Unduh PDF Unduh PDF

Selaku manusia yang secara alamiah memiliki peran sebagai makhluk sosial, menghindari orang lain (baik yang Anda kenal maupun tidak) tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, terutama jika orang tersebut sedang membutuhkan keberadaan Anda. Namun, jangan khawatir karena artikel ini telah memberikan berbagai kiat sederhana yang bisa Anda terapkan untuk meminimalkan kehadiran Anda, baik ketika Anda ingin menghindari seseorang yang spesifik atau sekadar ingin beristirahat dari hiruk pikuk keramaian. Sebelumnya, pahami terlebih dahulu mengapa Anda ingin melakukannya, dan selalu ingat bahwa Anda tidak akan bisa selamanya menghindari orang lain.

Metode 1
Metode 1 dari 2:

Menghindari Orang secara Umum

Unduh PDF
  1. Misalnya, orang-orang yang introver umumnya memerlukan waktu untuk menyendiri demi mengembalikan energinya setelah melakukan interaksi sosial dengan orang lain. Namun, mungkin juga Anda sesungguhnya tengah mengalami gangguan depresi atau kecemasan sosial yang membuat Anda kesulitan berinteraksi dengan orang lain. Jika merasa mengalami situasi yang kedua, cobalah meminta bantuan dari pihak-pihak yang relevan.
    • Introver adalah preferensi sosial yang sangat normal. Seseorang yang memiliki kepribadian introver cenderung mengisi daya mentalnya dengan menyendiri, berbeda dengan pemilik kepribadian ekstrover yang mengisi daya mentalnya dengan menghabiskan waktu bersama orang lain. Jangan ragu memberikan ruang dan waktu yang dibutuhkan oleh tubuh dan pikiran Anda. Lakukan apa pun yang dapat mengembalikan keseimbangan Anda!
    • Jika tidak mengetahui preferensi sosial Anda, atau ingin mengeksplorasi kepribadian secara lebih mendalam, cobalah mengikuti tes kepribadian seperti yang didasarkan kepada indikator Myers-Briggs . [1] Namun, pahamilah bahwa tes tersebut tidak akan bisa menjelaskan seluk-beluk kepribadian Anda dengan benar-benar utuh dan menyeluruh.
    • Gangguan kecemasan sosial, atau fobia sosial, dapat membuat penderitanya mengalami ketakutan dan rasa malu yang ekstrem terhadap berbagai bentuk interaksi sosial, seperti bertemu orang baru, berbicara dengan orang baru, atau mengikuti acara sosial. Ketakutan tersebut mungkin mengakar pada kekhawatirannya menerima kritik atau penghakiman dari orang lain terkait penampilannya, kata-katanya, dan tindakannya. Jika merasa mengalami gangguan kecemasan sosial, cobalah berkonsultasi kepada terapis atau konselor profesional.
    • Beberapa karakteristik gangguan depresi adalah rasa sedih dan putus asa, yang disertai dengan hilangnya ketertarikan terhadap hal-hal yang pernah menarik minat Anda. Umumnya, orang yang mengalami depresi akan terdorong untuk menarik diri dari sahabat, kerabat, dan orang-orang terdekatnya yang lain. Ironisnya, dukungan dari orang-orang terdekat justru merupakan obat yang paling ampuh untuk mengatasi depresi! Oleh karena itu, jika merasa mengalami depresi, jangan ragu menceritakannya kepada orang terdekat Anda. Jika perlu, cari pula bantuan dan dukungan dari konselor atau terapis ahli.
  2. Ini adalah cara terbaik untuk menghindari orang lain dan keramaian yang tentunya menyesaki dunia di luar tempat tinggal pribadi Anda.
    • Habiskan waktu dengan membaca buku, menonton televisi, mengakses internet, bermain gim, atau melakukan aktivitas lain yang Anda sukai.
    • Matikan ponsel atau pasang mode “diam”. Matikan pula aplikasi obrolan daring seperti Facebook Chat , Skype , atau Google Messenger .
    • Ingat, solusi ini bersifat temporer. Tentu saja pada satu titik, Anda tetap harus beraktivitas di luar rumah, bukan?
  3. Jika harus bepergian ke luar rumah, tunjukkan sinyal yang sikap nonverbal yang menegaskan bahwa Anda tidak ingin didekati oleh orang lain.
    • Jangan melakukan kontak mata dengan siapa pun. Pepatah bijak menyatakan bahwa mata adalah jendela untuk memasuki jiwa seseorang. Secara umum, kontak mata merupakan sinyal sosial yang menunjukkan kesediaan Anda untuk berinteraksi dengan orang lain. Secara khusus, kontak mata mampu menciptakan koneksi dan kesadaran bersama di antara seluruh pihak yang terlibat dalam sebuah situasi sosial. Oleh karena itu, berfokuslah untuk menatap ponsel, buku, hal-hal di sekitar Anda, atau bahkan kaki Anda. Jangan pernah menatap mata orang lain!
    • Kenakan sumbat telinga atau headphone . Dengarkan musik, podcast , atau sekadar kenakan headphone untuk mencegah orang lain mengajak Anda berinteraksi. Di mana pun Anda berada (ketika naik kereta, berjalan sendirian, atau duduk di taman kota), orang lain pasti akan merasa ragu untuk menghampiri jika melihat telinga Anda tertutup oleh headphone.
    • Baca sesuatu. Fokuskan diri Anda pada buku, koran, Kindle , atau iPad . Resapi informasi yang Anda baca agar orang lain merasa ragu untuk menghampiri dan mengajak Anda berinteraksi.
  4. Jika ingin menghindari keramaian, pergilah ke tempat-tempat yang tidak didatangi oleh orang lain.
    • Misalnya, berkemahlah di akhir pekan. Tidak ada salahnya mengistirahatkan diri sejenak dari hiruk pikuk keramaian kota. Namun, pastikan Anda melakukan riset yang komprehensif sebelum melakukan perjalanan apa pun, ya!
    • Kunjungi taman nasional terdekat. Telusuri laman internet untuk menemukan kawasan konservasi terbuka, hutan kota, dan area lain yang masih jarang terjamah manusia. Jika ingin, Anda boleh pergi mendaki atau sekadar duduk di tengah keheningan alam. Sebelum melakukannya, pahami seluruh aturan kawasan yang diterapkan dan pastikan Anda mematuhinya.
    • Ingat, kemungkinan bertemu orang lain akan selalu ada, sekalipun di lokasi yang paling terpencil. Toh planet ini memang dihuni miliaran manusia yang tidak mungkin bisa Anda hindari seluruhnya. Jika harus bertemu orang lain di tempat peristirahatan Anda, tetaplah menyapa mereka dengan sopan sebelum melanjutkan perjalanan Anda.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 2:

Menghindari Orang yang Spesifik

Unduh PDF
  1. Percayalah, Anda akan lebih mudah menghindarinya jika mengetahuinya.
    • Cari tahu lokasi kantornya. Setelah mengetahuinya, hindari area tersebut. Jika Anda berdua bekerja di kantor yang sama, temui atasan dan tanyakan apakah Anda boleh mengubah jam bekerja.
    • Jangan menghadiri pesta atau acara lain yang juga dihadiri olehnya. Jika ingin, Anda juga bisa datang terlambat agar tidak berada di lokasi tersebut pada waktu yang sama. Jika acara tersebut dikelola secara daring, jangan lupa mengecek daftar nama tamu yang akan hadir sebelum memutuskan untuk datang.
  2. Identifikasi waktu dan situasi yang memungkinkan Anda untuk bertemu dengan orang tersebut, dan cobalah menghindarinya. Untuk menghindari kemungkinan berpapasan terus-menerus dengan seseorang, mengubah rutinitas adalah salah satu opsi yang layak dicoba.
    • Jika tidak bisa menghindari situasi yang dimaksud (misalnya, Anda berdua bersekolah atau bekerja di tempat yang sama), cobalah mengambil langkah yang lebih ekstrem, seperti mencari pekerjaan baru atau mengganti jadwal kelas. Selain itu, luangkan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan orang lain agar Anda tidak terjebak berdua dalam sebuah situasi dengannya.
    • Setiap harinya, lalui rute yang berbeda saat Anda akan bersekolah atau bekerja. Lalui pula rute yang berbeda saat Anda akan pulang ke rumah. Jika biasanya Anda selalu menongkrong di satu tempat sepulang sekolah, cobalah untuk langsung pulang ke rumah kali ini.
    • Jika khawatir seseorang menguntit atau mengawasi Anda, cobalah mengubah rutinitas lebih sering. Dengan kata lain, jangan pernah mengambil rute yang sama! Selain itu, ceritakan pula situasi yang sedang mengganggu Anda ke orang tua, guru, atau teman yang tepercaya.
  3. Abaikan seluruh pesannya dan berhati-hatilah saat mengunggah informasi personal di laman media sosial Anda. Ingat, kehidupan daring Anda sejatinya tidaklah seprivat yang dibayangkan! [2]
    • Pertimbangkan untuk memblokir akun Facebook miliknya . Cobalah menghapus pertemanan dengannya di Facebook , dan ubah pengaturan privasi akun agar unggahan Anda tidak terlihat olehnya. Kemungkinan besar, langkah ini perlu dilakukan jika dia tidak berhenti mengganggu kehidupan Anda.
    • Hapus pula akunnya dari seluruh media sosial yang Anda miliki, seperti Twitter , Instagram , Facebook , Snapchat , dsb. Semakin minim relasi Anda dengannya, semakin mudah pula bagi Anda untuk menghindarinya.
    • Hati-hati, dia mungkin akan tahu jika Anda menghapus atau memblokir akun media sosialnya. Jika ketahuan, secara otomatis dia memang akan menyadari bahwa Anda tidak ingin terasosiasi lagi dengannya. Namun, di sisi lain, situasi di antara Anda berdua justru bisa semakin panas setelahnya.
  4. Jika sedang mencoba menghindari seseorang tetapi orang tersebut terus-menerus menghubungi Anda, biarkan dering telepon terus berbunyi sampai masuk dengan sendirinya ke kotak suara. Hati-hati, orang tersebut mungkin akan menyamarkan nomor teleponnya atau menggunakan ponsel orang lain ketika menghubungi Anda.
    • Jika menerima telepon dari nomor pribadi yang tersembunyi, jangan mengangkatnya! Toh jika penting, penelepon akan meninggalkan pesan di kotak suara atau menghubungi Anda dengan cara lain.
    • Di Amerika, banyak layanan penyedia telepon menawarkan bantuan untuk mengidentikasi panggilan terakhir Anda. Jika ingin mengetahui identitas penelepon terakhir, Anda hanya perlu menghubungi *69. Pihak layanan akan memberitahukan nomor telepon yang terdaftar pada panggilan terakhir Anda berikut tanggal, waktu, dan wilayah panggilan. [3]
    • Cobalah memblokir nomor teleponnya untuk mencegahnya menghubungi Anda melalui ponsel pribadinya. [4]
  5. Pahamilah bahwa kontak mata adalah salah pintu nonverbal menuju sebuah interaksi sosial, dan dia mungkin akan mengartikannya sebagai undangan untuk berkomunikasi dengan Anda.
    • Jika telanjur melakukan kontak mata dengannya tanpa sengaja, segeralah memalingkan pandangan dan cari orang lain untuk diajak berinteraksi.
    • Jika melihat orang tersebut di jalur yang akan Anda lalui, berusahalah menjaga jarak darinya. Jika memungkinkan, lalui jalur itu hanya setelah dia pergi. Jangan memberikannya kesempatan untuk mengajak Anda berkomunikasi.
  6. Sejatinya, jumlah orang berbanding lurus dengan tingkat keamanan Anda, lho ! Oleh karena itu, pastikan Anda selalu beraktivitas di dalam kelompok dan menghindari kemungkinan untuk berinteraksi berdua dengan orang yang sedang dihindari.
    • Lagi pula, orang tersebut pasti akan merasa terintimidasi untuk mendekati Anda jika melihat Anda sedang berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, ke mana pun Anda pergi (seperti ke dalam kelas, kantin, atau bahkan kamar mandi), selalu minta bantuan orang lain untuk menemani.
    • Jika benar-benar harus berinteraksi berdua dengan orang tersebut, berusahalah mengakhiri percakapan tersebut sesegera mungkin. Jangan memberikannya kesempatan untuk melanjutkan percakapan dengan mengutarakan alasan seperti, “Aku harus segera masuk ke kelas,” atau “Aku harus ketemuan sama orang dan sudah telat, nih ," lalu segeralah pergi dari hadapannya.
  7. Cobalah meminta surat perintah untuk menjauhi korban ( restraining order ) kepada pihak yang berwajib jika merasa keamanan Anda sedang terancam. Jika dia tetap menguntit Anda, meski Anda sudah menyatakan rasa keberatan dengan tegas, jangan ragu melibatkan campur tangan pihak berwajib untuk menghentikannya.
    • Secara umum, ada beberapa jenis surat perintah untuk menjauhi korban. Misalnya, surat bisa digunakan untuk menjauhkan pengganggu dari Anda, memastikan orang tersebut selalu berada pada jarak tertentu (seperti 50 atau 100 meter) dari Anda, dan mengeluarkan orang tersebut secara paksa dari rumah Anda. [5]
    • Jika seseorang mengusik kenyamanan Anda, jangan ragu menghubungi sahabat, kerabat, guru, atau orang dewasa lain yang tepercaya. Dengan kata lain, pastikan orang terdekat mengetahui keberadaan Anda secara spesifik.
    • Jika merasa sedang dalam bahaya, segeralah menghubungi polisi. Sampaikan nama, posisi, dan identitas orang yang mengancam keamanan Anda dengan jelas. Pastikan Anda juga mengamankan diri di tempat yang aman, seperti ruang kelas, toko, rumah teman, atau lokasi yang ramai penduduk. Jika perlu, kunci diri Anda di kamar mandi, dan hubungi polisi dari sana.
  8. Percayalah, selalu mengendap-endap di belakang orang lain untuk menyamarkan eksistensi Anda dapat memicu stres yang tidak perlu. Lagi pula, masalah Anda berdua mungkin akan terselesaikan jika Anda mengonfrontasinya, bukan?
    • Pikirkan masalah yang terjadi, dan rencanakan hal-hal yang ingin Anda sampaikan. Apakah masalah tersebut tersebut dipicu oleh Anda atau dia? Sebelum melakukan konfrontasi, pastikan emosi Anda sedang berada dalam keadaan terkontrol. Bersikaplah tenang, sabar, dan rasional.
    • Berhati-hatilah. Pikirkan respons yang mungkin akan dilontarkannya. Jika merasa responsnya akan negatif atau membahayakan Anda, cobalah menyewa mediator profesional atau membawa penengah seperti kerabat atau teman bersama Anda berdua.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 3.178 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan