Artikel ini disusun bersama Liana Georgoulis, PsyD
. Dr. Liana Georgoulis adalah pakar psikologi klinis berlisensi yang berpengalaman lebih dari 10 tahun. Saat ini dia menjabat sebagai Direktur Klinis Coast Psychological Services di Los Angeles. Liana meraih gelar Doctor of Psychology dari Pepperdine University pada 2009. Praktik yang dilakukannya menyediakan terapi perilaku kognitif dan terapi-terapi berdasar bukti lainnya untuk orang remaja, orang dewasa, dan pasangan.
Artikel ini telah dilihat 8.121 kali.
Baru berantem dengan pacar, ingin fokus memperbaiki hubungan dan tidak lagi mencari-cari siapa yang salah? Mau kirim pesan chat untuk baikan, tetapi bingung harus bilang apa? Untuk membantu kamu, kami telah menyusun sederet pesan yang cocok untuk dikirim setelah berantem dengan pacar. Kami juga memberikan saran di akhir daftar tersebut mengenai kapan waktu yang pas dan apa gaya yang cocok untuk pesan singkatmu.
Langkah
-
1Permintaan maaf yang baik dapat meredakan amarah di banyak situasi. Saat meminta maaf melalui pesan singkat , fokuslah untuk berbicara dengan jujur dan akui bahwa kamu turut bersalah (atau mungkin lebih) dan mau bertanggung jawab. Minta maaflah secara spesifik, tetapi jangan menggunakan kata yang negatif, seperti “berantem” sebisanya. [1] X Teliti sumber
- Jika kamu adalah pihak yang salah: “Maaf atas sikapku setelah kamu bilang bahwa kunciku hilang. Kamu sudah jujur, tetapi aku malah marah tanpa sebab yang jelas.
- Jika pacarmu pihak yang salah: “Aku minta maaf karena tidak bisa bersikap lebih baik tadi siang. Harusnya aku menjauh sejenak agar masalah ini tidak memburuk.”
- Jika kalian berantem karena kamu tidak mendengarkan: “Maaf karena telah mengabaikanmu saat kamu mengatakan hal penting. Aku akan menjadi pendengar yang lebih baik.”
- Jika kamu ingin minta maaf: “Maaf, dan aku harap kamu mau memaafkanku. Aku tahu ini salahku.”
Iklan
-
1Coba ini jika kamu pikir ia menganggapmu tidak peduli. Jika pertengkaran kalian cukup parah, kamu mungkin tidak sengaja bilang “Aku heran kenapa masih bisa bertahan denganmu” atau “Aku benci kamu”. Jika iya, biarkan ia tahu bahwa itu hanya emosi sesaat dan jelaskan bahwa kamu masih sangat peduli terhadapnya.
- “Kamu adalah segalanya untukku dan aku sedih jika ingat ucapanku tadi malam.”
- “Kemarin memang sulit, tetapi aku masih sayang kepadamu dan aku yakin kita bisa kembali seperti dahulu.”
- “Maaf atas ucapanku yang menyakitkan. Aku mencintaimu.”
-
1Jika kamu jarang berantem dengannya, berikan penjelasan. Pertengkaran adalah bagian dari semua hubungan. Namun, hal ini tidak boleh jadi kebiasaan. Dalam hal ini, sampaikan bahwa kamu merasa sedih karena membiarkan masalah tersebut terjadi. Berikan penjelasan, bukan alasan, tentang alasan terjadinya pertengkaran itu. [2] X Teliti sumber
- Apabila ada pemicu yang tidak berhubungan dengan pacarmu: “Maaf karena hariku yang buruk di kantor membuatku marah-marah kemarin.”
- Jika kamu dibesarkan oleh orang tua yang sering bertengkar: “Kamu tahu aku benci pertengkaran karena perilaku orang tuaku. Jadi, maaf karena sudah membiarkan emosiku menguasai diri.”
- Jika kamu berusaha terlalu keras untuk “memperbaiki” hubungan: “Aku sudah berjuang keras untuk hubungan ini karena aku mencintaimu, tetapi aku tidak boleh menyalurkan emosiku seperti kemarin.”
- Jika kamu mengatakan sesuatu yang menyinggung atau tidak sensitif: “Aku sangat menyesal karena memanggilmu bodoh kemarin. Aku tidak pernah menyesal seperti ini.”
Iklan
-
1Coba ini saat kamulah yang salah dan tidak ingin mencari alasan. Jika kamu langsung menjelaskan perilakumu, ini bisa tampak seperti alasan. Namun, mintalah ia untuk memberikanmu kesempatan menjelaskan apa yang terjadi. (Jika bisa, lakukan ini secara tatap muka alih-alih melalui telepon. [3] X Teliti sumber )
- “Maafkan kelakuanku yang bodoh. Aku harap kamu masih mau ngasih aku kesempatan untuk menjelaskan penyebabnya. Boleh aku telepon?”
- “Maaf karena sudah marah seperti itu tadi malam. Aku punya masalah keluarga yang harusnya kubicarakan denganmu. Boleh aku mampir ke tempatmu untuk menjelaskannya?”
-
1Tunjukkan bahwa kamu menyesal dengan melakukan sesuatu yang ia sukai. Gestur baik tidak boleh menggantikan permintaan maaf, tetapi dapat menjadi sarana yang baik untuk menunjukkan bahwa kamu menyesal. Jangan biarkan rasa bersalah membuatmu ingin melakukan sesuatu yang tidak ingin kamu lakukan, tetapi berikanlah saran untuk melakukan sesuatu yang ia sukai.
- “Aku ingin meminta maaf secara langsung di restoran steak favoritmu. Kamu mau bertemu di sana malam ini jam 7?”
- “Aku benar-benar minta maaf. Aku akan mencuci piring seminggu ke depan. Kamu tahu kan aku biasanya benci cuci piring?”
- Kirimkan foto mobilnya yang sudah dicuci dan dipoles sambil memegang papan bertuliskan “Maaf!”
Iklan
-
1Berikan lebih dari sekadar permintaan maaf dan beri tahu apa yang akan kamu lakukan untuk berubah. Mengatakan maaf saja, meskipun tulus, tidak cukup apabila kamu memang bersalah. Berikan ia solusi yang konkret dan realistis dari apa yang terjadi dan apa yang bisa ditingkatkan, serta pastikan ini tidak terjadi lagi. [4] X Teliti sumber
- “Maaf karena aku tidak menjauh untuk menenangkan diri saat marah denganmu. Aku tahu aku harusnya melakukan itu dan aku akan melakukannya lain kali.”
- “Aku sangat menyesal. Tidak ada hal baik yang terjadi saat aku mabuk. Aku akan mengurangi minum.”
- “Aku tidak tahu mengapa aku mendorongmu saat kita bertengkar. Aku minta maaf. Aku tahu aku harus bisa mengendalikan emosi. Jadi, aku akan konsultasi dengan psikolog.”
-
1Kirimkan pesan ini saat pacarmu sangat marah. Kamu mungkin ingin meminimalkan perasaannya dengan bilang sesuatu seperti “Aku tahu kamu marah, tetapi kamu nanti pasti baik-baik saja” atau “Ah, itu tidak seberapa”. Terlepas apakah ia masih sedih, kecewa, atau marah, jangan coba mengendalikan perasaannya. Namun, tanyakan apa yang bisa membantunya memproses perasaan tersebut.
- “Aku siap membicarakan ini saat kamu siap. Namun, jika kamu butuh ruang sendiri, aku pun akan memberinya.”
- “Apa yang bisa kulakukan saat ini untukmu? Aku merasa sedih dengan apa yang terjadi hari ini.”
- “Aku tahu kamu marah, dan kamu punya hak untuk itu. Namun, tolong beri tahu apa yang bisa kulakukan.”
Iklan
-
1Lakukan ini apabila kamu tahu ia malu atas pertengkaran kalian. Pertengkaran besar dapat dipicu oleh hal sepele dan terkadang kalian berdua hanya menunggu momen untuk metertawakannya bersama. Jika kamu yakin kalian berdua merasa seperti ini, kirimkan ia pesan lucu untuk mendinginkan suasana.
- “Wah tadi seru ya! Sepertinya itu adalah debat paling panas kita setelah pemilu tahun lalu (aku masih ingat tahu!).”
- “Aduh, kita seperti model di iklan yang berubah menjadi orang tuanya sendiri. Seolah-olah kita sepakat ‘ayo bertengkar untuk masalah kecil yang nanti kita lupakan sendiri.’”
- “Apa yang lebih merah kemarin malam, bajuku atau mukaku? Kamu pasti mengira aku akan meletus seperti balon hijau.”
-
1Strategi ini berguna apabila kalian berdua sama-sama bersalah. Sebagai contoh, jika kalian berdua bertengkar untuk alasan yang bodoh, alih-alih fokus pada hal yang menyebabkan masalah, mintalah ia untuk fokus pada apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas komunikasi kalian.
- “Aku nggak percaya kita bertengkar gara-gara celana! Bisa nggak kita lupain ini dan berusaha lebih membuka diri?”
- “Boleh aku pura-pura tadi malam kita nggak berantem? Ini bukan sesuatu yang perlu kita ulangi nanti.”
- “Kita nggak pernah bertengkar seperti itu dan aku nggak mau itu terjadi lagi. Mau nggak sama-sama ikut konseling pasangan?”
Iklan
Sampaikan bahwa kamu mau mendengarkan apabila ia mau membicarakannya.
-
1Lakukan ini alih-alih memintanya minta maaf saat ia bersalah. Memaksa atau meminta seseorang minta maaf dapat memancing reaksi negatif. Namun, mulailah dengan permintaan maaf atas perilakumu dulu, lalu beri kesempatan agar ia meminta maaf sendiri.
- “Aku minta maaf karena sudah marah denganmu. Jika kamu ingin membicarakan masalah yang sebenarnya, aku siap mendengarmu kapan saja.”
- “Tadi sangat menyedihkan dan aku minta maaf atas reaksiku. Aku sudah tenang dan siap mendengarmu apabila kamu ingin membicarakannya.”
- “Maaf atas apa yang terjadi. Kita bisa membicarakannya jika kamu sudah siap. Aku ingin kita menemukan solusi dari masalah ini.”
-
1Ambil langkah pertama apabila kalian tidak menemukan solusi. Seni berkompromi sangat penting untuk kesuksesan sebuah hubungan. Jadi, jika pertengkaran kalian terjadi karena perbedaan pendapat, majulah untuk memberikan solusi yang pas dan beri ia kesempatan untuk merespons.
- “Kita tidak perlu bertengkar lagi soal tempat liburan. Bagaimana jika kita pergi ke tempat yang baru untuk kita berdua, seperti berkemah misalnya?”
- “Daripada berdebat soal kamu pindah ke sini atau aku pindah ke sana, bagaimana jika kita mencari tempat baru bersama-sama?”
- “Aku tahu kamu tidak mau datang ke pesta yang mau kuhadiri. Bisakah kita pergi ke sana sebentar saja, misalnya satu jam?”
Iklan
-
1Sekalipun jika kalian sering berkomunikasi lewat pesan singkat, komunikasi langsung jauh lebih baik. Bertukar pesan lebih baik daripada saling mendiamkan setelah bertengkar, tetapi ini bukan cara minta maaf ideal, menyelesaikan masalah, atau mendengarkan pacar. Berbicara langsung adalah yang terbaik, terutama karena kalian bisa membaca bahasa tubuh satu sama lain. Jika tidak bisa, panggilan telepon jauh lebih baik daripada bertukar pesan. [5] X Teliti sumber
- “Bisakah kita bertemu di kedai kopi untuk berbicara? Aku ingin minta maaf untuk perilaku tadi dengan cara yang benar.”
- “Pertengkaran kita dimulai lewat pesan singkat, jadi aku ingin menyelesaikannya secara langsung. Ayo ketemu setelah kelas selesai.”
- “Bisakah kita membicarakan apa yang terjadi lewat telepon? Bertukar pesan rasanya kurang pas untuk ini.”
-
1Kamu hanya akan memperburuk keadaan dengan pesan yang salah. Jika pertengkaran baru selesai atau kamu masih emosi dalam beberapa jam setelahnya, jangan mengirimkan pesan terlebih dahulu. Pastikan kamu sudah berpikir jernih sebelum menekan tombol “kirim”. Jika tidak, kamu dapat mengulang pertengkaran tadi alih-alih menyelesaikannya.
- Jika kamu masih marah atas pertengkaran tersebut, cobalah untuk menerapkan teknik menenangkan diri seperti latihan pernapasan, berjalan-jalan, membayangkan tempat indah, atau mendengarkan musik yang menenangkan.
Iklan
-
1Bersiaplah untuk mengatasi masalah ini secara personal, bukan dengan pesan panjang. Kamu hanya perlu menginisiasi komunikasi pertama. Jadi, sebaiknya sampaikan pesan yang singkat. Jika kamu terlalu berlebihan saat menulis pesan pertama sehingga pesan tersebut terlalu panjang, pacarmu mungkin merasa makin tertekan dan tidak ingin berkomunikasi denganmu.
- Tidak ada panjang pesan yang tepat untuk ini. Cukup baca pesanmu sebelum mengirimnya untuk memastikan apa yang disampaikan sudah tepat sasaran.
- Kamu bisa mengirimkan beberapa emotikon seperti😢, 🙏, atau 😘, tetapi jangan berlebihan, serta pendekkan kata dan frasa yang dipakai agar pesan lebih singkat.
-
1Jangan kirimkan pesan berulang untuk mendapat jawaban. Jika ia tidak merespons pesanmu, hal ini bukan karena ia tidak menerimanya. Namun, ia mungkin masih marah. Kamu bisa memberinya waktu beberapa jam atau hari sebelum mengirim pesan lagi, atau memilih salah satu opsi ini:
- Meneleponnya.
- Mengirimkan pesan melalui media sosial.
- Mengirimkan email dan menuliskan lebih banyak detail (tetapi jangan terlalu panjang).
- Meminta bantuan teman kalian untuk menghubunginya.
- Memakai cara tradisional, yaitu menuliskan pesan lewat memo atau menulis surat .
Iklan
Tips
- Saat kalian mengobrol setelah berantem, pastikan kamu mendengarkan perkataan pacarmu. Sebagai tambahan, sampaikan perasaan kalian secara bergantian agar kalian sama-sama merasa didengar.
wikiHow Terkait
Referensi
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/better-divorce/201904/what-s-wrong-apologies-and-how-make-them-right
- ↑ https://www.psychologytoday.com/us/blog/better-divorce/201904/what-s-wrong-apologies-and-how-make-them-right
- ↑ https://www.nytimes.com/2019/08/18/smarter-living/what-to-do-when-youve-said-the-wrong-thing.html
- ↑ https://au.reachout.com/articles/how-to-say-sorry-and-mean-it
- ↑ https://www.nytimes.com/2019/08/18/smarter-living/what-to-do-when-youve-said-the-wrong-thing.html