Unduh PDF
Unduh PDF
Mendekati dan selama masa persalinan, wanita akan mengalami kontraksi, yaitu saat otot rahim mengencang dan mengendur hingga mendekati waktu kelahiran. Menghitung kontraksi adalah cara yang sangat berguna untuk memperkirakan waktu persalinan dan mengetahui seberapa cepat proses kelahiran akan terjadi. Baca tulisan selanjutnya untuk mengetahui cara menghitung kontraksi.
Langkah
-
Kenali kontraksi. Para wanita menggambarkan kontraksi sebagai rasa sakit yang dimulai dari punggung bagian bawah lalu bergerak seperti gelombang ke arah perut. Perasaan yang digambarkan mirip dengan kram saat menstruasi atau sembelit. Ketika kontraksi menyerang, pada mulanya rasa sakit terasa ringan kemudian memuncak lalu mereda.
- Selama masa kontraksi, perut akan mengeras.
- Untuk sebagian wanita, rasa sakit tetap berada di sekitar area punggung bagian bawah. Masing-masing wanita umumnya memiliki pengalaman tersendiri terhadap kontraksi yang dirasakan.
- Pada awal persalinan, kebanyakan kontraksi berlangsung selama 60-90 detik dan terjadi setiap 15 sampai 20 menit. Saat waktu persalinan semakin dekat, durasi kontraksi akan menurun akan tetapi frekuensinya akan meningkat. [1] X Teliti sumber
-
Mulai hitung kontraksi jika Anda merasakan beberapa serangan kontraksi yang datang berturut-turut. Terkadang di bulan-bulan menjelang masa persalinan, Anda akan mulai merasakan kontraksi dan hal ini sesuatu yang normal terjadi. Tubuh Anda sedang "berlatih" untuk acara utama, dan umumnya tidak membahayakan. Ketika hari perkiraan lahir semakin dekat dan Anda merasakan kontraksi yang tampaknya datang dengan pola yang teratur, mulailah menghitung waktu kontraksi untuk memastikan jika persalinan akan terjadi dalam waktu dekat.Iklan
-
Tentukan alat penghitung yang akan digunakan. Anda dapat menggunakan pewaktu, jam atau alat penghitung daring untuk melacak frekuensi dan durasi kontraksi. Ambil sebuah pensil dan kertas untuk mencatat jumlah dan mengenali pola kontraksi yang dirasakan.
- Gunakan pewaktu yang tepat, bukan jam digital tanpa hitungan detik. Karena kontraksi sering berlangsung kurang dari satu menit, Anda perlu menghitungnya hingga hitungan detik.
- Buatlah bagan untuk memudahkan pencatatan data. Buatlah kolom berjudul "Kontraksi," kemudian satu lagi yang berjudul "Waktu Bermula" dan yang ketiga berjudul "Waktu Berakhir." Sertakan kolom keempat yang disebut "Durasi" untuk menghitung berapa lama setiap kontraksi berlangsung, dan kolom kelima yang berjudul "Waktu Antarkontraksi" untuk menghitung waktu di antara bermulanya kontraksi pertama dengan terjadinya kontraksi berikutnya.
-
Mulailah menghitung di awal kontraksi. Jangan mulai menghitung di tengah atau di akhir kontraksi. Jika Anda (atau siapa pun) tengah merasakan kontraksi ketika Anda memutuskan untuk mulai menghitungnya, jangan lakukan dan tunggu sampai kontraksi baru muncul.
-
Catatlah waktu kontraksi bermula. Ketika perut mulai terasa kencang, tekan pewaktu atau mulai memantau jam dan catat waktu dalam kolom "Waktu Bermula". Semakin akurat waktu yang Anda catat, semakin baik. Misalnya, alih-alih hanya menulis "22:00," tulislah "22:03:30." Jika kontraksi bermula tepat pukul 22:00, tulislah "22:00:00."
-
Catat waktu kontraksi berakhir. Ketika rasa sakit reda dan kontraksi berakhir, segera mencatat waktu tepat pada saat kontraksi berakhir. Sekali lagi, masukkan sebanyak mungkin informasi dan seakurat yang Anda bisa.
- Setelah kontraksi pertama berakhir, Anda dapat mengisi kolom "Durasi". Sebagai contoh, jika kontraksi dimulai pada 10:03:30 dan berakhir pada 10:04:20, durasi kontraksi adalah 50 detik.
- Catat informasi lain yang berkaitan dengan kontraksi, seperti di bagian mana rasa sakit mulai terasa, bagaimana rasanya, dan sebagainya. Informasi ini dapat bermanfaat sembari kontraksi terus terjadi sampai pada akhirnya Anda mulai dapat membaca pola yang mulai terlihat.
-
Catat waktu terjadinya kontraksi lanjutan. Kurangi waktu bermula dari kontraksi sebelumnya dengan waktu bermula kontraksi yang baru dan Anda akan mengetahui berapa lama selang waktu kontraksi terjadi. Sebagai contoh, jika kontraksi sebelumnya bermula pada 10:03:30 dan kontraksi yang baru bermula pada 10:13:30, waktu selang kontraksi persis 10 menit.Iklan
-
Kenali tanda-tanda kontraksi yang mengarah ke persalinan. Dalam beberapa kasus, wanita mengalami serangkaian kontraksi sebelum persalinan benar-benar terjadi. Ini disebut "kontraksi palsu", atau kontraksi Braxton Hicks. Mengenali perbedaan antara kontraksi persalinan yang sebenarnya dengan kontraksi palsu dapat membantu Anda menentukan langkah selanjutnya yang harus diambil.
- Kontraksi persalinan terjadi terus menerus dan durasinya lebih pendek sepanjang waktu, sementara kontraksi palsu tidak mengikuti pola tertentu yang dapat diprediksi. [2] X Teliti sumber
- Kontraksi persalinan akan terus menerus berlangsung meskipun Anda merubah posisi atau bergerak, sementara kontraksi palsu bisa mereda setelah Anda bergerak. [3] X Teliti sumber
- Kontraksi persalinan akan menjadi semakin kuat dan menyakitkan dari waktu ke waktu, sementara kontraksi palsu cenderung berkurang.
-
Kenali tanda-tanda lain terjadinya persalinan. Selain mengalami kontraksi reguler, ada tanda-tanda fisik lain yang dialami oleh seorang wanita yang akan melahirkan. [4] X Teliti sumber Memantau kejadian berikut:
- Pecahnya cairan ketuban.
- Bayi menjadi "ringan", atau posisinya turun menuju leher rahim.
- Keluarnya lendir yang menyumbat.
- Pelebaran leher rahim.
-
Ketahui waktu untuk mempersiapkan kelahiran. Sudah waktunya untuk pergi ke rumah sakit atau meminta bidan bersiap-siap untuk melahirkan bayi ketika "persalinan yang sebenarnya" akan terjadi. Ini terjadi ketika kontraksi yang kuat dengan durasi 45 sampai 60 detik terjadi selang 3 sampai 4 menit. [5] X Teliti sumberIklan
Tips
- Selalu dengarkan saran dan petunjuk dokter berdasarkan situasi yang sedang Anda alami.
Iklan
Referensi
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 135.828 kali.
Iklan