PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Infeksi kelenjar ludah, yang juga dikenal sebagai sialadenitis, umumnya disebabkan oleh pertumbuhan bakteri. Namun, terkadang penularan virus pun bisa menjadi penyebabnya. Apa pun kasusnya, infeksi tersebut biasanya terjadi karena adanya penyumbatan di salah satu atau lebih kelenjar ludah di dalam mulut. Alhasil, produksi ludah pun akan menurun dengan pesat. Jika merasa mengalaminya, segeralah menemui dokter untuk mendapatkan diagnosis medis dan pengobatan yang tepat. Jika ingin, Anda juga bisa melakukan pengobatan rumahan, seperti mengonsumsi air lemon dan mengompres area yang terinfeksi, untuk mempercepat proses penyembuhannya.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Melakukan Pengobatan Medis

PDF download Unduh PDF
  1. Sebagian besar infeksi kelenjar ludah sejatinya disebabkan oleh adanya penyumbatan di salah satu atau lebih kelenjar ludah. Kondisi tersebut dikenal sebagai sialadenitis, yang umumnya disebabkan oleh pertumbuhan bakteri. Jika situasi Anda pun demikian, dokter akan meresepkan antibiotik sebagai metode pengobatan tahap pertama. Antibiotik tersebut kemudian harus Anda konsumsi sesuai petunjuk dokter, meski kondisi tubuh sudah terasa membaik sebelum obat habis. [1]
    • Antibiotik yang lazim diresepkan untuk mengobati infeksi kelenjar ludah adalah dicloxacillin, clindamycin, dan vancomycin.
    • Efek samping yang mungkin muncul adalah diare, mual, gangguan pencernaan, dan nyeri abdomen. Beberapa orang juga mengalami gejala alergi ringan, seperti kulit yang gatal atau batuk. [2]
    • Jika merasakan nyeri yang sangat hebat pada abdomen, terus-menerus muntah, atau mengalami reaksi alergi yang serius seperti kesulitan bernapas, segeralah memeriksakan diri ke dokter!
  2. Selain antibiotik oral, dokter mungkin juga akan meresepkan obat kumur untuk membunuh bakteri di dalam kelenjar ludah. Jika Anda pun menerima resep tersebut, gunakan obat kumur antibakteri sesuai petunjuk dokter. [3]
    • Misalnya, obat kumur yang mengandung chlorhexidine 0,12% kerap diresepkan oleh dokter untuk digunakan sebanyak 3 kali sehari. Untuk menggunakannya, Anda hanya perlu berkumur seperti biasa selama waktu yang ditentukan oleh dokter, lalu meludahkannya.
  3. Jika infeksi disebabkan oleh penularan virus, Anda tidak akan bisa menyembuhkannya dengan antibiotik. Alih-alih, dokter akan berfokus untuk mengobati penyebab dasarnya terlebih dahulu, seperti gondok atau influenza, lalu menyediakan program pengelolaan gejala untuk memulihkan infeksi yang Anda derita. [4]
    • Selain influenza dan gondok, gangguan virus seperti HIV dan herpes juga dapat memicu terjadinya infeksi kelenjar ludah. Tidak hanya itu, gangguan medis seperti sindrom Sjogren (penyakit autoimun), sarcoidosis, dan terapi radiasi untuk kanker oral pun dapat menjadi penyebabnya.
  4. Prosedur ini merupakan metode pengobatan yang relatif baru, dan melibatkan kamera serta alat yang sangat kecil untuk mendiagnosis sekaligus mengobati infeksi kelenjar ludah. Melalui proses sialendoscopy, area yang terinfeksi dan tersumbat terkadang dapat diangkat untuk mempercepat proses pemulihan pasien. [5]
    • Sialendoscopy merupakan prosedur rawat jalan yang memiliki tingkat kesuksesan sangat tinggi, tetapi tidak tersedia di seluruh area karena belum banyak dokter yang mengenal dan menerima pelatihan terkait prosedur tersebut. [6]
  5. Jika penyumbatan saluran ludah tergolong kronis atau menimbulkan komplikasi kesehatan, langkah terbaik yang mungkin perlu ditempuh adalah mengangkat kelenjar ludah melalui prosedur operatif. Ingat, manusia memiliki 3 pasang kelenjar ludah, yaitu di area belakang rahang, di bawah area lidah depan, dan di bawah area lidah belakang. Dengan kata lain, mengangkat salah satunya tidak akan memengaruhi produksi ludah secara signifikan. [7]
    • Jenis operasi tersebut hanya akan memakan waktu 30 menit, tetapi pasien harus dibius secara total dan melakukan rawat inap pascaoperasi. Umumnya, proses pemulihan dapat berlangsung selama satu minggu dan risiko komplikasinya minimal. [8]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Melakukan Pengobatan Rumahan

PDF download Unduh PDF
  1. Ingat, tubuh harus tetap terhidrasi agar produksi ludah tidak terhambat, infeksi dapat menghilang, dan saluran ludah tidak lagi tersumbat. Penambahan irisan lemon ke dalam air diperlukan karena cita rasa asam dapat semakin meningkatkan produksi ludah dalam mulut Anda. [9]
    • Opsi yang terbaik adalah campuran air putih dan lemon. Sebaiknya, jangan mengonsumsi lemonade atau air lemon yang sudah diberi tambahan gula agar tidak merusak kesehatan gigi dan tubuh Anda.
  2. Permen bercita rasa asam dapat meningkatkan produksi ludah. Namun, pastikan Anda hanya memilih permen yang tidak mengandung gula tambahan demi melindungi kesehatan gigi. Jika ingin mengonsumsi makanan yang lebih alami, cobalah mengiris lemon menjadi beberapa bagian dan mengisap setiap bagiannya secara bergantian di sepanjang hari. [10]
  3. Pertama-tama, masukkan ½ sdt. garam meja ke dalam 250 ml air bersuhu suam-suam kuku. Kemudian, sesap air tersebut dan gunakan untuk berkumur di seluruh area mulut selama beberapa detik. Seusai berkumur, ludahkan air tersebut dan jangan menelannya. [11]
    • Lakukan metode ini 3 kali per hari, atau sesering yang dianjurkan oleh dokter.
    • Air garam dapat membantu membersihkan infeksi dan meredakan nyeri secara temporer.
  4. Pertama-tama, rendam selembar kain di dalam air hangat, bukan panas, lalu tempelkan kain tersebut ke permukaan kulit yang melindungi lokasi infeksi. Kompres area tersebut sampai suhu kainnya mendingin. [12]
    • Metode ini bisa diulangi sesering mungkin, kecuali diinstruksikan berbeda oleh dokter.
    • Kompres hangat dapat membantu meredakan pembengkakan dan mengurangi nyeri secara temporer.
    • Infeksi kelenjar ludah paling sering terjadi di area belakang mulut. Itulah mengapa, kompres sebaiknya diletakkan tepat di bawah telinga.
  5. Berikan tekanan lembut menggunakan satu atau dua buah jari tangan ke permukaan kulit yang terkena infeksi kelenjar ludah (seperti di bawah salah satu telinga), lalu pijat area tersebut dengan gerakan melingkar. Lakukan ini sesering mungkin, atau sesuai dengan rekomendasi dokter. [13]
    • Memijat area yang terinfeksi dapat membantu meredakan nyeri dan pembengkakan yang muncul, sekaligus membuka saluran ludah yang tersumbat.
  6. Ibuprofen dan asetaminofen dapat membantu meredakan nyeri yang berhubungan dengan infeksi kelenjar ludah, serta meredakan demam yang umumnya menyertai infeksi tersebut. [14]
    • Meski obat-obatan bebas dapat dibeli tanpa resep di apotek, tetaplah mengonsultasikan opsi yang terbaik kepada dokter!
    • Konsumsi obat bebas sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan dan/atau yang diberikan oleh dokter.
  7. Sejatinya, infeksi kelenjar ludah sangat jarang bertransformasi menjadi komplikasi yang serius. Namun, bukan berarti kemungkinan tersebut tidak ada! Jika tubuh mengalami demam di atas 39°C, atau mulai kesulitan bernapas dan/atau menelan, segeralah menghubungi dokter. [15]
    • Ingat, kesulitan bernapas adalah gangguan yang serius dan mengancam!
    • Gejala-gejala tersebut mengindikasikan bahwa infeksi yang Anda alami sudah menyebar.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Mengurangi Risiko Infeksi Kelenjar Ludah

PDF download Unduh PDF
  1. Meski infeksi kelenjar ludah tidak benar-benar bisa dicegah, setidaknya Anda bisa mengurangi produksi bakteri di dalam mulut melalui proses pembersihan oral yang baik untuk meminimalkan risikonya. Secara umum, Anda harus menyikat gigi setidaknya dua kali sehari, membersihkan gigi dengan benang secara rutin, dan memeriksakan diri ke dokter gigi setidaknya satu atau dua kali setahun. [16]
  2. Semakin banyak air putih yang Anda konsumsi, semakin tinggi pula tingkat produksi ludah di dalam mulut. Alhasil, risiko penyumbatan saluran ludah dan infeksi pun akan berkurang secara drastis. [17]
    • Air putih adalah pilihan yang terbaik untuk menghidrasi tubuh. Jangan mengonsumsi minuman bergula yang dapat berdampak buruk bagi kondisi gigi dan kesehatan tubuh secara menyeluruh. Jangan pula mengonsumsi kafeina dan alkohol yang justru dapat membuat tubuh semakin dehidrasi.
  3. Pikirkan ini sebagai salah satu dari jutaan alasan yang mengharuskan Anda untuk berhenti merokok , mengunyah tembakau, atau bahkan tidak akan pernah mencoba melakukan keduanya. Tembakau dapat memicu produksi bakteri dan racun dalam mulut yang akan meningkatkan risiko infeksi kelenjar ludah. [18]
    • Mengonsumsi tembakau juga dapat meningkatkan risiko kanker di salah satu atau lebih kelenjar ludah.
    • Selain infeksi kelenjar ludah, mengunyah tembakau juga dapat memicu terjadinya kanker pada kelenjar ludah. Oleh karena itu, segeralah memeriksakan diri ke dokter jika merasakan adanya benjolan di dekat rahang, di bawah telinga, atau di area pipi bawah!
    • Jika saat ini Anda sedang berlibur atau berdomisili di Amerika Serikat, cobalah menghubungi hotline khusus untuk membantu menghentikan kebiasaan merokok di 1-800-QUIT-NOW.
  4. Gondok merupakan salah satu penyebab infeksi kelenjar ludah yang paling lazim. Namun, pemberian vaksin MMR (measles/campak, mumpus/gondok, dan rubella/rubela) dapat mengurangi risiko tersebut secara signifikan. [19]
    • Di Indonesia, anak-anak umumnya menerima vaksin MMR pada usia 15 bulan, yang dilanjutkan dengan pemberian vaksin penguat pada usia 5 tahun. Jika Anda belum menerima vaksin tersebut, segeralah mengonsultasikannya kepada dokter! [20]
  5. Infeksi kelenjar ludah dapat menimbulkan gejala yang sangat umum, seperti demam dan meriang. Selain itu, Anda mungkin juga akan mengalami gejala lain, seperti: [21]
    • Keluarnya nanah dari mulut yang mungkin akan terasa tidak enak
    • Kekeringan mulut yang konstan atau terus berulang
    • Rasa nyeri ketika makan atau membuka mulut
    • Tidak bisa membuka mulut sepenuhnya
    • Kemerahan atau pembengkakan di area wajah dan leher, terutama di bawah telinga atau di bawah rahang
  6. Dalam banyak kasus, dokter dapat mendiagnosis kondisi tersebut melalui pemeriksaan visual sederhana dan prosedur analisis gejala. Namun, dalam beberapa kasus, dokter juga perlu melibatkan prosedur yang lebih rumit seperti ultrasonografi, MRI, atau CT scan untuk mempelajari kondisi pasien dengan lebih spesifik demi mendapatkan diagnosis yang akurat. [22]
    • Jika mengkhawatirkan adanya tumor yang memblokir saluran ludah, dokter mungkin akan merekomendasikan prosedur biopsi dengan jarum untuk mengambil sampel jaringan di area tersebut.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 10.140 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan