Unduh PDF
Unduh PDF
Tanah lempung memiliki tekstur sangat padat sehingga bisa menimbulkan masalah drainase pada tanaman. Tanah lempung bisa ditemui di seluruh penjuru dunia yang membuat para petani, pekebun, dan pemilik lahan memiliki opsi yang terbatas untuk menanaminya. Akan tetapi, Anda bisa mengubah atau memperbaiki kondisinya untuk membuatnya menjadi lebih subur sehingga bisa ditanami dengan berbagai macam tanaman.
Langkah
-
Cari tahu tanaman yang bisa bertahan hidup di tanah lempung. Sebelum mulai mengolah lahan, pertimbangkan untuk menggunakan tanaman yang tahan dengan tanah lempung agar Anda tidak perlu bersusah-payah memperbaiki kondisi tanahnya. Beberapa tanaman yang layak dicoba di antaranya switchgrass , sage Russia, aster, dan hosta . [1] X Teliti sumber
- Meskipun begitu, banyak tanaman yang tidak dapat tumbuh subur di tanah lempung, walaupun Anda telah mengolahnya dengan efektif. Menanam tanaman yang menyukai tanah yang sangat asam atau sangat kering merupakan hal yang sulit. [2] X Teliti sumber
-
Ujilah pH tanahnya . Hal pertama yang harus dilakukan untuk memperbaiki kondisi tanah adalah menguji pH tanah. Anda bisa melakukannya menggunakan strip penguji buatan sendiri atau perangkat profesional. Apabila Anda ingin menanganinya secara serius, kunjungi dinas pertanian di daerah Anda untuk mendapatkan kit penguji tanah di sana.
- Pergilah ke kantor dinas pertanian untuk mendapatkan kit penguji tanah. Petunjuk penggunaannya telah disertakan dalam kemasan. Kirim sampel tanahnya ke laboratorium di daerah Anda. Saat musim tanam, mungkin Anda harus menunggu hasil pengujiannya sedikit agak lama karena banyak orang yang juga melakukan pengujian tanah. Hasil pengujian akan menampilkan analisis yang terperinci, termasuk komposisi tanah, kadar pH, dan perubahan apa saja yang harus dilakukan agar tanah memiliki kondisi yang bagus untuk ditanami.
- pH merupakan ukuran kadar kebasaan dan keasaman pada suatu benda. Skalanya dimulai dari angka 0 sampai 14. Angka 0 berarti sangat asam, 7 adalah netral, dan 14 berarti sangat basa.
-
Ujilah pH airnya. Mengolah lahan menjadi lebih asam tidak akan berarti apabila air yang Anda gunakan untuk menyiram tanaman sangat basa. Jangan malas, ujilah pH tanah dan air sekaligus. Kebanyakan air bersifat agak basa, yang mungkin akan memberi hasil yang baik atau buruk tergantung tanaman yang Anda pilih.
- Jika airnya bersifat basa, berarti Anda memiliki air "sadah". Biasanya, air yang diambil dari tanah adalah air sadah dan tidak menimbulkan korosi pada pipa saluran air yang digunakan untuk menyalurkannya. Air asam bersifat "lunak". Air lunak didapatkan dengan menghilangkan kandungan magnesium dan kalsium dari dalam air.
- Sebagai pilihan aman, gunakan air murni yang sudah disaring. Air murni yang telah disaring bersifat netral sehingga tidak akan memengaruhi pH tanah. Meskipun begitu, Anda harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk menggunakannya.
-
Cobalah melakukan uji perkolasi. [3] X Teliti sumber Uji perkolasi digunakan untuk mengetahui apakah tanah bisa mengalirkan air dengan baik. Galilah lubang sedalam 60 cm dengan lebar 30 cm. Masukkan air ke dalam lubang, lalu tunggu airnya habis. Setelah itu, masukkan air kembali untuk kali kedua, dan tulis waktu yang diperlukan hingga air ini meresap dan menghilang dari lubang:
- Jika airnya terserap habis kurang dari 12 jam, Anda bisa menanam tanaman apa saja yang memerlukan tanah yang bisa mengalirkan air dengan baik.
- Jika airnya terserap habis dalam waktu antara 12 dan 24 jam, Anda bisa menanam tanaman yang tumbuh dengan baik pada tanah lempung dan padat.
- Jika air memerlukan waktu lebih dari 24 jam untuk terserap habis, berarti Anda hanya bisa menanam tanaman yang tahan terhadap genangan air, misalnya cemara balsam dan maple merah.
-
Perbaiki tanah yang tidak memiliki humus. Jika tanahnya tidak mengandung humus sama sekali, lakukan pencangkulan atau pembajakan untuk memecah tanah yang padat agar tanaman bisa tumbuh dengan baik. Bajak tanah hingga mencapai kedalaman 15 cm (sebaiknya sedalam 20 cm). Bajak tanahnya sedikit lebih lebar daripada area penanaman. Ini membuat akar tanaman memiliki ruang yang luas untuk tumbuh ketika dibutuhkan.
- Jika tidak ada mesin bajak, gunakan cangkul, garpu kebun, atau sekop untuk menggemburkan tanah dan memberi aliran udara di dalamnya. Keuntungan dari mesin bajak adalah bahwa Anda tidak akan merusak struktur tanah penting, yang akan membantu pertumbuhan mikororganisme di dalamnya. Akan tetapi, mesin bajak hanya akan mengalirkan udara di dalam tanah, tanpa bisa memecah gumpalan lempung setelah tanahnya digemburkan.
- Jika ada lapisan humus di atas tanah lempung, jangan melakukan pembajakan. Dalam kondisi ini, pembajakan akan memperparah masalah karena humus akan tercampur dengan tanah lempung.
Iklan
-
Jangan mengolah tanah lempung dalam keadaan basah. Mulailah mengolah tanah di musim kemarau. Tanah lempung basah mudah memadat sehingga lebih sulit diolah. Manfaatkan segala hal yang berguna untuk mengolah tanah lempung. Jadi, walaupun hanya masalah kecil, pemilihan waktu ini merupakan hal yang berguna.
-
Olah tanah sedikit lebih luas daripada yang dibutuhkan. Ukur luas lahan yang ingin diolah. Disarankan agar Anda mengolah tanahnya sedikit lebih lebar. Lahan olahan yang kecil memang terlihat mencukupi bagi tanaman, tetapi ketika akarnya mulai tumbuh dan mencapai bagian lempung, akar tersebut akan membelok dan kembali ke tanah yang telah diolah. Ini akan mengganggu pertumbuhan akar tanaman.
-
Perbaiki tanah sesuai hasil pengujian. Kebanyakan tanah lempung memiliki sifat basa sehingga Anda harus menurunkan pH tanahnya. Ini bisa dilakukan dengan beberapa cara. Bahan yang sering digunakan untuk dicampur dengan tanah lempung di antaranya pasir bangunan, pupuk kandang, gipsum, kompos, dan bahan organik kasar yang lain.
- Gipsum dan pasir bisa meningkatkan drainase dan memperbanyak kantong udara karena bisa memecah partikel lempung. Anda harus menggunakan pasir yang kasar seperti pasir bangunan, bukan pasir yang halus seperti yang digunakan untuk mainan anak-anak (ini bisa memperparah kondisi tanah).
- Bahan organik berguna agar tanaman bisa memperoleh nutrisi yang tepat dan membantu menambah jumlah humus (jangan keliru dengan saus " hummus ") karena memiliki mikrob tambahan yang akan membentuk tanah yang subur. Bahan ini juga bisa menurunkan kadar pH tanah, yang membuatnya menjadi lebih asam. [4] X Teliti sumber
- Cobalah mencampur pasir kasar (untuk bangunan) dengan bahan organik kasar dalam jumlah yang sama. Karena campuran ini akan disebar ke ara yang luas, Anda harus membuatnya dalam jumlah besar. Jangan menakarnya dalam sentimeter, tetapi buatlah takaran dalam meter kubik. Satu meter kubik campuran bisa disebar pada 30 meter persegi lahan dengan ketebalan 3 cm. Beli bahan organik dalam jumlah besar di penjual bibit tanaman atau toko pertanian. Jika Anda membelinya dalam kantong kecil, harganya akan jauh lebih mahal.
-
Mulailah dengan menyebarkan bahan organik sebanyak 1 meter kubik pada lahan seluas 10 x 10 meter. Mulailah dengan bahan organik terlebih dahulu. Jika telah menyatu dengan tanah lempung, bahan organik menyebar dan menjadi tidak terlihat. Jangan khawatir, bahan tersebut masih ada di sana untuk melakukan tugasnya.
-
Sebarkan satu meter kubik pasir bangunan pada lahan yang sama seluas 10 x 10 meter (yang telah diberi bahan organik). Aduk rata pasir tersebut bersama bahan organik dan tanah lempung menggunakan mesin pembajak. Jika tidak ada mesin pembajak, sewa alat ini di toko perangkat keras dengan harga yang murah.
- Jika Anda tidak bisa mendapatkan pasir bangunan yang baik, Anda dapat menggunakan pasir hijau atau gipsum untuk menggantikannya. Kedua bahan ini memang lebih mahal, tetapi memiliki fungsi yang sama, yaitu memecah partikel tanah lempung untuk meningkatkan aliran udara dan air di dalam tanah.
- Gipsum terbukti efektif pada area dengan kadar garam yang tinggi. [5] X Teliti sumber
-
Pantau terus kadar pH tanah secara teratur. Perhatikan perubahan pH secara saksama. Kebanyakan tanaman tidak tahan terhadap perubahan pH atau kondisi tanah yang drastis. Jadi, pastikan pH tanah sudah tidak berubah lagi secara drastis sebelum Anda mulai menanam.
-
Tingkatkan kadar keasaman tanah jika dibutuhkan. Tanah lempung pada umumnya bersifat sangat basa. [6] X Teliti sumber Oleh karena itu, Anda harus mengubah pH tanahnya menjadi lebih asam. Anda bisa melakukannya dengan beberapa cara:
- Memberi pupuk berbahan dasar amonia
- Menambahkan unsur belerang atau besi sulfat
- Menambahkan tepung biji kapas, sphagnum moss , atau kompos yang lain.
-
Hindari menggunakan sistem penyemprotan otomatis untuk menyiram tanaman. Tanah lempung memiliki kemampuan yang tinggi untuk menahan air sehingga sistem penyemprotan otomatis bisa merendam tanaman jika tidak diawasi. Jangan menggunakan alat penyemprot otomatis (dan Anda bisa menghemat uang), dan perhatikan tanamannya untuk menentukan jumlah air yang dibutuhkan.Iklan
Tips
- Apabila rumah Anda jauh dari dinas pertanian, pergilah ke pusat komunitas berkebun, toko peralatan berkebun, atau toko pertanian untuk menanyakan tempat yang menjual kit penguji tanah. Universitas atau kampus di daerah Anda mungkin melayani konsultasi pertanian yang bisa membantu Anda.
- Ketika menanam di tanah lempung, galilah lubang dan buatlah banyak goresan di bagian samping dinding galian sehingga permukaannya menjadi tidak rata. Ini bisa membantu akar tanaman menembus tanah lempung. Jika dinding lubangnya rata, akar tanaman akan tumbuh melingkar di dalam lubang.
- Jangan mengolah tanah yang Anda gunakan untuk menimbun tanaman. Ini bisa membuat akar tanaman hanya tumbuh di area yang kecil. Timbun lubang tanam dengan tanah yang Anda gali dari lubang tersebut, lalu lakukan pemupukan pada area yang lebih luas nanti untuk mendorong pertumbuhan akar tanaman dan membuatnya menyebar.
Iklan
Hal yang Anda Butuhkan
- Mesin bajak
- Bahan organik atau kompos
- Belerang pertanian (jika pH tanah di atas 7) atau kapur pertanian (apabila pH tanah di bawah 6)
- Pasir bangunan, tepung darah, atau pasir hijau
Referensi
- ↑ http://www.bhg.com/gardening/flowers/perennials/best-plants-to-grow-in-clay/
- ↑ http://www.bachmans.com/Garden-Care/divHomePage.html?cnb=GardenCare&categoryCode=02&pageIndex=_pageIndexToken_workingWithClaySoil
- ↑ http://www.bachmans.com/Garden-Care/divHomePage.html?cnb=GardenCare&categoryCode=02&pageIndex=_pageIndexToken_workingWithClaySoil
- ↑ http://www.bachmans.com/Garden-Care/divHomePage.html?cnb=GardenCare&categoryCode=02&pageIndex=_pageIndexToken_acidifyingSoil
- ↑ http://www.bachmans.com/Garden-Care/divHomePage.html?cnb=GardenCare&categoryCode=02&pageIndex=_pageIndexToken_workingWithClaySoil
- ↑ http://durham.ces.ncsu.edu/files/library/32/UNH%203.PDF
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 34.762 kali.
Iklan