Unduh PDF
Unduh PDF
Denyut nadi apikal merupakan denyut nadi yang dirasakan pada bagian apeks jantung. Jantung orang yang sehat terletak sedemikan sehingga apeks terletak di sisi kiri dada, mengarah ke bawah dan ke kiri. Denyut nadi ini juga terkadang disebut sebagai “ point of maximum impulse ”, atau PMI. Untuk mengukur denyut nadi apikal, Anda harus mengetahui cara menemukannya, dan cara mengartikan hasil pengukuran Anda setelahnya.
Langkah
-
Awali dengan meminta pasien melepas pakaiannya. Untuk mengukur denyut nadi apikal, Anda harus bisa mengakses area dada pasien secara langsung.
-
Rasakan tulang rusuk pertama dengan mencari tulang selangka. Rasakan tulang selangka. Tulang selangka disebut juga dengan tulang belikat. Tulang ini bisa dirasakan di atas tulang rusuk. Tepat di bawah tulang selangka, Anda seharusnya bisa menemukan tulang rusuk pertama. Jarak antara dua tulang rusuk disebut sela interkostal. [1] X Teliti sumber Tortora G. and Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology 11th edition John Wiley and Sons Inc.
- Rasakan sela interkostal yang pertama — sela ini adalah jarak di antara tulang rusuk pertama dan kedua.
-
Hitung tulang rusuk ke bawah. Dari sela interkostal yang pertama, gerakkan jari Anda ke bawah hingga sela interkostal yang kelima dengan menghitung tulang rusuk. Sela interkostal yang kelima seharusnya terletak antara tulang rusuk kelima dan keenam.
- Jika Anda mengukur denyut nadi apikal pada pasien wanita, Anda bisa menggunakan 3 buah jari untuk merasakannya tepat di bawah payudara sebelah kiri. Biasanya cara ini juga bisa digunakan pada pasien pria. Dengan begitu, Anda bisa mengukur denyut nadi apikal tanpa harus menghitung tulang rusuk.
-
Gambarkan garis khayal dari tengah tulang selangka sebelah kiri melewati puting. Garis ini disebut dengan garis mid-klavikula. Denyut nadi apikal bisa dirasakan dan didengar pada perpotongan sela interkostal kelima dan garis mid-klavikula. [2] X Teliti sumber Bickley, Lynn, and Peter G. Szilagyi. Bates' guide to physical examination and history-taking. Lippincott Williams & Wilkins, 2012.
-
Tentukan apakah Anda akan menyentuhnya secara langsung atau menggunakan stetoskop. Denyut nadi apikal bisa diukur dengan menyentuh atau menggunakan stetoskop. Mungkin akan sangat sulit untuk merasakan denyut nadi apikal, terutama pada wanita, karena jaringan payudara dapat menutupi denyut ini. Mengukur denyut nadi apikal dengan stetoskop mungkin akan lebih mudah.
- Denyut nadi apikal sulit dirasakan hanya dengan jari pada sebagian besar pasien. Denyut nadi ini umumnya terlalu lemah untuk dideteksi tanpa stetoskop terkecuali pada pasien yang marah atau mengalami syok.
-
Siapkan stetoskop Anda. Lepaskan stetoskop dari leher, dan arahkan bagian lainnya ke arah orang yang akan Anda periksa. Pasangkan stetoskop ke telinga Anda dan pegang diafragma (bagian yang Anda letakkan untuk mendengar denyut nadi seseorang).
- Gosok sedikit diafragma stetoskop untuk menghangatkannya, kemudian ketuk perlahan untuk memastikan Anda dapat mendengar suara yang melaluinya. Jika Anda tidak bisa merasakan apa pun melalui diafragma stetoskop, periksalah apakah stetoskop sudah terpasang erat dengan diafragma karena jika kendur, Anda mungkin tidak bisa mendengar apa-apa.
-
Letakkan stetoskop di titik tempat denyut nadi apikal dapat Anda rasakan. Mintalah orang yang Anda periksa untuk bernapas secara normal melalui hidungnya karena hal ini akan mengurangi suara napas sehingga Anda dapat mendengar denyut jantung dengan lebih mudah. Anda seharusnya dapat mendengar dua suara: lub-dub. Suara ini dianggap sebagai satu denyut.
- Mintalah pasien untuk membelakangi Anda. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah mendengar denyut nadinya.
- Denyut nadi biasanya terdengar seperti derap lari kuda.
-
Hitung seberapa banyak suara lub-dub yang Anda dengar dalam satu menit. Ini adalah laju denyut jantung. Pikirkan cara untuk menjelaskan bunyi yang Anda dengar. Apakah keras? Kuat? Apakah ritmenya teratur, atau terdengar acak?
-
Tentukan laju denyut jantung seseorang. Bersiaplah dengan jam tangan di sisi lain sehingga Anda dapat menghitung denyut nadi. Hitung seberapa banyak suara "lub-dub" yang Anda dengar dalam satu menit (60 detik). Laju denyut jantung normal untuk orang dewasa berkisar antara 60 - 100 denyut per menit. Denyut ini berbeda pada anak-anak. [3] X Teliti sumber Tortora G. and Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology 11th edition John Wiley and Sons Inc.
- Pada bayi yang baru lahir hingga berusia tiga tahun, laju denyut normal adalah 80 - 140 per menit.
- Untuk anak-anak yang berusia kurang dari sembilan tahun, laju denyut normal adalah 75-120 per menit.
- Untuk anak-anak berusia antara 10 hingga 15 tahun, laju denyut antara 50 - 90 per menit adalah normal.
Iklan
-
Pahamilah bahwa mengartikan denyut jantung adalah hal yang sulit. Mengartikan denyut nadi, khususnya denyut nadi apikal adalah suatu seni. Namun, ada banyak hal yang dapat diketahui dari denyut nadi apikal. Hal ini dijelaskan dalam langkah berikutnya.
-
Tentukan apakah laju denyut jantung yang Anda dengar lambat. Jika denyut nadinya sangat lambat, hal ini bisa saja merupakan bentuk adaptasi normal pada seseorang yang sehat. Beberapa obat-obatan juga dapat membuat jantung berdetak lebih lambat, terutama pada pasien manula. [4] X Teliti sumber Bickley, Lynn, and Peter G. Szilagyi. Bates' guide to physical examination and history-taking. Lippincott Williams & Wilkins, 2012.
- Salah satu contohnya adalah obat golongan penghambat beta (seperti metoprolol). Obat ini lazim digunakan untuk mengatasi darah tinggi dan bisa melambatkan denyut jantung.
- Denyut jantung lambat bisa lemah maupun kuat. Denyut jantung yang kuat adalah tanda pasien Anda sehat.
-
Pertimbangkan apakah laju denyut jantung yang Anda dengar sangat cepat. Jika denyut nadi yang terdengar sangat cepat, hal ini bisa saja normal pada orang yang berolahraga. Anak-anak juga memiliki denyut nadi yang lebih cepat dibandingkan dengan orang dewasa. Tetapi, denyut nadi seperti ini juga bisa menjadi pertanda:
- Tekanan darah tinggi, penyakit jantung, atau infeksi.
-
Pertimbangkan kemungkinan pergeseran letak denyut. Letak denyut nadi mungkin berbeda (mungkin lebih ke kiri atau kanan letak seharusnya). Orang yang mengalami obesitas atau ibu hamil mungkin mengalami pergeseran denyut nadi apikal ke kiri karena jantungnya mengalami pergeseran akibat kandungan dalam perutnya. [5] X Teliti sumber Bickley, Lynn, and Peter G. Szilagyi. Bates' guide to physical examination and history-taking. Lippincott Williams & Wilkins, 2012.
- Denyut nadi apikal pada perokok berat yang menderita penyakit paru-paru mungkin bergeser ke kanan. Hal ini karena pada penyakit paru-paru, diafragma akan tertarik ke bawah untuk memasukkan sebanyak mungkin udara ke paru-paru, dan dalam proses ini jantung akan tertarik ke bawah dan ke kanan.
- Jika menduga denyut jantung pasien Anda bergeser, geserlah juga stetoskop ke samping dan periksa kembali.
-
Perhatikan denyut nadi yang tidak beraturan. Denyut nadi mungkin juga tidak beraturan. Hal ini umumnya terjadi pada manula. Jantung memiliki ritme tertentu, dan seiring waktu, sel-sel yang mengendalikan ritme jantung mengalami kelelahan atau kerusakan. Sebagai akibatnya, denyut nadi menjadi tidak beraturan. [6] X Teliti sumber Kozier, B. et al Fundamentals of Nursing Concepts, Process and Practice 2006 Pearson Prentice Hall seventh editionIklan
-
Pahamilah tentang denyut nadi. Denyut nadi adalah denyut jantung yang dapat dirasakan atau didengar. Denyut nadi sering kali diukur sebagai laju denyut jantung, yang merupakan ukuran kecepatan denyut jantung seseorang; yang dinyatakan dalam denyut per menit. Denyut nadi normal seseorang adalah antara 60 hingga 100 denyut per menit. Denyut nadi yang lebih lambat atau lebih cepat dari ini mungkin menandakan adanya masalah atau penyakit. Tetapi mungkin juga normal untuk beberapa orang.
- Sebagai contohnya, atlet yang banyak berlatih memiliki denyut nadi yang sangat lambat, sementara seseorang yang berolahraga mungkin memiliki denyut jantung lebih dari 100 per menit. Dalam kedua kasus ini, denyut jantungnya secara berurutan lebih rendah atau lebih tinggi dibandingkan yang seharusnya dalam sebagian besar situasi, tetapi bukan berarti menandakan adanya masalah.
-
Pahamilah bahwa denyut nadi juga bisa dianalisis berdasarkan suaranya. Selain menggunakan lajunya, denyut nadi juga bisa dianalisis berdasarkan suaranya: apakah lembut, atau terdengar lemah? Jika denyut nadi terdengar keras, apakah berarti lebih tajam dibandingkan biasanya? Denyut nadi yang lemah bisa menandakan bahwa seseorang memiliki volume darah yang rendah dalam pembuluhnya, sehingga denyut nadi sulit dirasakan.
- Sebagai contoh, denyut nadi keras mungkin ditemukan pada pasien yang sedang takut atau baru saja berlari.
-
Ketahui titik denyut nadi bisa dirasakan. Ada banyak tempat denyut nadi bisa dirasakan di tubuh. Beberapa di antaranya adalah: [7] X Teliti sumber Kozier, B. et al Fundamentals of Nursing Concepts, Process and Practice 2006 Pearson Prentice Hall seventh edition :
- Denyut nadi karotis: terletak di kedua sisi trakea, yang merupakan bagian kaku di leher. Arteri karotis ada sepasang, dan membawa darah ke kepala dan leher.
- Denyut nadi brakialis: terletak di sisi dalam siku.
- Denyut nadi radialis: dirasakan di pergelangan tangan di dasar ibu jari, di permukaan telapak tangan.
- Denyut nadi femoralis: dirasakan di selangkangan, di lipatan antara kaki dan tubuh bagian atas.
- Denyut nadi poplitealis: di belakang lutut.
- Denyut nadi tibialis posterior: terletak di pergelangan kaki, di sisi dalam kaki, tepat di belakang maleolus medialis (tonjolan di bagian dasar kaki bagian bawah).
- Denyut nadi dorsalis pedis: di atas telapak kaki, pada bagian tengahnya. Denyut ini sering kali sulit dirasakan.
Iklan
Tips
- Mempelajari kompleksitas suara jantung adalah hal yang sangat sulit. Untuk mempelajari pengukuran denyut nadi apikal, panduan yang diberikan di sini hanya meliputi hal-hal mendasar. Cara terbaik untuk memahami denyut nadi adalah dengan berlatih dan mendengarkan sebanyak mungkin suara jantung normal.
Iklan
Referensi
- ↑ Tortora G. and Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology 11th edition John Wiley and Sons Inc.
- ↑ Bickley, Lynn, and Peter G. Szilagyi. Bates' guide to physical examination and history-taking. Lippincott Williams & Wilkins, 2012.
- ↑ Tortora G. and Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology 11th edition John Wiley and Sons Inc.
- ↑ Bickley, Lynn, and Peter G. Szilagyi. Bates' guide to physical examination and history-taking. Lippincott Williams & Wilkins, 2012.
- ↑ Bickley, Lynn, and Peter G. Szilagyi. Bates' guide to physical examination and history-taking. Lippincott Williams & Wilkins, 2012.
- ↑ Kozier, B. et al Fundamentals of Nursing Concepts, Process and Practice 2006 Pearson Prentice Hall seventh edition
- ↑ Kozier, B. et al Fundamentals of Nursing Concepts, Process and Practice 2006 Pearson Prentice Hall seventh edition
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 22.836 kali.
Iklan