PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Anda mungkin pernah mengalami situasi ketika pembicaraan tahu-tahu terhenti dan masing-masing lawan bicara diliputi rasa canggung karena terjebak dalam kebosanan yang menggelisahkan. Tidak perlu keterampilan sosial yang sempurna untuk menghidupkan kembali percakapan; Anda hanya perlu menyiapkan beberapa frasa tertentu dan berlatih mengucapkannya dengan baik. Kunci keberhasilan Anda adalah melontarkan pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang terperinci, menggali lebih jauh apa yang diminati lawan bicara, dan memiliki cadangan beberapa topik alternatif. Seiring berkembangnya keterampilan Anda dalam seni berbicara, Anda akan belajar untuk tidak terlalu cemas ketika keheningan terjadi, dan mengetahui cara untuk meninggalkan percakapan dengan anggun.

Bagian 1
Bagian 1 dari 4:

Menjaga Percakapan agar Terus Bergulir

PDF download Unduh PDF
  1. Anda tidak perlu memiliki kemampuan berbicara luar biasa untuk bisa mengobrol dengan nyaman. Anda cukup mengingat beberapa pertanyaan sederhana untuk mengisi keheningan: [1]
    • Ajukan pertanyaan ini kepada kenalan baru “Dari mana asalmu?”, “Bagaimana kamu kenal (nama teman bersama Anda)?”, atau “Apa hobimu?"
    • Saat bertemu teman lama, ajukan pertanyaan berikut: “Bagaimana pekerjaanmu?”, “Bagaimana kabar keluargamu?”, atau “Apa yang kamu lakukan akhir pekan lalu?"
  2. Sebelum menghadiri acara sosial, bekali diri Anda dengan beberapa topik pembicaraan yang akan membantu Anda menghidupkan percakapan yang mendadak terhenti. “Bekal” ini akan membantu Anda mengisi keheningan sehingga Anda tidak perlu bersusah payah mencari kata-kata yang ingin diucapkan.
    • Akan lebih mudah bagi Anda untuk memulai pembicaraan dengan orang-orang yang memiliki minat atau hobi yang sama. Anda cukup membicarakan hal-hal yang Anda anggap menarik, misalnya pertandingan bola tadi malam atau pola rajutan baru yang Anda temukan secara tidak sengaja.
    • Jika Anda mengobrol dengan rekan kerja, pikirkan topik yang berhubungan dengan tempat kerja, tetapi jangan membicarakan pekerjaan . Anda bisa membicarakan sesuatu yang santai seperti, “Bagaimana menurutmu tempat makan siang yang baru itu?"
    • Berita terbaru, acara lokal, buku populer dan acara TV bisa menjadi alternatif yang bagus untuk mengaktifkan kembali pembicaraan yang mendadak mati. Sebaiknya hindari topik politik jika tidak ingin memicu perdebatan.
  3. Jika Anda hanya menjawab “ya” atau “tidak” saja, tentu saja akan timbul keheningan yang canggung. Sebaiknya Anda juga menghindari pertanyaan tertutup yang hanya menghasilkan jawaban serupa. Contohnya, jika seseorang bertanya, “Apa kamu suka olahraga?”, jangan hanya merespons dengan ya atau tidak. Anda bisa menambahkan sedikit penjelasan dan berbagi informasi pribadi. Anda bisa mengatakan sesuatu seperti, “Ya. Aku suka main basket. Aku mulai berlatih sejak umur enam tahun. Ayahku sering mengajakku menonton pertandingan basket. Kamu sendiri suka olahraga apa?”
    • Sebaiknya hindari juga respons yang menghentikan pembicaraan atau menghasilkan keheningan yang canggung. Contohnya, jika Anda membicarakan sesuatu yang lucu dan lawan bicara Anda mengatakan, “Ya, itu benar-benar lucu!”, jangan merespons dengan “Hahaha, iya lucu sekali.” Usahakan agar percakapan terus berlanjut. Anda bisa mengatakan sesuatu seperti, “Itu memang lucu. Tapi tidak selucu seperti yang terakhir kali. Apa kamu ingat waktu kita menyamar sebagai makhluk luar angkasa?”
  4. Jika Anda terlalu memaksa diri untuk membuat pembicaraan terus berlangsung, Anda akan kehilangan fokus pada percakapan. Akan lebih baik jika Anda menyimak dan merespons apa yang dikatakan oleh lawan bicara. Anda harus bersiap untuk mengikuti ke mana pun pembicaraan itu membawa Anda. Jika Anda ragu, tarik napas dalam-dalam dan bersantailah. Topik pembicaraan yang Anda siapkan hanyalah cadangan untuk mengantisipasi jika pembicaraan mengalami kemandekan. Jika pembicaraan berjalan lancar dan Anda beralih ke topik berikutnya dengan lancar, selamat. [2] Your prepared topics are just to get the conversation flowing. If you've moved on to new subjects, you've already succeeded!
    • Jangan takut, setiap orang pernah mengalami masalah keheningan yang tidak nyaman ini. Cobalah untuk tidak membesar-besarkannya. Sikap ini tidak akan menyelesaikan masalah, dan hanya akan membuat Anda semakin tertekan.
  5. Jika Anda mengungkapkan semuanya sekaligus, percakapan mungkin tidak akan berlangsung lama. Alih-alih, sisipkan informasi pribadi ke dalam percakapan secara bertahap dan beri kesempatan kepada lawan bicara untuk ikut berkontribusi. Dengan cara ini, percakapan akan terus berlanjut dan meminimalkan kemungkinan terjadinya keheningan yang canggung. [3]
    • Jika Anda tersadar sudah berbicara cukup lama tentang pekerjaan, cobalah berhenti sejenak dan ajukan pertanyaan kepada lawan bicara, “Bagaimana pekerjaanmu belakangan ini?”Dengan begitu, Anda berdua mendapat kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam percakapan.
  6. Dengan bersikap ramah, Anda membuat lawan bicara merasa santai dan akan mempermudah jalannya pembicaraan. Jangan lupa tersenyum dan menghargai apa yang dia katakan. Tunjukkan bahwa Anda mempercayainya dan dia akan merasa lebih nyaman untuk membuka diri dan berbicara dengan Anda. Dengan begitu, pembicaraan akan terus berlangsung. Ingatlah bahwa pembicaraan yang menyenangkan adalah tanggung jawab semua pihak yang terlibat, bukan hanya Anda. [4]
    • Tunjukkan bahwa Anda mendengarkan apa yang dikatakan lawan bicara dengan mengulang beberapa informasi. Contohnya, jika dia menceritakan tentang putrinya yang sakit, Anda bisa mengatakan, “Aku ikut prihatin dengan kondisi anakmu. Flu memang mengerikan! Aku ingat ketika putraku terserang flu beberapa waktu yang lalu.” Dengan begitu, dia tahu bahwa Anda mendengarkan dan tertarik dengan apa yang dia katakan, dan pembicaraan akan terus berjalan.
  7. Percakapan tidak akan berlangsung selamanya, dan tidak ada alasan merasa malu jika ingin mengakhirinya. Jika Anda merasa terjebak dalam pembicaraan yang membosankan atau merasa canggung untuk mengakhirinya, pikirkan beberapa cara untuk keluar dari pembicaraan dan berlatihlah untuk mengucapkannya:
    • Jika Anda bertemu seorang kenalan di tempat umum, katakan “Hai, Yeni! Kamu cantik sekali. Aku sedang terburu-buru, nanti kita ngobrol lagi, oke?"
    • Saat terlibat pembicaraan melalui telepon atau pesan teks: “Oke, aku senang kita sama-sama sepakat tentang (pokok pembicaraan). Kita bicara lagi nanti, oke!"
    • Percakapan panjang di acara sosial: “Wah, aku senang bisa mengobrol lagi denganmu. Aku harus mencari temanku sekarang."
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 4:

Memproyeksikan Diri

PDF download Unduh PDF
  1. Jika Anda merasa antusias dan bangga dengan apa yang Anda lakukan dalam hidup, orang lain akan merespons gairah tersebut. Bicarakan tentang prestasi dan tujuan pribadi yang membuat Anda unik dan membuat kepribadian Anda dikenal. Contohnya, jika Anda mengobrol dengan sekelompok penggemar olahraga alam luar, Anda bisa mengatakan sesuatu seperti, “Aku pergi panjat tebing minggu lalu dan bisa bertahan sampai 5,9 tanpa beta!” Mereka akan tertarik dengan apa yang Anda katakan dan bertanya apa itu 5,9 tanpa beta! [5]
    • Jangan membual tentang topik yang kompetitif atau membandingkan diri dengan orang lain. Berfokuslah pada tujuan pribadi dan kepuasan Anda dalam mencapainya.
    • Berhati-hatilah saat Anda menyinggung topik yang mungkin sensitif bagi orang lain. Jangan menceritakan liburan Anda ke luar negeri kepada seseorang yang tidak mampu atau membanggakan keberhasilan diet Anda kepada seseorang yang mengalami kesulitan menurunkan berat badan.
    • Jika Anda tidak tahu cara membicarakan pencapaian Anda, mintalah teman atau anggota keluarga yang merasa bangga terhadap Anda untuk memberi beberapa saran.
  2. Saat percakapan terhenti, ambil kesempatan itu untuk menceritakan kisah menarik yang Anda alami. Anda bisa mengatakan sesuatu seperti, “Aku mengalami kejadian lucu beberapa hari yang lalu.” Kemudian, ceritakan pengalaman berkesan yang Anda alami baru-baru ini. Contohnya, Anda mungkin kehilangan kunci dan terjebak di luar rumah sehingga harus mencari cara untuk masuk. Cerita yang menarik akan membangkitkan minat lawan bicara dan memperpanjang percakapan. [6]
  3. Anda selalu memiliki hal menarik yang bisa diceritakan dalam percakapan apa pun. Anda memiliki sudut pandang unik yang menarik minat orang lain. Sadari bahwa Anda memiliki peran penting dalam percakapan dan biarkan diri Anda berpartisipasi jika dianggap perlu. Percakapan yang baik memungkinkan setiap orang untuk mengekspresikan diri dan berbagi pengalaman dengan orang lain. Jadilah diri sendiri untuk menciptakan hubungan yang nyata tanpa menimbulkan situasi yang canggung.
    • Ambil kesempatan untuk berbagi sesuatu yang Anda anggap sangat penting. Contohnya, Anda bisa berbicara tentang tujuan pribadi yang penting bagi Anda, seperti keinginan untuk ikut lomba maraton. Sekalipun hal itu tidak menarik bagi orang lain, hal itu memungkinkan lawan bicara mengenal Anda lebih baik dan Anda juga akan mengetahui sesuatu yang ingin dia capai.
  4. Saran ini selalu merupakan alternatif yang aman, selama pujian itu memang sesuai. Contohnya, Anda bisa mengatakan, “Sudah lama aku ingin bilang kalau aku benar-benar menyukai kemejamu. Kamu beli di mana?” Hal ini dapat mengalihkan pembicaraan ke topik lain sekaligus membuat lawan bicara merasa senang. [7]
    • Jika Anda hanya ingin memulai obrolan ringan dengan seseorang, cobalah untuk menyanjung kepribadian atau prestasinya. Simpan sanjungan fisik saat Anda ingin menggodanya .
  5. Ubahlah topik pembicaraan . Terkadang suatu topik sudah dibahas habis-habisan sehingga tidak ada lagi yang bisa dikatakan, tetapi bukan berarti Anda tidak bisa membahas topik lain. Anda bisa membicarakan tentang berita terbaru, cuaca, atau buku favorit untuk membawa percakapan ke arah yang berbeda. Jika tidak ada hubungannya dengan topik sebelumnya, buatlah transisi Anda sendiri. [8] If there's no obvious transition, just make your own:
    • “Aku tahu ini tidak ada hubungannya dengan apa yang sedang kita bicarakan, tapi aku ingat ada yang bilang kamu kenal dengan Zoel. Bagaimana ceritanya?"
    • “Tadi kamu bilang kalau kamu punya anjing, kan? Dari ras apa?"
    • Jika Anda tidak keberatan dianggap eksentrik, cobalah mengangkat topik secara acak, misalnya “Jadi, apa tempat paling aneh yang pernah kamu datangi?” Hal ini paling cocok diterapkan dalam suasana yang santai, dengan orang yang suka bersenang-senang.
  6. Komentar yang paling tepat biasanya berhubungan dengan apa yang Anda lihat di sekitar Anda. Contohnya, pada saat percakapan terhenti, Anda bisa mengatakan, “Wah, lihat lukisan itu! Seandainya saja aku bisa melukis seperti itu. Apa kamu suka seni?” [9]
    • Saat sedang makan siang dengan seseorang, Anda bisa mengomentari makanannya, misalnya “Selada ini lezat sekali, kan?” Komentar itu tidak hanya mengakhiri keheningan, tetapi juga memberi kesempatan kepada lawan bicara untuk merespons.
    • Buatlah komentar lucu atau menarik tentang beberapa benda mati, misalnya “Aku dengar pintu kayu ini didatangkan langsung dari Yogyakarta. Kelihatannya pemilik rumah ini orang yang eksentrik."
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 4:

Mendengarkan dan Merespons

PDF download Unduh PDF
  1. Terkadang, keheningan yang canggung terjadi akibat komentar yang tidak pantas. Jika Anda tidak tahu pasti apakah lawan bicara akan merasa nyaman dengan selera humor Anda yang sedikit nyeleneh , jangan bercanda dengannya sampai Anda yakin lelucon itu akan diterima dengan baik. [10]
    • Untuk menemukan nada bicara yang tepat, cobalah untuk melontarkan beberapa komentar yang sedikit menyerempet topik tertentu dan amati bagaimana reaksi lawan bicara. Contohnya, jika Anda ingin membicarakan politik, cobalah mengatakan sesuatu seperti, “Pemilu kali ini pasti lebih menarik”. Mungkin lawan bicara akan mengungkapkan beberapa sudut pandangnya dan Anda akan mendapat gambaran apakah dia kan menyukai lelucon Anda tentang salah satu kandidat atau justru merasa tersinggung.
  2. Mendengarkan merupakan faktor penting dalam percakapan yang menarik. Jika lawan bicara hanya menanggapi pertanyaan Anda dengan jawaban singkat dan datar, seperti “Ya”, atau “Tidak”, itu bisa menjadi petunjuk bahwa dia merasa tidak nyaman dengan topik pembicaraan. Dalam hal ini, cobalah untuk membahas sesuatu yang juga menarik minatnya. Contohnya, “Aku dengar kesebelasanmu menang dalam pertandingan sepak bola tadi malam. Ayo, ceritakan.” [11]
    • Perhatikan bahasa tubuh lawan bicara. Jika dia menyilangkan tangan di depan dada atau bergerak-gerak gelisah, atau menatap ke bawah, dia mungkin merasa tidak nyaman dengan apa yang Anda bicarakan. Petunjuk ini penting dan menjadi isyarat bahwa Anda harus beralih ke topik berbeda.
    • Jika dia tidak mengungkapkan terlalu banyak informasi, mungkin saja dia orang yang pemalu. Cobalah untuk sedikit memancingnya dan lihat apakah dia bersedia membuka diri. Contohnya, jika Anda bertanya, “Apa kamu suka filmnya?” dan dia hanya menjawab singkat “Tidak”, Anda bisa mendorongnya lebih jauh dengan menanyakan apa yang tidak dia sukai. Plotnya? Peringkatnya? Trik ini akan memberi Anda lebih banyak kesempatan untuk melanjutkan percakapan dan saling mengenal dengan lebih baik.
  3. Jika Anda memulai percakapan dengan baik dan membahas berbagai topik, lalu tiba-tiba menemui jalan buntu, cobalah mengingat pembicaraan sebelumnya dan tanyakan bagaimana pembicaraan tahu-tahu beralih ke soal kucing, padahal sebelumnya Anda sedang membahas tentang restoran lokal. Contohnya, Anda bisa bertanya, “Bagaimana kita akhirnya berbicara tentang kucing, padahal tadi kita sedang membicarakan restoran?” Mungkin yang menghubungkan kedua topik ini adalah teman bersama yang baru-baru ini pergi menonton film dengan Anda. Langkah ini dapat memicu obrolan menyenangkan tentang film dan acara TV, dan kemudian akan beralih ke buku atau musik.
  4. Jika Anda menyebutkan tentang hujan deras dan lawan bicara menyatakan kekhawatirannya tentang anjingnya yang mudah jatuh sakit saat cuaca yang dingin dan basah, Anda bisa memanfaatkannya untuk melanjutkan pembicaraan. Sekarang, Anda bisa mengangkat topik pembicaraan tentang anjing, yang juga akan memancing tema berbeda. Jika Anda mencari kaitan antara topik sebelumnya dengan apa yang sedang dibicarakan dan menambahkan beberapa informasi relevan, pembicaraan akan terus bergulir. [12]
    • Jika terjadi keheningan panjang, pikirkan lagi topik pembicaraan sebelumnya dan temukan sesuatu yang bisa dikembangkan dari sana. Contohnya, Anda bisa mengisi keheningan dengan, “Tadi kamu menyebutkan soal proyek baru yang sedang kamu tangani. Coba ceritakan lebih banyak tentang proyek itu.”
  5. Cari tahu apa minat dan hobi lawan bicara Anda. Semua orang senang membicarakan sesuatu yang mereka sukai! Ini adalah cara yang efektif untuk mengenal lebih baik lawan bicara Anda dan mengubah topik pembicaraan secara positif jika pembicaraan tiba-tiba terhenti. [13] Trik ini juga akan mengurangi kecanggungan dalam percakapan berikutnya karena Anda berdua lebih mengenal minat masing-masing.
    • Contohnya, jika Anda ingin membicarakan tentang anak, tanyakan “Bagaimana kabar Doni belakangan ini?”
    • Anda juga bisa bertanya kepadanya tentang perjalanan yang baru dia lakukan dengan mengatakan, “Aku dengar kamu pergi ke Singapura bulan lalu. Ada acara apa di sana? Aku sudah lama tidak ke sana.”
    Iklan
Bagian 4
Bagian 4 dari 4:

Menangani Kecanggungan

PDF download Unduh PDF
  1. Jeda yang terjadi di tengah percakapan tidak harus membuat Anda canggung. Mungkin lawan bicara perlu berpikir sebelum menjawab atau mungkin keheningan itu sesuatu yang alami. Gunakan kesempatan ini untuk berinteraksi dengan cara lain, seperti melakukan kontak mata atau menjadi kebersamaan Anda menyenangkan. Keheningan tidak perlu membuat Anda canggung. Anda bisa mengisinya dengan cara lain, bukan sekadar kata-kata saja. [14]
    • Contohnya, jika seseorang menceritakan masalah yang sulit (misalnya anggota keluarga yang sakit), alih-alih mencoba menemukan kata-kata yang tepat, beri dia pelukan. Dengan cara ini, Anda dapat menunjukkan kepedulian dan bahkan bisa jauh lebih ekspresif daripada kata-kata.
  2. Umumnya, ada sesuatu yang menyebabkan keheningan canggung. Jika Anda mengenali penyebabnya, situasi ini akan lebih mudah ditangani. Mungkin lawan bicara atau Anda mengatakan sesuatu yang membuat yang lain merasa tidak nyaman. Mungkin pandangan Anda tentang satu topik sangat kontroversial dan dia mencoba menghindari konflik. Mungkin Anda berdua tidak memiliki banyak kesamaan untuk dibicarakan. Anda bisa memberikan respons yang sesuai dan mengambil langkah selanjutnya, tergantung situasi. [15]
    • Jika perkataan Anda membuat lawan bicara merasa terganggu, Anda bisa meminta maaf dan berkata, “Aku minta maaf. Ucapanku tadi tidak pantas.” Kemudian, mulailah percakapan dengan topik yang lain.
    • Jika Anda tidak memiliki banyak kesamaan dengan lawan bicara dan kehabisan topik pembicaraan yang menarik, keheningan mungkin menunjukkan sudah saatnya untuk mengakhiri pembicaraan. Anda bisa mengundurkan diri dengan anggun dan mengatakan, “Aku harus pergi mengantar anakku ke pertandingan bola sekarang. Sampai jumpa.”
  3. Tindakan ini paling pas diterapkan ketika pembicaraan terhenti karena seseorang mengatakan sesuatu yang memalukan, kasar, atau tidak pantas. Contohnya, jika Anda sedang asyik menjelaskan bagaimana Anda membenci permainan catur dan lawan bicara mengatakan, “Oh, itu permainan favoritku. Sebenarnya, aku seorang master catur.” Anda bisa mengatakan, “Wah, aku rasa kita tidak akan bertanding catur dalam waktu dekat ini!” Kemudian ubah topik pembicaraan dengan sesuatu yang lebih umum atau Anda bisa bertanya apa dia menyukai permainan lain. [16]
    • Di sisi lain, jika Anda berbicara dengan seorang teman dan menceritakan tentang kencan romantis Anda tadi malam, lalu dia mengatakan bahwa dia juga akan berkencan nanti malam, dan ternyata Anda berdua mengencani wanita yang sama, keheningan yang terjadi akan sangat kental. Untuk mengatasinya, Anda cukup berkata, “Ini canggung sekali!” dengan nada lucu untuk mengurangi ketegangan.
  4. Jika Anda memutuskan untuk mengobrol dengan lawan bicara, tetapi karena alasan tertentu pembicaraan mengalami kemandekan, cobalah mengusulkan untuk melakukan sesuatu bersama. Contohnya, jika Anda berada di pesta, Anda bisa menjadi panitia penyambutan untuk tamu-tamu yang baru datang, atau menawarkan diri untuk menjadi bartender sementara waktu. Anda mungkin bisa meracik minuman dan menamainya dengan nama ciptaan Anda berdua! [17]
    • Jika Anda sedang berkencan atau mengobrol berdua saja, tangani keheningan dengan mengusulkan untuk berjalan-jalan, melempar batu di atas permukaan air, atau kegiatan lain yang bisa Anda lakukan berdua pada saat itu juga.
  5. Jika perhatian Anda tertuju pada hal lain, bukan lawan bicara Anda, bisa dipastikan dia akan merasa tidak nyaman dan kecanggungan tidak terhindarkan. Contohnya, jangan mengeluarkan ponsel dan mulai membaca pesan. Tindakan Anda bisa membuat lawan bicara merasa diabaikan, bahkan dia bisa pergi begitu saja! Carilah cara yang produktif untuk mengatasi keheningan yang terjadi di antara Anda berdua. Jika memang harus memeriksa ponsel, Anda bisa melibatkan lawan bicara dengan memperlihatkan video singkat atau mendengarkan lagu bersama. Tindakan ini bisa memancing topik pembicaraan baru.
  6. Jika pembicaraan tidak berjalan mulus dan Anda berada dalam situasi yang tepat, tersenyumlah dan katakan “Permisi sebentar,” dan pergilah. Carilah teman untuk diajak berbicara atau Anda cukup berjalan ke luar ruangan untuk menghirup udara segar. [18]
    • Jika Anda sedang berkencan dan merasa tidak nyambung dengan pasangan kencan, sudahi kencan tersebut. Katakan sesuatu seperti, “Sepertinya sudah waktunya kita pergi. Aku harus mengerjakan sesuatu malam ini. Terima kasih untuk makan malam ini."
    Iklan

Tips

  • Belajarlah dari kesalahan. Anda tidak perlu melakukan percakapan yang sempurna setiap kali. Cobalah untuk memperbaiki keterampilan Anda secara bertahap.
Iklan

Peringatan

  • Jangan memaksakan diri. Jika pembicaraan tidak berjalan dengan baik, mungkin Anda berdua tidak memiliki banyak kesamaan. Jangan khawatir. Anda cukup mengundurkan diri dan mencari orang lain untuk diajak berbicara.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 6.243 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan