jangan melakukan hal ini di hadapan umum.
    • Jagalah agar pembicaraan tetap berfokus pada bagaimana perilakunya yang mengontrol berdampak pada diri Anda, dan jangan menghina dia dengan menyebutnya sok kuasa. Misalnya, jika Anda merasa bahwa atasan Anda selalu menyuruh-nyuruh Anda tanpa memedulikan kemampuan Anda, katakan saja, “Saya telah bekerja dengan kapasitas ini selama lima tahun dan saya dapat melakukan pekerjaan ini dengan baik. Namun, ketika Bapak/Ibu meminta hasilnya lalu mengerjakan ulang semuanya, saya merasa bahwa kemampuan saya diabaikan dan hasil kerja saya tidak dihargai. Pada dasarnya, saya merasa tidak dipercaya untuk bekerja sesuai latar belakang pendidikan dan pelatihan saya, dan saya merasa tidak dihargai. Saya mohon untuk diperlakukan dengan baik dan dihargai melalui kata-kata dan tindakan.”
  2. Sangatlah penting untuk tetap tenang dan sabar dalam menghadapi si pengontrol, meskipun mungkin si dalam hati Anda ingin berteriak. Marah-marah tidak akan berguna. Anda juga perlu memberinya kesempatan untuk beristirahat dengan leluasa, jika dia tampak lelah, tertekan, atau tidak sehat. Jika Anda marah-marah, si pengontrol akan berperilaku lebih tegang. Karena itu, penting sekali bahwa Anda menarik napas dalam-dalam, menghindari gaya bicara yang kasar, serta menjaga nada suara yang stabil dan tenang.
    • Jika Anda terlihat marah atau terusik, si pengontrol akan menganggap bahwa dia berhasil menemukan kesalahan Anda, dan ini akan menjadi bahan bakar untuk perilakunya berlanjut.
    • Marah-marah hanya akan membuat si pengontrol memandang Anda sebagai orang yang lemah dan mudah dikendalikan. Anda tentu tidak ingin terkesan demikian, karena ini akan membuat diri Anda semakin menjadi sasaran dari perilakunya.
  3. Kadang-kadang hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah menghindari perilaku ini. Meskipun membicarakan kepada si pengontrol tentang perilakunya dan betapa hal itu membuat Anda merasa buruk dapat membantu agar dia memahami perilakunya dan melakukan perubahan agar Anda berdua dapat bekerja sama lebih baik dan berinteraksi lebih mudah, kadang-kadang Anda dapat merasa bahwa satu-satunya hal yang dapat Anda lakukan adalah menyingkir dari situasi itu. Tentu saja, ini tergantung pada orang yang Anda ingin hindari, tetapi ada beberapa hal yang perlu Anda ingat:
    • Jika orang ini adalah anggota keluarga Anda, usahakan untuk tidak berdekatan dengannya. Kadang-kadang kelihatannya segala hal tidak akan berhasil memuaskan si pengontrol. Orang ini akan mengritik Anda dalam segala hal dan Anda akan sangat kesulitan untuk tidak terpengaruh secara pribadi. Kritik ini dapat membuat Anda sangat marah dan merasa sakit hati. Hal “terburuk” yang dapat Anda lakukan adalah bertengkar dengan orang seperti ini, karena ini hanyalah membuang-buang waktu saja. Orang-orang ini tidak akan, dan tidak dapat, berubah tanpa pertolongan. Ingatkan diri Anda sendiri bahwa perilaku pengontrolnya merupakan cara mereka untuk bertahan, bukan penentu tingkat keberhargaan diri Anda. Ini adalah masalah yang mendalam pada diri mereka, bukan pada diri Anda.
    • Jika hubungan pribadi mulai diwarnai dengan kekerasan karena perilaku pengontrol dari orang ini, Anda harus keluar dan meninggalkannya. Katakan kepada orang ini bahwa Anda perlu waktu untuk tidak berhubungan dengannya dan untuk melanjutkan hidup Anda. Orang-orang yang menggunakan kekerasan atau taktik manipulasi tidak akan berubah kecuali mereka menjalani terapi jangka panjang.
    • Jika Anda seorang remaja, usahakan untuk bersikap sopan dan senantiasa sangat sibuk setiap saat. Anda dapat sesering mungkin berada di luar rumah dengan melakukan aktivitas olahraga, belajar, dan mendapatkan nilai-nilai yang sangat baik. Katakan kepada anggota keluarga bahwa Anda mau saja untuk menghabiskan waktu bersama dan mengobrol, tetapi Anda sibuk belajar, bermain, menjadi sukarelawan, dll. Berikan alasan yang tepat. Lalu pergilah keluar dan carilah orang-orang baik yang membuat Anda merasa lebih baik tentang diri Anda sendiri. Tetapkan tujuan-tujuan yang besar namun tetap dapat dicapai, lalu capai tujuan-tujuan itu bagi diri Anda sendiri.
  4. Seorang pengontrol tidak memiliki kemampuan untuk bertahan dalam kondisi stres dan inilah sebabnya dia melampiaskan tekanan kepada orang lain. Si pengontrol percaya bahwa tidak ada orang yang dapat melakukan sesuatu dengan hasil sebaik yang dirinya lakukan. Dia akan tertekan karena merasa kewalahan dengan terlalu banyak tanggung jawab yang diambilnya, lalu melampiaskan perasan ini kepada orang lain. Usahakan untuk mewaspadai perubahan mood ini dan pastikan bahwa Anda selalu siap menghadapinya. Jika Anda tahu bahwa tingkat kecemasan si pengontrol ini meningkat, ketahuilah bahwa dia akan mulai mengontrol ini dan itu.
    • Aktif memperhatikan bahwa orang ini berputar-putar tanpa terkendali dan menawarkan bantuan untuk mengambil alih sebagian dari tanggung jawabnya mungkin cukup baik untuk menghentikan perilaku sok kuasanya. Contohnya, Anda mungkin melihat bahwa saat pacar Anda sedang stres, dia menjadi sangat galak dan pengontrol. Pada hari di mana dia terlihat benar-benar stres tentang presentasi kerja yang segera harus diselesaikan, cobalah berikan dorongan semangat kepadanya dengan menunjukkan bahwa dia terlihat stres dan lelah, sambil meyakinkan dirinya bahwa dia akan berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Jangan terlalu berlebihan dalam melakukan semua ini, dan berhati-hatilah karena mungkin saja dia akan tetap marah, tetapi ketahuilah bahwa dorongan semangat dapat membantu meredakan sebagian tekanan kecemasan.
  5. Ini terkesan tidak mungkin, tetapi akan sangat bermanfaat agar Anda dapat mengambil alih kendali, terutama jika Anda terpaksa berhadapan dengan orang ini setiap hari. Mungkin Anda berpikir, “Atasan saya sangat pengontrol dan penuntut, tetapi positifnya, dia sangat ramah kepada para klien dan dia berhasil mendapatkan banyak kesepakatan bisnis. Dia juga sangat kompeten dalam hal X, selama kami berhasil menghindarkan dirinya dari Y.” Carilah cara-cara untuk mengelola sisi-sisi negatif, sekaligus cara-cara yang dapat Anda lakukan apa yang memang perlu dilakukan.
    • Melihat sisi positif mungkin membutuhkan kreativitas, tetapi Anda akan menemukan bahwa si pengontrol yang mengerti bahwa Anda memahami standar kemampuannya dan selalu menyarakan hal-hal positif pada dirinya akan berhenti menganggap Anda sebagai ancaman di dalam pemikirannya yang dikendalikan oleh kecemasan.
  6. Perhatikan ketika si pengontrol menunjukkan rasa percaya kepada orang lain. Jika si sok kuasa ini menunjukkan rasa percaya, penghargaan, atau mendelegasikan tanggung jawab kepada Anda, nyatakan dan puji hal itu. Dengan memperhatikan hal-hal positif dan memujinya secara terbuka, lawan Anda si pengontrol ini dapat merasa baik-baik saja di dalam pikirannya dan ini menumbuhkan keinginannya untuk melakukan hal positif itu lagi.
    • Contohnya, katakan semacam, “Terima kasih karena telah mempercayai saya untuk melakukan tugas ini.” Ini akan membuat si pengontrol merasa nyaman dan terbantu untuk sedikit mengoper kekuasaannya kepada Anda.
  7. Jika Anda adalah orang yang memiliki banyak ide, kreatif, atau suka memecahkan masalah, bekerja sama dengan seorang pengontrol dapat mengikis jati diri Anda. Kelihatannya Anda menyarankan ide, solusi, atau peringatan akan konsekuensi yang mungkin akan terjadi, hanya untuk kemudian jelas-jelas diabaikan atau bahkan dijatuhkan begitu saja. Tetapi lihat baik-baik, ide atau solusi Anda kemudian disajikannya sebagai ide atau solusi dari dirinya sendiri, setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Ternyata, apa yang Anda katakan masuk ke dalam pikirannya, dan Anda hanyalah tidak dihargai. Sayangnya, perilaku yang membuat Anda frustrasi ini sangat umum terjadi pada diri si pengontrol. Jika hal ini terjadi pada diri Anda, inilah beberapa cara untuk menanganinya:
    • Pandanglah situasi ini sebagaimana adanya. Kadang-kadang, lebih baik melemparkan ide atau solusi daripada ide atau solusi itu tidak terjadi sama sekali. Dalam kasus seperti ini, tersenyumlah saja dan terima saja demi kebaikan tim kerja, organisasi, atau perusahaan Anda. Dukung hasilnya dan jangan menganggapnya sebagai serangan yang bersifat pribadi terhadap diri Anda.
    • Ungkapkan keberatan Anda pada orang ini. Ini cukup berisiko dan harus dilakukan tergantung pada konteks peristiwanya, dinamika kelompok, dan orang yang terkait. Jika mengklarifikasi bahwa Andalah yang lebih dulu memikirkan ide/solusi ini benar-benar penting bagi Anda, cobalah untuk mengungkap faktanya, misalnya, “Oh, itu adalah ide yang kita diskusikan di bulan Mei 2012 lalu dan saya masih memiliki gambar prototipenya di arsip saya. Menurut pemahaman saya, tim kami akan terlibat di dalam pengembangan idenya dan saya cukup yakin bahwa kita telah mencatat hal ini. Saya agak kecewa bahwa pada kali pertama kami mendengarnya, ternyata ide ini sudah berada pada tahap pengujian. Tetapi, setelah mengungkapkan semua ini, karena memang prosesnya sudah berjalan sejauh ini, kami siap untuk membantu melakukan pengujian.”
    • Catatlah baik-baik. Jika Anda benar-benar harus membuktikan bahwa Andalah yang memunculkan ide itu lebih dulu, buatlah catatan yang teliti yang dapat Anda gunakan sebagai pembelaan jika diperlukan.
    • Berhentilah mengajukan ide di tempat kerja jika masukan Anda selalu diabaikan atau dicuri. Bersikaplah setuju saja demi situasi yang damai, dan usahakan agar si pengontrol tidak mengkhawatirkan bagian Anda. Mungkin Anda perlu terus-menerus meyakinkan diia bahwa dialah “bosnya” dan Anda menghargai pekerjaan Anda. Jika memungkinkan, mulailah mencari pekerjaan baru.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 4:

Mengamati Kecenderungan Anda Sendiri

PDF download Unduh PDF
  1. Kadang-kadang, Anda tertekan oleh perilaku sok kuasa yang bersikeras untuk mengontrol Anda dalam segala hal yang Anda telah lakukan. Tetapi, ini bukanlah alasan untuk Anda juga berperilaku manipulatif terhadap si pengontrol. Justru, ini adalah situasi di mana Anda harus menjaga perspektif dan menemukan bahwa ada saatnya Anda juga membuat orang lain tertekan! Jujurlah saat memeriksa diri sendiri jika Anda benar-benar ingin menghilangkan perilaku sok kuasa. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan:
    • Pernahkah Anda melakukan (atau gagal melakukan) sesuatu yang memicu perilaku pengontrol? Misalnya, jika Anda gagal menepati tenggat terus-menerus atau tidak pernah membersihkan kamar tidur, jangan terkejut jika orang yang berotoritas atas diri Anda, baik orangtua yang membesarkan Anda atau pun atasan yang menggaji Anda, bersikap pengontrol terhadap Anda.
    • Orang-orang yang suka mengontrol sering menunjukkan kuasa di hadapan orang lain yang mereka anggap tidak berguna. Mereka secara khusus terpicu oleh sikap pasif-agresif, sama seperti banteng yang terpicu oleh kain merah. Sikap seperti ini pasti membuat mereka lebih bersikeras untuk mengontrol karena mereka frustrasi dengan respon yang tidak memadai yang mereka peroleh. Lebih baik Anda bersikap terbuka tentang ketidakpuasan Anda dan mulai mengungkapkan pemikiran Anda, daripada diam-diam berusaha mencari kesalahan si sok kuasa.
  2. Tidak ada orang yang sepenuhnya tidak bersalah dalam hal mengontrol. Setiap orang memiliki kecenderungan untuk mengatur-atur orang lain pada berbagai situasi di dalam kehidupan. Mungkin ini terjadi saat Anda memahami sesuatu dengan sangat terinci, atau saat Anda berada pada posisi memegang otoritas, atau saat merasa tertekan atau cemas sehingga terdorong untuk agak memaksa. Manfaatkan ingatan Anda akan pengalaman-pengalaman ini untuk membantu diri Anda memahami pribadi si pengontrol lebih baik dan mungkin juga memahami penyebab dari perilakunya itu.
    • Usahakan untuk lebih peka kepada orang lain jika Anda merasa terpancing untuk bersikap mengontrol. Perhatikan reaksi mereka. Dengan melakukan hal ini, Anda belajar banyak untuk mengelola emosi yang dirasakan juga oleh si pengontrol pada kebanyakan waktu.
  3. Anda dapat melakukan hal ini dengan mendiskusikan masalahnya secara pribadi dengan pihak ketiga yang netral dan tidak terkait. Pastikan bahwa Anda memilih orang yang dapat dipercaya untuk memegang rahasia, yang memahami cara penanganan situasi yang serupa, dan cukup mengenal Anda hingga dapat memberikan masukan yang akurat. Tidak ada orang yang sepenuhnya baik atau sepenuhnya jahat. Setiap orang memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Saat Anda mengenali diri Anda yang sebenarnya (sisi baik maupun sisi buruknya), Anda tidak akan terkecoh oleh gejolak emosi dan taktik-taktik si pengontrol.
    • Lebih memahami diri Anda saat terjebak dalam perilaku pengontrol, entah di lingkungan kerja atau di dalam hubungan pribadi, dapat membantu Anda untuk lebih memahami sisi yang sebenarnya masuk akal dari ekspektasi si pengontrol. Di sisi lain jika Anda memiliki seseorang yang membantu Anda, Anda akan melihat bahwa Anda tidak perlu terlalu mengkhawatirkan segala sesuatu, dan bahwa si pengontrol itu sebenarnya bersikap tidak masuk akal juga.
    Iklan
Bagian 4
Bagian 4 dari 4:

Memutuskan untuk Melepaskan Diri

PDF download Unduh PDF
  1. Akan selalu ada pekerjaan lain dan orang lain yang siap berhubungan secara sehat dengan Anda. Jika situasi Anda tidak dapat ditolerir, jangan menyiksa diri, carilah jalan keluar. Tidak ada orang yang layak mengontrol hidup Anda. Ini adalah hidup Anda sendiri. Jangan lupakan itu. Meskipun mungkin Anda berpikir bahwa Anda tidak akan berhasil mendapatkan pekerjaan baru, jika Anda memang sedang berada di lingkungan kerja yang buruk, lebih baik Anda meninggalkannya demi kesehatan mental Anda sendiri.
    • Bagi para remaja yang belum cukup umur untuk meninggalkan rumah orangtua, carilah pekerjaan sebagai sukarelawan, aktivitas olahraga, pekerjaan, atau hal-hal lain yang dapat membuat Anda melarikan diri sejenak dari lingkungan rumah. Mintalah orangtua Anda membayar biaya kuliah jika mereka sanggup, lalu daftarkan diri di kampus yang berlokasi di luar kota. Jika mereka memperdebatkan hal ini, jelaskan bahwa kampus itu adalah satu-satunya kampus yang memiliki program studi X (sesuai minat Anda, namun tetap realistis dan masuk akal).
  2. Para pengontrol merasa gamang dengan rasa takut dan rasa tidak aman, sehingga selalu merasa tidak puas dan tidak bahagia. Mereka menuntut kesempurnaan dari diri mereka sendiri, dan ini adalah hal yang sangat sulit, bahkan seringkali tidak mungkin, untuk dicapai. Ketidakmampuan mereka untuk memahami bahwa kegagalan adalah bagian dari siklus kehidupan membahayakan pertumbuhan mereka menjadi orang dewasa yang sepenuhnya kompeten, sekaligus membuat emosi mereka terus bergejolak. Semua ini adalah situasi yang menyedihkan yang membuat mereka terperangkap. Bagaimana pun situasi Anda sendiri, Anda dapat bangkit dan mencari kebahagiaan bagi diri Anda sendiri, sedangkan kecuali jika mereka memutuskan untuk mengubah pola pikir, mereka tidak akan pernah mampu menemukan kedamaian di dalam hidup.
    • Mencari kebahagiaan tidak selalu berarti meninggalkan situasi itu. Anda dapat juga melakukan hobi untuk menghabiskan waktu, atau bahkan menekuni agama tertentu, agar tidak terlalu sering berhadapan dengan si pengontrol. Ingatlah bahwa pendapat si pengontrol mengenai Anda tidak harus menentukan atau menurunkan keberhargaan diri Anda. Berfokuslah pada diri Anda sendiri dan ingatlah bahwa Anda tidak bertanggung jawab atas perubahan perilaku di pengontrol.
  3. Besar kemungkinannya bahwa rasa percaya diri Anda telah terpukul. Bersikaplah baik kepada diri Anda sendiri. Jika Anda sedang ditekan oleh seorang pengontrol, mungkin dia menganggap Anda tidak berharga, dan dia menekan Anda untuk menahan diri Anda dari bergerak maju dan meninggalkan dia. Jangan pernah mempercayai anggapannya ini. Si pengontrol suka sekali membuat orang-orang lain merasa tidak aman terhadap diri mereka. Jangan termakan oleh tipuannya. Mulailah mengambil jarak perlahan-lahan. Percayalah pada pertumbuhan pribadi Anda. Anda memiliki potensi untuk bertumbuh menjadi lebih baik.
    • Anda dapat mengembalikan kepercayaan diri dengan sangat efektif dengan cara menghabiskan waktu dengan orang-orang yang membuat Anda merasa nyaman terhadap diri Anda sendiri, dan orang-orang yang tidak merasa perlu mengontrol Anda.
    • Lakukan hal-hal yang membuat Anda merasa berharga dan kompeten. Mungkin si pengontrol telah membuat Anda merasa tidak mampu melakukan apa pun dengan benar. Ambillah waktu untuk melakukan tugas-tugas yang Anda dapat lakukan dengan percaya diri, entah itu yoga atau menulis laporan tahunan.
  4. Dalam situasi ini, susunlah rencana untuk tetap tinggal dan melanjutkan hubungan kerja/asmara itu, atau pergi meninggalkannya. Namun, tetapkan batas waktunya, agar Anda merasa memagang kendali atas bagian tertentu pada masalah ini. Jika Anda tinggal dengan seorang pengontrol, usahakan untuk menangani segala hal dengan hati-hati dan strategis. Jangan memicu perdebatan. Sampaikan apa yang Anda rasakan dengan tenang namun efektif. Anda tidak perlu terus berada di bawah kendali orang lain. Ingatlah bahwa Anda memiliki hak untuk melakukan apa pun yang Anda sukai.
    • Pada akhirnya, kadang-kadang pergi adalah satu-satunya hal yang dapat Anda lakukan, terutama jika mengungkapkan pemikiran/perasaan dan bertahan tidak menghasilkan perbaikan situasi bagi diri Anda.
    Iklan

Tips

  • Seorang pengontrol dapat menggunakan emosi untuk mengontrol Anda, misalnya, mungkin dia akan panik mengenai berbagai hal karena ini akan membuat mereka berhasil mengontrol saat Anda bersimpati kepada mereka.
  • Saat berpacaran, pastikan bahwa Anda menemukan tanda-tandanya. Kecemburuan dan rasa bersalah dapat menjadi cara untuk mengontrol seseorang. Para pengontrol sangat pandai memanipulasi pula. Buka mata dan telinga Anda lebar-lebar!
  • Si pengontrol lebih mementingkan perasaannya sendiri bahwa segalanya berjalan dengan benar sesuai yang diinginkannya, lebih daripada mementingkan hubungannya dengan Anda. Jika si pengontrol ini adalah atasan Anda, setujui saja hal-hal kecil yang ada, walaupun sebenarnya Anda tidak setuju. Namun, jangan kompromikan diri Anda sendiri dengan melanggar hukum atau menyakiti orang lain. Tetaplah berdiri teguh dan jadilah orang yang memiliki standar moral dan nilai-nilai kehidupan.
  • Berhati-hatilah jika si pengontrol ingin melakukan segala sesuatu bagi Anda di dalam sebuah hubungan, misalnya mengantarkan Anda, berbelanja untuk Anda, dll. Uji hal ini dengan mengatakan kepadanya bahwa Anda telah memiliki rencana lain di akhir pekan. Jika dia terus-menerus menelepon Anda dan ingin terlibat di dalam hidup Anda, dia mungkin benar-benar seorang pengontrol. Waspadalah, Anda sedang bergerak ke arah bencana.
  • Orang yang suka mengontrol bisa saja berkata bahwa dia peduli kepada Anda dan dia melakukan segala sesuatunya karena menyayangi Anda. Ini dapat membuat Anda kehilangan kewaspadaan pada berbagai hal dan mungkin bahkan bertanya-tanya apakah Andalah yang salah menangkap situasinya. Dengan cara ini, Anda terperangkap di dalam kontrolnya.
  • Jika Anda seorang remaja dan orangtua Anda adalah pengontrol, sangatlah penting bahwa Anda menjelaskan kepada mereka bahwa hal ini berdampak kepada diri Anda. Mungkin mereka ingin “melindungi” Anda dari keputusan-keputusan yang salah, tetapi mereka perlu menyadari bahwa Anda memiliki hak untuk mengambil keputusan sendiri, karena ini adalah hidup Anda sendiri dan sudah sewajarnyalah Anda ingin mengontrol hidup Anda sendiri.
  • Sadarilah bahwa si pengontrol mungkin telah berjuang melewati berbagai hal. Usahakan untuk bersimpati kepada dirinya, karena ini akan membantu Anda menjadi lebih tenang saat menghadapi dia dan tidak terlalu mudah merasa frustrasi. Ini mungkin bukanlah perilaku yang dapat diterima, tetapi bagi si pengontrol, ini adalah cara untuk merasa lebih baik terhadap dirinya sendiri atau cara untuk mengelolas stres. Dengan memahami hal ini, Anda tidak perlu membiarkan segala perlakuan yang dilakukannya demi menyenangkan dirinya, tetapi ketahui saya apa yang mendorong perilakunya, lalu usahakan untuk menghadapinya dengan cara yang tetap melindungi diri Anda sendiri.
  • Usahakan untuk tidak berhubungan atau bekerja dengan seorang pengontrol, jika memungkinkan. Tanda yang benar-benar jelas adalah jika seseorang merasa perlu memaksa agar segala sesuatu dilakukan menurut caranya sendiri, selalu menemukan kesalahan orang lain, serta tidak dapat relaks dan membiarkan orang lain bertanggung jawab atas suatu hal/proyek. Dia mungkin merasa perlu mengontrol segala tindakan Anda dalam hubungan pribadi. Dia mungkin sangat pencemburu dan posesif tanpa alasan yang jelas.
  • Seorang pengontrol dapat membuat Anda merasa bahwa Andalah yang bersikap terlalu khawatir dan Andalah yang bermasalah (pemutarbalikan fakta). Ini dapat menyebabkan kesehatan mental Anda terluka. Bukanlah Anda yang bermasalah, namun taktik ini dapat membuat Anda menjadi kurang waspada, seperti yang diingini oleh si pengontrol.
Iklan

Peringatan

  • Jenis-jenis pengontrol tertentu sulit ditangani dan bahkan berbahaya saat ditolak dalam hubungan pribadi. Jika Anda tahu bahwa orang ini cenderung akan lepas kendali dan memiliki perasaan yang rapuh, berhati-hatilah saat memutuskan hubungan. Jika memungkinkan, berikan alasan kepadanya agar memutuskan hubungan dengan Anda, misalnya dengan malas berkomunikasi, menghabiskan terlalu banyak uang, atau hal-hal lain yang menunjukkan bahwa Anda sulit dikendalikan. Dengan demikian, putus hubungan menjadi inisiatifnya sendiri dan dapat lebih mudah dia terima. Jika ini terlalu sulit, putuskan hubungan dengan cara yang membuat Anda tetap merasa aman, misalnya melalui telepon atau dengan ditemani oleh seorang sahabat. Ini membantu untuk menunjukkan bahwa Anda memiliki sahabat-sahabat dan keluarga yang mendukung Anda, agar orang ini tidak mengancam Anda dengan cara apa pun.
  • Rekam ancaman apa pun yang orang ini keluarkan terhadap Anda, jika dia tidak mau membiarkan Anda memutuskan hubungan ini. Lalu, laporkan kepada polisi dan mintalah polisi mengeluarkan larangan untuk dia mendekati Anda. Pastikan bahwa orang ini tahu tentang larangan ini dan simpanlah nomor kontak polisi pada data sambungan cepat ponsel Anda. Mintalah para tetangga mengawasi Anda. Jika Anda merasa takut, pindahlah ke luar kota atau rumah penampungan jika Anda menghadapi bahaya namun tidak mempunyai sahabat yang dapat menemani Anda. Jika Anda mempunyai sahabat atau keluarga dan dapat tinggal di rumah mereka, pastikan juga bahwa mereka dapat melindungi Anda dan melindungi diri mereka sendiri. Pilihlah orang yang membuat Anda merasa aman dan bersedia untuk menghadapi si pengontrol, yang idealnya adalah orang yang si pengontrol tidak ingin hadapi langsung (yaitu, orang yang si pengontrol anggap tidak dapat dikontrolnya).
  • Jangan berasumsi bahwa pengontrol pastilah orang yang Anda tidak tahan untuk berurusan, khususnya di dalam konteks pekerjaan dan konteks pergaulan. Memang, ada orang-orang yang menunjukkan perilaku yang keras di luar sana, dan ya, mereka ini mungkin tidak mungkin kita ubah tanpa kita tinggalkan untuk selamanya, tetapi secara keseluruhan, usahakan untuk berhubungan baik dengan segala jenis orang di dalam hidup Anda. Mengurarangi kontak dapat menjadi respon yang lebih sehat daripada menciptakan kehebohan yang lebih besar. Tetaplah pandang perilaku mereka dengan perspektif yang benar sambil mengelola kelemahan diri Anda dan menetapkan batasan dengan orang lain, misalnya dengan belajar untuk mengungkapkan pemikiran/perasaan atau berkomunikasi dengan lebih jelas.


Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 9.620 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan