Unduh PDF Unduh PDF

Bagi Anda yang sudah melewati sejumlah tes wawancara, pasti pertanyaan ini tidak lagi terasa asing: “Apa kelemahan terbesar Anda?” Pertanyaan ini sangat sering dilontarkan dalam tes wawancara karena mengungkapkan kesadaran diri Anda. Meskipun demikian, tidak mudah pula menjawabnya karena sesungguhnya tidak ada jawaban yang benar-benar “tepat”. Sebelum menjawab pertanyaan ini dalam sebuah tes wawancara ataupun kesempatan lainnya, Anda harus meluangkan waktu untuk mengenali dan menjelaskan kelemahan Anda kepada diri sendiri terlebih dahulu. Lalu, gabungkan kelemahan Anda dengan penjelasan tentang cara Anda memperbaikinya.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menerima Kelemahan Diri

Unduh PDF
  1. Ya, Anda tidak sempurna. Anda punya kelemahan. Semakin Anda mampu dan rela menerimanya, semakin Anda mampu memaksimalkan kemampuan yang Anda miliki. Saat pewawancara kerja ataupun orang lain meminta Anda menggambarkan kelemahan diri, mereka biasanya hanya ingin mengetahui bahwa Anda memang memiliki kesadaran diri dan cukup dewasa untuk menghadapinya. [1]
    • Jika Anda menjawab, “Saya tidak punya kelemahan apa pun," jelas kelemahan utama Anda adalah kurangnya kesadaran diri.
    • Menyadari kelemahan diri berbeda dengan menjadi lemah. Justru memahami kelemahan sekaligus cara menghadapinya akan memberikan Anda kekuatan yang sangat penting.
  2. Anda tidak bisa mengomunikasikan kelemahan diri secara efektif selama tidak mengetahuinya. Memang, berfokus pada kelemahan semata tidaklah menyenangkan. Oleh karena itu, luangkan waktu untuk mengidentifikasikannya dan menuliskan daftarnya demi kebaikan diri Anda sendiri. [2]
    • Ingat kembali masa-masa Anda mengalami kegagalan atau menemui masalah lalu pikirkan baik-baik penyebab peristiwa itu. Apakah Anda terlalu pasif? Terlalu suka mengatur? Kurang persiapan? Terlalu berlebihan?
    • Sebagai latihan, tuliskan kelemahan-kelemahan Anda dalam bentuk sederhana dan langsung, seperti “Konsentrasiku mudah buyar.” “Aku terlalu berfokus pada detail-detail kecil.”
  3. Tanyakan kepada teman tepercaya, penasihat, dan mentor untuk sejujumemberikan umpan balik yang jujur terhadap kelemahan Anda tersebut. Minta mereka berkata jujur karena hal ini penting jika Anda ingin mendapatkan informasi yang jelas dan akurat dari orang-orang tersebut. [3]
    • Katakan, "Aku tahu ini terdengar aneh, tetapi akan sangat membantu jika kamu mau memberitahukan apa saja kelemahanku berdasarkan pengamatanmu selama ini, Janji, aku nggak akan marah!"
    • Pertimbangkan juga mengikuti penilaian kepribadian untuk mengungkap kelemahan Anda. Abaikan kuis-kuis kepribadian di majalah populer. Lebih baik, gunakan penilaian yang dilakukan oleh lembaga kesehatan mental bereputasi.
  4. Kelemahan ini akan berubah dari waktu ke waktu dan begitu pun pemahaman Anda terhadapnya. Luangkan waktu setiap 3-6 bulan, dan lebih sering lagi selama masa-masa mencari pekerjaan, untuk mengulang upaya Anda mengenali dan membuat daftar kelemahan diri. [4]
    • Sebaiknya pada saat itu pula Anda juga menilai kelebihan Anda, terutama karena para pewawancara juga sering menanyakan baik kelemahan maupun kekuatan .
  5. Jangan coba meyakinkan diri bahwa Anda perfeksionis jika sebetulnya tidak demikian, dan tentu saja tak perlu menyebutkan hal ini kepada orang lain. Terima kelemahan Anda dan jujurlah kepada diri sendiri dan orang lain tentang hal ini. Mereka akan menghargai kesadaran diri, kepercayaan diri, dan kejujuran Anda. [5]
    • Namun, bukan berarti Anda tidak boleh sama sekali “memoles kejujuran” dalam upaya menampilkan sisi terbaik Anda selama wawancara kerja. Jangan katakan, “Saya ini pemalas.” Lebih baik, katakan, “Terkadang saya bermasalah dengan motivasi ketika tidak memiliki tujuan yang jelas.”
    Iklan
KIAT PAKAR

"Dalam konteks profesional, Anda harus realistis, tetapi jangan sampai merendahkan diri. "

Devin Jones

Pelatih Karier dan Kejelasan
Devin Jones adalah pencipta “The Soul Career," sebuah inkubator karier daring bagi wanita. Devin lolos sertifikasi dalam penilaian CliftonStrengths dan bekerja bersama para wanita untuk memperjelas tujuan dan menciptakan karier yang lebih bermakna. Devon meraih gelar BA dari Stanford University pada 2013.
Devin Jones
Pelatih Karier dan Kejelasan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Menjawab dalam Wawancara

Unduh PDF
  1. Jangan mencoba mengabaikan pertanyaan, mengubah topik pembicaraan, atau mengoceh ke mana-mana tanpa ada intinya. Pewawancara mencari hal yang sangat spesifik lewat pertanyaan ini, yaitu kesadaran diri dan kapasitas melakukan perbaikan diri. [6]
    • Jangan terlalu kaget saat mendapat pertanyaan “Apa kelemahan terbesar Anda?”, dan Anda pun sebaiknya menjawab seakan sudah menyiapkannya. Hadiri setiap sesi wawancara dengan pemikiran akan mendapat pertanyaan ini—dan latih jawaban Anda sebelumnya!
  2. Memutar-mutar jawaban Anda demi menutup-nutupi kelemahan dan mengubahnya menjadi kekuatan yang tersirat akan selalu gagal. Mengatakan, “Saya terlalu memikirkannya” atau “Saya sudah benar-benar mencobanya sekuat tenaga” sebenarnya bisa menunjukkan kelemahan, tetapi mereka-reka jawaban seperti itu justru akan mengesankan Anda kurang memiliki kesadaran diri, kerendahan hati, ataupun keduanya. Daripada Anda mengatakan memiliki terlalu banyak kekuatan, lebih baik jelaskan kelemahan yang sedang Anda atasi. [7]
    • Contohnya, daripada mengatakan, “Kelemahan terbesar saya adalah terlalu perfeksionis,” cobalah mengatakan, “Terkadang saya terlalu berlebihan dalam menganalisis hasil kerja saya sehingga akibatnya saya tertinggal dalam mengerjakan tugas-tugas lain.”
  3. Jangan mencoba menyalahkan orang tua, nasib buruk, atau hal-hal di luar kendali Anda. Akui kelemahan Anda, tanpa menggali faktor-faktor yang menyebabkannya. [8]
    • Pewawancara tidak sedang melakukan analisis mendalam terhadap akar kelemahan Anda. Mereka hanya ingin melihat bahwa Anda menyadari kelemahan diri dan mencoba menyelesaikannya.
  4. Tunjukkan bukti bahwa Anda berusaha memperbaikinya, Anda telah menjawab pertanyaan dengan menyebutkan kelemahan diri secara ringkas dan dengan demikian menunjukkan kesadaran diri yang baik. Segera teruskan dengan menjelaskan kepada pewawancara apa saja yang telah Anda lakukan untuk mengatasi kelemahan ini. [9]
    • Contohnya, “Terkadang saya terlalu lama menganalisis hasil kerja sehingga saya ketinggalan mengerjakan tugas-tugas lainnya. Untuk menghindari hal ini, saya menetapkan sejumlah waktu khusus untuk meninjau pekerjaan. Ketika waktunya habis saya akan segera berpindah mengerjakan tugas lain dalam daftar prioritas saya.” Anda telah membuktikan bahwa Anda tidak sekadar dapat mengenali kelemahan diri, tetapi juga mengembangkan metode berguna untuk mengatasinya.
  5. Setelah menjawab pertanyaan, berhenti bicara. Tunggu pewawancara menanggapi terlebih dahulu. Anda sudah selesai. Anda sudah memberi jawaban sehingga tunggu saja tanggapan mereka. Bersabarlah dan biarkan mereka membuat langkah selanjutnya. [10]
    • Pewawancara mungkin sengaja memberikan keheningan panjang untuk melihat apa yang akan Anda lakukan. Tatap mata mereka dengan memberikan ekspresi hangat dan tunggu umpan balik mereka.
    • Jangan buru-buru menganggap sikap diam mereka sebagai tanda bahwa jawaban Anda keliru dan Anda harus mencoba lagi. Jika mereka ingin Anda menyampaikan kelemahan lainnya, pasti mereka akan menanyakannya.
  6. Anda setidaknya harus menyiapkan tiga kelemahan dan teknik mengatasinya. Pewawancara mungkin akan mengajukan pertanyaan yang sama untuk kedua kali, dan bahkan sampai tiga kali. Beberapa pewawancara memang sangat suka menggali kelemahan Anda! [11]
    • Jika Anda ditanya sampai empat kali, ada cara yang bagus untuk mengatasinya, yaitu, “Saat berlatih, sekitar satu atau tiga bulan lalu, daftar kelemahan saya mungkin berubah dari waktu ke waktu. Saya membatasi diri hanya berfokus pada 3 kelemahan saat ini agar tidak kewalahan. Jika Anda menanyai saya lagi pada besok Juni, mungkin saya akan memberikan jawaban yang berbeda.”
    • Atau, jika Anda yakin bisa melontarkan lelucon pada situasi tersebut, katakan, “Kelemahan keempat saya adalah saya hanya bisa mengenali 3 kelemahan besar dalam sekali waktu!”
    Iklan
KIAT PAKAR

Devin Jones

Pelatih Karier dan Kejelasan
Devin Jones adalah pencipta “The Soul Career," sebuah inkubator karier daring bagi wanita. Devin lolos sertifikasi dalam penilaian CliftonStrengths dan bekerja bersama para wanita untuk memperjelas tujuan dan menciptakan karier yang lebih bermakna. Devon meraih gelar BA dari Stanford University pada 2013.
Devin Jones
Pelatih Karier dan Kejelasan

"Selalu saya katakan, akui kelemahan Anda," tambah Pelatih Kekuatan, Devin Jones. "Sudahlah. Hentikan. Jangan membenarkan diri. Akui saja kelemahan Anda. Lalu, sampaikan bahwa Anda paham akibat kelemahan itu bagi lainnya dan apa yang telah Anda lakukan untuk memperbaikinya."

Metode 3
Metode 3 dari 3:

Menyebutkan Kelemahan Umum

Unduh PDF
  1. Pemberi kerja pada umumnya menyukai orang-orang yang penuh inisiatif. Pertama, mereka tidak perlu khawatir Anda hanya duduk berleha-leha menunggu pekerjaan datang. Kedua, itu berarti Anda terus memikirkan cara menambahkan nilai kepada perusahaan. Pendekatan yang mungkin perlu Anda lakukan terhadap kelemahan ini: [12]
    • “Saya tidak banyak mengambil inisiatif sesuka hati. Dalam pekerjaan terakhir saya, mengikuti perintah adalah hal yang sangat penting dan melakukan improvisasi tidaklah disukai. Saya sadar, semakin lama saya tidak lagi berani bertindak bebas karena takut mengecewakan atasan atau melanggar kebijakan perusahaan. Namun, semakin ke sini, saya juga menyadari bahwa sebagian besar posisi, dan terutama pekerjaan ini, sangat menghargai adanya inisiatif. Saya mencoba berpikir jernih tentang ekspektasi proyek ini sebelum mulai bekerja. Dengan demikian, saya bisa mencoba cara-cara lain atau mengikuti arahan berbeda sambil tetap berfokus pada tujuan.”
  2. Semua perusahaan atau pemberi kerja ingin mengetahui apakah calon pegawai mereka dapat mengelola waktu dengan baik. Mereka mencari orang yang bisa mengerjakan banyak hal dalam waktu relatif singkat. Sudah barang tentu Anda harus memberikan jawaban yang sangat bagus sehingga bisa mengungguli pesaing-pesaing lainnya, misalnya seperti berikut: [13]
    • “Adakalanya saya gagal mengelola waktu secara efektif. Jujur saja, terkadang saya terlalu terpaku pada suatu hal hingga mengabaikan tanggung jawab lainnya dalam pekerjaan. Saya merasa harus menyelesaikan suatu tugas dengan tuntas dan sebaik-baiknya, sampai terkadang dengan mengorbankan tugas lainnya. Begitulah, saya belajar menjadi lebih baik lagi dalam menyelesaikan suatu tugas ketika tugas-tugas lainnya terancam berantakan, tanpa menggunakan jalan pintas ataupun mengerjakannya asal-asalan. Saya berencana mencari jalur-jalur yang tepat untuk memberikan bantuan tambahan jika diperlukan dan mencari cara yang lebih efisien, tetapi juga tak kalah efektif, dalam menuntaskan pekerjaan.”
  3. Mencoba bersikap sebagai pemimpin padahal itu bukan tugas Anda adalah juga sebuah kelemahan. Kelemahan ini merupakan kebalikan dari gagal mengambil inisiatif. Pemberi kerja akan merasa gelisah jika Anda bertindak melangkahi wewenang atasan. Oleh karena itu, lebih baik yakinkan calon pemberi kerja bahwa Anda bisa memainkan peran pemimpin sesuai kebutuhan:
    • “Saya cenderung mengambil peran pemimpin meskipun bukan tugas saya. Terkadang hal ini menimbulkan ketegangan antara saya dan pemimpin proyek, yang tentu saja sebetulnya hanya menjalankan tugasnya. Namun, saat ini saya belajar memercayai bahwa orang lain akan menjalankan tanggung jawabnya karena saya yakin bahwa membiarkan orang mengerjakan tugasnya masing-masing akan membawa tim menjadi lebih sukses dalam jangka panjang. Saya berfokus menjadi anggota tim yang lebih baik dengan membiarkan setiap orang menjalankan tugasnya masing-masing dan akan membantu hanya ketika dibutuhkan.”
  4. Tergantung pekerjaannya, “Saya suka bicara” bisa jadi tidak selalu dianggap sebagai kelemahan. Namun, sekalipun pekerjaan itu membutuhkan pegawai yang ekstrover, atasan tetap menginginkan orang yang berfokus pada pekerjaan, bukan bercanda atau membahas acara akhir pekan teman kerjanya. Yakinkan calon pemberi kerja bahwa Anda akan memprioritaskan jenis komunikasi yang tepat:
    • “Saya suka bicara. Saya orang yang sangat ekstrover dan suka bergaul. Ini sekaligus menjadi kelemahan saya, yaitu suka mengobrol tentang hal-hal di luar pekerjaan. Namun, saya sekarang semakin mahir menyalurkan sisi ekstrover saya ke dalam bentuk komunikasi yang lebih tepat. Saya hanya mengobrolkan cerita akhir pekan di jam-jam santai. Saya juga belajar cara mendengarkan baik-baik terlebih dahulu sebelum angkat bicara, bukan malah sebaliknya. Saya tahu terkadang suara saya mengalahkan suara-suara lainnya sehingga sekarang saya bersikap proaktif dengan meminta rekan kerja untuk memotong kata-kata saya jika mulai melantur atau mendominasi percakapan.”
  5. Jawaban ini termasuk salah satu respons yang “menjebak”, terutama jika Anda tidak dituntut untuk bicara di depan orang banyak. Namun, sebetulnya jawaban ini bisa menjadi kelemahan yang memunculkan rasa simpati. Beberapa pewawancara mungkin bisa memahami orang-orang yang canggung bicara di depan umum. Sekali lagi, berfokuslah pada mengemukakan aspek positif fobia yang Anda derita jika memang berencana memanfaatkan kelemahan ini: [14]
    • “Saya tidaklah mahir berbicara di depan umum. Saya akan mulai berkeringat, bicara sembarangan, dan tampak kesulitan mengomunikasikan gagasan-gagasan yang sudah saya pikirkan sebelumnya. Namun, saya paham bahwa bekerja dalam kelompok adalah keharusan dalam posisi ini, dan walaupun belum sempurna, saya merasa kemampuan saya berbicara di depan umum semakin meningkat. Saya bergabung dengan klub debat untuk meningkatkan adaptasi saya di tengah orang banyak. Saya memaksa diri berbicara di kelompok yang lebih kecil, mengurangi fokus pada ego dan pemikiran tentang apakah “saya sudah berhasil berbicara di depan umum” dan lebih memperhatikan pada apa yang sedang saya komunikasikan dan cara mengomunikasikannya.”
  6. Jika Anda diwawancara untuk posisi yang membutuhkan keterampilan pengaturan yang bagus, seperti menjadi sekretaris, pikirkan baik-baik jika hendak memilih ini sebagai jawaban. Di sisi lain, banyak profesi, terutama yang melibatkan “gagasan”, tidak terlalu mengandalkan kemampuan mengatur jadwal ini untuk menyelesaikan pekerjaan. Apa pun itu, pastikan bahwa Anda menyadari kelemahan ini dan bersungguh-sungguh mengatasinya: [15]
    • “Saya memang tidak terlalu pandai melakukan pengaturan jadwal dan sejenisnya. Saya berhasil melewati masa kuliah karena berhasil mengingat-ingat jadwal di kepala, dan kalaupun terjadi kekeliruan, ya cuma 1 atau 2 kali. Namun, semakin lama, saya tahu bahwa kesalahan pengaturan jadwal sekecil apa pun bisa menyebabkan kekacauan atau miskomunikasi yang tidak bisa diterima. Saat ini saya mencatat setiap kontak, rapat, dan tujuan proyek dalam sebuah aplikasi perencanaan daring sehingga bisa saya akses kapan pun dan di mana pun. Saya menjadi lebih teliti dalam mengatur hal-hal yang mendukung kelancaran pekerjaan dan menyingkirkan hal-hal yang justru menghambat pekerjaan.”
    Iklan

Tips

  • Ingat baik-baik bahwa kelebihan dan kelemahan sering kali justru berjalan beriringan. Contohnya, kecenderungan untuk terlalu memegang teguh komitmen mungkin mencerminkan dedikasi ke suatu proyek atau keinginan membantu anggota tim lainnya.
  • Catat perkembangan dari waktu ke waktu tentang seberapa baik teknik yang Anda gunakan untuk mengatasinya (atau malah seberapa parah kegagalannya) sehingga Anda bisa segera menyesuaikannya demi kebaikan diri sendiri.
  • Anda mungkin bisa menggunakan latihan ini untuk melengkapi ulasan kinerja tahunan Anda dengan mengidentifikasi bidang-bidang yang bisa Anda tingkatkan.
Iklan

Peringatan

  • Jangan mengabaikan kelemahan yang belum bisa Anda perbaiki karena belum tahu caranya. Hanya karena Anda memiliki kelemahan dan belum tahu cara mengatasinya, bukan berarti Anda perlu menutup mata tentang keberadaannya. Catat kelemahan tersebut dan mulailah memikirkannya. Namun, sebaiknya Anda tidak membahasnya lebih panjang dalam sebuah wawancara sampai Anda menyusun cara untuk mengatasinya.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 92.475 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan