Unduh PDF Unduh PDF

Umumnya, perdarahan pada tahi lalat bukanlah kondisi medis yang perlu dikhawatirkan. Sebagaimana bagian tubuh lain, tahi lalat juga bisa terluka ketika tergores (misalnya, dengan pisau cukur). Dalam kasus-kasus semacam itu, biasanya Anda hanya perlu menekan area yang terluka dengan kapas atau handuk bersih untuk menghentikan perdarahan. Setelah perdarahan berhenti, segeralah membersihkan area tersebut dengan air bersabun, lalu mengoleskan krim atau salep antibakteri ke permukaan luka sebelum menutupnya dengan plester. Lantas, kapan Anda perlu khawatir? Sejatinya, Anda patut lebih waspada jika tahi lalat mengalami perdarahan padahal tidak tergores atau tergaruk, serta jika tahi lalat terus-menerus mengalami perdarahan tanpa alasan yang jelas. Oleh karena kondisi tersebut mungkin merupakan gejala melanoma, segeralah memeriksakannya ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat!

Metode 1
Metode 1 dari 2:

Melakukan Pertolongan Pertama pada Tahi Lalat yang Terluka

Unduh PDF
  1. Pertama-tama, basahi sehelai handuk bersih atau kasa katun dengan air hangat, lalu letakkan handuk atau kasa di atas tahi lalat yang terluka. Berikan sedikit tekanan untuk menghambat aliran darah ke luka dan mendorong terbentuknya keropeng. Selain untuk menghentikan perdarahan, kandungan air di dalam handuk juga akan membersihkan luka dari debu dan kotoran yang melekat. Jika perdarahan tak kunjung berhenti setelah 30 detik, teruslah menekan tahi lalat dengan handuk atau kasa katun hingga kondisi tersebut tercapai. [1]
    • Jika tidak ingin handuk yang Anda miliki dikotori oleh darah, cobalah menggunakan tisu dapur atau lap bersih.
  2. Setelah perdarahan berhenti, perlahan, kompres area tersebut dengan es batu kecil untuk mengerutkan pembuluh darah halus (kapiler) di balik kulit dan mencegah luka kembali terbuka.
    • Meski sangat bergantung kepada ukuran tahi lalat yang terluka, Anda mungkin hanya perlu mengompresnya selama 15 detik. Setelah 15 detik, cobalah mengangkat es batu dan amati apakah perdarahan sudah berhasil dihentikan.
  3. Oleh karena bakteri mungkin masuk selagi tahi lalat mengalami perdarahan, pastikan area yang terluka benar-benar dibersihkan sebelum ditutup dengan plester. Pertama-tama, bersihkan tahi lalat dengan air bersabun atau kapas beralkohol. Setelah itu, keringkan tahi lalat dan oleskan sedikit krim antibiotik atau salep antiseptik (seperti Neosporin ) ke permukaannya. Biasanya, krim antibiotik selalu ada di dalam kotak P3K atau bisa dibeli di berbagai supermarket dan apotek besar. [2]
    • Sebagai alternatif pengganti krim antibiotik, percikkan sedikit aftershave (produk yang diaplikasikan ke kulit setelah bercukur) yang tidak mengandung alkohol ke permukaan luka. Tidak memilikinya? Gantikan perannya dengan toner (penyegar) yang mengandung witch hazel untuk mendisinfeksi luka. Aftershave bebas alkohol maupun penyegar yang mengandung witch hazel dapat dengan mudah Anda temukan di berbagai supermarket dan apotek besar.
  4. Setelah perdarahan berhenti, segeralah menutup tahi lalat dengan plester untuk menyerap sisa darah, serta mencegah bakteri dan kotoran memasuki luka. [3] Jika khawatir luka terinfeksi, bubuhkan sedikit disinfektan medis, seperti Neosporin , ke bagian dalam plester sebelum merekatkannya ke kulit.
    • Jika lokasi tahi lalat sulit ditutup dengan plester, seperti di lutut, cobalah membeli plester yang secara khusus didesain untuk menutup kulit di area persendian, seperti di siku atau lutut.
    • Biasanya, tahi lalat yang tergores dapat sembuh total dalam waktu 2-3 hari.
  5. Tidak memiliki kotak P3K? Cobalah mengoleskan gel petroleum atau pelembap bibir ke permukaan tahi lalat setelah menghentikan perdarahan atau membersihkan darah dengan handuk kecil. Lapisan lembap tersebut bermanfaat untuk mencegah darah kembali mengalir, pun mencegah bakteri masuk ke dalam luka. [4]
    • Dengan sangat berhati-hati, bersihkan pelembap bibir setelah 30 menit.
  6. Jika darah yang keluar sangat banyak hingga membasahi seluruh permukaan plester, cobalah menutupnya dengan kain kasa alih-alih plester biasa, lalu rekatkan kain kasa dengan 2-3 helai plester medis agar posisinya tidak berubah. Kain kasa steril mampu menyerap darah dengan lebih baik daripada plester, dan sangat efektif untuk mencegah bakteri masuk ke dalam kulit yang terluka. [5]
    • Kain kasa steril dan plester medis dapat dibeli di berbagai supermarket dan apotek besar.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 2:

Memeriksakan Diri ke Dokter

Unduh PDF
  1. Jika tahi lalat berdarah meski tidak tergores atau tergaruk, segeralah menghubungi dokter. Hati-hati, perdarahan mendadak pada tahi lalat dapat menjadi gejala melanoma atau jenis kanker kulit lain! Selain itu, periksakan diri ke dokter pula jika bentuk tahi lalat terlihat seperti luka yang terbuka, terlepas dari ada atau tidaknya perdarahan yang terjadi, atau jika tahi lalat yang tergaruk terus-menerus berdarah meski sudah diobati. [6]
    • Untungnya, jika cepat ditangani, tahi lalat yang berdarah berikut sel-sel kanker yang menyertainya dapat diangkat dengan mudah.
  2. Tahi lalat yang memiliki potensi untuk berkembang menjadi kanker umumnya akan mengalami perubahan bentuk, warna, dan ukuran dari waktu ke waktu. Selain mengalami perdarahan, warna tahi lalat biasanya akan terlihat menghitam. Oleh karena itu, jangan lupa menginformasikan durasi perdarahan kepada dokter, nyeri yang muncul, dan ada atau tidaknya rasa gatal atau tidak nyaman yang menyertainya. [7]
    • Jika perdarahan pada tahi lalat tidak disertai oleh gejala lain, tetaplah menyampaikan informasi kepada dokter.
  3. Jika dokter curiga bahwa tahi lalat yang berdarah mungkin berkembang menjadi kanker, atau jika keberadaan tahi lalat tersebut terasa sangat tidak nyaman atau menyakitkan untuk Anda, kemungkinan besar mereka akan menyarankan Anda untuk menghilangkan tahi lalat tersebut melalui prosedur operatif. Sebelumnya, dokter akan mengambil sampel jaringan tahi lalat, mengirimkannya ke laboratorium, dan memeriksa ada atau tidaknya sel yang ganas di dalamnya. Oleh karena menghilangkan tahi lalat tergolong sebagai operasi minor, biasanya prosedur tersebut akan dilakukan oleh dokter umum dan pasien hanya akan menerima bius lokal. [8]
    • Meski tahi lalat memiliki potensi untuk berkembang menjadi kanker, tidak perlu khawatir karena prosedur operatif seharusnya mampu mengangkat 100% sel yang ganas, dan membuat kulit Anda sepenuhnya terbebas dari kanker.
  4. Sekalipun merasa tahi lalat memiliki potensi untuk berkembang menjadi kanker, jangan pernah mencoba menghilangkannya sendiri di rumah. Meski ukurannya kecil, pahamilah bahwa tahi lalat hanya bisa dihilangkan melalui prosedur operatif yang dilakukan oleh dokter. Jika mencoba memotongnya sendiri, kemungkinan besar kulit Anda akan terluka atau bahkan mengalami infeksi setelahnya. [9]
    • Lagi pula, proses menghilangkan tahi lalat secara mandiri justru lebih berpotensi meninggalkan sel-sel pemicu kanker di balik lapisan kulit.
    Iklan

Tips

  • Sejatinya, perdarahan cukup lazim terjadi pada tahi lalat yang menonjol, terutama jika tahi lalat tersebut tergores atau tersangkut perhiasan (seperti kalung). Tahi lalat juga bisa berdarah jika tanpa sengaja tergores mata pisau cukur.
  • Jika khawatir perdarahan pada tahi lalat disebabkan oleh melanoma, lakukan berbagai langkah yang diperlukan untuk mencegah risiko kanker kulit, seperti dengan mengenakan tabir surya dan melindungi kulit dari paparan sinar matahari langsung.
  • Konsultasikan kemungkinan menghilangkan tahi lalat yang terus-menerus berdarah, berbentuk kurang menarik, atau terlihat mencurigakan kepada dokter. [10]
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 5.585 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan