Unduh PDF Unduh PDF

Mengungkapkan identitas seksual atau gender kepada teman-teman merupakan hal yang mengerikan, tetapi mungkin juga dapat menjadi momen yang paling melegakan dalam hidup. Pengungkapan identitas seksual atau gender memungkinkan Anda untuk menjalani kehidupan yang diinginkan, tetapi wajar jika Anda merasa khawatir atau cemas mengenai tanggapan atau reaksi orang lain. Agar terasa lebih mudah, tentukan terlebih dahulu siapa yang Anda ingin beri tahu (atau seseorang yang nyaman untuk Anda bercerita). Selanjutnya, rencanakan apa yang perlu dikatakan. Setelah mengetahui apa yang bisa dikatakan, ungkapkan identitas seksual atau gender Anda dalam cara yang nyaman. Selain itu, bersiaplah menghadapi beragam jenis reaksi dari orang lain.

Metode 1
Metode 1 dari 4:

Menentukan Siapa yang Bisa Diberi Tahu

Unduh PDF
  1. Jangan terburu-buru melakukannya, dan ingatlah bahwa Anda tidak memiliki kewajiban untuk menjelaskan identitas seksual atau gender kepada orang lain. Manfaatkan waktu sebanyak yang dibutuhkan untuk merasa nyaman dengan diri sendiri sebelum mengungkapkan hal tersebut kepada teman-teman. Pengungkapan identitas seksual atau gender Anda harus dilakukan sesuai kemampuan atau kesiapan diri. [1]
    • terkadang, teman-teman atau anggota keluarga bertanya mengenai identitas seksual atua gender Anda. Namun, Anda tidak memiliki kewajiban untuk menjawabnya hingga Anda siap. Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan, “Sebenarnya, aku sedang tidak ingin berkencan untuk saat ini. Bagaimana denganmu? Apakah kamu sedang berkencan?”
    • Beberapa teman mungkin sudah merasa siap untuk mengungkapkan orientasi seksualnya sebelum Anda, dan itu bukanlah masalah! Anda tidak perlu mengungkapkan identitas seksual atau gender diri hanya karena orang lain melakukannya. Perjalanan Anda berbeda dari perjalanan orang lain.
  2. Wajar jika Anda merasa cemas mengenai reaksi yang mungkin ditunjukkan oleh teman-teman. Untungnya, Anda bisa menguji atau mengukur reaksinya dengan mengetahui tanggapan mereka terhadap topik-topik LGBTQ+. Sebutkan karakter/figur, berita, atau masalah terkait topik LGBTQ+ dan mintalah pendapat mereka. Perhatikan apakah mereka memberikan jawaban yang bersifat suportif atau justru menghakimi. [2]
    • Anda bisa mengatakan, “Apa pendapatmu mengenai serial BL Taiwan?”, “Apakah kamu terkejut saat Kristen Stewart, pemeran film Twilight mengungkapkan bahwa ia adalah seorang lesbian?”, atau “Aku bingung dengan perdebatan tentang kue pernikahan sesama jenis. Apa pendapatmu tentang hal tersebut?”
    • Jika Anda adalah seorang transgender atau nonbiner, Anda bisa mengatakan, “Apakah kamu pernah membaca artikel tentang aturan ketersediaan kamar mandi bagi para transgender? Apa pendapatmu?” atau “Pernahkah kamu mempertanyakan identitas gendermu sendiri?”
  3. Cari tahu teman-teman yang dirasa akan bersifat suportif mengenai hubungan sesama jenis, serta kelompok transgender dan nonbiner. Pilih orang-orang yang Anda rasa paling suportif untuk mengungkapkan identitas Anda. Seiring bertambahnya orang yang Anda beri tahu, teman-teman yang suportif akan memberikan kehadiran mereka saat Anda mengungkapkan orientasi seksual kepada orang lain. [3]
    • Ada kemungkinan Anda sebenarnya memiliki banyak teman yang suportif. Namun, tidak masalah jika Anda pada awalnya bercerita kepada satu orang teman saja. Yang terpenting adalah Anda merasa nyaman dengan perjalanan pengungkapan identitas ini.
    KIAT PAKAR

    Lauren Urban, LCSW

    Psikoterapis Berlisensi
    Lauren Urban adalah pakar psikoterapi di Brooklyn, New York, dengan lebih dari 13 tahun pengalaman terapi bersama anak-anak, keluarga, pasangan, dan individu. Dia meraih gelar Master dalam Kerja Sosial dari Hunter College pada 2006, dan bekerja dengan memberdayakan klien-kliennya untuk mengubah keadaan dan hidup mereka.
    Lauren Urban, LCSW
    Psikoterapis Berlisensi

    Trik Pakar: Jika Anda tidak bisa menentukan cara dan waktu pengungkapan, cari dukungan dari teman-teman, pihak sekolah, organisasi masyarakat, atau sumber seperti Arus Pelangi, Get Equal, atau Gaya Nusantara.

  4. Meskipun dirasa tidak adil, beberapa orang mungkin tidak bisa menerima identitas Anda. Hal ini sangat menyakitkan, tetapi penting bagi Anda untuk mengingat bahwa hal tersebut tidak ada kaitannya dengan Anda. Jika Anda menduga seseorang akan menunjukkan reaksi yang negatif, tunggu hingga Anda siap menghadapi reaksinya. Perlu diingat bahwa Anda tidak pernah memiliki kewajiban untuk memberi tahu mereka jika Anda memang tidak ingin melakukannya. [4]
    • Sebagai contoh, Anda mungkin memiliki teman yang sangat berani mengemukakan pendapat negatif terkait masalah atau isu LGBTQ+. Ada baiknya Anda tidak memberi tahunya mengenai identitas Anda.
    • Jika Anda terluka karena kehilangan teman yang tidak dapat menerima Anda, ingatkan diri sendiri bahwa teman sejati akan selalu menyayangi Anda apa adanya. Anda tidak membutuhkan sosok-sosok negatif dalam kehidupan, dan Anda bisa mencari teman-teman yang mampu bersikap suportif.

    Peringatan: Sayangnya, sebagian orang tidak ingin menerima kelompok LGBTQ+ dan mungkin tidak ada yang Anda bisa lakukan untuk mengubah pikiran mereka. Jika Anda menduga salah satu teman Anda tergolong sebagai individu seperti itu, jangan membahas isu-isu LGBTQ+ dengannya karena justru dapat membahayakan diri Anda. Jika ia benar-benar peduli kepada Anda, ia akan menunjukkan sendiri dukungannya atas jati diri Anda.

  5. Carilah teman-teman baru di komunitas LGBTQ+ jika Anda tidak memiliki dukungan. Tidak masalah jika Anda merasa gugup saat ingin mencari teman baru. Jangan merasa cemas jika Anda tidak langsung merasa akrab dengan orang lain. Fokuskan diri untuk bertemu orang-orang baru melalui acara sosial atau daring. Kenali mereka dan cobalah menjalin hubungan. Cepat atau lambat, Anda akan memiliki teman-teman baru yang menerima Anda apa adanya. [5]
    • Hadiri acara-acara atau pertemuan komunitas LGBTQ+ di kota Anda. Berusahalah menemui orang-orang dan menyapa mereka. Seiring berjalannya waktu, Anda bisa mendapatkan teman-teman baru.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 4:

Merencanakan Apa yang Akan Dikatakan

Unduh PDF
  1. Pikirkan semua yang Anda ingin utarakan, kemudian catat poin-poin yang dianggap paling penting. Curahkan isi hati Anda dan ceritakan perasaan mengenai teman-teman Anda. Setelah itu, revisi apa yang sudah dicatat agar jelas dan ringkas. [6]
    • Sebagai contoh, Anda bisa menuliskannya seperti ini, “Akhir-akhir ini, aku mengalami banyak konflik dengan diri sendiri, tetapi akhirnya aku menyadari sesuatu yang sangat penting. Kamu adalah salah satu sahabat terbaikku dan aku ingin menunjukkan jati diriku di hadapanmu. Kuharap kamu bisa menerimaku apa adanya. Aku adalah seorang gay . Aku siap menjalani kehidupanku sebagai seorang gay dan aku bangga dengan diriku sendiri.”
  2. Identitas seksual atau gender adalah bagian dari diri Anda sehingga Anda berhak untuk menceritakannya secara ceria dan bangga kepada orang lain. Jangan biarkan keraguan atau kecemasan mengenai reaksi orang lain membuat Anda merasa malu atau memendam rahasia besar. Saat merencanakan apa yang perlu dikatakan, tetap gunakan nada yang positif dan hangat. [7]
    • Sebagai contoh, gunakan nada bicara yang ceria saat berbicara. Selain itu, fokuskan diri pada cara Anda mengungkapkan kenyataan tersebut, alih-alih memikirkannya sebagai rahasia gelap.
  3. Anda memiliki wewenang penuh atas apa yang perlu dikatakan saat mengungkapkan identitas seksual atau gender. Jangan merasa tertekan untuk menyebutkan detail pribadi atau penjelasan mengenai diri sendiri. Tentukan apa yang memang nyaman untuk diceritakan, dan tetap ungkapkan atau ceritakan hal tersebut. [8]
    • Anda tidak perlu memberikan “bukti” identitas seksual atau gender. Selain itu, Anda juga tidak perlu menjelaskan bagaimana Anda menyadari identitas tersebut, kecuali jika Anda memang ingin melakukannya. Anda bebas menceritakan apa yang Anda inginkan.
  4. Sebutkan apa yang Anda perlu katakan secara lantang agar Anda bisa mendengarnya. Anda juga bisa duduk di depan cermin untuk berlatih bercerita kepada orang lain. Tetap berlatih hingga Anda merasa nyaman mengutarakan apa yang perlu dikatakan. [9]
    • Jika ada sesuatu yang terasa salah, jangan ragu mengubahnya.
    • Jika Anda sudah terbuka kepada anggota keluarga atau sahabat, mintalah ia membantu Anda berlatih. Sebagai contoh, Anda bisa menceritakan apa yang ingin dikatakan dan meminta tanggapan atau umpan balik dari anggota keluarga atau sahabat.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 4:

Mengungkapkan Identitas Seksual atau Gender

Unduh PDF
  1. Jika Anda merasa nyaman mengungkapkan identitas diri secara langsung, ada baiknya Anda melakukannya saat sedang berdua saja dengan seorang teman (atau dalam kelompok kecil). Mintalah ia menemui Anda di tempat yang nyaman dan privat. Setelah itu, ungkapkan apa yang telah Anda latih. [10]
    • Sebagai contoh, Anda bisa mengajaknya makan malam atau berkunjung ke rumah.
  2. Anda perlu membangun suasana yang tepat untuk pengungkapan besar. Jika Anda ingin menciptakan suasana yang lebih ceria, dan bukan serius, coba gunakan properti saat mengungkapkan identitas seksual atau gender. Anda juga bisa menggunakan spanduk besar atau memberikan objek atau benda kecil kepada teman yang menampilkan atau memuat pengungkapan identitas Anda. Selain menceriakan suasana, properti juga bisa meredakan ketegangan! Berikut adalah beberapa ide yang Anda bisa coba: [11]
    • Buatlah spanduk dengan tulisan “Aku gay !” (atau biseksual/lesbian) dan berdirilah di bawahnya.
    • Berikan kue mangkuk dengan tulisan “Sahabatmu biseksual.”
    • Berikan teman Anda telur yang sudah diisi serbuk kilau, kemudian minta ia memecahkannya sebelum Anda melakukan pengungkapan.
    • Nyanyikan lagu bertema pengungkapan identitas di mesin karaoke.
  3. Anda mungkin merasa gugup untuk bercerita empat mata, dan ini wajar! Alih-alih menemui sahabat dan mengungkapkannya secara langsung, Anda bisa mengetikkan apa yang ingin dikatakan dalam pesan singkat. Sebagai alternatif, kirimkan meme pengungkapan identitas seksual atau gender yang lucu kepada teman. Selain membuat Anda merasa lebih nyaman atau tenang, hal ini memberinya waktu untuk memproses informasi dan mencari tanggapan yang tepat. [12]
    • Anda bisa mengirimkan pesan seperti ini, “Hai! Kamu adalah sahabatku dan aku ingin memberi tahu hal yang sangat penting tentangku. Kuharap kamu mau menerimaku apa adanya dan memberikan kehadiranmu untukku. Sejak lama, aku sadar bahwa aku adalah seorang trans dan aku ingin menjalani kehidupanku dengan jati diriku yang sebenarnya.”
  4. Surat pribadi merupakan metode yang akrab untuk mengungkapkan apa yang Anda ingin katakan, tanpa harus mengatakannya secara langsung. Tulis atau tikkan semua informasi yang Anda ingin bagikan dalam pengungkapan identitas diri. Personalisasikan surat kepada setiap teman agar mereka paham betapa berartinya mereka dalam hidup Anda. Kirimkan surat kepada teman-teman, dan tunggu selama beberapa hari sebelum menanyakan kabar atau meminta tanggapan dari mereka. [13]
    • Beberapa teman mungkin langsung menghubungi Anda. Jika hal tersebut terjadi, dengarkan apa yang mereka katakan dan jawaban pertanyaan yang Anda merasa nyaman untuk jawab.
    • Setelah 2-3 hari, hubungi kembali teman yang belum memberikan kabar. Anda bisa mengatakan, “Aku ingin mengobrol tentang surat yang kukirimkan. Apakah kamu sudah membacanya?”

    Tip: Mengungkapkan identitas seksual atau gender melalui surat memberi teman-teman Anda waktu untuk memproses berita yang didapatkan. Bahkan, teman-teman yang paling suportif pun mungkin membutuhkan waktu untuk berpikir sebelum memberikan jawaban.

  5. Jika Anda merasa tidak keberatan saat semua orang mengetahui identitas seksual atau gender Anda, mengunggah informasi tersebut di media sosial dapat menjadi metode yang mudah dan mengasyikkan untuk mengungkapkan jati diri Anda kepada semua orang. Tikkan pesan emosional jika Anda merasa nyaman atau unggah foto bertema LGBTQ+ yang ceria. Jelaskan bahwa Anda bangga dengan diri sendiri dan berharap teman-teman bisa mendukung pilihan Anda. [14]
    • Anda bisa mengatakan, “Kurasa inilah waktunya bagiku untuk jujur kepada semua orang. Aku adalah seorang gay dan aku bangga! Kuharap siapa pun yang membaca ini bisa menerimaku apa adanya dan mau mendukung keputusanku.”
    • Anda juga bisa mengunggah foto Anda saat mengenakan pakaian bertema pelangi atau memegang papan dengan tulisan “Hai! Aku gay !”
  6. Jika Anda senang menjadi pusat perhatian, pesta pengungkapan dapat menjadi cara yang paling mengasyikkan untuk mengungkapkan identitas Anda kepada teman-teman. Rencanakan pesta besar atau kecil, sesuai keinginan Anda. Setelah itu, undang teman-teman yang Anda rasa bisa memberikan dukungan. Berikut adalah beberapa ide pesta yang bisa membantu Anda mengungkapkan identitas diri: [15]
    • Gunakan dekorasi bertema pelangi untuk menunjukkan kepada teman-teman bahwa pesta yang diadakan merupakan pesta pengungkapan.
    • Pasang spanduk yang mengungkapkan identitas seksual atau gender Anda (jika Anda merasa nyaman melakukannya).
    • Ajak teman-teman bersulang sebelum memberikan pidato pengungkapan identitas.
    • Hias camilan dengan pernyataan yang lucu atau kocak seperti “ Gay banget !” atau “Cuma suka cewek ”.
    Iklan
Metode 4
Metode 4 dari 4:

Menghadapi Reaksi yang Berbeda

Unduh PDF
  1. Mereka mungkin memiliki pertanyaan untuk Anda sehingga pikirkan apa yang Anda rasa nyaman untuk dijawab. Jangan beranggapan bahwa Anda wajib menjawab setiap pertanyaan yang memang belum siap dijawab. Namun, ada baiknya Anda mempersiapkan jawaban-jawaban untuk topik-topik yang nyaman Anda bahas. [16]
    • Sebagai contoh, teman Anda untuk bertanya, "Sudah berapa lama kamu sadar bahwa kamu adalah seorang transgender?" Anda bisa mengatakan, "Aku sadar aku adalah seorang pria saat usiaku tiga tahun, tetapi aku belum merasa nyaman membicarakannya hingga saat ini." Di sisi lain, teman Anda juga mungkin bertanya, "Apakah kamu yakin bahwa kamu adalah seorang gay ?" Anda bisa menanggapinya seperti ini, “Ya. Aku memang tertarik kepada laki-laki."
    • Tolak pertanyaan yang dirasa terlalu personal dengan sopan. Katakanlah teman Anda bertanya mengenai kehidupan seks. Anda bisa mengatakan, “Aku senang kamu ingin mengenalku lebih baik, tetapi aku tidak merasa nyaman membahas hal tersebut. Kuharap kamu bisa mengerti.”
  2. Tidak aneh jika teman-teman merasa terkejut, bahkan jika mereka sangat mendukung komunitas LGBTQ+. Namun, hanya karena mereka terkejut, tidak berarti mereka ingin menarik diri atau tidak menerima Anda. Penting bagi Anda untuk memberi mereka waktu yang dibutuhkan untuk memikirkan apa yang Anda katakan dan menemukan tanggapan yang tepat. Berikan mereka waktu untuk memikirkan semuanya. [17]
    • Beberapa teman mungkin langsung menghubungi Anda, dan ini tentunya pertanda baik!
    • Jika sebagian teman tidak memberikan jawaban selama beberapa hari, berikan mereka waktu. Setelah beberapa hari, hubungi mereka untuk mencari tahu apakah mereka mau berbicara. Anda bisa mengirimkan pesan, misalnya, “Hai! Aku hanya ingin mengetahui kabarmu. Apakah kamu punya waktu untuk mengobrol?"
  3. Sayangnya, sebagian orang akan menunjukkan reaksi negatif saat Anda mengungkapkan identitas seksual atau gender. Hal ini tentunya menyakitkan, tetapi ingatlah bahwa sebenarnya mereka tidak benar-benar menolak Anda. Reaksi tersebut berkaitan dengan diri mereka sendiri sehingga jangan ambil hati ucapan atau tanggapan mereka. [18]
    • Jauhi orang-orang yang membuat Anda merasa rendah diri.
    • Jika seseorang melemparkan komentar pedas, Anda bisa menanggapinya seperti ini, “Aku merasa kasihan karena kamu menyimpan kebencian seperti itu di hatimu”, “Aku merasa iba karena kamu merasa seperti itu”, atau “Kamu tidak bisa seenaknya mengatakan hal seperti itu kepadaku.”
  4. Anda berhak menentukan siapa yang boleh mengetahui identitas seksual atau gender Anda. Pengungkapan identitas harus dilakukan sesuai keinginan dan kesiapan diri. Oleh karena itu, beri tahu mereka apa yang memang Anda bisa ceritakan. Dengan demikian, Anda bisa mengatur cerita sendiri dan menentukan label yang cocok untuk Anda. [19]
    • Anda bisa mengatakan, "Aku bercerita seperti ini karena kamu adalah sahabatku. Namun, aku tidak siap jika semua orang di sekolah mengetahuinya sehingga tolong jangan ceritakan hal ini kepada siapa pun” atau "Aku berencana mengungkapkan kisahku kepada beberapa orang di waktu yang berbeda. Tolong jangan bahas hal ini dengan siapa pun karena aku ingin menceritakannya sendiri saat aku siap."
  5. Mungkin Anda mengalami momen-momen sulit pada proses pengungkapan identitas diri. Berusahalah untuk tidak membiarkan hal-hal tersebut membuat Anda berkecil hati. Sebagai gantinya, pikirkan apa yang saat ini terjadi dalam hidup dan betapa menyenangkan untuk bisa menjalani kehidupan yang diinginkan. [20]
    • Tulis daftar ungkapan terima kasih untuk mengingatkan diri sendiri atas segala keberhasilan atau kebahagiaan dalam hidup. Catat 3-5 hal yang Anda syukuri setiap hari, kemudian baca kembali daftar tersebut saat Anda merasa terpuruk.
    • Kelilingi diri dengan orang-orang yang mendukung Anda agar Anda tidak cemas mengenai orang-orang yang berpikiran atau bersikap negatif.
    • Jangan lupakan forum daring! Jika Anda tidak merasa didukung di dunia nyata pada saat ini, cari teman-teman yang suportif terhadap komunitas LGBTQ+ di dunia maya. Anda tidak sendiri!
  6. Sebagian orang bisa mengetahui identitas seksual atau gendernya dengan cepat, tetapi tidak masalah jika Anda membutuhkan waktu yang lama untuk memahami jati diri. Biarkan Anda menjadi sosok sebenarnya yang ada dalam diri, meskipun pada akhirnya Anda mungkin perlu mengungkapkan kembali identitas seksual dan gender kepada kelompok teman yang sama. Jika mereka adalah teman-teman yang baik, mereka akan selalu mendukung Anda! [21]
    • Sebagai contoh, Anda pada awalnya mungkin berpikir bahwa Anda adalah seorang biseksual. Namun, Anda kemudian menyadari bahwa Anda adalah seorang gay . Di sisi lain, Anda mungkin merasa bahwa Anda adalah seorang nonbiner, tetapi pada akhirnya memutuskan bahwa Anda adalah seorang transgender. Tidak masalah jika Anda perlu melabeli kembali diri!
    Iklan

Tips

  • Buat rencana mengasyikkan selama 2-3 hari setelah pengungkapan identitas karena tema-teman Anda mungkin membutuhkan waktu untuk memproses ucapan Anda. Alih-alih duduk dan memikirkan reaksi mereka, cobalah bersenang-senang!
  • Jika Anda belum bisa menerima identitas seksual atau gender, ada kemungkinan Anda akan menanggapi reaksi buruk secara negatif. Mintalah dukungan dari komunitas LGBTQ+ dan bantuan agar Anda bisa belajar mencintai diri sendiri. Selain itu, ada baiknya Anda juga menemui konselor.
  • Jangan menyalahkan diri sendiri jika seseorang tidak bisa menerima Anda. Identitas seksual atau gender merupakan bagian dari diri sendiri, dan Anda berhak menjalani kehidupan sesuai kenyamanan atau jalan yang Anda inginkan.
Iklan

Peringatan

  • Kunjungi terapis jika Anda mengalami kecemasan atau depresi terkait identitas Anda sebagai bagian dari komunitas LGBTQ+ atau tanggapan dari teman-teman. Terapis bisa membantu Anda mengelola perasaan yang ada dan mencintai diri sendiri. Selain itu, terapis juga dapat membantu Anda membangun persahabatan baru jika perlu.
  • Segera cari bantuan jika seseorang mengancam Anda melalui kekerasan. Hal ini memang tidak adil, tetapi perlu diingat bahwa sebagian orang bisa bersikap kejam.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 971 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan