PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Biaya tetap yang adalah biaya operasional proyek atau perusahaan yang jumlahnya tidak berubah dalam kondisi bisnis yang stabil. Salah satu aspek penting agar pembukuan atau penyusunan anggaran perusahaan bisa dilakukan dengan benar adalah mengetahui secara mendetail semua pengeluaran yang merupakan biaya tetap. Dengan demikian, Anda bisa menyiapkan dana untuk membayar biaya yang sama besarnya setiap bulan guna meningkatkan laba usaha. Pada umumnya, penyusunan anggaran biaya tetap dilakukan untuk jangka pendek (6-12 bulan) sebab biaya apa pun bisa berubah setiap saat. Selain itu, Anda juga harus mencari tahu biaya tetap yang akan menjadi beban perusahaan selama setahun.

Catatan : Biaya tetap biasa disebut “biaya tidak langsung” atau “biaya overhead ”.

Metode 1
Metode 1 dari 2:

Mengetahui Biaya Tetap Perusahaan

PDF download Unduh PDF
  1. Periode yang sering digunakan sebagai dasar untuk menentukan biaya perusahaan adalah kuartalan (tiga bulanan). Jika Anda belum sempat mengumpulkan kuitansi atau membuat pembukuan terperinci, mulailah dari sekarang. Simpan semua kuitansi atau nota pembelian dan catatlah semua biaya dalam buku pengeluaran uang atau buku akuntansi. Catatlah setiap pengeluaran uang secara mendetail termasuk:
    • Jumlah pembayaran
    • Tanggal pembayaran
    • Alasan pengeluaran uang
    • Apakah pembayaran bersifat rutin? (Apakah Anda harus membayar lagi biaya yang sama?)
  2. Besarnya biaya tetap tidak berubah berapa pun jumlah unit yang diproduksi. Jika Anda memiliki pabrik kartu pos, biaya tetap yang harus dibayar setiap bulan sama besar, entah perusahaan memproduksi 100 atau 100.000 lembar kartu pos. Besarnya biaya variabel akan berubah sesuai jumlah unit produksi. Perhitungan yang dibahas dalam artikel ini menggunakan bisnis pabrik kartu pos sebagai contoh. Jika dikelompokkan, pabrik kartu pos harus mengeluarkan:
    • Biaya Tetap yang terdiri dari harga mesin, biaya sewa/hipotek gedung pabrik, asuransi, pajak, biaya perawatan mesin, dan gaji karyawan administrasi.
    • Biaya Variabel yang terdiri dari pemakaian kertas, tinta, biaya pengiriman barang kepada pembeli. [1]
  3. Bukalah catatan keuangan untuk mencari tahu biaya apa saja yang selama ini dibayar setiap bulan atau setiap tahun. Biaya tetap berperan penting untuk kelangsungan usaha dan jumlahnya akan naik jika bisnis berkembang atau sebaliknya. Selama kondisi bisnis stabil, besarnya biaya tetap tidak akan berubah sebab tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan atau dijual . Ketahui bahwa ada biaya yang termasuk dalam kelompok biaya tetap dan biaya variabel. Contohnya:
    • Biaya tenaga kerja . Jika produksi kartu pos meningkat, mungkin Anda perlu menambah karyawan, tetapi karyawan administrasi, pembukuan, dll. tidak ditambah, kecuali perusahaan diperbesar.
    • Biaya perizinan, pajak, dll. Jika bisnis semakin berkembang, pajak dan biaya pengurusan izin akan semakin besar, tetapi untuk pemakaian peralatan, gedung, atau fasilitas yang lain, Anda harus membayar biaya perizinan dan pajak dalam jumlah tertentu setiap bulan atau setiap tahun.
    • Biaya perawatan dan perbaikan . Pabrik bisa beroperasi selama 6 bulan tanpa harus melakukan perbaikan, tetapi seluruh gedung kantor tiba-tiba harus direnovasi. Biaya perbaikan gedung sepertinya bukan biaya tetap, tetapi semua perusahaan harus melakukan perawatan dan perbaikan. Bukalah catatan keuangan periode yang lalu atau hitunglah rata-rata biaya perbaikan selama 12 bulan terakhir. Setelah dicermati, bisa disimpulkan bahwa biaya perawatan dan perbaikan adalah biaya tetap. [2]
  4. Perhitungan simpel ini merupakan langkah penting untuk menentukan harga jual dan menentukan cara mengembangkan usaha. Contohnya: biaya tetap perusahaan kartu pos adalah Rp100.000/bulan. Jika Anda memproduksi 200 kartu dalam sebulan, setiap kartu akan dibebani biaya tetap sebesar Rp500/lembar. Semakin banyak kartu yang dihasilkan, semakin kecil biaya tetap per lembar dan laba perusahaan akan semakin besar.
    • Biaya ini disebut “Biaya Tetap per Unit”. [3]
  5. Biaya tetap adalah biaya yang tidak terelakkan dan baru bisa dihilangkan jika bisnis dihentikan. Walaupun biaya tetap tidak bisa dikurangi, peningkatan unit produksi dan penjualan mampu mengurangi dampaknya terhadap perusahaan. Dengan alasan tersebut, biaya produksi massal akan selalu lebih murah daripada membuat produk satuan dalam jumlah kecil. Menggunakan contoh bisnis kartu pos:
    • Perusahaan harus membayar biaya tetap Rp500.000.000. Pembuatan selembar kartu pos membutuhkan biaya Rp500 untuk membayar kertas, tinta, dan tenaga kerja.
    • Jika perusahaan membuat 500.000 kartu pos, biaya tetap per lembar = Rp1.000. Jadi, untuk selembar kartu pos, total biaya tetap dan biaya variabel (tinta, kertas, dll.) = Rp1.500.
    • Jika harga jual per lembar Rp2.500, Anda akan mendapat laba Rp1.000/lembar.
    • Akan tetapi, jika Anda membuat dan menjual 1.000.000 kartu pos, biaya tetap akan menjadi Rp500/lembar sehingga total biaya menjadi Rp1.000/lembar. Dengan demikian, Anda mendapat laba Rp1.500/lembar tanpa mengubah harga jual atau permintaan pasar akan kartu pos.
      • Ingatlah bahwa pada kenyataannya, cara menurunkan biaya tetap tidak sesederhana contoh di atas. Peningkatan produksi secara drastis akan meningkatkan biaya tetap, tetapi biaya variabel bisa turun. Walaupun demikian, melakukan produksi massal agar biaya tetap terdistribusi masih menjadi opsi terbaik. [4]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 2:

Membuat Anggaran Biaya Tetap

PDF download Unduh PDF
  1. Hitunglah biaya tetap dengan mengestimasi biaya depresiasi, biaya bunga, dan pajak untuk menentukan target dan performa perusahaan. Perhitungan sederhana yang dijelaskan pada metode pertama adalah salah satu cara mengetahui distribusi biaya dan menyiapkan dana. Gunakan persamaan berikut untuk mengestimasi besarnya biaya tetap selama periode tertentu:
    Biaya Tetap = Harga Mesin + Biaya Depresiasi + Biaya Bunga Pinjaman + Biaya Asuransi + Pajak [5]
    Rumus ini bisa digunakan untuk mengetahui besarnya biaya tetap yang harus dibayar di kemudian hari, misalnya: pembayaran hipotek atau biaya perbaikan mesin pabrik. Walaupun terkesan rumit, rumus tersebut membantu Anda mengestimasi harga jual mesin seandainya Anda ingin berhenti berbisnis.
    • Untuk menghitung biaya tetap dengan rumus tersebut, asumsikan Anda ingin membuat estimasi sampai 10 tahun ke depan, bahkan lebih.
  2. Contohnya: Anda membeli mesin cetak kartu pos seharga Rp10.000.000. Inilah yang disebut “Harga Mesin”. Walaupun Anda membayar mesin dengan menarik pinjaman dan mengangsurnya Rp2.000.000/tahun, angka yang digunakan sebagai “Harga Mesin” tetap Rp10.000.000.
    • Jangan lupa menambahkan biaya perawatan dan perbaikan ke “Harga Mesin”. Untuk mempermudah perhitungan, kita asumsikan biaya tersebut hanya Rp100.000/tahun. Ini berarti, selama 10 tahun ke depan, Anda akan membayar Rp1.000.000 untuk biaya perawatan dan perbaikan mesin (10 x Rp100.000).
    • Jadi, Total Biaya Tetap selama 10 tahun eks pembelian mesin = Rp11.000.000 + Biaya Depresiasi + Biaya Bunga Pinjaman + Asuransi + Pajak.
  3. Mungkin Anda perlu membeli mesin baru 10 tahun lagi. Walaupun mesin yang ada tidak dijual, Anda perlu menentukan harga jualnya. Cara ini mungkin terkesan aneh, tetapi akan terasa wajar jika kita melihatnya sebagai “pengeluaran uang untuk mempertahankan kepemilikan mesin”. Contohnya: pasaran harga jual mesin cetak 10 tahun yang akan datang diperkirakan Rp500.000. Jika mesin tidak dijual, Anda akan kehilangan uang sebesar Rp9.500.000 yang akan diterima kembali dengan menjual mesin.
    • Jadi, Total Biaya Tetap selama 10 tahun eks pembelian mesin = Rp11.000.000 + Rp9.500.000 + Biaya Bunga Pinjaman + Asuransi + Pajak.
  4. Jika pembelian mesin dilakukan dengan menarik pinjaman, Anda harus membayar bunga setiap periode tertentu. Contohnya: dengan asumsi suku bunga pinjaman 1%/tahun, Anda harus membukukan biaya bunga dibayar di muka Rp1.000.000 untuk 10 tahun (10% x Rp10.000.000) lalu jumlahkan angka tersebut ke harga perolehan mesin.
    • Jadi, Total Biaya Tetap selama 10 tahun eks pembelian mesin = Rp11.000.000 + Rp9.500.000 + Rp1.000.000 + Asuransi + Pajak.
  5. asuransi dan pajak. Contohnya: Anda perlu mengasuransikan mesin baru untuk risiko kebakaran atau bencana alam dengan membayar premi Rp500.000/tahun dan biaya perawatan mesin Rp10.000/bulan (Rp120.000/tahun). Selain itu, masih ada biaya pengecekan sebesar Rp100.000/tahun untuk memastikan mesin tetap aman saat dioperasikan. Anda harus membukukan semua pengeluaran tersebut sebagai biaya dibayar di muka selama 10 tahun sebesar Rp7.200.000 (10 x Rp720.000) karena memiliki mesin cetak.
    • Jadi, Total Biaya Tetap selama 10 tahun eks pembelian mesin = Rp11.000.000 + Rp9.500.000 + Rp1.000.000 + Rp7.200.000.
  6. Hitunglah “Total Biaya Tetap” dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran uang untuk mengetahui harga perolehan mesin dengan asumsi mesin tidak dijual selama 10 tahun. Inilah salah satu cara tepat untuk mengetahui dampak investasi jangka panjang. Selain untuk mengetahui biaya harian, perhitungan biaya tetap bisa dimanfaatkan untuk menyusun strategi jangka panjang atau menentukan kebijakan harga jual produk.
    • Hasil akhir, Total Biaya Tetap selama 10 tahun eks pembelian mesin = Rp11.000.000 + Rp9.500.000 + Rp1.000.000 + Rp7.200.000 = Rp28.700.000 . [6]
    Iklan

Tips

  • Melakukan estimasi biaya sedikit lebih tinggi dianggap sebagai cara yang paling aman untuk menyusun anggaran pengeluaran dana. Kelebihan dana karena anggaran biaya lebih besar daripada realisasinya bisa dialokasikan sebagai tabungan jangka panjang.
  • Jika Anda kesulitan menentukan besarnya biaya tetap (misalnya karena bisnis baru mulai berjalan), carilah informasi melalui internet dan manfaatkan laporan keuangan dari bisnis yang sama.
Iklan

Peringatan

  • Biaya tetap bisa berubah tergantung kondisi pasar yang berdampak terhadap perusahaan, misalnya karena pemilik properti menaikkan tarif sewa tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Hasil perhitungan yang diperoleh dengan cara yang disarankan dalam artikel ini adalah angka estimasi, alih-alih sesuatu yang bisa dipastikan.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 76.884 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan