Air susu ibu (ASI) yang disimpan di dalam pembeku atau kulkas perlu dihangatkan sebelum dikonsumsi bayi. Menghangatkan ASI mudah dilakukan, namun penting sekali agar Anda melakukan tindakan pencegahan untuk memastikan agar susu itu tidak terlalu panas untuk bayi atau khasiatnya tidak hilang selama proses penghangatan.
Langkah
-
Taruh wadah berisi ASI ke dalam kulkas. [1] X Sumber Tepercaya National Health Service (UK) Kunjungi sumber . Pindahkan ASI dari pembeku ke kulkas.
- Pastikan untuk mencairkan ASI beku sebelum menjadi basi. Ketika ASI disimpan di dalam pembeku yang tidak terintegrasi dengan deep freezer , ASI bisa bertahan selama 6 hingga 12 bulan, namun jika disimpan dalam pembeku standar yang menyatu dengan kulkas, maka akan bertahan antara 3-6 bulan. Jika disimpan dalam kompartemen pembeku sebuah kulkas, ASI hanya baik digunakan selama 2 minggu. [2] X Sumber Tepercaya Centers for Disease Control and Prevention Kunjungi sumber
- Letakkan wadah berisi ASI di dekat bagian depan kulkas ketika mencairkannya. Bagian depan kulkas agak lebih hangat dibandingkan bagian belakangnya namun masih cukup aman untuk mencairkan susu.
KIAT PAKAR"Bayi yang lebih tua mungkin tidak pilih-pilih, tetapi bayi baru lahir tidak boleh diberikan susu formula kecuali mendekati suhu tubuh."
Rebecca Nguyen, MA
Konsultan Laktasi Besertifikasi InternasionalRebecca Nguyen, MA
Konsultan Laktasi Besertifikasi Internasional -
Biarkan mencair semalaman. Biarkan wadah berisi ASI mencair seluruhnya sekitar 8 jam.
- Periksa apakah ASI sudah mencair seluruhnya dengan membuka wadahnya dan mengaduk ASI dengan sendok atau pengaduk kopi. Jika Anda merasakan ada gumpalan-gumpalan ASI beku, biarkan wadah itu mencair di kulkas selama beberapa jam lagi atau selesaikan proses pencairan dengan cepat dengan menaruhnya di bawah air mengalir yang dingin ke suam-suam kuku.
-
Simpan ASI untuk lima hari. ASI yang sudah dicairkan paling baik jika segera digunakan, namun masih aman diminum bayi jika disimpan di kulkas hingga lima hari.
- Pindahkan wadah ke bagian belakang kulkas, yang suhunya cenderung paling dingin.
-
Jangan dibekukan lagi. Membekukan ulang ASI bisa menyebabkan lemak di dalam ASI menjadi menurun mutunya. Kualitas ASI akan menurun dan mulai rusak.Iklan
-
Letakkan ASI beku di bawah air dingin. Jika Anda menghangatkan ASI langsung pada keadaan dingin, letakkan wadah berisi ASI beku di bawah air dingin yang mengalir. [3] X Teliti sumber
- Air sebaiknya lebih dingin dari suhu ruang.
- Menggunakan air dingin pada tahap awal ini direkomendasikan karena membuat suhu ASI naik secara perlahan. Jika Anda langsung menggunakan air panas, maka akan timbul titik-titik panas yang terbentuk di sepanjang bagian luar susu sementara bagian dalamnya tetap beku. Selain itu, cara ini juga secara tidak sengaja bisa merusak lebih banyak enzim yang bermanfaat di dalam ASI.
- Gunakan hanya air dingin hingga Anda merasa ASI sudah cair. Perhatikan wadahnya, hal yang harus terlihat hanyalah cairan dan tidak ada gumpalan ASI beku yang mengambang. Guncangkan wadah pelan-pelan untuk merasakan gumpalan-gumpalan ASI yang tersembunyi.
KIAT PAKARKonsultan Laktasi Besertifikasi InternasionalRebecca Nguyen adalah Konsultan Laktasi besertifikat dan Pendidik Persalinan. Dia menjalankan Family Picnic di Chicago bersama ibunya, Sue Gottschall, untuk mengajarkan para orang tua baru tentang persalinan, menyusui, dan perkembangan serta pendidikan anak. Rebecca mengajar kelas prasekolah selama 10 tahun dan meraih gelar Master dalam bidang Pendidikan Anak Usia Dini dari University of Illinois pada 2003.Ada berbagai cara lembut untuk menghangatkan ASI. Konsultan laktasi, Rebecca Nguyen mengatakan: "Gunakan penghangat untuk susu hingga bersuhu tepat 98,6°. Jika susu dibekukan dalam kantong freezer , Anda bisa memegangnya di bawah kucuran air sangat hangat selama 30 detik hingga 1 menit sampai terasa hangat. Jika susu disimpan dalam botol, celupkan ke dalam panci berisi air mendidih atau sangat hangat. Namun, jangan masukkan susu ke dalam microwave atau langsung ke dalam panci karena susu bisa jadi terlalu panas dan membakar lidah bayi."
-
Tingkatkan suhu air secara bertahap. Tingkatkan suhu air yang mengalir secara bertahap setelah ASI dicairkan.
- Tingkatkan suhu air dari dingin menjadi suhu ruang, dari suhu ruang ke hangat, dan dari hangat ke panas. Meningkatkan suhu secara bertahap hanya akan menghancurkan sedikit enzim saja di dalam ASI dan memanaskan ASI secara merata.
- Hentikan proses ini ketika air mulai menguap. ASI tidak boleh menjadi panas karena bisa membakar mulut bayi yang sensitif.
- Perhatikan, ASI yang dingin sangat aman untuk diminum bayi, namun jika bayi Anda rewel saat minum ASI, Anda perlu menghangatkannya pada suhu ruang agar lebih menggugah selera. [4] X Teliti sumber
-
Hangatkan ASI dingin di bawah air hangat. Jika Anda mencairkan ASI di kulkas atau hanya menyimpannya di kulkas, lewatkan langkah penggunaan air dingin dan letakkan wadah ASI secara langsung di bawah air hangat yang mengalir.
- Tingkatkan suhu air secara bertahap dari hangat ke panas, hentikan sebelum air mulai menguap.
-
Aduklah ASI. Pastikan ASI hangat merata dengan mengaduk wadah atau botol ASI pelan-pelan, sehingga ASI teraduk.
- Anda juga bisa meratakan suhu dengan mengaduk ASI dengan sendok atau pengaduk kopi.
Iklan
-
Panaskan panci berisi air. Isilah panci kecil dengan air hingga setengah penuh dan panaskan di atas kompor dengan api sedang. Ketika air mulai menguap namun belum mulai mendidih, angkat panci dari kompor.
- Jangan biarkan air mencapai titik didih, karena jika air menjadi panas, maka ASI akan terlalu cepat panas.
- Angkat selalu panci berisi air dari kompor sebelum botol atau wadah berisi ASI dimasukkan ke dalamnya. Jangan memanaskan ASI secara langsung di atas kompor.
-
Tempatkan wadah berisi ASI di dalam air panas. [5] X Teliti sumber Anda bisa menaruh botol atau wadah berisi ASI di dalam panci berisi air panas atau terus mengaduknya di dalam air panas.
- Membiarkan botol menyentuh dasar panci ketika Anda mengangkat panci dari kompor adalah tindakan yang aman, namun jika Anda masih khawatir, peganglah botol di dalam air tanpa membiarkannya menyentuh dasar panci.
- Anda bisa menghangatkan ASI dalam keadaan beku atau dingin menggunakan cara ini. Jika Anda memanaskan ASI dalam keadaan dingin, maka hanya perlu waktu beberapa menit. Jika menghangatkan dalam keadaan sudah dicairkan, maka butuh waktu dua kali lebih lama.
-
Pastikan suhunya merata. Aduk botol atau wadah berisi ASI dengan hati-hati untuk meratakan suhunya.
- Anda juga bisa mengaduk susu dengan sendok atau pengaduk kopi untuk melakukan hal ini.
Iklan
-
Bacalah instruksinya. Tak ada dua penghangat botol yang benar-benar sama, maka membaca seluruh instruksi sebelum menggunakannya adalah langkah yang penting.
- Ada beberapa kesamaan yang umum, sementara spesifikasi dan instruksi yang tepat berbeda-beda antara alat yang satu dengan yang lainnya.
- Perhatikan, banyak penghangat botol, meskipun tidak semua, juga bisa berfungsi ganda sebagai penghangat makanan bayi ketika anak Anda mulai makan makanan padat dan sereal.
-
Perhatikan, apakah penghangat botol itu menggunakan air rendaman atau uap. [6] X Teliti sumber Beberapa penghangat botol menghangatkan botol di dalam rendaman air panas, namun sebagian besar penghangat menggunakan uap.
- Penghangat botol yang menggunakan rendaman air hangat pada prinsipnya bekerja dengan cara yang sama, seperti rendaman air hangat yang Anda buat tanpa penghangat botol. Botol berisi ASI dibenamkan secara langsung ke dalam air yang dipanaskan.
- Penghangat botol yang menggunakan uap hanya menggunakan sedikit air. Air dipanaskan di dalam kompartemen terpisah dengan memanaskan elemen atau pelat panas, dan uap masuk ke dalam kompartemen botol untuk menghangatkan ASI. Ini merupakan cara pemanasan yang lebih bertahap.
-
Isilah penyimpanan air. Tuangkan air keran ke dalam penyimpanan air hingga mencapai garis tulisan “ fill line ”.
- Jika pemanas tidak memiliki garis “ fill line ”, periksa instruksinya untuk menentukan seberapa banyak air yang harus digunakan.
- Pemanas botol yang harus direndam cenderung menggunakan lebih banyak air daripada pemanas uap.
- Air harus diganti di sela-sela penggunaan pada hampir semua penghangat botol yang direndam air dan penghangat botol uap. Beberapa penghangat botol uap memiliki penyimpanan air yang tetap terisi hingga level rendamnya menjadi sangat rendah, yang mana cahaya sensor pengisiannya akan mati.
-
Masukkan botol. Masukkan botol berisi ASI ke dalam pemanas, letakkan di dalam kompartemen botol.
- Pada beberapa jenis penghangat, botol akan terpasang leluasa, sementara pemanas lain mengharuskan Anda untuk “menjentikkannya” agar terpasang tepat di tempatnya.
-
Atur tombol kontrol dan hangatkan susu. Ikuti instruksi untuk menentukan seberapa tinggi atau rendah untuk mengatur tombol suhu, jika pemanas itu memiliki tombol. Tekan tombol mulai dan tunggulah hingga penghangat itu mengeluarkan bunyi “klik”.
- Sebagian besar penghangat botol memiliki cahaya sensor yang bisa menyala dan mati untuk memberi tanda ketika proses penghangatan selesai. Pemanas lain juga memiliki bunyi atau alarm ketika proses penghangatan telah selesai.
Iklan
Tips
- Periksa suhu ASI yang dihangatkan sebelum diberikan pada bayi. Tuangkan beberapa tetes ASI ke bagian dalam pergelangan tangan. Susu harus terasa hangat, namun tidak panas.
Peringatan
- Jangan panaskan ASI di dalam microwave . Hal ini bisa mematikan sel-sel imun hidup di dalam susu yang membantu bayi dalam melawan penyakit. Selain itu, pemanasan dengan microwave sering kali menimbulkan titik-titik panas yang bisa membakar mulut bayi yang sensitif. [7] X Teliti sumber
- Jangan biarkan suhu air untuk memanaskan ASI mencapai titik didih.
Hal yang Anda Butuhkan
- Panci kecil
- Sendok atau pengaduk kopi
- Penghangat botol
Referensi
- ↑ http://www.nhs.uk/conditions/pregnancy-and-baby/pages/expressing-storing-breast-milk.aspx# close
- ↑ http://www.cdc.gov/breastfeeding/recommendations/handling_breastmilk.htm
- ↑ http://www.pregnancyandbaby.com/the-hatch-blog/articles/950789/how-to-warm-and-reheat-stored-breast-milk
- ↑ http://www.pamf.org/children/newborns/feeding/storing.html
- ↑ http://www.cincinnatichildrens.org/health/w/warm-formula/
- ↑ http://www.babygearlab.com/Bottle-Warmer-Reviews/buying-advice
- ↑ http://www.workandpump.com/storage.htm