Unduh PDF Unduh PDF

Obligasi dapat dibeli dari lembaga pemerintah atau perusahaan swasta. Dengan membeli obligasi, Anda meminjamkan uang kepada penerbit obligasi. Uang ini, yang disebut dengan “pokok” obligasi, akan dikembalikan dalam beberapa bulan atau tahun, ketika obligasi sudah jatuh tempo. Selain pokok obligasi, investor juga menerima bunga yang dibayarkan penerbit sampai obligasi jatuh tempo. Untuk menentukan besar pendapatan bunga yang diterima setiap tahun, bulan, atau enam bulan, Anda harus bisa menghitung jumlah pembayaran bunga atas suatu obligasi.

Bagian 1
Bagian 1 dari 2:

Memahami Pembayaran Obligasi

Unduh PDF
  1. Membeli obligasi dapat disamakan dengan membeli utang, atau memberi pinjaman kepada suatu perusahaan. Obligasi ini sendiri mencerminkan utang terkait. Layaknya utang biasa, penerbit obligasi harus membayarkan bunga pada interval tetap selama rentang waktu tertentu, dan mengembalikan pokok obligasi kepada investor ketika utang jatuh tempo. [1] .
    • Perusahaan dan pemerintah menerbitkan obligasi untuk menggalang biaya proyek, atau mendanai operasional sehari-hari. Alih-alih meminjam ke bank, perusahaan menerbitkan obligasi untuk memperoleh suku bunga pinjaman yang lebih rendah dan lepas dari batasan aturan bank.
  2. Terdapat banyak istilah unik saat berurusan dengan obligasi, dan Anda perlu memahaminya untuk dapat berinvestasi di obligasi dengan baik dan menghitung pendapatan bunga yang diterima.
    • Nilai nominal (par). Nilai nominal obligasi bisa dianggap sebagai pokok utang. Inilah jumlah pinjaman awal dan dikembalikan ketika obligasi jatuh tempo.
    • Jatuh tempo ( maturity ). Akhir masa pinjaman disebut dengan jatuh tempo. Inilah tanggal pengembalian pokok pinjaman kepada investor obligasi. Dengan mengetahui tanggal jatuh tempo obligasi, Anda juga mengetahui lama jangka waktu obligasi. Sebagian obligasi dapat memiliki jangka waktu 10 tahun, 1 tahun, atau bahkan 40 tahun.
    • Kupon . Kupon dapat dianggap sebagai pembayaran bunga atas obligasi. Kupon obligasi biasanya disajikan berupa persentase terhadap nilai nominal obligasi. Sebagai contoh, obligasi dapat memilki kupon 5% terhadap nilai nominal obligasi sebesar Rp10.000.000. Dalam kasus ini, nilai kupon adalah Rp500.000 (0,05 dikali dengan Rp10.000.000). Perlu diketahui bahwa nilai suku bunga kupon selalu dalam tahunan.
  3. Penting untuk mengetahui perbedaan antara yield (tingkat pengembalian investasi) dan kupon obligasi supaya tidak salah dalam menghitung pendapatan bunga. [2]
    • Terkadang obligasi mencantumkan angka yield dan kupon. Sebagai contoh, kupon obligasi mungkin sebesar 5%, dan nilai yield -nya adalah 10%.
    • Hal ini dikarenakan nilai obligasi dapat berubah-ubah seiring waktu, dan yield adalah persentase pembayaran kupon tahunan dari “nilai sekarangnya”. Terkadang, harga obligasi naik dan turun, yang artinya harga obligasi menjadi berbeda dari nilai nominal.
    • Sebagai contoh, anggap Anda membeli obligasi dengan nilai nominal Rp10.000.000. Suku bunga kupon obligasi ini 5% atau Rp500.000 per tahun. Sekarang, katakan harga obligasi Anda turun menjadi Rp5.000.000 di tahun pertama akibat perubahan suku bunga. Yield obligasi menjadi 10%. Oleh karena yield obligasi adalah pembayaran kupon berdasarkan nilai sekarangnya, nilai kupon (Rp500.000) menjadi 10% nilai sekarangnya (Rp5.000.000). Ketika harga obligasi turun, persentase yield menjadi naik. [3]
    • Harga pasar obligasi berubah akibat fluktuasi pasar. Sebagai contoh, jika pada saat obligasi dibeli suku bunga jangka panjangnya naik dari 5% (sama dengan suku bunga kupon), harga pasar obligasi senilai Rp10.000.000 turun menjadi Rp5.000.000. Oleh karena kupon obligasi hanya sebesar Rp500.000, harga pasarnya harus turun menjadi Rp5.000.000 ketika suku bunganya 10% supaya investor tertarik untuk membeli obligasi.
    • Walaupun tampaknya rumit, Anda tidak perlu khawatir karena dalam perhitungan suku bunga obligasi, hanya nilai kupon yang perlu diketahui. Kalau jeli, Anda akan menyadari bahwa dalam kedua contoh di atas, walaupun persentasenya berbeda, jumlah pembayarannya tetap sama.
    • Ingat bahwa jika Anda tidak menjual obligasi dan menahannya sampai jatuh tempo, pokok obligasi akan diterima tanpa peduli besar harga pasar obligasi saat itu.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 2:

Menghitung Pembayaran Bunga dari Obligasi

Unduh PDF
  1. Biasanya, obligasi memiliki nilai nominal sebesar Rp5.000.000 dan kelipatannya. Ingat, nilai nominal pokok obligasi dikembalikan saat jatuh tempo.
    • Anggaplah dalam kasus ini nilai nominal obligasi sebesar Rp5.000.000. artinya, Anda meminjamkan dana sebesar Rp5.000.000 dan mengharapkan pengembalian sebesar jumlah tersebut di tanggal jatuh tempo.
  2. Suku bunga ini dicantumkan dalam dokumen obligasi. Suku bunga kupon juga bisa disebut sebagai suku bunga nominal atau kontraktual.
    • Suku bunga kupon ditentukan ketika obligasi yang diterbitkan tidak berubah dan digunakan untuk menentukan pembayaran bunga sampai obligasi jatuh tempo.
    • Dalam kasus ini, asumsikan suku bunga kupon sebesar 5%.
  3. Kalikan nilai nominal obligasi dengan suku bunga kupon untuk memperoleh besar bunga dalam rupiah setiap tahunnya. [4]
    • Sebagai contoh, jika nilai nominal obligasi adalah Rp10.000.000 dan suku bunganya adalah 5%, kalikan keduanya untuk mengetahui berapa persisnya uang yang diterima setiap tahunnya.
    • Ingat, ketika mengalikan persentase, ubah angkanya terlebih dahulu menjadi pecahan desimal. Misalnya 5% menjadi 0,05.
    • Rp10.000.000 dikali 0,05 adalah Rp500.000. Dengan demikian, pendapatan bunga tahunan Anda adalah Rp500.000.
  4. Bunga biasanya dibayarkan dua kali setahun. [5]
    • Informasi ini dinyatakan ketika membeli obligasi.
    • Jika obligasi dibayarkan dua kali setahun, pembayaran tahunan perlu dibagi dua. Dalam kasus ini, Anda akan menerima Rp250.000 setiap enam bulan.
  5. Jika bunga obligasi dibayarkan setiap bulan, gunakan pendekatan yang sama dengan di atas, tetapi bagikan pembayaran bunga tahunan dengan 12 karena ada 12 bulan dalam setahun.
    • Dalam kasus ini, Rp500.000 dibagi 12 adalah Rp41.600, yang berarti Anda menerima pendapatan bunga sebesar Rp41.600 setiap bulan.
    • Anda menerima bunga hanya untuk hari-hari kepemilikan obligasi. Jika Anda membeli obligasi di antara hari-hari pembayaran suku bunga, besar bunga terutang dari pemilik sebelumnya selama masa kepemilikan obligasi akan termasuk ke dalam harga jual/pasar obligasi.
    Iklan

Tips

  • Faktor ekonomi dapat memengaruhi nilai obligasi. Faktor ini termasuk suku bunga yang berlaku di pasar obligasi, tingkat inflasi, dan risiko yang melekat pada institusi penerbit obligasi. Misalnya, jika perusahaan penerbit mengalami masalah keuangan atau hampir bangkrut, suku bunganya mungkin lebih tinggi supaya investor masih tertarik membelinya meskipun risiko investasinya sangat besar.
  • Keuntungan membeli obligasi adalah pendapatan bunga yang terus datang setiap bulan dan biasanya terutang per semitahunan.
  • Obligasi memiliki tiga kategori utama berdasarkan tanggal jatuh temponya. Obligasi jangka pendek jatuh tempo dalam satu tahun atau kurang. Obligasi jangka menengah/intermediat jatuh tempo dalam 2-10 tahun. Obligasi jangka panjang butuh lebih dari 10 tahun untuk jatuh tempo. Suku bunga yang tinggi biasanya melekat pada obligasi dengan jangka waktu sangat lama.
Iklan

Peringatan

  • Waspadalah karena obligasi bisa dibayarkan sebelum jatuh tempo(disebut juga dengan " called "). Hal ini cenderung terjadi ketika suku bunga saat ini lebih rendah dari suku bunga saat penerbitan obligasi. Perusahaan penerbit dapat membayarkan obligasi saat ini dan menerbitkan obligasi baru yang suku bunganya lebih rendah untuk menurunkan biaya pembayaran bunga. Pelunasan obligasi lebih awal akan mengganggu perencanaan arus kas investor dan menurunkan pendapatannya.
Iklan

Hal yang Anda Butuhkan

  • Dokumen obligasi
  • Nilai nominal obligasi
  • Suku bunga kupon
  • Periode waktu pembayaran bunga

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 13.101 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan