Siapa di antara Anda yang hingga saat ini masih beranggapan bahwa infeksi ragi hanya mampu menyerang area genital? Faktanya, infeksi ragi yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur “ Candida albicans ” tersebut bisa terjadi di area kulit mana pun. Terkadang, infeksi tersebut juga memicu kemunculan ruam kemerahan yang sangat gatal! Meski terasa mengganggu, sejatinya infeksi ragi tidak berbahaya dan dapat diobati dengan mudah menggunakan obat-obatan alami, sekalipun tingkat kesuksesannya rendah. Oleh karena itu, jika kondisi kulit tak kunjung membaik setelah 1-2 minggu diobati dengan bahan-bahan alami, seeralah beralih ke krim antijamur konvensional yang mampu bekerja lebih efektif untuk menghilangkan ruam di kulit.
Langkah
Ingin coba mengobati infeksi jamur dengan obat-obatan alami? Sebelumnya, pahamilah bahwa selain opsi obat alami yang ada sangat terbatas, efektivitasnya untuk melawan infeksi jamur pun tidak cukup baik. Artinya, risiko ruam tetap persisten pun akan tetap ada. Meski demikian, oleh karena efek sampingnya dianggap sangat minim, tidak ada salahnya mencobanya. Jika ternyata tidak berhasil, jangan ragu memeriksakan diri ke dermatolog untuk mendapatkan rekomendasi pengobatan yang lebih sesuai. Ingat, selalu cuci tangan setelah mengaplikasikan obat-obatan topikal berikut agar jamur tidak menyebar ke area kulit yang lain!
-
Gunakan minyak pohon teh untuk membunuh jamur. Minyak pohon teh dikenal kaya akan kandungan antimikrob alaminya, dan terbukti sukses ketika digunakan untuk membunuh jamur “ Candida ”. Jika digunakan secara rutin dengan konsentrasi 0,25-1%, penggunaan minyak pohon teh terbukti cukup efektif. [1] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
- Tidak semua minyak esensial sudah dilarutkan. Oleh karena itu, jangan lupa mengecek konsistensi minyak sebelum menggunakannya. Jika minyak belum dilarutkan, cobalah mengencerkannya dengan minyak pelarut seperti jojoba. Secara khusus, campurkan 1 sdt. minyak pohon teh dengan 1 sdt. minyak pelarut untuk menghasilkan konsentrasi 1%. [2] X Teliti sumber
- Ruam mungkin akan membutuhkan waktu untuk benar-benar hilang. Oleh karena itu, teruslah menerapkan metode ini selama 1-2 minggu dan mengamati manfaatnya.
-
Cobalah menggunakan minyak kelapa. Minyak kelapa murni juga diklaim bermanfaat untuk membunuh jamur “ Candida ” dan berpotensi untuk mengobati berbagai jenis infeksi yang resistan terhadap obat-obatan antijamur konvensional. [3] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber Untuk menggunakannya, Anda hanya perlu menuangkan sedikit minyak ke ujung jari dan memijatkannya ke permukaan ruam. Lakukan metode ini satu kali sehari. [4] X Teliti sumber
- Minyak kelapa berkualitas baik umumnya akan bertekstur padat dan licin, menyerupai lilin. Jika teksturnya cair, kemungkinan besar minyak sudah dicampur dengan bahan tambahan atau bersuhu terlalu panas.
- Minyak kelapa juga bisa dimakan, sekalipun kandungan lemak jenuhnya sangat tinggi sehingga sebaiknya tidak dikonsumsi dalam jumlah yang terlalu banyak.
-
Cobalah menggunakan minyak oregano. Sejatinya, minyak oregano merupakan salah satu jenis minyak esensial yang ampuh untuk membunuh jamur seperti “ Candida ”. Itulah mengapa, jika seluruh metode lain tidak berhasil, cobalah memijatkan minyak oregano ke permukaan ruam dan mengamati manfaatnya. [5] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
- Sejatinya, tidak ada dosis atau frekuensi penggunaan minyak oregano yang dianjurkan. Oleh karena itu, Anda bisa mencoba mengaplikasikan minyak satu kali sehari terlebih dahulu dan mengamati hasilnya.
Iklan
Meski tidak serta-merta mampu mengobati infeksi ragi, setidaknya langkah-langkah yang tertera dalam metode ini dapat mencegah ruam memburuk dan ampuh meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan pertumbuhan jamur. Apa pun metode pengobatan yang Anda pilih, perubahan gaya hidup tetap perlu dilakukan untuk mempercepat proses pemulihan tubuh dan mencegah infeksi terjadi kembali di kemudian hari.
-
Jaga kondisi ruam agar tetap bersih dan kering. Menjaga kebersihan dan kekeringan area di sekitar ruam adalah cara yang sempurna untuk mencegah penyebaran jamur. Untuk itu, bersihkan jamur seperti biasa dengan sabun berbahan lembut, lalu keringkan kulit dengan handuk. [6] X Teliti sumber
- Cuci dahulu handuk yang Anda pakai sebelum dikenakan kembali. Hati-hati, jamur bisa menyebar ke area kulit yang lain!
- Pastikan kondisi kulit sudah benar-benar kering sebelum mengenakan pakaian, terutama karena jamur dapat dengan mudah bertumbuh di area yang lembap.
-
Taburkan bedak yang mampu menyerap keringat agar kulit tetap kering. Bedak tabur sesedikit apa pun mampu menyerap kelembapan berlebih dan membuat ruam tetap kering setelahnya. Alhasil, risiko ruam untuk menyebar pun akan berkurang. [7] X Sumber Tepercaya MedlinePlus Kunjungi sumber
- Langkah ini terutama penting untuk dilakukan jika ruam terletak di area kulit yang rentan berkeringat, seperti di ketiak atau lipatan kulit.
-
Biarkan ruam terpapar udara segar, kapan pun memungkinkan. Pada dasarnya, jamur tidak bisa berkembang biak di tempat yang terkena paparan udara segar. Oleh karena itu, jika ruam terletak di area yang tidak perlu ditutupi oleh pakaian, seperti di lengan atau leher, jangan menutupnya dengan pakaian atau perban. Alih-alih, biarkan ruam terkena paparan udara segar sebanyak mungkin. [8] X Sumber Tepercaya MedlinePlus Kunjungi sumber
- Berusahalah untuk tidak menutup ruam agar keringat tidak terperangkap dan membuat kulit semakin teriritasi.
-
Kenakan pakaian yang longgar jika ruam muncul di area tubuh yang privat. Sejatinya, beberapa jenis ruam sulit untuk dibiarkan terbuka, seperti yang terletak di area privat Anda. Jika ruam harus ditutupi oleh pakaian, setidaknya kenakan pakaian yang sangat longgar hingga kulit benar-benar pulih. Dengan demikian, kelembapan dan panas berlebih tidak akan terperangkap di permukaan kulit dan menjadi lahan basah bagi jamur untuk berkembang biak. [9] X Teliti sumber
- Jika infeksi semacam itu rentan Anda alami, berusahalah untuk selalu mengenakan pakaian berbahan longgar sekadar untuk berjaga-jaga.
-
Kurangi berat badan, jika perlu. Memiliki berat badan berlebih merupakan salah satu faktor risiko infeksi ragi pada kulit, terutama karena jamur dapat dengan mudah bertumbuh di antara lipatan kulit. Itulah mengapa, Anda yang memiliki berat badan berlebih harus memeriksakan diri ke dokter untuk meminta rekomendasi berat badan yang ideal. Setelah itu, rancang pola makan dan pola berolahraga yang aman untuk mencapai target tersebut. [10] X Teliti sumber
-
Kontrol kadar gula darah dalam tubuh jika Anda memiliki penyakit diabetes. Pada dasarnya, orang-orang dengan penyakit diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami infeksi kulit seperti “ Candida ”, terutama ketika kadar gula darahnya sedang tidak seimbang. Itulah mengapa, bagi Anda yang memiliki penyakit diabetes, selalu ikuti aturan pemakaian, anjuran dosis, dan rekomendasi diet yang diberikan oleh dokter untuk mengurangi risiko infeksi ragi. [11] X Teliti sumber
- Jika mengalami kemunculan ruam dan memiliki penyakit diabetes pada saat yang bersamaan, segeralah memeriksakan diri ke dokter! Hati-hati, ruam pada penderita diabetes dapat bertransformasi menjadi infeksi, terutama jika muncul di area kaki.
Iklan
Sejatinya, metode pengobatan antijamur konvensional merupakan opsi yang lebih baik dan cepat untuk mengobati infeksi, terutama karena efektivitasnya lebih tinggi daripada obat-obatan alami. Oleh karena itu, jika obat-obatan alami tidak mampu mengobati infeksi yang Anda alami, cobalah mengikuti kiat-kiat yang tercantum berikut ini.
-
Aplikasikan krim antijamur yang dijual bebas di apotek. Obat yang jauh lebih efektif untuk mengobati infeksi ragi adalah krim antijamur, yang untungnya dapat Anda beli dengan mudah di apotek mana pun. Meski aturan pemakaian untuk setiap merek obat berbeda, umumnya krim perlu dioleskan setiap hari selama 1-2 minggu. Seharusnya, ruam akan mulai menghilang setelah diobati selama 1 minggu. [12] X Teliti sumber
- Krim antijamur yang lazim digunakan adalah miconazole dan clotrimazole . Jika tidak tahu jenis krim yang paling sesuai dengan kondisi Anda, jangan ragu meminta rekomendasi dari apoteker.
- Selalu baca dan ikuti instruksi pemakaian yang tertera pada kemasan krim.
-
Temui dermatolog untuk meminta resep krim yang lebih manjur, jika diperlukan. Jika ruam tak kunjung sembuh setelah satu minggu menggunakan obat-obatan bebas, segeralah memeriksakan diri ke dermatolog. Kemungkinan, mereka akan meresepkan krim yang berdosis lebih tinggi untuk diaplikasikan sebagaimana ketika Anda menggunakan krim bebas. Dalam waktu 1-2 minggu, seharusnya ruam akan benar-benar hilang. [13] X Teliti sumber
- Ikuti aturan pemakaian dan anjuran dosis yang diberikan oleh dermatolog. Jangan menghentikan konsumsi obat tanpa sepengetahuan dokter agar ruam tidak muncul kembali.
- Jika ruam tak kunjung hilang, segeralah menghubungi dermatolog untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
-
Konsumsi obat antijamur untuk mengobati infeksi yang persisten. Dalam kasus yang kurang lazim terjadi, infeksi jamur mungkin tidak berhasil diobati oleh obat-obatan topikal. Jika situasinya demikian, dermatolog mungkin akan meresepkan obat antijamur, umumnya dalam bentuk tablet, untuk dikonsumsi sejumlah dosis yang dianjurkan demi mengobati infeksi hingga ke akarnya. [14] X Teliti sumber
- Jangan terlalu cepat menghentikan konsumsi obat untuk memastikan jamur dan ruam yang timbul di kulit benar-benar hilang.
- Jika sistem kekebalan tubuh Anda kurang baik dan tidak mampu melawan infeksi sendirian, kemungkinan besar dokter akan meminta Anda untuk mengonsumsi obat-obatan oral.
Iklan
Ikhtisar Medis
Infeksi ragi dapat menjadi masalah kulit yang mengganggu dan persisten. Meski obat-obatan alami bisa digunakan untuk mengurangi gejalanya, sejatinya tingkat efektivitasnya tidak terlalu tinggi. Untungnya, saat ini telah tersedia obat-obatan konvensional seperti krim antijamur yang lebih efektif untuk melawan infeksi, dan bisa dibeli tanpa resep di apotek. Jika opsi tersebut masih belum berhasil, jangan ragu meminta resep obat dari dermatolog.
Peringatan
- Beberapa orang memiliki alergi terhadap minyak esensial. Oleh karena itu, jika kulit terlihat memerah, membengkak, atau terasa gatal setelah minyak esensial diaplikasikan, berhentilah melakukannya.
Referensi
- ↑ https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1360273/
- ↑ https://www.takingcharge.csh.umn.edu/how-do-i-choose-and-use-essential-oils
- ↑ https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/17651080/
- ↑ https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/food-features/coconut-oil/
- ↑ https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/11855736/
- ↑ https://www.uofmhealth.org/health-library/abr7621
- ↑ https://medlineplus.gov/ency/article/000880.htm
- ↑ https://medlineplus.gov/ency/article/000880.htm
- ↑ https://myhealth.alberta.ca/Health/aftercareinformation/pages/conditions.aspx?hwid=abr3878
- ↑ http://pennstatehershey.adam.com/content.aspx?productid=117&pid=1&gid=000880
- ↑ http://pennstatehershey.adam.com/content.aspx?productid=117&pid=1&gid=000880
- ↑ https://www.uofmhealth.org/health-library/abr7621
- ↑ https://myhealth.alberta.ca/Health/aftercareinformation/pages/conditions.aspx?hwid=abr3878
- ↑ https://myhealth.alberta.ca/Health/aftercareinformation/pages/conditions.aspx?hwid=abr3878