PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Pelunasan utang adalah jumlah total uang untuk membayarkan bunga dan pokok pinjaman selama kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit bisnis mungkin harus mengungkapkan pelunasan utang totalnya saat meminjam dana kepada kreditur. Kreditur menggunakan informasi ini, berserta data laba bersih perusahaan, untuk menghitung rasio debt service coverage atau DSCR. Rasio ini mengukur persentase laba bersih yang digunakan untuk membayar utang.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menghitung Cicilan Pelunasan Utang

PDF download Unduh PDF
  1. Pelunasan utang adalah jumlah kas yang dibutuhkan untuk membayar pokok dan bunga yang terutang dalam kurun waktu tertentu. Jumlah ini biasanya dihitung per tahun. Unit bisnis atau individu mungkin perlu tahu pelunasan utang totalnya saat mengajukan pinjaman. [1]
    • Pelunasan utang individu biasanya termasuk hipotek dan pinjaman pelajar
    • Pelunasan utang pada perusahaan termasuk pokok dan bunga pada pinjaman terutang.
    • Individu dan perusahaan yang tidak bisa melunasi utangnya disebut “gagal bayar utang.”
  2. Dalam sebagian besar kasus, kreditur menghitung cicilan bulanan Anda saat memberikan pinjaman. Namun, Anda dapat menghitung cicilan bulanan Anda sendiri. Untuk menghitung cicilan bulanan utang Anda, pertama-tama hitunglah suku bunga per bulan dengan membagi suku bunga tahunan dengan 12. Kemudian, hitunglah cicilan bulanan pada tiap pinjaman dengan rumus berikut: .
    • Dalam rumus ini, A = cicilan per bulan, P = pokok pinjaman (jumlah pinjaman), r = suku bunga per periode dan n = berapa kali cicilan dibayarkan. [2]
    • Sebagai contoh, katakanlah Anda membeli mobil seharga Rp210.000.000 dengan uang muka sebesar Rp10.000.000. Oleh karenanya, Anda meminjam Rp20.000.000 dengan masa pinjaman 60 bulan dan suku bunga 7,5%.
    • Hitung suku bunga per periode (bulanan) dengan membagi 7,5/12 = 0,625 per bulan.
    • Masukkan angkanya ke dalam rumus: .
    • Dalam contoh ini, cicilan bulanan total Anda sebesar Rp4.007.600.
  3. Mulai dari menghitung cicilan bulanan dari setiap pinjaman Anda. Dapatkan cicilan bulanan total dengan menambahkan semua cicilan bulanan Anda. Setelah itu, hitunglah rasio pelunasan utang ( debt service ratio ).
    • Sebagai contoh, selain cicilan kredit mobil sebesar Rp4.007.600, katakanlah Anda memiliki cicilan hipotek Rp8.234.500 dan pinjaman pelajar Rp1.478.900 per bulan.
    • Cicilan bulanan total Anda adalah sebesar Rp4.007.600 + Rp8.234.500 + Rp1.478.900 = Rp13.721.000.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Mengumpulkan Informasi untuk Menentukan Pelunasan Utang Total

PDF download Unduh PDF
  1. Pelunasan utang total adalah semua pokok dan bunga utang yang dibayarkan dalam kurun waktu satu tahun. Untuk individu, pelunasan utang total termasuk semua utang yang terutang dalam tahun berjalan. Untuk unit bisnis, pelunasan utang total termasuk bunga, semua utang yang jatuh tempo dalam kurun waktu satu tahun, dan semua pokok cicilan dari utang jangka panjang. [3]
    • Utang jangka pendek adalah semua utang yang jatuh tempo kurang dari setahun. [4]
    • Porsi berjalan dari utang jangka panjang adalah jumlah total dari utang jangka panjang yang harus dibayarkan di tahun berjalan. [5]
    • Unit bisnis tidak melaporkan pelunasan utangnya pada laporan keuangan. Pernyataan ini dicantumkan pada catatan laporan keuangan. [6]
  2. Porsi utang ini termasuk semua cicilan bunga dan pokok. Unit bisnis harus memfaktorkan cicilan dana cadangan, yang merupakan pembayaran ulang dana yang dipinjam dari penerbitan obligasi. [7] Selain itu, tambahkan cicilan sewa guna yang jatuh tempo dalam tahun berjalan. [8]
  3. Sertakanlah semua utang jangka panjang yang akan lunas dalam 12 bulan ke depan. [9] Anda akan menggunakan tanggal jatuh tempo dari 12 bulan sebelumnya untuk menentukan kemampuan pelunasan utang tahun ini. Tanggal jatuh tempo pada 12 tahun ke depan akan digunakan untuk memproyeksikan kemampuan melunasi utang baru. [10]
  4. Perusahaan dapat berencana membayar lini kredit selama tahun berjalan. Atau, Anda bisa melakukan " term out " pada lini kredit sehingga masanya diperpanjang. [11]
    • Term out berarti lini kredit diubah menjadi pinjaman amortisasi. [12]
    • Pinjaman amortisasi berarti saldo pinjaman dikurangi seiring waktu melalui cicilan bulanan yang terdiri dari pokok dan bunga. [13]
  5. Pembayaran bunga dapat mengurangi pajak sehingga Anda tidak akan perlu membayar pajak penghasilan atas bunga. Beban pembayaran pokok tidak mengurangi pajak. [14] Anda harus menyesuaikan jumlah pokok total untuk memperhitungkan pajak penghasilan yang akan dibayarkan. Kalau tidak, pelunasan utang akan lebih kecil, dan kemampuan Anda melunasi akan lebih besar. [15]
    • Buat penyesuaian dengan rumus ini: bunga + (pokok / [1 – tarif pajak]).
    • Sebagai contoh, misalkan unit bisnis membayar pajak pada tarif 34%, dan memiliki pinjaman 5 tahun sebesar Rp500.000.000 dengan suku bunga 6%. Tahun ini, perusahaan akan membayar pokok sebesar Rp88.400.000 dan bunga Rp27.600.000.
    • Hitung pelunasan utang dengan rumus di atas sehingga menghasilkan persamaan Rp27.600.000 + (Rp88.400.000 / [1 – 0,34]) = Rp27.600.000 + Rp133.940.000 = Rp161.540.000.
  6. Laba operasional bersih adalah jumlah pendapatan yang tersisa setelah pembayaran beban-beban operasional. [16] Beban-beban ini termasuk pajak dan bunga. Laba operasional bersih merupakan ekuivalen dari laba sebelum bunga dan pajak ( earnings before interest and tax atau EBIT). Data ini bisa ditemukan pada laporan laba rugi perusahaan. [17]
    • Beban operasional adalah pengeluaran yang dibayarkan unit bisnis akibat menjalankan bisnisnya. Beban ini termasuk gaji karyawan dan dana penelitian dan pengembangan. [18]
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Menghitung Rasio Laba Utang

PDF download Unduh PDF
  1. Anda harus mengetahui cicilan utang total per bulan. Namun, kredit juga melihat ratio pelunasan utang total terhadap pendapatan total untuk mengevaluasi kelayakan kredit Anda. Rasio ini disebut dengan debt service coverage ratio (DSCR). DSCR mengukur persentase laba bersih yang digunakan untuk menjamin pelunasan utang. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih total dengan pelunasan utang total, menggunakan persamaan DSCR = laba bersih total / pelunasan utang total. Kreditur melihat informasi ini untuk menilai kemampuan debitur membayar pinjaman barunya. Kreditur harus memastikan debitur memiliki laba operasional yang cukup untuk menutupi utang berjalan ditambah pelunasan utang baru. [19] Semakin tinggi rasionya, semakin besar kemampuan debitur membayar cicilan tepat waktu. [20]
  2. Gunakan rumus ini: Laba bersih / pelunasan utang total. Sebagai contoh, misalnya suatu unit usaha menghasilkan laba bersih Rp5.000.000.000 dan memiliki pelunasan utang sebesar Rp440.000.000.000. pelunasan utang terdiri dari cicilan hipotek properti yang dimiliki perusahaan. [21]
    • DSCR dihitung dengan persamaan Rp5.000.000.000 / Rp4.400.000.000 = 1,14.
    • Unit usaha menghasilkan pendapatan 14% lebih banyak daripada pelunasan utangnya.
  3. DSCR minimum yang diminta oleh kreditur tergantung kondisi ekonomi saat itu. Kreditur mungkin mengabaikan DSCR yang rendah ketika ekonomi bertumbuh. Namun, kurangnya pengawasan akan membuat kreditur menanggung risiko tinggi terhadap banyaknya debitur yang gagal bayar. [22]
    • jika DSCR lebih besar dari 1, artinya perusahaan atau individu memiliki cukup kas untuk melunasi utang.
    • Jika DSCR lebih kecil dari 1, artinya debitur tidak memiliki cukup kas untuk melunasi utang. Sebagai contoh, DSCR sebesar 0,87 artinya individu atau unit bisnis hanya memiliki kas untuk melunasi 87% pokok dan bunga utang yang dimiliki pada tahun yang bersangkutan. Debitur harus menarik tabungannya atau menambah pinjaman untuk melunasi utang.
    • Sebagian kreditur mungkin membutuhkan debitur untuk menjaga DSCR di atas batas minimum selagi pinjaman sedang beredar.
    • Sebagian besar kreditur akan memerlukan rasio sebesar 2 atau lebih sebelum memberikan pinjaman baru.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 42.467 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan