PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Pernah mendengar kondisi bernama neuralgia pascaherpes ( post-herpetic neuralgia /PHN)? Sejatinya, neuralgia pascaherpes merupakan kondisi yang sangat mengganggu akibat nyeri yang ditimbulkannya, dan terkadang muncul setelah tubuh Anda terpapar virus herpes zoster. [1] Nyeri yang menyertai neuralgia pascaherpes umumnya muncul di area tubuh yang dihinggapi oleh ruam, dan biasanya terasa di sepanjang jalur saraf pada salah satu sisi tubuh. Meski ruam yang terasa nyeri, gatal, dan melepuh adalah karakteristik utama infeksi herpes zoster, terkadang nyeri saraf juga bisa menjadi salah satu gejalanya. Dalam banyak kasus, gejala awal herpes zoster adalah munculnya sensasi kesemutan atau terbakar di kulit dan menurut para ahli, ada tiga cara yang bisa Anda lakukan untuk mengobati nyeri saraf yang menyertai infeksi herpes zoster, yaitu: mengobati infeksi, mengontrol rasa nyeri yang muncul, dan mengurangi risiko komplikasi. [2]

Bagian 1
Bagian 1 dari 5:

Meredakan Nyeri dan Gatal Akibat Herpes Zoster

PDF download Unduh PDF
  1. Sesulit apa pun itu, jangan menyentuh lepuh, apalagi menggaruknya. Toh seiring berjalannya waktu, lepuh akan mengering dan terkelupas dengan sendirinya. Jika digaruk, lepuh justru akan terbuka kembali dan menjadi lebih rentan infeksi!
    • Menggaruk lepuh juga akan menyebarkan bakteri ke seluruh permukaan tangan. Jika telanjur melakukannya, jangan lupa mencuci tangan setelahnya untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekitar Anda.
  2. Soda kue memiliki pH yang lebih dari 7 dan oleh karenanya, bersifat basa. Alhasil, soda kue memiliki kemampuan untuk menetralkan zat kimia yang bersifat asam, tepatnya dengan pH di bawah 7, dan meredakan rasa gatal yang ditimbulkan olehnya.
    • Oleskan pasta yang terbuat dari campuran 3 sdt. soda kue dengan 1 sdt. air. Seharusnya, setelahnya gatal akan mereda dan lepuh pun akan mengering dengan lebih cepat.
    • Pasta soda kue bisa dioleskan sesering mungkin untuk meredakan rasa gatal yang muncul.
  3. Aplikasikan kompres yang dingin dan lembap untuk meredakan ketidaknyamanan yang muncul selama 20 menit, beberapa kali dalam sehari.
    • Untuk membuat kompres dingin, Anda bisa membalut plastik berisi es batu dengan handuk bersih, lalu menempelkannya ke kulit. Jika ingin, peran es batu juga bisa digantikan dengan kemasan sayuran beku. Yang terpenting, pastikan kulit tidak dikompres selama lebih dari 20 menit agar tidak terjadi kerusakan jaringan.
  4. Salah satu jenis krim topikal yang bisa dioleskan sesaat setelah kulit dikompres adalah krim benzocaine yang bisa dibeli tanpa resep dokter. Secara khusus, benzocaine bekerja sebagai obat bius lokal yang mampu mematikan saraf di balik kulit.
    • Sebagai alternatif, Anda juga bisa meminta dokter untuk meresepkan plester lidocaine 5%. Tempelkan plester di area yang terasa nyeri, sejauh plester dilekatkan ke kulit, bukan ke atas luka. Jika perlu, Anda boleh menempelkan maksimal 3 plester sekaligus, dan mengenakannya selama maksimal 12 jam dalam sehari.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 5:

Menyikapi Luka Infeksi

PDF download Unduh PDF
  1. Infeksi mengindikasikan bahwa kondisi luka telah memburuk. Itulah mengapa, Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter jika merasa mengalaminya. Beberapa gejala yang patut diwaspadai adalah: [3]
    • Demam
    • Peningkatan intensitas peradangan yang memicu munculnya rasa sakit tambahan
    • Luka terasa hangat ketika disentuh
    • Permukaan luka terlihat halus dan mengilap
    • Terjadinya pemburukan gejala
  2. Untuk mengurangi produksi cairan abnormal dari luka, membersihkan lapisan yang mengerak, dan menenangkan kulit, Anda bisa merendam area yang terinfeksi dalam larutan Burow . [4]
    • Larutan Burow mengandung zat antibakteri dan astringen, serta bisa dibeli tanpa resep dokter di berbagai apotek.
    • Alih-alih merendam luka, Anda juga bisa mengompres luka dengan larutan Burow menggunakan bantalan dingin selama 20 menit, beberapa kali dalam sehari.
  3. Setelah lepuh terlihat diselimuti oleh lapisan yang kering, cobalah mengoleskan krim capcaisin seperti Zostrix ke area tersebut. Lakukan ini maksimal 5 kali sehari untuk mempercepat proses penyembuhan luka.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 5:

Mengonsumsi Obat Setelah Lepuh Hilang

PDF download Unduh PDF
  1. Setelah lepuh hilang, Anda boleh menempelkan plester lidocaine 5% ke area kulit yang terkena dampaknya untuk meredakan nyeri saraf yang tersisa. Plester obat tersebut mampu meredakan nyeri secara efektif tanpa mengantongi risiko efek samping yang negatif.
    • Plester lidocaine bisa dibeli di berbagai apotek maupun toko kesehatan daring. Jika membutuhkan dosis yang lebih tinggi, cobalah meminta resepnya kepada dokter.
  2. Selain obat narkotik, obat-obatan antiradang nonsteroid kerap diresepkan untuk membuat nyeri lebih cepat mereda. Harga obat-obatan tersebut biasanya tidak mahal. Bahkan, kemungkinan besar Anda sudah memilikinya di rumah!
    • Beberapa contoh obat antiradang nonsteroid adalah asetaminofen, ibuprofen , atau indometachin . Ketiganya dapat dikonsumsi maksimal tiga kali sehari, meski tentu saja Anda harus mengikuti instruksi dosis yang tersedia di balik label kemasan untuk mengetahui cara penggunaan yang paling akurat.
  3. Kortikosteroid cukup sering diresepkan untuk orang-orang lanjut usia yang masih sehat dan mengalami nyeri berintensitas sedang hingga tinggi. Selain itu, kemungkinan besar dokter akan meresepkannya bersamaan dengan obat-obatan antivirus.
    • Konsultasikan kemungkinan tersebut kepada dokter, terutama karena kortikosteroid yang efektif karena berdosis lebih tinggi hanya boleh dibeli dengan resep dokter.
  4. Terkadang, analgesik narkotik diresepkan untuk mengobati nyeri saraf yang disebabkan oleh infeksi herpes zoster. Namun, pahamilah bahwa narkotik hanya mampu meredakan gejala, bukan mengobati akar masalahnya.
    • Selain itu, narkotik juga merupakan substansi yang rentan menimbulkan kecanduan pada pasien. Itulah mengapa, penggunaannya harus benar-benar dipantau oleh dokter.
  5. Terkadang, dokter akan meresepkan antidepresan tricylic untuk mengobati nyeri saraf spesifik yang disebabkan oleh infeksi herpes zoster. Meski mekanisme pastinya tidak diketahui, beberapa teori menyatakan bahwa antidepresan tricylic bekerja dengan cara memblokir reseptor nyeri di dalam tubuh.
  6. Faktanya, obat antiepilepsi telah lazim digunakan di berbagai uji klinis untuk mengobati nyeri neuropati dan dewasa ini, ada cukup banyak obat antiepilepsi yang bisa diresepkan oleh dokter untuk mengontrol kondisi pasien herpes zoster, seperti phenytoin , carbamazepine , lamotrigine , dan gabapentin .
    • Ingat, dua kiat terakhir hanya boleh dilakukan untuk mengatasi masalah nyeri saraf yang lebih serius. Oleh karena itu, jangan lupa mengonsultasikan keduanya kepada dokter terlebih dahulu!
    Iklan
Bagian 4
Bagian 4 dari 5:

Mengobati Nyeri Saraf Menggunakan Prosedur Operatif

PDF download Unduh PDF
  1. Salah satu teknik operatif paling sederhana yang bisa dilakukan untuk meredakan nyeri pada saraf adalah menyuntikkan alkohol atau fenol ke cabang saraf perifer. Prosedur tersebut sejatinya akan merusak saraf secara permanen dan membuatnya tidak lagi terasa nyeri.
    • Ingat, prosedur ini hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis ahli. Selain itu, kondisi dan riwayat medis Anda juga akan memengaruhi keputusan dokter untuk melakukan atau tidak melakukan prosedur tersebut.
  2. Pada prosedur ini, dokter akan memasukkan elektrode melewati saraf yang terasa nyeri. Elektrode tersebut kemudian akan menghantarkan impuls listrik yang sangat minim dan tidak terasa nyeri ke jalur saraf di sekitarnya.
    • Sejauh ini, tidak ada yang mengetahui cara kerja impuls listrik untuk meredakan nyeri pada saraf. Salah satu teori beranggapan bahwa impuls listrik tersebut mampu menstimulasi produksi endorfin, yaitu zat penekan rasa sakit alami yang dimiliki oleh tubuh.
    • Sayangnya, prosedur tersebut tidak cocok untuk dilakukan oleh semua orang. Namun, efektivitasnya cenderung akan meningkat jika dilakukan berbarengan dengan konsumsi obat bernama pregabalin .
  3. Alat yang digunakan serupa dengan TENS, tetapi ditanam jauh di balik kulit. Sebagaimana TENS, alat tersebut juga bisa dinyalakan dan dimatikan sesuai keperluan untuk mengontrol rasa sakit.
    • Sebelum operasi penanaman alat dilakukan, dokter akan melakukan pengujian menggunakan elektrode atau kawat las tipis untuk memastikan stimulator tersebut dapat meredakan nyeri secara efektif.
    • Pada proses pengujian, elektrode akan dimasukkan melewati membran yang melapisi tulang belakang sehingga mencapai rongga epidural untuk menstimulasi sumsum tulang belakang, atau dimasukkan ke balik kulit di atas saraf perifer untuk menstimulasi saraf tersebut.
  4. Sejatinya, ini merupakan metode yang sangat aman dan efektif untuk meredakan nyeri dengan bantuan frekuensi radio. Secara khusus, terapi tersebut mampu mengontrol nyeri pada level molekuler. Setelah satu prosedur, seharusnya rasa nyeri akan hilang selama maksimal 12 minggu.
    Iklan
Bagian 5
Bagian 5 dari 5:

Mengatasi Herpes Zoster sejak Dini

PDF download Unduh PDF
  1. Gejala paling awal yang umumnya muncul adalah rasa nyeri, gatal, dan kesemutan di kulit. Terkadang, gejala-gejala tersebut diikuti oleh kebingungan, kelelahan, demam, sakit kepala, hilangnya ingatan, dan mual atau nyeri perut.
    • Sampai dengan lima hari setelah gejala awal muncul, ruam yang terasa nyeri mungkin akan muncul di salah satu sisi wajah atau tubuh.
  2. Jika merasa mengalami infeksi herpes zoster, segeralah memeriksakan diri ke dokter dalam waktu 24-48 jam setelahnya. Obat-obatan antivirus seperti famciclovir , valtrex , dan acyclovir dapat digunakan untuk mengobati gejala herpes zoster secara efektif, tetapi hanya jika pengobatan dilakukan dalam waktu 48 jam setelah infeksi terjadi. [5] [6] [7]
    • Jika obat antivirus baru dikonsumsi 48 jam pascainfeksi, kemungkinan besar efektivitasnya akan berkurang. Selain itu, selalu ingat pula bahwa obat antivirus tidak mampu mencegah terjadinya neuralgia pascaherpes!
  3. Selain meminta Anda untuk mengonsumsi obat antivirus, dokter mungkin akan meresepkan obat topikal, seperti Caladryl , yang dapat membantu meredakan rasa nyeri dan gatal pada luka yang terbuka.
    • Caladryl bekerja dengan cara mengirimkan sinyal ke otak untuk menyamarkan rasa nyeri yang muncul. Jika ingin menggunakannya, Anda bisa membelinya dalam bentuk batang, gel, losion, dan cairan semprot di apotek.
    • Caladryl bisa diaplikasikan setiap 6 jam, sebanyak maksimal 4 kali sehari. Jangan lupa membersihkan dan mengeringkan kulit sebelum mengaplikasikan Caladryl .
    • Opsi lainnya, mintalah dokter untuk meresepkan plester adhesi lidocaine ( Lipoderm ) 5%. Tempelkan plester tersebut ke area kulit yang bermasalah untuk membantu meredakan nyeri yang muncul.
    • Salah satu opsi obat bebas yang bisa dibeli tanpa resep di apotek adalah krim capcaisin ( Zostrix , Zostrix HP ). Untuk menggunakannya, krim hanya perlu diaplikasikan ke area kulit yang bermasalah sebanyak 3-4 kali sehari. Kemungkinan, akan muncul sensasi terbakar atau kesemutan setelah krim diaplikasikan, tetapi jangan khawatir karena efeknya tidak akan bertahan lama. Jika sensasi tersebut tak kunjung mereda, hentikan penggunaan krim! Pastikan Anda juga selalu mencuci tangan dan mengeringkannya dengan benar setelah mengaplikasikan krim. [8]
  4. Dokter bisa meresepkan gabapentin ( Neurontin ) atau pregabalin ( Lyrica ) untuk membantu mengontrol gejala neuralgia pascaherpes. Obat-obatan tersebut bisa Anda konsumsi selama maksimal 6 bulan, meski dokter akan mengurangi dosisnya secara bertahap sebelum bulan keenam tiba. Ingat, jangan pernah menghentikan konsumsi obat secara tiba-tiba! Alih-alih, kurangi dosisnya secara bertahap dengan bantuan dokter.
    • Setiap obat memiliki efek samping. Untuk jenis obat yang telah dijelaskan di atas, beberapa efek samping yang mungkin terjadi adalah gangguan kemampuan mengingat, mengantuk, berubahnya keseimbangan elektrolit, dan masalah hati. Jika mengalami efek samping yang negatif, segeralah memeriksakan diri ke dokter! [9]
  5. Jika mengalami nyeri berintensitas sedang hingga tinggi akibat infeksi virus herpes zoster, kemungkinan besar dokter akan meresepkan prednisone kortikosteroid oral dan acyclovir untuk Anda konsumsi. Terapi kortikosteroid mungkin dapat meredakan nyeri saraf yang Anda alami, tetapi pahamilah bahwa efektivitasnya bagi setiap orang sejatinya tidak sama. [10]
    • Dokter mungkin hanya akan meresepkan kortikosteroid jika Anda tidak sedang mengonsumsi obat-obatan yang mampu berinteraksi negatif dengannya. Untuk menghindari risiko efek samping yang negatif, jangan lupa menyampaikan obat-obatan yang sedang Anda konsumsi kepada dokter.
    • Misalnya, dokter mungkin akan meresepkan prednison dengan dosis maksimal 60 mg untuk dikonsumsi selama 10-14 hari, dan akan menurunkan dosisnya secara bertahap sebelum konsumsi obat benar-benar Anda hentikan.
    Iklan

Peringatan

  • Jika merasa mengalami infeksi herpes zoster, periksakan diri ke dokter untuk mengelola rasa nyeri yang muncul sesegera mungkin demi mencegah terjadinya kerusakan saraf. Ingat, kerusakan saraf itulah yang memicu timbulnya rasa nyeri berkepanjangan, seperti berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
Iklan
  1. https://www.aafp.org/afp/2000/0415/p2437.html
  2. MacFarlane BV, Wright A, O'Callaghan J, Benson HA. Chronic neuropathic pain and its control by drugs (Nyeri neuropati kronis dan upaya pengobatan untuk mengontrolnya). Pharmacol Ther. 1997; 75:1–19.
  3. Rowbotham MC, Davies PS, Verkempinck C, Galer BS. Lidocaine patch: Double blind controlled study of a new treatment method for post-herpetic neuralgia (Plester lidocaine : Uji klinis terkontrol tersamar ganda terkait metode pengobatan terbaru untuk mengatasi neuralgia pascaherpes). Pain. 1996; 65:39–44.
  4. AE Yakovlev, A. P. (2007 Oct;). Peripheral nerve stimulation in treatment of intractable postherpetic neuralgia (Stimulasi saraf perifer untuk mengobati neuralgia pascaherpes yang tidak terlacak). Neuromodulation. , 10(4):373-5. doi: 10.1111/j.1525-1403.2007.00126.x.
  5. Arora, D. B. (2000). Textbook of Microbiology . DELHI: Penerbit CBS.
  6. Davies, P., & Galer, B. (2004). Review of lidocaine patch 5% studies in the treatment of postherpetic neuralgia (Ulasan uji klinis plester lidocaine 5% untuk mengobati neuralgia pascaherpes). Drugs , 64(9):937-47.
  7. Haslet, C., Chivlers, E. R., Boon, N. A., & Colledge, N. R. (2002). Davidson's Principles and Practice of Medicine. London: Churchill Livingstone.
  8. Longo, D. L., Kasper, D. L., Jameson, J. L., Fauci, A. S., Hauser, S. L., & Loscalzo, J. (2012). Harrison's Principles Of Medicine. New York: McGraw-Hill.
  9. M Barbarisi, M. P. ( 2010 Sep). Pregabalin and transcutaneous electrical nerve stimulation for postherpetic neuralgia treatment ( Pregabalin dan stimulasi saraf transkutan listrik untuk mengobati neuralgia pascaherpes). Clin J Pain. , 26(7):567-72. doi: 10.1097/AJP.0b013e3181dda1ac.
  10. Ryder, S.-A., & Stannard, C. F. (2005). Treatment of chronic pain: antidepressant, antiepileptic and antiarrhythmic drugs (Pengobatan nyeri kronis: obat-obatan antidepresan dan antiaritmia). Contin Educ Anaesth Crit Care Pain , 5 (1): 18-21.
  11. Saru Singh, R. G. (2013 ). Post-herpetic neuralgia: A review of current management strategies (Neuralgia pascaherpes: Ulasan strategi pengelolaan terbaru). Indian J Pain [seri daring] , 27:12-21.
  12. Tripathi, K. (2001). Essentials of Medical Pharmacology . NEW DELHI: Penerbit Jaypee Brothers Medical.

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 9.579 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan