PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Memiliki teman sekamar bisa menguntungkan Anda karena dia bisa membantu meringankan pengeluaran dan ikut berkonstribusi mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Namun, jika teman sekamar mulai berulah dan membuat masalah, sementara upaya Anda untuk melakukan negosiasi atau kompromi telah gagal, mungkin sudah saatnya untuk mempertimbangkan tindakan pengusiran. Meskipun solusi ini hanya bisa diterapkan sebagai upaya terakhir, dalam beberapa kasus Anda harus melakukannya. Jika teman sekamar mulai bersikap agresif atau kasar, tidak lagi membayar uang sewa atau tagihan, atau mulai terlibat dalam kegiatan kriminal, pengusiran mungkin satu-satunya pilihan yang tersedia untuk melindungi keselamatan Anda.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Memulai Proses Pengusiran

PDF download Unduh PDF
  1. Sebelum melakukan tindakan apa pun, Anda harus memeriksa perjanjian sewa dengan teliti. Pelajari dengan saksama dan tentukan hak Anda. Kondisi pengusiran biasanya disebutkan dalam perjanjian. Anda memiliki strategi dan pilihan berbeda, tergantung apakah Anda penyewa atau pemilik. Pertimbangkan hal berikut:
    • Jika Anda adalah pemilik dan teman sekamar adalah penyewa, Anda berada dalam posisi lebih baik dibanding jika Anda bukan pemilik.
    • Jika Anda berdua penyewa, kenyataan bahwa teman sekamar melanggar perjanjian sewa juga bisa membuat Anda ikut terkena pengusiran.
    • Jika teman sekamar tidak ikut menandatangani perjanjian sewa dan Anda mengizinkan dia tinggal tanpa persetujuan pemilik, situasi Anda mungkin sedikit lebih gawat.
    • Jika nama Anda tidak tertera dalam kontrak, hanya nama teman sekamar, Anda tidak memiliki dasar yang kuat untuk mengusirnya. [1]
  2. Sering kali, Anda tidak bisa mengusirnya begitu saja hanya karena tidak lagi menyukainya lagi. Anda harus memiliki alasan legal sebagaimana disebutkan dalam perjanjian sewa yang dia tandatangani. Jika tidak ada perjanjian sewa, Anda harus memiliki argumen hukum yang kuat untuk “menendang” seseorang. Alasan yang cukup kuat di antaranya:
    • Teman sekamar tidak lagi membayar uang sewa sebagaimana ditentukan dalam kontrak.
    • Teman sekamar terlibat kegiatan ilegal (seperti narkotika atau kekerasan) di rumah Anda.
    • Teman sekamar menyebabkan kerusakan properti dan tidak melakukan apa pun untuk memperbaikinya.
    • Teman sekamar melanggar klausul lain yang ditetapkan dalam perjanjian sewa dan tidak mengambil tindakan apa pun untuk menyelesaikan masalah tersebut. [2]
  3. Setelah mempelajari kontrak dengan baik dan memahami posisi Anda, bicaralah dengan teman sekamar untuk memintanya pergi. Kebanyakan orang yang bisa berpikir jernih akan merespons pendekatan ini dan memutuskan untuk pergi jika bisa. Jika Anda mendadak mengusirnya tanpa membicarakannya terlebih dahulu dengan teman sekamar, dia bisa tersinggung dan sengaja membangkang hanya untuk membuat Anda kesal.
    • Ajaklah teman sekamar untuk berbicara. Carilah saat yang tenang dan tepat, kemudian katakan kepadanya bahwa Anda ingin berbicara dengannya tentang sesuatu yang penting.
    • Alih-alih mengatakan kepadanya bahwa Anda ingin dia pergi, jelaskan bagaimana perasaan dan posisi Anda. Beri tahu dia bahwa apa yang dia lakukan menempatkan Anda dalam “situasi yang tidak nyaman” dan Anda merasa kesulitan.
    • Hindari melontarkan tuduhan dan bicaralah tentang perasaan Anda. Jangan sekali-sekali membuat tuduhan yang tidak berdasar.
    • Bicaralah dengan sopan, jangan menghinanya. Katakan bahwa Anda akan menghargainya jika dia bisa memaklumi posisi Anda dan bersedia membantu menyelesaikan situasi ini. Jelaskan bahwa akan lebih baik bagi Anda berdua jika dia pergi. Bicaralah tentang “kepentingan bersama". [3]
  4. Jika tempat itu bukan milik Anda, bicaralah dengan pemilik setelah Anda memutuskan untuk mengambil tindakan terhadap teman sekamar. Sebagai entitas hukum lain dalam kontrak, pemilik berhak melakukan pengusiran jika teman sekamar memang melanggar ketentuan dalam kontrak. [4]
  5. Sebelum Anda membuat pengaturan untuk mengusir teman sekamar secara fisik, Anda harus mempelajari undang-undang yang berlaku tentang sewa-menyewa. Di Indonesia, Anda bisa mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1994 tentang Penghunian Rumah Bukan Oleh Pemilik. Jika melanggar peraturan ini, Anda justru bisa memberinya lebih banyak kekuatan dalam usaha Anda untuk mengusirnya.
    • Jika Anda tidak yakin, lakukan pencarian di internet untuk mendapatkan informasi tentang langkah spesifik yang harus Anda lakukan untuk mengusir teman sekamar.
    • Anda juga bisa berkonsultasi di situs seperti Hukumonline.com . Pastikan posisi Anda benar-benar kuat sebelum Anda mengambil tindakan apa pun.
    • Hubungi pengacara jika Anda memiliki pertanyaan tentang undang-undang yang berlaku (jika Anda memiliki pengacara). [5]
  6. Untuk memperkuat usaha pengusiran, Anda harus mengumpulkan informasi atau bukti tentang apa yang dilakukannya sehingga pantas diusir. Jika dia melakukan tindakan ilegal atau berbahaya di rumah, dokumentasikan. Jika dia tidak membayar sewa atau tagihan listrik, pastikan Anda menyimpan kuitansi dan catatlah berapa jumlah yang belum dibayar.
    • Jangan melanggar ruang pribadi teman sekamar saat Anda mengumpulkan bukti.
    • Jangan memata-matai dia atau melanggar privasi pribadinya.
    • Hindari aktivitas apa pun yang bisa menyebabkan teman sekamar bertindak kasar. [6]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mengambil Tindakan Hukum

PDF download Unduh PDF
  1. Menyewa pengacara bisa menjadi jalan terbaik jika Anda sudah berusaha meminta teman sekamar untuk pergi secara baik-baik, tetapi dia menolak. Pengacara akan mengambil alih tekanan dan memastikan usaha Anda untuk membebaskan diri dari teman sekamar yang tidak diinginkan berjalan semulus mungkin.
    • Anda dapat memilih jalur hukum untuk mengusir teman sekamar, tetapi mungkin cara ini memakan waktu.
    • Biaya menyewa pengacara bisa sangat tinggi. Jadi, pastikan Anda menghubungi beberapa pengacara untuk mendapatkan harga terbaik.
    • Jika Anda memutuskan menyewa pengacara untuk menangani proses pengusiran, sebaiknya Anda melakukan konsultasi dengan pengacara 1 kali sehingga dia dapat memberi tahu langkah-langkah yang harus Anda lakukan. [7]
  2. Tulislah surat pengusiran untuk meminta teman sekamar secara formal untuk meninggalkan tempat itu. Surat ini akan menjadi bukti legal dan resmi atas niat Anda. Surat pengusiran ini harus mencakup beberapa hal, di antaranya:
    • Anda harus menuliskan alasan pengusiran dan pelanggaran sewa yang dia lakukan.
    • Anda harus menuliskan tenggat kapan dia harus pergi. Biasanya 30 hari, tergantung undang-undang/peraturan yang berlaku.
    • Pemberitahuan pengusiran harus mencantumkan nama Anda dan nama teman sekamar.
    • Pemberitahuan pengusiran harus mencantumkan alamat rumah dan deskripsi ruangan yang dia gunakan (misalnya, “kamar tidur kedua di lantai dua”).
    • Surat pengusiran juga harus mencantumkan tanggal pemberitahuan disampaikan dan tanggal dia harus angkat kaki dari rumah itu. [8]
  3. Sebagai pemilik, Anda sekarang harus menyampaikan pemberitahuan pengusiran kepadanya. Dengan kata lain, Anda harus memastikan dia mengetahui pemberitahuan tersebut. Anda bisa melakukannya dengan beberapa cara, di antaranya:
    • Menyampaikan pemberitahuan secara langsung kepadanya.
    • Menempelkan pemberitahuan di pintu depan rumah atau pintu kamarnya.
    • Mengirimkan pemberitahuan melalui surat tercatat.
    • Beberapa wilayah mungkin meminta Anda untuk memberikan pemberitahuan secara langsung dan mendapatkan konfirmasi tertulis bahwa dia telah menerimanya. Konsultasikan dengan pengacara Anda.
    • Tanyakan kepada pengacara apakah seseorang yang bukan pemilik berhak untuk mengeluarkan surat pengusiran. [9]
  4. Setelah memberikan pemberitahuan pengusiran dan dia menolak untuk pergi, Anda mungkin harus mengajukan gugatan ke pengadilan. Hakim akan mempelajari perjanjian sewa, mendengar keluhan Anda dan pembelaan teman sekamar. Hakim kemudian akan memutuskan apakah memenangkan Anda atau teman sekamar.
    • Di pengadilan, Anda mendapat kesempatan untuk menunjukkan bukti yang telah dikumpulkan tentang pelanggaran yang dilakukan teman sekamar.
    • Sering kali, hakim memutuskan memenangkan pemilik jika yang bersangkutan memiliki argumen yang kuat.
    • Mematuhi hukum, mendokumentasikan kasus Anda, dan melakukan semuanya dengan benar akan meningkatkan peluang Anda mendapatkan hasil yang diinginkan.
    • Hakim sering kali memberi jangka waktu yang “wajar” bagi menyewa untuk pergi setelah diusir. [10]
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Mengusir Teman Sekamar

PDF download Unduh PDF
  1. Jika teman sekamar tetap menolak untuk pergi, padahal Anda sudah menyampaikan pemberitahuan pengusiran dan hakim memerintahkannya untuk pergi, hubungi polisi untuk melakukan pengusiran.
    • Jangan mencoba mengusir teman sekamar secara fisik sendirian.
    • Secara umum, seseorang memiliki 7x24 jam setelah keputusan pengadilan untuk meninggalkan premis.
    • Mungkin sebaiknya Anda menghindari teman sekamar atau setidaknya menghindari pembicaraan berkepanjangan setelah pengadilan menjatuhkan keputusan. [11]
  2. Meskipun Anda telah memenangkan seluruh proses, tetapi perkara ini belum bisa dianggap tuntas sampai teman sekamar pergi dan Anda telah mengganti kunci. Hal-hal mengerikan dapat terjadi dalam interval 7x24 jam antara keputusan pengadilan dan saat orang tersebut dipaksa pergi oleh petugas penegak hukum (kecuali di pergi secara sukarela). Teman sekamar bisa saja:
    • Merusak properti Anda.
    • Membawa barang pribadi Anda.
    • Mencoba memfitnah Anda kepada tetangga.
  3. Setelah melakukan segalanya untuk mengusir teman sekamar secara legal, Anda juga harus memberinya waktu untuk meninggalkan premis. Dalam kebanyakan kasus, orang yang diusir diberi waktu untuk mengumpulkan barang-barangnya dan meninggalkan premis secara sukarela. Pertimbangkan faktor berikut:
    • Di banyak tempat, orang memiliki waktu 7x24 jam setelah perintah pengusiran untuk meninggalkan tempat.
    • Jika Anda memaksa seseorang pergi tanpa memberinya waktu yang ditentukan, Anda bisa menghadapi tuntutan hukum.
    • Waktu yang diberikan kepada seseorang setelah mendapat perintah pengusiran secara resmi diatur oleh undang-undang. [12]
  4. Semua penyewa tempat tinggal, entah mereka memiliki kontrak atau tidak, mendapatkan hak-hak tertentu. Kebanyakan yurisdiksi melindungi penyewa agar tidak diusir dari tempat tinggalnya atau ditolak memasuki tempat tinggalnya tanpa mendapat kesempatan untuk membela diri di pengadilan. Dalam banyak kasus, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan, di antaranya:
    • Jangan mengganti kunci. Mungkin Anda menganggap tidak ada salahnya mengganti kunci, tetapi kemungkinan besar tindakan itu dianggap sebagai sesuatu yang ilegal di mata hukum.
    • Jangan merusak barang-barangnya. Anda mungkin tergoda untuk melempar semua barang-barangnya ke jalan, tetapi jangan melakukannya. Tindakan ini bisa dianggap ilegal.
    • Jangan memutus listrik. Anda mungkin berpikir bisa memaksanya keluar dengan memutus pasokan listrik/air. Tindakan ini juga bisa dianggap ilegal.
    • Jika Anda ragu tentang apa yang seharusnya tidak dilakukan, periksa undang-undang dan peraturan daerah setempat dan/atau hubungi pengacara. [13] [14]
    Iklan

Tips

  • Anda juga bisa meminta bantuan perusahaan yang menawarkan jasa pengusiran. Perusahaan ini menangani semua aspek pengusiran, termasuk pemberitahuan pengusiran dan pemindahan barang-barang pribadi selama hari pengusiran.
  • Jika teman sekamar menyebabkan kerusakan pada rumah dalam interval antara dia mendapatkan pemberitahuan pengusiran dan hari kepergiannya, pastikan Anda mendokumentasikan kerusakan dengan foto atau video sebagai bukti tidak terbantahkan.
  • Jika teman sekamar menjadi agresif, Anda mungkin perlu mempercepat proses pengusiran. Hubungi polisi dan kirimkan laporan setiap kali dia melakukan kerusakan pada properti atau bersikap agresif. Dengan begitu, Anda memiliki catatan yang bisa dibawa ke pengadilan untuk mempercepat proses pengusiran.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 4.309 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan