Unduh PDF
Unduh PDF
Perhitungan harga pokok penjualan atau HPP ( cost of goods sold atau COGS) memberikan estimasi biaya perusahaan secara akurat kepada akuntan dan manajer. HPP menghitung biaya-biaya inventaris secara spesifik, termasuk biaya yang berhubungan langsung dengan produksi persediaan pada perusahaan yang membuat produk langsung dari bahan mentahnya. Biaya persediaan bisa dihitung dalam beberapa cara dan perusahaan hanya boleh memilih satu untuk digunakan secara konsisten. Artikel ini akan membahas cara menghitung HPP pada bisnis dengan metode persediaan First In First Out (FIFO), First In Last Out (FILO), dan Biaya Rata-Rata ( Average Cost ).
Langkah
-
Temukan biaya pembelian inventaris rata-rata. Metode biaya rata-rata bukan hanya sekadar metode pencatatan inventaris, namun juga cara memantau inventaris pada periode waktu tertentu. Tambahkan semua pembelian inventaris untuk satu jenis produk dan bagikan dengan jumlah produk dibeli untuk memperoleh angka biaya rata-rata.
- Sebagai contoh, Rp10.000 + Rp15.000/2 = biaya rata-rata Rp12.500.
-
Temukan biaya rata-rata barang produksi. Jika perusahaan membeli bahan mentah kemudian mengolahnya, prosesnya membutuhkan keputusan subjektif. Tentukan periode waktu dan banyaknya inventaris diproduksi selama periode tersebut. Tambahkan biaya total (biasanya diestimasi) dari bahan mentah dan tenaga kerja untuk menghasilkan produk. Sekarang, bagikan unit inventaris total yang diproduksi pada periode tersebut. [1] X Teliti sumber
- Selalu patuhi peraturan dan hukum yang mengatur praktik akuntansi perusahaan, salah satunya terkait cara perhitungan biaya produksi inventaris.
- Biaya produksi inventaris tentu akan bervariasi tergantung pada produknya, tetapi produk yang sama biayanya bisa berbeda seiring waktu.
-
Lakukan perhitungan cek fisik inventaris. Perhatikan jumlah inventaris yang dimiliki pada tanggal awal dan juga tanggal akhir. Kalikan biaya rata-rata dengan selisih antara inventaris awal dengan inventaris akhir.
-
Hitung HPP menggunakan biaya rata-rata. Total biaya untuk inventaris adalah Rp1.250 x 20 unit = Rp25.000. Bila 15 unit terjual, total HPP menggunakan metode ini adalah Rp18.750 (15 x Rp1.250). [2] X Teliti sumber
- Perusahaan menggunakan metode biaya rata-rata karena produknya mudah diganti atau secara fisik tidak bisa dibedakan satu sama lain, seperti komoditas mineral, minyak dan gas. [3] X Teliti sumber
- Sebagian besar perusahaan yang menggunakan metode pelaporan biaya rata-rata menghitung HPP pada setiap triwulan.
Iklan
-
Pilihlah tanggal inventaris awal dan akhir. FIFO adalah metode alternatif yang digunakan untuk menghitung biaya inventaris. Untuk menghitung HPP menggunakan metode FIFO, pertama-tama hitunglah fisik inventaris pada tanggal awal dan juga pada tanggal akhir. Perlu diingat, perhitungan inventaris ini harus 100% akurat.
- Akan sangat membantu jika perusahaan memiliki nomor pada setiap jenis bahan baku.
-
Carilah harga yang dibayar ketika membeli barang. Anda dapat mengacu pada kuitansi yang dikirim oleh pemasok. Biaya ini dapat bervariasi bahkan pada jenis inventaris yang sama. Pastikan untuk menghitung nilai inventaris akhir untuk mempermudah pemahaman pengaruh biaya-biaya yang terjadi. Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang pertama yang dibeli atau diproduksi akan menjadi barang pertama yang dijual.
- Sebagai contoh, Anda membeli barang 10 unit dengan harga Rp1.000 per barang di hari Senin kemudian membeli lagi 10 barang dengan harga Rp1.500 per unit di hari Jumat
- Kemudian, asumsikan bahwa inventaris akhir menunjukkan barang terjual 15 unit di hari Sabtu.
-
Hitunglah HPP. Kurangi jumlah penjualan dengan inventaris yang dimulai pada tanggal paling awal. Kemudian, kalikan barang dengan harga pembelian. [4] X Teliti sumber
- HPP Anda berjumlah 10 x Rp1.000 = Rp10.000 ditambahkan dengan 5 x Rp1.500 = Rp7.500 yang totalnya berjumlah Rp17.500.
- HPP Anda akan lebih rendah dengan metode pelaporan FIFO dan laba Anda lebih tinggi bila biaya barang inventaris meningkat. Dalam hal ini biaya inventaris awal lebih murah daripada biaya inventaris yang diperoleh pada minggu setelahnya, dengan asumsi keduanya dijual pada harga yang sama.
- Gunakanlah metode FIFO jika biaya inventaris cenderung meningkat dari waktu ke waktu DAN Anda harus menampilkan neraca yang kuat untuk mengesankan investor atau untuk mendapatkan pinjaman bank. Hal ini dikarenakan nilai inventaris yang tersisa (akhir) akan lebih tinggi. [5] X Teliti sumber
Iklan
-
Urutkan pembelian inventaris mulai dari yang paling akhir. Metode FILO beroperasi atas dasar bahwa inventaris yang dibeli paling terakhir merupakan barang yang pertama untuk dijual. Anda tetap membutuhkan perhitungan inventaris di awal dan di akhir periode.
-
Carilah berapa harga yang dibayar ketika membeli barang. Anda dapat mengacu pada faktur yang dikirim oleh vendor. Biaya dapat bervariasi bahkan pada jenis inventaris yang sama.
- Sekali lagi umpamakan Anda membeli barang 10 unit dengan harga Rp1.000 per barang di hari Senin dan membeli lagi 10 barang dengan harga Rp1.500 per barang di hari Jumat. Di hari Sabtu, Anda menjual 15 unit.
-
Hitunglah HPP. Kali ini HPP dihitung dari 10 unit yang dibeli pada harga Rp1.500 per barang (dijual pertama menurut metode FILO) (10 x Rp1.500 = Rp15.000). Kemudian tambahkan 5 lagi dari pembelian unit yang dibeli pada harga Rp1.000 per barang (5 x Rp1.000 = Rp5.000) nilai total HPP dari penjualan sebesar Rp20.000. Ketika sisa inventaris yang berjumlah 5 telah terjual, nilai HPP-nya akan sebesar Rp5.000 (5 x Rp1.000). [6] X Teliti sumber
- Perusahaan menggunakan metode FILO ini ketika menyimpan banyak barang inventaris yang biayanya meningkat. Oleh karenanya, laba dan beban pajak perusahaan menurun. [7] X Teliti sumber
Iklan
Tips
- Usaha kecil-kecilan dan bisnis yang berkaitan dengan produk tidak umum lebih baik menggunakan metode dasar pembiayaan untuk menghitung HPP.
- Ada standar akuntansi yang berlaku di Indonesia yaitu PSAK (singkatan dari Panduan Standar Akuntansi Keuangan) untuk menentukan fungsi pelaporan mengandalkan perhitungan HPP. Perusahaan dagang yang sudah go-public harus menyerahkan laporan keuangan berdasarkan PSAK, sehingga sangat penting untuk memilih perhitungan HPP dan metode pelaporannya yang paling sesuai dengan bisnis Anda. Sangat tidak dianjurkan mengganti metode perhitungan inventaris.
- Ada transaksi akuntansi lain yang juga dapat memengaruhi HPP. Misalnya, pembelian kembali dan kerusakan persediaan akan mengurangi atau meningkatkan HPP. Tetapi, perubahan ini mungkin tidak ditandai dengan perubahan dalam jumlah persediaan.
- HPP merupakan akun pada laporan laba rugi perusahaan, yang kemudian mengurangi pendapatan perusahaan.
- Nilai persediaan saat ini merupakan akun di neraca perusahaan.
Iklan
Hal yang Anda Butuhkan
- Angka inventaris
- Catatan pembelian barang inventaris
- Catatan penjualan
- Kalkulator
Referensi
- ↑ http://www.investopedia.com/terms/c/cogs.asp
- ↑ http://www.accountingcoach.com/inventory-and-cost-of-goods-sold/explanation/4
- ↑ http://www.inc.com/jeff-haden/how-to-choose-between-lifo-and-fifo-accounting.html
- ↑ http://www.investopedia.com/ask/answers/111714/how-do-i-calculate-cost-goods-sold-cogs-using-first-first-out-fifo-method.asp
- ↑ http://www.inc.com/jeff-haden/how-to-choose-between-lifo-and-fifo-accounting.html
- ↑ http://accountingexplained.com/financial/inventories/lifo-method
- ↑ http://www.inc.com/jeff-haden/how-to-choose-between-lifo-and-fifo-accounting.html
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 14.461 kali.
Iklan