PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Infeksi jamur, disebut juga kandidiasis, biasanya terjadi pada kulit, mulut, atau vagina dan disebabkan oleh berbagai organisme famili Candida spp. . Lebih dari 20 spesies famili Candida spp. dapat menyebabkan infeksi jamur pada manusia. Meski demikian, infeksi jamur paling umum disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan Candida albicans . Infeksi jamur dapat terasa menyakitkan. Jadi, ada baiknya pengobatan dimulai sesegera mungkin setelah gejala pertama kali disadari. Infeksi jamur sangat umum terjadi di Amerika Serikat, pada semua kelompok usia. Meskipun tidak diteliti secara ilmiah, di Amerika Serikat, kasus infeksi jamur diperkirakan terjadi sebanyak 50.000-100.000 per tahun. [1] Jika menduga diri Anda terkena infeksi jamur, hentikanlah dengan melakukan beberapa metode berikut.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Dengan Pengobatan Rumahan

PDF download Unduh PDF
  1. Ada produk yoghurt yang mengandung bakteri yang dapat membantu mengobati infeksi jamur. Yoghurt yang mengandung bakteri Lactobacillus acidophilus sering digunakan, dengan dikonsumsi maupun dioleskan pada vagina, untuk membantu mengobati infeksi jamur. Lactobacillus acidophilus merupakan bakteri baik yang dapat membantu membunuh organisme penyebab infeksi jamur. Belilah di toserba produk yoghurt yang mengadung kultur Lactobacillus acidophilus aktif dan hidup.
  2. Meskipun mandi dengan pancuran ataupun berendam dua kali setiap hari mungkin menyita waktu, menjaga kebersihan tubuh sebaik mungkin sangat penting untuk menyembuhkan infeksi jamur. Saat mandi, jangan gunakan sabun atau body wash yang mengandung zat kimia kuat. Sabun/ body wash jenis tersebut membunuh bakteri baik yang penting untuk proses penyembuhan sehingga malah memperparah infeksi jamur. [4] [5]
    • Jika infeksi jamur terjadi pada vagina, mandilah dengan berendam daripada menggunakan pancuran. Berendam membantu membersihkan vagina dari jamur.
    • Pastikan air mandi tidak terlalu panas karena air panas membantu perkembangbiakan jamur. [6]
  3. Setelah mandi atau berenang, keringkan tubuh sebaik mungkin dengan handuk yang bersih dan kering. Jamur tumbuh subur di area yang hangat dan lembap. Oleh karena itu, gunakan handuk yang kering dan bersih untuk mengeringkan tubuh sebaik mungkin. Jika menggunakan handuk yang basah/lembap, jamur dapat berpindah ke handuk dan tumbuh subur di situ. Jadi, cucilah handuk setelah setiap pemakaian. [7]
  4. Jika infeksi jamur terjadi pada kulit atau vagina, kenakan pakaian longgar yang memungkinkan udara mencapai kulit. Paparan udara sangat penting untuk menyembuhkan infeksi jamur pada vagina. Oleh karena itu, pilihlah celana dalam yang terbuat dari kain katun, alih-alih sutra atau nilon yang tidak memungkinkan udara mencapai kulit.
    • Jangan melakukan kegiatan yang dapat menyebabkan suhu panas, keringat, dan kelembapan berlebihan pada bagian tubuh yang mengalami infeksi jamur agar tidak memperparah infeksi. [8]
  5. Saat mengalami infeksi jamur, jangan gunakan produk kulit, khususnya sabun, semprotan, atau bedak organ kewanitaan, yang dapat membunuh bakteri baik serta memperparah infeksi. Losion tertentu juga tidak boleh digunakan karena dapat memerangkap kelembapan, panas, dan cairan pada kulit.
    • Meskipun Anda mungkin tergoda menggunakan semprotan atau bedak organ kewanitaan untuk meringankan efek samping infeksi jamur, semua produk tersebut sebenarnya memperparah iritasi kulit. [9] [10]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Dengan Pengobatan Medis

PDF download Unduh PDF
  1. Obat tertentu efektif menyembuhkan infeksi jamur yang terjadi pada kulit. Dokter biasanya menganjurkan krim antifungi dioleskan langsung pada kulit yang terkena infeksi jamur. Krim antifungi umumnya dapat menyembuhkan infeksi jamur pada kulit dalam waktu dua minggu. Dua jenis krim antifungi yang paling umum digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada kulit yaitu miconazole dan oxiconazole . Krim antifungi biasanya dilengkapi dengan petunjuk pemakaian. Namun, ada baiknya Anda mematuhi instruksi dokter dengan cermat.
    • Sebelum mengoleskan krim antifungi pada kulit yang mengalami infeksi jamur, cucilah kulit yang terinfeksi dengan air, lalu keringkan sampai benar-benar kering. Oleskan krim sesuai instruksi dokter atau petunjuk pemakaian yang tercantum pada kemasan. Diamkan sampai krim terserap ke dalam kulit sebelum mengenakan pakaian atau melakukan kegiatan yang menyebabkan area kulit yang terinfeksi tergesek pakaian atau benda lain. [11]
  2. Infeksi jamur pada vagina dapat disembuhkan dengan obat yang diresepkan oleh dokter ataupun yang dapat dibeli tanpa resep. Obat yang dapat dibeli tanpa resep, dalam bentuk krim, tablet, ataupun supositoria (obat yang dimasukkan ke dalam vagina), efektif menyembuhkan infeksi jamur pada vagina dengan gejala ringan sampai sedang. [12]
    • Krim antifungi yang paling umum digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada vagina yaitu miconazole (“Monistat”) dan terconazole (“Terazol”). Krim ini dapat dioleskan ataupun dimasukkan ke dalam vagina (sebagai supositoria) setiap hari sebelum pergi tidur, selama jangka waktu yang tercantum pada petunjuk pemakaian. Periode penggunaan krim antifungi bervariasi, dari satu hari sampai tujuh hari.
    • Obat antifungi oral, seperti clotrimazole (“Myecelex”) dan fluconazole (“Diflucan”), juga dapat dikonsumsi untuk membantu menyembuhkan infeksi jamur pada vagina.
    • Clotrimazole juga tersedia dalam bentuk tablet yang digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam vagina, setiap hari sebelum pergi tidur; dosis 100 mg digunakan selama enam atau tujuh hari, dosis 200 mg digunakan selama tiga hari, dan dosis 500 mg hanya digunakan satu kali. [13]
    • Beberapa kasus infeksi jamur yang lebih parah harus diobati selama 7-14 hari, alih-alih 1-7 hari.
  3. Untuk mengobati infeksi jamur pada vagina, asam borat digunakan sebagai supositoria, yang hanya dapat dibeli dengan resep dokter. Asam borat digunakan untuk mengobati infeksi jamur yang sering terjadi dan tidak dapat disembuhkan dengan metode konvensional. Selain itu, asam borat efektif membunuh Candida yang telah kebal terhadap antibiotik.
    • Asam borat merupakan zat beracun, terutama bagi anak (jika tertelan), serta dapat menyebabkan kulit menjadi teriritasi. [14]
    • Jangan melakukan oral seks selama melakukan pengobatan dengan asam borat agar zat berbahaya tersebut tidak tertelan oleh pasangan.
  4. Infeksi jamur pada mulut dapat diobati dengan obat kumur medis yang mengandung bahan antifungi. Kumurkan obat ini di seluruh bagian mulut selama beberapa saat, lalu telanlah. Obat kumur medis ini bekerja pada permukaan mulut dan juga, setelah ditelan, dari dalam tubuh. Selain itu, diskusikan juga dengan dokter mengenai penggunaan obat antifungi oral, dalam bentuk tablet ataupun lozenge, yang harus dibeli dengan resep.
    • Jika pasien memiliki sistem imun yang sangat lemah atau menderita kanker atau HIV, dokter juga mungkin meresepkan amphotericin b , obat yang efektif untuk menyembuhkan kandidiasis oral yang telah kebal terhadap obat antifungi. [15]
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Mempelajari Infeksi Jamur

PDF download Unduh PDF
  1. Untuk menghentikan infeksi jamur, Anda harus dapat mengenali gejala penyakit tersebut. Infeksi jamur dibedakan menjadi tiga jenis, berdasarkan lokasi: kulit, mulut, dan vagina.
    • Gejala infeksi jamur pada mulut, disebut juga kandidiasis oral, yaitu bercak putih pada mulut atau tenggorokan dan pecah-pecah pada sudut bibir.
    • Gejala infeksi jamur pada kulit antara lain lepuh, bercak kemerahan, dan ruam. Infeksi jamur jenis ini paling sering muncul di bawah payudara, sela-sela jari kaki ataupun tangan, dan area kelamin. [16] Infeksi jamur ini juga dapat terjadi di penis dengan gejala yang sama ataupun lain, seperti bercak putih, area lembap, dan zat putih terkumpul pada lipatan kulit. [17]
    • Gejala infeksi jamur pada vagina antara lain iritasi dan kemerahan pada kulit di bagian dalam vagina, buangan vagina berwarna putih, kental, dan menyerupai dadih, serta gatal-gatal ringan sampai sedang. Infeksi jamur pada vagina sangat umum terjadi. [18]
  2. Ada banyak faktor risiko infeksi jamur. Penyakit atau kelainan yang menyebabkan penurunan sistem imun, misalnya HIV, meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi jamur karena tubuh tidak mampu membela diri dari serangan organisme luar. Mengonsumsi obat antibiotik juga meningkatkan risiko infeksi jamur. Terapi antibakteri, seperti penggunaan obat antibiotik, dimaksudkan untuk melawan infeksi, tetapi juga dapat menyebabkan penurunan jumlah bakteri pada tubuh yang berperan mencegah infeksi tertentu, misalnya infeksi jamur. Pada kasus tersebut, infeksi jamur dapat terjadi di bagian tubuh dengan kondisi yang mendukung perkembangbiakan jamur, misalnya kulit, penis, atau vagina.
    • Kondisi berat badan berlebih juga meningkatkan risiko infeksi jamur. Berat badan berlebih menyebabkan banyak lipatan kulit, yang merupakan tempat sempurna untuk perkembangbiakan jamur dan bakteri. [19]
    • Bayi rentan mengalami infeksi jamur di area kelamin (akibat penggunaan popok) dan di dalam mulut. [20] [21]
  3. Wanita yang mengalami fluktuasi hormon, akibat menopause, pil KB, hamil, atau PMS, berisiko lebih tinggi terkena infeksi jamur akibat stres fisik yang disebabkan oleh perubahan hormon. Penggunaan produk douche dan bahan kimia, yang dapat menyebabkan iritasi, juga meningkatkan risiko infeksi jamur. Produk tersebut, meskipun digunakan untuk maksud yang baik, merusak keseimbangan pH alami vagina. pH alami vagina merupakan lingkungan yang menghambat perkembangbiakan organisme asing.
    • Pria lebih rentan mengalami infeksi jamur jika belum disunat karena bakteri dapat tumbuh subur pada atau di bawah kulit khitan. [22] [23] [24]
  4. Beberapa metode umum dapat dilakukan untuk mencegah infeksi jamur. Gunakan obat antibiotik hanya jika diperlukan agar tubuh tetap memiliki bakteri alami yang dapat mencegah infeksi jamur. [25] Batasi penggunaan steroid, bentuk obat hirup ataupun yang lain, karena dapat mengganggu sistem imun. Hindari lingkungan lembap. Jangan kenakan baju yang lembap. Jika baju yang Anda kenakan menjadi basah/lembap, gantilah sesegera mungkin. [26]
    • Infeksi jamur dapat muncul di mulut, khususnya pada pasien diabetes dan pengguna gigi tiruan. Jaga kebersihan gigi tiruan dan pastikan gigi tiruan terpasang dengan pas guna mencegah infeksi jamur. Pada kasus lain, jamur tidak menyebabkan infeksi sampai terpicu oleh suatu hal, misalnya penggunaan obat antibiotik. [27]
    • Wanita sebaiknya tidak melakukan douching . [28]
    • Ada baiknya pasien diabetes selalu mengendalikan kadar gula darah serta menjaga kebersihan kulit. [29]
    Iklan

Peringatan

  • Jika Anda sering mengalami infeksi jamur, konsultasikan dengan dokter daripada hanya terus-menerus menggunakan obat yang dapat dibeli tanpa resep. Infeksi tersebut mungkin disebabkan oleh spesies jamur yang langka atau sama sekali tidak disebabkan oleh jamur. Selain itu, pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit lain, seperti diabetes, mungkin perlu dilakukan.
  • Meskipun beberapa pengobatan rumahan efektif meredakan gejala infeksi jamur, dan bahkan berdampak langsung pada infeksi tersebut, ada baiknya penggunaan pengobatan rumahan dikombinasikan dengan pengobatan medis. Risiko dan manfaat pengobatan alternatif sebaiknya selalu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum dicoba. Beberapa penelitian memang membuktikan bahwa pengobatan alternatif memberikan hasil positif. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan sebelum para dokter dapat menganjurkan pengobatan alternatif dengan penuh keyakinan.
Iklan
  1. Domino, F. (n.d.). The 5-minute clinical consult standard 2015 (23rd ed.)
  2. http://www.patient.info/health/Candidal-Skin-Infection.htm
  3. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/yeast-infection/basics/treatment/con-20035129
  4. Domino, F. (n.d.). The 5-minute clinical consult standard 2015 (23rd ed.)
  5. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/yeast-infection/basics/alternative-medicine/con-20035129
  6. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/oral-thrush/basics/treatment/con-20022381
  7. http://umm.edu/health/medical/altmed/condition/candidiasis
  8. http://www.mayoclinic.org/male-yeast-infection/expert-answers/faq-20058464
  9. http://www.asccp.org/Portals/9/docs/pdfs/Patient_Education/Yeast_Infection.pdf
  10. http://www.mayoclinic.org/male-yeast-infection/expert-answers/faq-20058464
  11. http://www.medicinenet.com/image-collection/baby_yeast_infections_picture/picture.htm
  12. http://www.emedicinehealth.com/yeast_infection_diaper_rash/article_em.htm
  13. Domino, F. (n.d.). The 5-minute clinical consult standard 2015 (23rd ed.)
  14. http://www.asccp.org/Portals/9/docs/pdfs/Patient_Education/Yeast_Infection.pdf
  15. http://www.mayoclinic.org/male-yeast-infection/expert-answers/faq-20058464
  16. https://msu.edu/~eisthen/yeast/causes.html
  17. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001511.htm
  18. http://www.aaomp.org/public/oral-candidiasis.php
  19. Shubair M, Stanek R, White S, Larsen B.Effects of chlorhexidine gluconate douche on normal vaginal flora.Gynecol Obstet Invest. 1992;34(4):229-33.
  20. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/yeast-infection/basics/symptoms/con-20035129

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 21.589 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan