PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Kutil kelamin merupakan penyakit menular seksual yang lazim terjadi dan disebabkan oleh human papilloma virus (HPV). [1] Umumnya, kutil kelamin terlihat seperti sekumpulan benjolan yang berukuran kecil dan berbentuk seperti kembang kol di area genital. Dalam banyak kasus, kutil kelamin bahkan tidak disertai dengan gejala apa pun! [2] Meski ada banyak cara yang bisa Anda coba untuk mengobati kutil kelamin, tetaplah meminta diagnosis medis yang resmi dari dokter. Berbekal pemeriksaan dan pengobatan rutin, niscaya kutil kelamin dapat diobati dengan mudah dan memiliki risiko lebih kecil untuk muncul kembali di kemudian hari akibat virus HPV yang tidak sepenuhnya terbasuh dari sistem tubuh Anda. [3]

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Mendapatkan Diagnosis Medis

PDF download Unduh PDF
  1. Meski kutil kelamin kerap tidak disertai dengan gejala yang spesifik, tetaplah berusaha mengidentifikasi setiap gejala yang mungkin Anda alami. Kemudian, jangan ragu menghubungi dokter jika menemukan gejala yang mencurigakan, terutama jika Anda baru saja melakukan hubungan seksual tanpa pengaman.
    • Baik pria maupun wanita dapat tertular kutil kelamin. Selain itu, virus HPV yang tidak benar-benar hilang dari tubuh penderita dapat membuat kutil kembali muncul di kemudian hari.
    • Kutil kelamin umumnya disertai dengan beberapa gejala yang sangat minim. Meskipun timbul gejala, umumnya intensitasnya sangat ringan dan tidak menimbulkan rasa kurang nyaman di area genital.
    • Pada wanita, kutil kelamin dapat muncul di area vulva, perineum, saluran anal, dan serviks. Selain itu, kutil juga bisa muncul di area mulut, lidah, bibir, atau tenggorok jika orang tersebut melakukan aktivitas seks oral dengan pasangan yang terinfeksi kutil kelamin.
    • Gejala umum kutil kelamin pada wanita adalah munculnya lesi yang berukuran kecil dan berwarna abu-abu atau menyerupai daging di area genital, munculnya sekumpulan lesi yang terlihat seperti kembang kol di area genital, munculnya rasa gatal atau tidak nyaman di area genital, serta terjadinya perdarahan ketika melakukan penetrasi.
    • Kutil atau lesi pada kelamin mungkin tidak akan bisa terlihat oleh mata telanjang.
  2. Jika Anda menyadari adanya gejala kutil kelamin, termasuk lesi di genital, atau jika pasangan Anda mengaku memiliki kutil kelamin, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengonfirmasi diagnosis tersebut dan menentukan metode pengobatan yang paling tepat.
    • Jelaskan gejala yang Anda alami kepada dokter, tanda-tanda kutil kelamin yang Anda lihat, dan riwayat hubungan seksual tanpa pengaman yang Anda miliki.
    • Jika kutil kelamin kembali muncul, segeralah menghubungi dokter untuk mengetahui perlu atau tidaknya melakukan pengobatan.
  3. Jika dokter menduga Anda sedang terkena kutil kelamin, kemungkinan besar dia akan meminta Anda untuk melakukan berbagai jenis pemeriksaan medis untuk mendiagnosis ada atau tidaknya penyakit menular seksual, serta menentukan rencana pengobatan yang paling tepat untuk kondisi Anda. [4]
    • Dokter mungkin akan mengaplikasikan larutan asam asetat berdosis ringan ke area yang dicurigai rentan ditumbuhi kutil. Kemudian, dokter mungkin juga akan mengamati kondisi di area tersebut secara lebih mendetail dengan alat pembesar yang disebut colposcope . [5]
    • Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan pap smear untuk mendeteksi perubahan yang terjadi di dalam vagina atau serviks, demi mengidentifikasi eksistensi kutil atau virus HPV yang menyebabkan timbulnya kutil kelamin. [6]
    • Jika Anda berusia di atas 30 tahun, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya virus HPV di dalam tubuh Anda. Melakukannya dapat memudahkan dokter untuk mendiagnosis eksistensi kutil kelamin. [7]
    • Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan melakukan prosedur biopsi di area yang mencurigakan, terutama jika kondisinya terlihat atipikal atau diagnosisnya kurang jelas.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mengobati Kutil Kelamin

PDF download Unduh PDF
  1. Dalam beberapa kasus, kutil kelamin dapat hilang dengan sendirinya tanpa harus diobati. [8] Jika kutil kelamin Anda tidak terasa nyeri, cobalah mendiamkannya sampai kutil hilang dengan sendirinya. [9] Faktanya, sekitar 30% kutil kelamin akan menghilang dalam waktu 4 bulan setelah infeksi terjadi, meski pasien tidak melakukan pengobatan apa pun. [10]
    • Jika ingin menerapkan metode ini, pastikan kutil hanya didiamkan sejauh eksistensinya tidak memunculkan rasa nyeri atau tidak nyaman yang mengganggu. [11]
    • Jika kutil didiamkan, kemungkinan Anda untuk menularkannya kepada orang lain atau terkena komplikasi akan selalu ada. [12]
    • Kutil kelamin yang tidak diobati memiliki potensi lebih besar untuk muncul kembali di kemudian hari. [13] Selain itu, kebersihannya pun akan sangat sulit untuk dijaga. [14]
    • HPV dapat memicu terjadinya kanker di area vulva, vagina, penis, atau anus. Oleh karena itu, sebaiknya periksakan diri secara rutin ke dokter agar kondisi kesehatan Anda dapat terus terpantau. [15]
  2. Jika Anda didiagnosis terkena kutil kelamin, kemungkinan besar dokter akan meresepkan obat-obatan topikal yang bisa diaplikasikan langsung ke permukaan kulit. Ingat, pastikan Anda hanya menggunakan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter, bukan obat bebas yang dijual di apotek. [16]
    • Kemungkinan, dokter akan meresepkan imiquimod , podophyllin , atau podofilox untuk mengobati kutil. [17]
    • Salep yang diresepkan oleh dokter biasanya mengandung sinecatechins (ekstrak teh hijau), dan digunakan sebagai obat luar untuk mengobati kutil di area genital dan anal Anda. [18]
    • Aplikasikan obat-obatan tersebut sesuai dengan anjuran yang didberikan oleh dokter. [19] Ingat, beberapa pengobatan dapat meningkatkan sensitivitas kulit dan mengurangi efektivitas kondom atau alat kontrasepsi diafragma. [20]
    • Kemungkinan, dokter juga akan mengaplikasikan trichloroacetic acid (TCA) ke kutil kelamin. Umumnya, metode tersebut perlu dilakukan beberapa kali di dalam ruangan dokter. [21]
    • Pasangan seksual Anda juga mungkin perlu melakukan pengobatan jika mengalami gejala kutil kelamin. Lakukan itu untuk mencegah Anda dan pasangan saling menularkan penyakit yang sama di kemudian hari. [22]
    • Jangan mengobati kutil dengan obat-obatan bebas yang dijual di apotek. Ingat, obat-obatan tersebut tidak ditujukan untuk mengobati jaringan genital yang rapuh dan justru berisiko memperburuk rasa tidak nyaman yang Anda rasakan. [23]
  3. Dalam beberapa kasus, pasien mungkin perlu melakukan operasi untuk menghilangkan kutil yang berukuran terlalu besar atau yang tidak mau merespons obat-obatan. [24] Secara umum, ada beberapa prosedur operatif yang bisa dilakukan oleh dokter untuk menghilangkan kutil di kulit Anda.
    • Cryotherapy , atau terapi pembekuan, menggunakan nitrogen cair untuk membekukan area di sekitar kutil. Kemudian, area tersebut akan membentuk lepuh yang akan melepaskan kutil dari permukaan kulit Anda. Kemungkinan besar, Anda perlu melakukan beberapa kali proses terapi untuk benar-benar menghilangkan kutil kelamin.
    • Metode electrocauter memanfaatkan energi listrik untuk membakar kutil kelamin.
    • Eksisi operatif dapat mengangkat seluruh area kulit yang ditumbuhi oleh kulit.
    • Sering kali, metode laser adalah jalan keluar terakhir untuk mengobati kutil yang terlampau ekstensif atau sulit untuk dihilangkan.
    • Segala bentuk prosedur operatif berisiko menimbulkan berbagai efek samping seperti nyeri, pembengkakan, dan bekas luka.
  4. Selagi menjalani pengobatan kutil kelamin, berusahalah semampu Anda untuk menghindari aktivitas seksual dalam bentuk apa pun, termasuk hubungan seks oral dan anal. [25] Jika kesulitan melakukannya, setidaknya selalu kenakan kondom yang berbahan lateks atau polyurethane untuk mencegah penyebaran penyakit ke pasangan seksual Anda, sekaligus mengurangi risiko Anda untuk terkena infeksi berulang. [26]
    • Saat kulit sedang terluka atau ditumbuhi kutil, kemungkinan besar hubungan seksual akan terasa kurang nyaman untuk dilakukan.
    • Hati-hati, pengobatan kutil dapat mengurangi efektivitas kondom. [27]
  5. Salah satu cara terbaik untuk mengobati kutil adalah dengan menghindarinya. Namun, kondisi tersebut tidak selalu memungkinkan untuk dicapai, bukan? Itulah mengapa, ada beberapa opsi yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penyebaran kutil, seperti dengan mencuci tangan dan tidak menyentuh kutil. [28]
    • Selalu cuci tangan Anda setelah melakukan pengobatan. [29]
    • Jaga kebersihan dan kekeringan area genital, serta ganti celana dalam Anda setiap hari. [30]
    • Jangan mengelupas atau memencet kutil yang berisiko menyebarkan virus ke area tubuh Anda yang lain. [31]
    • Merokok juga dapat membuat kutil kelamin kembali muncul di kemudian hari. [32]
  6. Dalam beberapa kasus, kutil kelamin dapat terasa sangat tidak nyaman atau bahkan nyeri. Untuk menanggulanginya, Anda bisa mengompres area kulit yang terkena dampaknya atau mengonsumsi obat pereda sakit bebas. [33]
    • Aplikasikan kompres dingin selama 1-2 jam per hari untuk meredakan ketidaknyamanan pada kulit yang terluka. [34]
    • Konsumsi obat pereda sakit yang dijual bebas di apotek seperti ibuprofen atau asetaminofen. [35]
  7. Jika gejala kutil kelamin terus berlanjut setelah pengobatan dilakukan, segeralah menemui dokter. Lakukan ini untuk memastikan kutil kelamin tidak kembali muncul atau memicu terjadinya gangguan kesehatan yang lebih kompleks.
  8. Dengan kata lain, pilih celana dalam yang tidak berisiko mengiritasi kutil atau kulit di sekitarnya untuk meredakan ketidaknyamanan yang muncul. Pilih pula celana dalam yang longgar dan terbuat dari serat alami, serta ganti pakaian dalam Anda setiap hari. [36]
    • Mengenakan celana dalam berbahan katun adalah pilihan yang bijaksana, terutama karena jenis bahan tersebut tidak akan mengiritasi kulit dan mampu menyerap kelembapan ekstra dari kulit Anda. [37]
  9. Secara umum, eksistensi kutil kelamin tidak akan membahayakan kesehatan Anda maupun janin yang ada di dalam kandungan. Namun, oleh karena kadar hormon di dalam tubuh Anda meningkat, kemungkinan besar kutil kelamin akan mulai terasa nyeri atau tidak nyaman. Jika situasi tersebut terjadi, segeralah menghubungi dokter untuk mengatasinya. [38]
    • Meski eksistensi kutil kelamin tidak akan memengaruhi kesuburan atau kemampuan wanita untuk melahirkan dengan aman, tidak mengobatinya selagi hamil berisiko memicu terjadinya komplikasi seperti perdarahan atau ketidakmampuan jaringan vagina untuk meregang dengan benar. Selain itu, kutil kelamin yang tidak diobati juga akan mencegah Anda untuk melakukan persalinan dengan normal. Dengan kata lain, Anda harus melakukan operasi sesar! [39]
    • Wanita hamil sebaiknya tidak menggunakan obat topikal kecuali disarankan demikian oleh dokter. [40] Secara umum, TCA dan cryotherapy adalah metode yang efektif dan aman untuk digunakan oleh wanita hamil. [41]
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Mencegah Kutil Muncul Kembali

PDF download Unduh PDF
  1. Jika Anda sudah pernah dirawat dengan diagnosis kutil kelamin, lakukan kembali pemeriksaan kutil dan HPV secara rutin untuk memastikan virus yang menyebabkannya telah benar-benar meninggalkan tubuh Anda dan Anda tidak lagi berpotensi menularkan virus tersebut kepada orang lain.
    • Kemunculan kembali kutil kelamin adalah hal yang lazim terjadi dan umumnya akan diobati dengan metode yang sama.
  2. Cara terbaik untuk mencegah munculnya kutil kelamin adalah dengan menghindari seluruh aktivitas yang mengantongi risiko tersebut. Itulah mengapa, Anda harus selalu menggunakan kondom yang terbuat dari lateks atau polyurethane , serta membatasi jumlah pasangan seksual yang dimiliki untuk meminimalkan risiko tertular penyakit atau terkena kutil kelamin. [42]
    • Selalu gunakan kondom ketika melakukan aktivitas seksual. Meski tidak serta-merta mengeliminasi risiko Anda untuk terkena kutil kelamin, setidaknya penggunaan kondom mampu mengurangi risiko tersebut. Oleh karena itu, selalu kenakan kondom atau dental dam sebelum melakukan hubungan seks oral. [43]
    • Semakin banyak jumlah pasangan seksual Anda, semakin tinggi pula risiko Anda untuk terkena kutil kelamin. Oleh karena itu, cobalah membatasi jumlah pasangan seksual Anda untuk menekan risikonya, dan selalu gunakan kondom ketika melakukan aktivitas seksual! [44]
  3. Meski alasannya belum teridentifikasi oleh dokter, tetapi menjadi perokok diklaim mampu meningkatkan risiko Anda untuk terkena kutil kelamin, [45] terutama karena merokok dapat mengurangi sistem kekebalan tubuh Anda. Selain itu, merokok juga dapat meningkatkan risiko kutil kelamin untuk muncul kembali di kemudian hari. Itulah mengapa, Anda harus mencoba mengurangi intensitas merokok demi menjaga kesehatan secara menyeluruh. [46]
  4. Dewasa ini, vaksinasi HPV tersedia di berbagai rumah sakit dan bermanfaat untuk melindungi Anda dari penularan virus HPV yang memicu munculnya kutil kelamin. Jika Anda atau anak Anda berusia 9 sampai 26 tahun, pertimbangkan untuk melakukan vaksinasi Gardasil demi mencegah kemunculan kutil kelamin. [47]
    • Berhati-hatilah karena Cervarix , yang juga mampu melindungi tubuh dari virus HPV, tidak dapat memberikan perlindungan dari kutil kelamin sebagaimana Gardasil .
    • Melakukan vaksinasi dapat mengurangi risiko terkena kutil kelamin sebanyak 50%.
    Iklan
  1. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3390234/
  2. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/genital-warts/basics/treatment/con-20019380
  3. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/genital-warts/basics/treatment/con-20019380
  4. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/genital-warts/basics/treatment/con-20019380
  5. https://www.aad.org/dermatology-a-to-z/diseases-and-treatments/e---h/genital-warts/diagnosis-treatment
  6. http://www.cdc.gov/std/hpv/stdfact-hpv.htm
  7. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/genital-warts/basics/treatment/con-20019380
  8. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/genital-warts/basics/treatment/con-20019380
  9. https://www.aad.org/dermatology-a-to-z/diseases-and-treatments/e---h/genital-warts/diagnosis-treatment
  10. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/genital-warts/basics/treatment/con-20019380
  11. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/genital-warts/basics/treatment/con-20019380
  12. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/genital-warts/basics/treatment/con-20019380
  13. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/genital-warts/basics/treatment/con-20019380
  14. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/genital-warts/basics/treatment/con-20019380
  15. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/genital-warts/basics/treatment/con-20019380
  16. http://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/genital-warts
  17. http://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/genital-warts
  18. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/genital-warts/basics/treatment/con-20019380
  19. http://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/genital-warts
  20. http://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/genital-warts
  21. http://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/genital-warts
  22. http://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/genital-warts
  23. http://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/genital-warts
  24. http://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/genital-warts
  25. http://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/genital-warts
  26. http://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/genital-warts
  27. http://www.ladycarehealth.com/9-natural-ways-to-get-rid-of-genital-warts/
  28. http://www.ladycarehealth.com/9-natural-ways-to-get-rid-of-genital-warts/
  29. http://americanpregnancy.org/pregnancy-complications/genital-warts-during-pregnancy/
  30. http://www.obgyn.net/sexual-health/genital-wart-management-partnership-between-physician-and-patient
  31. http://www.aafp.org/afp/2005/0701/p178.html
  32. http://www.obgyn.net/sexual-health/genital-wart-management-partnership-between-physician-and-patient
  33. http://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/genital-warts
  34. http://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/genital-warts
  35. http://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/genital-warts
  36. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2672382/
  37. http://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/genital-warts
  38. https://www.aad.org/dermatology-a-to-z/diseases-and-treatments/e---h/genital-warts/tips

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 7.037 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan