Vaginitis mengacu kepada peradangan mukosa vagina yang dapat mengakibatkan keputihan. Keputihan merupakan substansi yang dapat berkaitan dengan berbagai jenis sekresi berbeda, walaupun karakteristik tertentu dapat membedakan satu penyakit dengan yang lainnya. Keputihan secara umum tidak menunjukkan adanya penyakit menular seksual, namun mengacu kepada ketidakseimbangan berlebih pada jumlah flora di dalam vagina. Vaginitis dapat termasuk masalah seputar infeksi jamur dan respons alergi kulit vagina. Karena setiap jenis vaginitis ditangani dengan metode yang berbeda, cara terbaik untuk mengobatinya adalah dengan memahami jenis peradangan yang dialami sehingga Anda bisa mendapatkan pengobatan yang sesuai. [1] X Teliti sumber Hainer, Barry L. and Maria V. Gibson, Vaginitis: Diagnosis and Treatment American Family Physician 20ll , April 1, 83, (7)
Langkah
-
Dapatkan diagnosis vaginitis . Cara terbaik untuk mengetahui jenis vaginitis yang dialami adalah dengan mengunjungi dokter. Terdapat gejala dan tanda tertentu yang dapat dialami penderita yang mengarah kepada vaginitis , hal tersebut mengharuskan Anda untuk segera menemui dokter. Periksakan kepada dokter jika mengalami keputihan atau gejala vulva abnormal.
- Anda juga harus memeriksakan diri ke dokter jika aktif berhubungan seksual dan berpotensi menderita penyakit menular seksual (PMS), keputihan berbau busuk, mengalami gejala atrofi serta berada dalam usia pramenopause atau menopause, atau memiliki pasangan seksual, baik perempuan maupun laki-laki, yang menderita trichomoniasis .
- Ketika mengunjungi dokter, ia akan melakukan uji pelvis untuk mengamati puncak vagina dan vulva guna memeriksa adanya peradangan dan pembengkakan, serta mengambil sampel sekresi vagina untuk pemeriksaan. Selain itu, dokter juga akan memeriksa serviks pasien guna memastikan apakah ada cairan apa pun yang keluar dari dalamnya, yang mengindikasikan servisitis, yang dapat mengarah kepada infeksi menular seksual misalnya chlamydia atau gonore. Ia akan mengambil sampel sekresi serviks atau memerintahkan pasien untuk menyerahkan spesimen urine untuk pemeriksaan ganda terhadap jenis-jenis PMS tersebut. [2] X Teliti sumber Hainer, Barry L. and Maria V. Gibson, Vaginitis: Diagnosis and Treatment American Family Physician 20ll , April 1, 83, (7)
-
Pelajari mengenai bacterial vaginosis (BV) . BV merupakan gangguan keseimbangan alami pada vagina. Gangguan tersebut terjadi ketika flora bakteri terpecah dan derajat keasaman ( pH ) flora vagina lebih tinggi dari angka normal.
- Kondisi ini pada umumnya terjadi pada wanita yang menggunakan douche (alat pembersih yang menyemprotkan air/larutan ke bagian dalam vagina), memiliki banyak pasangan seksual, dan merokok. [3] X Teliti sumber Hainer, Barry L. and Maria V. Gibson, Vaginitis: Diagnosis and Treatment American Family Physician 20ll , April 1, 83, (7)
-
Perhatikan gejala BV . Ada satu gejala utama infeksi BV . Vagina penderita akan mengeluarkan cairan berwarna putih seperti susu dan berbau amis. Cara terbaik untuk mendiagnosis BV adalah melalui pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter. Dokter akan mengambil sampel cairan untuk pemeriksaan mikroskopis di tempat praktiknya. Pada pemeriksaan mikroskopis, akan terlihat keberadaan sel clue , yaitu bakteri yang dilapisi oleh sel.
- Dokter juga akan melakukan pemeriksaan bau, yaitu mencari karakteristik bau amis seperti ikan. [4] X Teliti sumber Hainer, Barry L. and Maria V. Gibson, Vaginitis: Diagnosis and Treatment American Family Physician 20ll , April 1, 83, (7)
-
Minumlah obat-obatan untuk mengatasi BV . Setelah didiagnosis secara positif menderita BV , Anda akan mendapatkan obat-obatan dari dokter untuk mengatasinya. Obat-obatan untuk BV secara umum terdiri dari tablet metronidazole oral, misalnya Flagyl. Minumlah 500 mg tablet sebanyak dua kali dalam sehari selama satu minggu. Selain itu, dapat juga menggunakan gel Flagyl yang dioleskan secara langsung pada bagian yang terinfeksi. Oleskan satu kuas penuh gel sehari ketika waktu tidur selama satu minggu.
- Antibiotik terbaru namun serupa, misalnya tinidazole atau Tindamax, juga dapat diresepkan oleh dokter. Minumlah 2 mg pil antibiotik per hari selama satu minggu. [5] X Teliti sumber Hainer, Barry L. and Maria V. Gibson, Vaginitis: Diagnosis and Treatment American Family Physician 20ll , April 1, 83, (7)
-
Cobalah obat-obatan alami untuk mencegah BV kambuh kembali. Ada banyak obat-obatan alami yang dapat dicoba untuk mengatasi BV . Probiotik dapat dikonsumsi untuk mengembalikan keseimbangan alami flora bakteri pada flora vagina. Probiotik tersedia dari bentuk oral yang diminum sebanyak dua kali sehari selama seminggu, hingga intravagina yang digunakan selama 30 hari. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi suplemen laktobasilus bersamaan dengan terapi antibiotik pada wanita yang mengidap BV kronis dapat membantu mengendalikan penyakit tersebut. [6] X Teliti sumber Jeanne Pierre Menard, Antibacterial treatment of bacterial vaginosis: current and emerging therapies, Int J Womens Health, 2011, 3: 295–305
- Selain itu, cobalah mengonsumsi yoghurt yang mengandung probiotik setiap hari. Anda juga harus menghindari penggunaan douche . Sekresi alami vagina berfungsi untuk menjaga vagina tetap bersih dan tidak memerlukan pembersihan tambahan selain menggunakan air dan sabun pada bagian luarnya agar vagina benar-benar bersih.
-
Pelajari tentang infeksi jamur. Infeksi jamur, atau vulvovaginitis candidiasis , merupakan kondisi yang sangat umum terjadi. Lebih dari 50% wanita akan atau telah mengalami infeksi jamur selama masa hidupnya, meskipun hanya 5% yang mengalami infeksi berulang. Infeksi jamur pada umumnya terjadi ketika Anda meminum serangkaian antibiotik yang mengacaukan jumlah laktobasilus alami tubuh di dalam vagina.
- Gejala infeksi jamur yaitu keluhan terkait sekresi vagina yang kental dan menyerupai keju cottage . Gejala tersebut disertai dengan rasa gatal dan sensasi menyakitkan di sekitar vulva dan vagina. Infeksi jamur dapat membuat area tersebut menjadi sensitif dan teriritasi.
- Sebagian wanita kemungkinan mengalami infeksi berulang, yang dideskripsikan dengan jumlah 4 kali atau lebih dalam setahun. Namun, jumlah frekuensi infeksi tersebut jarang ditemui. [7] X Teliti sumber Ringdahl, Erika N. Treatment of Recurrent Vulvovaginal Candidiasis, Am Fam Physician, 2000 Jun 1. 61(11): 3306-3312
-
Dapatkan diagnosis infeksi jamur. Infeksi jamur pada umumnya dapat didiagnosis sendiri di rumah. Jika menyadari adanya gejala, lakukan pemeriksaan visual untuk melihat apakah Anda memenuhi semua kriteria penderita infeksi jamur. Vulva dan bibir vagina akan terlihat meradang pada pemeriksaan visual. Selain itu, terdapat sekresi vagina kental dan berwarna putih atau kuning yang dapat dilihat dengan jelas di sekitar puncak vagina. Cairan tersebut seharusnya tidak menimbulkan bau busuk.
-
Waspadalah terhadap infeksi jamur berulang. Waspada dan mintalah diagnosis medis jika mengalami infeksi jamur, yang tidak berkaitan dengan terapi antibiotik, sebanyak 3 kali atau lebih dalam setahun. Hal ini sangatlah penting karena konsumsi berulang serangkaian obat-obatan antijamur dapat menyebabkan toksisitas sistemik. Anda juga harus waspada karena terdapat potensi penyebab yang mendasari terjadinya infeksi, seperti pelemahan imun akibat HIV .
- Cobalah untuk tidak mendiagnosis diri secara berlebihan. Dokter hanya akan memberikan resep untuk mengobati gejala infeksi jika Anda hanya memberi tahunya mengenai infeksi jamur yang dialami tanpa pemeriksaan lebih lanjut. Langkah tersebut tidaklah efektif karena Anda mungkin saja menderita penyakit yang lebih berbahaya, misalnya PMS. [8] X Teliti sumber Hainer, Barry L. and Maria V. Gibson, Vaginitis: Diagnosis and Treatment American Family Physician 20ll , April 1, 83, (7)
-
Obati infeksi jamur. Obat oles ataupun oral dapat digunakan untuk mengatasi infeksi jamur. Obat-obatan tersebut merupakan agen antijamur yang dapat memberantas jamur penyebab infeksi. Minumlah diflucan 150 mg dengan dosis satu kali. Selain itu, Anda juga dapat menggunakan krim oles diflucan atau clotrimazole yang dijual secara bebas di sebagian besar apotek. Krim oles adalah metode pengobatan yang paling populer karena dapat dibeli tanpa menggunakan resep dokter.
- Obat oles pada umumnya memiliki keamanan medis dan kemanjuran yang serupa, dan tidak ada produk yang lebih unggul di antara yang lainnya. Mungkin terdapat perbedaan variasi pada jumlah pemakaian obat oles yang diperlukan. Anda juga bisa mendapatkan krim atau krim suppository sekali pakai ataupun yang harus digunakan selama satu minggu.
- Jika berpikir bahwa Anda sering terlupa untuk mengoleskan krim setiap malam, konsumsi obat minum dosis tunggal mungkin merupakan pilihan yang lebih baik. Bagaimanapun, cara tersebut membutuhkan resep dokter. [9] X Teliti sumber Hainer, Barry L. and Maria V. Gibson, Vaginitis: Diagnosis and Treatment American Family Physician 20ll , April 1, 83, (7)
-
Pelajari tentang trichomoniasis . Sering kali disebut dengan trich , trichomoniasis merupakan salah satu jenis vaginitis yang disebabkan oleh protozoa atau parasit. Trichomoniasis menjangkiti hingga 5 juta orang di Amerika Serikat setiap tahunnya. Organisme penyebab penyakit ini merupakan parasit kecil yang memiliki buntut. Jika tidak terdeteksi, trich dapat mengakibatkan prostatitis kronis pada pria. Trich memiliki beberapa gejala umum. Sekresi yang keluar dari vagina akibat trich cenderung berwarna kehijauan dan menimbulkan rasa gatal. Selain itu, sekresi tersebut berbau amis layaknya ikan.
- Trich termasuk penyakit menular seksual sehingga bila Anda mengidapnya, beri tahukan kepada pasangan agar Anda berdua dapat diperiksa dan diobati oleh dokter sebelum melakukan hubungan seksual kembali. Anda dan pasangan sama-sama membutuhkan pengobatan jika salah satu terdiagnosis dengan trichomoniasis .
-
Dapatkan diagnosis trich . Secara tradisional, diagnosis penyakit trich dilakukan di tempat praktik dokter. Pemeriksaan wet prep dilakukan dengan cara menempatkan cairan keputihan/sekresi vagina yang ditetesi oleh larutan garam ( saline ) di bawah mikroskop. Cara tersebut akan menyebabkan parasit yang berada di bawah mikroskop berenang menyeberangi bidang piringan mikroskop dan teridentifikasi.
- Mungkin terdapat kesenjangan antardokter. Oleh karenanya, dokter juga akan melakukan pemeriksaan yang lebih sesuai dengan standar, misalnya uji PCR untuk menentukan penyakit apa yang Anda derita. Selain itu, dokter kemungkinan akan melakukan tes pap smear .
- Jika trich pada wanita hamil tidak ditangani, terdapat potensi komplikasi ketika melahirkan misalnya kelahiran prematur atau kelahiran dengan bobot tubuh ringan akibat ketuban pecah terlalu dini. [10] X Teliti sumber Wendall, Karen A. and Kimberly Workowski, Trichomoniasis: Challenges to Appropriate Management Clinical Infectious Disease, Supplement 3, S123- S129
-
Obati trich . Sebagaimana pada BV , trich dapat diobati menggunakan obat-obatan minum, misalnya Flagyl. Dosis yang biasa diberikan yaitu 2 gr untuk satu kali minum. Hindari minuman beralkohol selama mengonsumsi Flagyl. Pasangan penderita trich juga harus meminum Flagyl pada periode yang bersamaan. Hubungan seksual harus dihindari selama masa pengobatan sampai Anda dan pasangan telah menghabiskan antibiotik sesuai dengan dosis dan durasi yang dianjurkan.
- Beberapa penelitian menganjurkan konsumsi Tindamax untuk mengobati trich . Jika diresepkan, minumlah Tindamax dengan dosis 1 pil berukuran 2 mg. Pegobatan ini memiliki tingkat kesembuhan antara 86-100%. [11] X Teliti sumber Wendall, Karen A. and Kimberly Workowski, Trichomoniasis: Challenges to Appropriate Management Clinical Infectious Disease, Supplement 3, S123- S129
-
Pelajari tentang atrophic vaginitis . Hanya wanita dalam kelompok tertentu yang harus mengkhawatirkan atrophic vaginitis . Jenis vaginitis tersebut disebabkan oleh perubahan hormon alami yang terjadi selama proses penuaan serta penurunan produksi estrogen. Hal tersebut berpotensi menurunkan produksi sekresi alami yang menjaga vagina tetap terlumasi. Hingga 40% wanita pada masa pascamenopause dapat mengalami gangguan ini.
- Atrophic vaginitis umumnya disertai dengan pelemahan otot pelvic floor dan gejala genital serta organ kemih lainnya yang serupa dengan infeksi saluran kemih. Dokter dapat mengesampingkan kemungkinan-kemungkinan tersebut dengan melakukan pemeriksaan. [12] X Teliti sumber Bachmann, Gloria A. and Nicole S Nevadunsky, Diagnosis and Treatment of Atrophic Vaginitis, American Family Physician, 2000 May 15, 61(10), 3090-3096
-
Kenali gejala atrophic vaginitis . Atrophic vaginitis merupakan gangguan yang menyebabkan kekeringan pada vagina dan penipisan mukosa vagina. Hal ini menyebabkan timbulnya rasa gatal dan nyeri saat berhubungan seksual. Atrophic vaginitis dapat terjadi di luar masa menopause normal, yaitu ketika terjadi menopause prematur pada wanita akibat pengangkatan ovarium karena kondisi medis lainnya.
-
Atasi atrophic vaginitis dengan terapi penggantian hormon. Vaginitis sejenis ini dapat diobati dengan terapi penggantian hormon oral. Cara tersebut dapat mengisi kembali hormon yang hilang selama masa menopause.
- Suplemen pengganti hormon diminum setiap hari dalam bentuk pil.
- Opsi lain dari suplemen pengganti hormon adalah Osphena, diminum satu kali sehari untuk mengobati vaginitis ..
-
Obati atrophic vaginitis menggunakan krim. Krim estrogen juga dapat digunakan untuk membantu mengatasi kondisi ini. Krim estrogen menyerap ke dalam kulit ketika dioleskan pada area vagina. Cara ini membantu menunjang efek krim dan mengobati gejala yang berpusat di sekitar area vagina.
-
Pahami vaginitis dermatitis kontak. Serupa dengan dermatitis alergi atau kontak lainnya, jenis vaginitis ini merupakan akibat dari reaksi alergi. Alih-alih menampakkan gejala di bagian tubuh yang lain, reaksi vaginitis dermatitis kontak akan timbul pada kulit vagina. Hal ini dapat disebabkan oleh detergen yang digunakan untuk mencuci pakaian dalam, douche , kondom, pelumas, dan produk lainnya yang bersentuhan dengan area yang terkena alergi.
- Untuk mengobati vaginitis dermatitis kontak, objek penyebab timbulnya alergi harus disingkirkan. Cara ini membutuhkan sedikit investigasi, namun Anda harus berusaha menemukan pemicu alergi sesegera mungkin guna meredakan gejalanya. Kemudian, gunakan krim steroid yang dijual secara bebas, misalnya hydrocortisone 1%, dan oleskan pada area yang terpengaruh sebanyak dua kali dalam sehari selama lima hari. Langkah tersebut akan mengurangi rasa gatal dan tanda peradangan.
- Antihistamine , misalnya Zyrtec dan Claritin, juga dapat digunakan untuk mengatasi reaksi alergi. Minumlah 10 mg antihistamine per hari untuk mengatasi gejala vaginitis dermatitis kontak. Pada kasus yang lebih serius, penderita dapat berobat ke dokter untuk mendapatkan prednisone dalam dosis kecil guna meredakan gejala alergi dengan segera. [13] X Teliti sumber Hainer, Barry L. and Maria V. Gibson, Vaginitis: Diagnosis and Treatment American Family Physician 20ll , April 1, 83, (7)
Referensi
- ↑ Hainer, Barry L. and Maria V. Gibson, Vaginitis: Diagnosis and Treatment American Family Physician 20ll , April 1, 83, (7)
- ↑ Hainer, Barry L. and Maria V. Gibson, Vaginitis: Diagnosis and Treatment American Family Physician 20ll , April 1, 83, (7)
- ↑ Hainer, Barry L. and Maria V. Gibson, Vaginitis: Diagnosis and Treatment American Family Physician 20ll , April 1, 83, (7)
- ↑ Hainer, Barry L. and Maria V. Gibson, Vaginitis: Diagnosis and Treatment American Family Physician 20ll , April 1, 83, (7)
- ↑ Hainer, Barry L. and Maria V. Gibson, Vaginitis: Diagnosis and Treatment American Family Physician 20ll , April 1, 83, (7)
- ↑ Jeanne Pierre Menard, Antibacterial treatment of bacterial vaginosis: current and emerging therapies, Int J Womens Health, 2011, 3: 295–305
- ↑ Ringdahl, Erika N. Treatment of Recurrent Vulvovaginal Candidiasis, Am Fam Physician, 2000 Jun 1. 61(11): 3306-3312
- ↑ Hainer, Barry L. and Maria V. Gibson, Vaginitis: Diagnosis and Treatment American Family Physician 20ll , April 1, 83, (7)
- ↑ Hainer, Barry L. and Maria V. Gibson, Vaginitis: Diagnosis and Treatment American Family Physician 20ll , April 1, 83, (7)
- ↑ Wendall, Karen A. and Kimberly Workowski, Trichomoniasis: Challenges to Appropriate Management Clinical Infectious Disease, Supplement 3, S123- S129
- ↑ Wendall, Karen A. and Kimberly Workowski, Trichomoniasis: Challenges to Appropriate Management Clinical Infectious Disease, Supplement 3, S123- S129
- ↑ Bachmann, Gloria A. and Nicole S Nevadunsky, Diagnosis and Treatment of Atrophic Vaginitis, American Family Physician, 2000 May 15, 61(10), 3090-3096
- ↑ Hainer, Barry L. and Maria V. Gibson, Vaginitis: Diagnosis and Treatment American Family Physician 20ll , April 1, 83, (7)