Unduh PDF Unduh PDF

Kamu tentu sepakat bahwa menjalani kehidupan sebagai remaja tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Secara khusus, ada banyak perubahan dan proses pencarian jati diri yang harus dilalui sebelum kamu bisa menjadi manusia yang dewasa dan utuh. Lantas, mungkinkah seorang remaja diberi tanggung jawab untuk membesarkan anak pada masa-masa tersebut? Tentu saja mungkin, tetapi sangat sulit. Itulah mengapa, kehamilan di usia remaja sebaiknya dihindari dengan memahami konsep hubungan seksual yang sehat, mencari pengetahuan sebanyak mungkin, dan membangun sistem pendukung yang baik. Jika Anda yang membaca artikel ini sudah berusia dewasa, tidak ada salahnya menerapkan berbagai kiat dalam artikel ini untuk membantu mencegah terjadinya kehamilan pada anak yang masih berusia remaja.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menggunakan Alat Kontrasepsi

Unduh PDF
  1. Kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi yang paling mudah untuk digunakan! Secara umum, kamu hanya perlu mengeluarkan kondom dari plastik pembungkusnya, lalu mengenakannya ke penis yang sedang ereksi. Pastikan tepian kondom yang menonjol berada di luar agar kondom dapat lebih mudah untuk digulung. Meski daya simpannya cukup lama, kondom juga memiliki masa kedaluwarsa. Oleh karena itu, jangan lupa mengecek tanggal kedaluwarsa kondom sebelum memakainya! [1]
    • Kondom bisa dibeli di sebagian besar apotek. Di luar negeri, beberapa fasilitas kesehatan bahkan menyediakannya secara gratis!
    • Kamu dan pasangan harus merasa nyaman ketika mengenakan kondom.
    • Cobalah mengenakan kondom khusus untuk wanita. Untuk mengenakannya, kamu hanya perlu memasukkan kondom ke dalam vagina atau mengikuti instruksi spesifik yang tertera di balik kemasan. Jenis kondom ini juga kerap digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan, lho !
    • Berita baiknya, baik kondom pria maupun wanita mampu melindungimu dari penularan penyakit seksual.
  2. Alat kontrasepsi oral juga dikenal dengan sebutan “pil”. Beberapa layanan penyedia produk mewajibkanmu untuk membeli pil dengan resep dokter, tetapi ada pula yang tidak. Kandungan hormon di dalam pil mampu mencegah terjadinya ovulasi, yang secara otomatis membuat tubuhmu tidak memproduksi sel telur untuk dibuahi oleh sel sperma. Pil kontrasepsi memiliki efektivitas sebesar 91% untuk mencegah terjadinya kehamilan, tetapi tidak mampu melindungimu dari penularan penyakit seksual. [2]
    • Konsultasikan efek samping yang mungkin muncul, seperti kenaikan berat badan atau perdarahan di luar haid, kepada dokter. Beberapa orang juga mengaku mengalami perubahan suasana hati yang drastis serta depresi.
    • Pil kontrasepsi memiliki efektivitas yang paling tinggi jika dikonsumsi di jam yang sama setiap harinya. Oleh karena itu, jangan lupa memasang alarm di ponsel untuk mengingatkanmu mengenai waktunya minum pil!
    • Harga jual pil kontrasepsi sangat bergantung pada kebijakan penyedia produk dan plafon asuransimu.
  3. IUD adalah alat berukuran sangat kecil yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah terjadinya kehamilan. Mengantongi angka keberhasilan sebesar 99%, IUD merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif! Ingat, pemasangan IUD harus dilakukan oleh ahli kesehatan dan, sekalipun bisa dilepas kapan saja, IUD bisa bertahan di dalam rahim dengan kadar efektivitas yang sama selama maksimal 12 tahun. [3]
    • Saat ini, ada dua jenis IUD yang bisa kamu pilih, yaitu IUD tembaga dan hormonal. Konsultasikan opsi yang paling cocok dengan kondisimu kepada dokter.
    • Salah satu kelebihan IUD tembaga adalah adanya fungsi ganda sebagai alat kontrasepsi darurat. Meski baru dipasang dalam waktu satu sampai lima hari setelah berhubungan seksual, IUD tembaga tetap mampu mencegah terjadinya kehamilan.
    • Efek samping yang mungkin muncul adalah keram dan haid yang tidak teratur. Namun, umumnya efek samping semacam itu akan mereda dengan sendirinya setelah tiga sampai enam bulan.
    • Biaya pemasangan IUD di klinik atau rumah sakit sangat bergantung pada penyedia layanan dan plafon asuransimu.
  4. Sejatinya, ada beberapa jenis alat kontrasepsi hormonal yang bisa kamu pertimbangkan, dan salah satunya adalah pemasangan implan di area lengan atas yang harus dilakukan dengan bantuan ahli kesehatan. Umumnya, implan berbentuk seperti kail kecil yang mampu melindungimu dari kehamilan selama maksimal empat tahun. [4] .
    • Efektivitas implan untuk mencegah kehamilan mencapai angka 99%, meski alat tersebut tidak mampu melindungimu dari penularan penyakit seksual.
    • Implan memiliki efektivitas yang sangat tinggi karena tidak bisa dikeluarkan seenaknya dari tubuhmu. Selain itu, kamu pun tidak perlu repot-repot mengingat waktu penggunaannya atau mengkhawatirkan cara pemasangan yang salah, bukan?
    • Biaya pemasangan implan sangat bervariasi di setiap rumah sakit. Konsultasikan opsi tersebut kepada dokter untuk mengetahui harga yang pasti!
  5. Konsultasikan kemungkinan menggunakan plester transdermal yang mampu menghantarkan obat ke dalam tubuh melalui tempelan. Plester tersebut bisa kamu tempelkan di area lengan atas, perut, punggung, atau bahkan pantat, dan harus diganti setiap minggunya. Setiap tiga minggu, hentikan penggunaan plester selama satu minggu penuh, lalu kenakan kembali plester yang baru pada minggu berikutnya. [5]
    • Efektivitas plester kontrasepsi mencapai angka 91% meski alat tersebut tidak memiliki kemampuan untuk melindungimu dari penularan penyakit seksual.
    • Plester kontrasepsi dijual dengan harga yang bervariasi di berbagai apotek dan toko daring, dan umumnya harus dibeli dengan resep dokter.
  6. Malas mengingat waktunya mengonsumsi pil atau mengganti plester kontrasepsi? Cobalah menerapkan metode ini! Umumnya, setiap tiga bulan, dokter akan memberikan suntikan yang ditujukan untuk mencegah ovulasi dan tentu saja, kehamilan yang mungkin menyertainya. [6]
    • Alat kontrasepsi suntik memiliki efektivitas sekitar 94%, tetapi tidak mampu melindungimu dari penularan penyakit seksual.
    • Biaya yang perlu kamu keluarkan untuk menggunakan alat kontrasepsi suntik sangat bervariasi di berbagai rumah sakit.
  7. Salah satu cara untuk mencegah kehamilan adalah dengan mengonsumsi pil kontrasepsi darurat atau Plan B. Hanya saja, pil tersebut ditujukan untuk dikonsumsi hanya setelah terjadinya hubungan seksual tanpa pengaman. Jika kamu berusia di atas 18 tahun, seharusnya pil kontrasepsi darurat bisa kamu beli secara mandiri di sebagian besar apotek. Meski demikian, umumnya kamu tetap harus menunjukkan identitas pribadi yang sah seperti KTP atau SIM. [7]
    • Ingat, pil kontrasepsi darurat tidak boleh digunakan sebagai alat kontrasepsi harian. Dengan kata lain, kamu tetap harus memiliki alat kontrasepsi lain untuk digunakan sehari-hari.
    • Di Indonesia, pil kontrasepsi darurat dapat kamu temukan di berbagai apotek dan toko daring dengan harga yang bervariasi.
  8. Kamu tentu tahu bahwa cara terbaik untuk mencegah kehamilan adalah dengan tidak melakukan hubungan seksual. Hidup selibat artinya absen berhubungan seksual. Beberapa orang dengan gaya hidup tersebut bahkan juga tidak melakukan hubungan seks oral meski kehamilan tidak akan terjadi karenanya. Tidak melakukan hubungan seksual dalam bentuk apa pun juga ampuh melindungimu dari penyakit menular seksual. [8]
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Mencari Informasi Sebanyak Mungkin

Unduh PDF
  1. Selain menggunakan alat kontrasepsi, kehamilan juga bisa dihindari jika kamu mau membekali diri dengan sebanyak mungkin pengetahuan mengenai hubungan seksual yang aman. Informasi yang tepat tentu saja bisa diperoleh dari ahli medis seperti dokter. Ingin mulai aktif secara seksual? Mintalah rekomendasi mengenai metode kontrasepsi yang paling sesuai kepada dokter. [9]
    • Ajukan pertanyaan seperti, “Menurut dokter, metode apa yang paling efektif untuk mencegah kehamilan?” dan “Bagaimana caranya menghindari penyakit menular seksual?”
    • Komunikasikan seluruh riwayat seksualmu dengan jujur kepada dokter. Percayalah, mereka tidak akan menghakimimu!
    • Atau, kamu juga bisa mengunjungi ginekolog untuk melakukan konsultasi yang lebih spesifik.
  2. Dewasa ini, ada cukup banyak mitos mengenai seks yang beredar di tengah-tengah masyarakat dan beberapa di antaranya, mungkin sudah pernah kamu dengar. Untuk menghindari informasi yang menyesatkan, perkaya dirimu dengan pengetahuan mengenai informasi yang benar dan salah. Jika mendengar sebuah mitos, jangan ragu menanyakan kebenarannya kepada dokter. [10]
    • Beberapa mitos yang populer adalah bahwa kehamilan tidak akan terjadi jika hubungan seksual dilakukan saat perempuan sedang haid, atau bahwa kehamilan tidak bisa terjadi pada hubungan seksual pertama. Keduanya menyesatkan!
  3. Pastikan seluruh informasi yang kamu terima berasal dari organisasi yang tepercaya seperti Planned Parenthood atau organisasi kesehatan serupa. Untuk mengidentifikasi keabsahan sebuah sumber, amati apakah informasi tersebut dikutip dari pihak yang tepercaya (seperti dokter atau jurnal medis), dan ditulis oleh ahli medis, seperti dokter atau perawat.
    • Kunjungi perpustakaan sekolah atau perpustakaan umum terdekat. Seharusnya, pustakawan yang bertugas dapat membantu mencarikan sumber bacaan yang tepat dan relevan mengenai hubungan seksual yang aman.
    • Jika ingin, kamu juga bisa membaca beragam buku yang mengangkat topik seksualitas. Sayangnya, oleh karena topik tersebut masih tergolong tabu di Indonesia, tidak banyak buku keluaran penerbit lokal yang bisa kamu akses. Itulah mengapa, kamu bisa mencoba membaca buku-buku impor seperti " Safe Sex 101: An Overview for Teens " karya Margaret O'Hyde atau " Sex: A Book for Teens: An Uncensored Guide to Your Body, Sex, and Safety " karya Nikol Hasler.
  4. Jika kamu sedang, atau ingin mencoba untuk, aktif secara seksual, jangan lupa membangun pola komunikasi yang sehat dengan pasangan. Secara khusus, diskusikan jenis alat kontrasepsi yang sebaiknya digunakan serta aksi nyata yang akan dilakukan jika terjadi kehamilan. Yang terpenting, komunikasikan segala sesuatunya dengan jujur dan terbuka kepada satu sama lain, dan jangan takut menyuarakan seluruh kekhawatiran yang kamu miliki.
    • Kamu bisa berkata, “Kita kan sudah cukup sering mengobrol soal seks. Kira-kira kamu bakal gimana kalau aku tiba-tiba hamil?"
    • Ingat, tubuhmu adalah otoritasmu. Artinya, jangan izinkan siapa pun memaksamu untuk berhubungan seksual!
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Membantu Anak Menghindari Kehamilan

Unduh PDF
  1. Jangan menghindari subjek tersebut karena menganggapnya sebagai sesuatu yang tabu! Sebelum mengajak anak berdisuksi, luangkan waktu untuk memahami pandangan pribadi Anda mengenai isu tersebut. Misalnya, bagaimana rasanya jika mengetahui bahwa anak Anda yang masih berusia remaja berhubungan seksual dengan pasangannya? Jika merasa tidak nyaman dengan kemungkinan tersebut, pikirkan cara yang tepat untuk mendorong anak agar hidup selibat. Pikirkan pula pandangan Anda mengenai pemakaian alat kontrasepsi untuk remaja. [11]
  2. Pastikan anak tahu bahwa dia memiliki kebebasan untuk membicarakan topik yang berkaitan dengan seksualitas kepada Anda. Bahkan, Anda juga boleh menginisiasi percakapan dengan anak, lho ! Misalnya, Anda bisa membuka topik dengan berkata, “Berhubung kamu sebentar lagi masuk kuliah, Ibu/Ayah mau mengajak kamu berdiskusi soal hubungan seks yang sehat, nih . Kamu sibuk nggak , sekarang?” Yang terpenting, anak harus tahu bahwa dia selalu bisa mengandalkan Anda jika memerlukan bantuan dan dukungan. [12]
  3. Agar proses komunikasi di antara Anda berdua berjalan dengan lancar, utamakan kejujuran! Apakah itu artinya Anda harus menceritakan seluruh riwayat seksual pribadi kepada anak secara gamblang? Tentu saja tidak. Jujur, artinya Anda harus siap untuk menjawab pertanyaan seperti, “Apakah Ibu/Ayah baru berhubungan seksual setelah menikah?” dengan jujur. Berbekal kejujuran, niscaya anak akan menerima informasi yang bermanfaat dan terbantu untuk menentukan pilihan yang lebih bijaksana di dalam hidupnya. [13]
    • Kemungkinan, anak juga akan bertanya, “Aku harus gimana ya, kalau dipaksa untuk berhubungan seksual?" atau "Bisa nggak , aku hamil lewat hubungan seks oral?"
  4. Kemungkinan besar, anak tidak akan merasa nyaman untuk membicarakan topik terkait seks dengan Anda. Situasi tersebut sangatlah normal! Yang terpenting, berusahalah mendorongnya untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai hubungan seksual yang aman. Jika sekolahnya menyediakan kelas khusus terkait topik tersebut, dorong dia untuk bergabung. Jika tidak, cobalah mengecek ketersediaan kelas sejenis di komunitas atau rumah sakit lokal. [14]
    • Selain anak, informasi tersebut sejatinya juga dibutuhkan oleh Anda sebagai orang tuanya, terutama karena Anda tidak akan bisa menjawab pertanyaan jika tidak memiliki pengetahuan yang tepat. Oleh karena itu, jangan malas mengecek situs web yang menyinggung seksualitas seperti Planned Parenthood , atau meminta bacaan yang terkini dan akurat kepada dokter. Kunjungi pula perpustakaan lokal untuk mengumpulkan lebih banyak informasi!
  5. Ketahui siapa saja orang-orang yang mampir ke kehidupan percintaan anak Anda. Jika anak Anda sedang mengencani seseorang, mintalah dia mengenalkan orang tersebut kepada Anda. Selain itu, Anda juga bisa mengajukan pertanyaan seperti, “Hubunganmu sama Katie kayaknya semakin serius, ya. Kalian sudah membicarakan soal seks?” Jika Anda menyimpan kekhawatiran, jangan takut menyuarakannya. [15]
    • Berusahalah agar tidak terdengar menghakimi. Jangan membuat anak malu untuk bercerita kepada Anda. Misalnya, jangan berkata, “Ah, cuma cinta monyet, tuh . Kamu kan masih kecil!"
    • Suarakan kekhawatiran, bukan penghakiman. Cobalah berkata, “Ibu khawatir soalnya Tom kelihatan terlalu suka mengontrolmu. Menurutmu gimana ?" alih-alih, “Ibu nggak suka sama Tom."

Tips

  • Jangan takut membicarakan topik yang berhubungan dengan seksualitas.
  • Luangkan waktu untuk mempertimbangkan jenis alat kontrasepsi yang paling cocok untukmu.
  • Jangan ragu mengajukan pertanyaan jika ada hal yang tidak kamu pahami.

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 579.198 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?