Unduh PDF
Unduh PDF
Menjadi mandiri dan tangguh secara emosional merupakan syarat penting untuk bahagia. Saat menggantungkan diri kepada orang lain secara emosional, kita tidak pernah benar-benar tahu siapa diri kita ini. Untungnya, dengan menerima diri sendiri, memodifikasi cara berpikir dan mengambil langkah-langkah aktif untuk menjadi diri apa adanya dan mengakui perasaan yang sebenarnya, kita bisa menemukan rasa damai di dalam diri serta kemandirian yang kita cari. Semuanya dimulai dengan Langkah 1 di bawah.
Langkah
-
1Pahami manfaat menerima diri sendiri. Kegunaan utama menerima diri sendiri adalah mempelajari teknik menyehatkan yang dapat membantu Anda memulihkan diri sekaligus melepaskan kenangan buruk dan trauma. Tujuan idealnya adalah membangun interaksi yang lebih sehat di kehidupan Anda saat ini. Manfaat lain menerima diri sendiri, meliputi:
- Meningkatkan rasa percaya diri
- Mengurangi kecemasan dan depresi
- Mengurangi mengkritik dan menyalahkan diri sendiri
- Meningkatkan kesadaran diri
- Meningkatkan rasa berharga diri
- Menambah kedamaian batin
-
2Cari tahu alasan Anda menghakimi diri sendiri. Luangkan waktu untuk mencari tahu alasan Anda sulit menerima diri sendiri. Cobalah bermeditasi, menulis, atau sekadar duduk hening selama beberapa saat selagi memikirkan alasan Anda menghakimi diri sendiri. Cobalah mengenali suara siapa yang Anda dengar saat Anda menghakimi diri sendiri. Misalnya, apakah Anda mendengar suara orang tua, pasangan, teman, atau orang lain?
-
Tinjau ulang masa lalu Anda. Coba lihat orang tua kita: sebagian besar dari mereka bukanlah orang tua yang hebat. Apakah mereka tidak hebat karena tidak mencintai kita atau kita tidak berhak mendapatkan kasih sayang mereka? Tidak. Akan tetapi, sebagai seorang anak, tidak mudah menyadari hal ini. Mereka bukan orang tua yang hebat karena mereka sebenarnya tidak tahu apa yang harus dilakukan– mereka sudah mencoba, tetapi mereka juga manusia. Alih-alih menyalahkan mereka (atau mungkin menyalahkan mantan pasangan Anda) atas rasa sakit yang Anda rasakan, coba untuk meninjau kembali kenangan tersebut dan melihatnya dari sisi lain. Sadari bahwa mereka tidak berhak untuk memperoleh amarah atau rasa benci Anda. Bagaimanapun, sebenarnya mereka harus dikasihani.
- Tidak peduli berapa usia Anda saat ini, kemungkinan Anda pernah memiliki hubungan yang membawa dampak negatif kepada diri Anda. Sebagai manusia, kita cenderung menerima kegagalan/argumen/kekecewaan/penolakan secara personal dan menanamkannya di dalam hati dan memengaruhi cara pandang kita dalam menilai diri sendiri. Yang jelas, hal ini harus dihentikan. Masa lalu sudah lewat dan tidak akan kembali. Masa lalu hanya memiliki sedikit andil pada apa yang terjadi sekarang.
-
Maafkan dan lupakan. Ini langkah penting untuk menerima diri sendiri dan mencoba memahami apa yang telah berlalu dengan sudut pandang baru. Jika tidak menyimpan dendam dan berhenti memasukkan segala hal ke dalam hati, Anda pun bisa melihat sosok diri Anda yang sebenarnya– sosok diri yang mandiri secara emosional dan tangguh. Selain itu, Anda juga akan menjadi lebih bahagia!
- Jika suatu saat Anda merasa kesal dengan seseorang, sadarilah bahwa hal ini tidak ada kaitannya dengan Anda. Mereka yang mengambil keputusan dan Anda tidak memiliki kendali atas hal tersebut; dan itu bukan masalah. Kejadian ini hanyalah insiden kecil di dalam hidup yang akan segera dilupakan.
- Akan tetapi, bukan berarti Anda boleh pasrah saja. Maafkan mereka, lupakan apa yang mereka lakukan, tetapi ubah ekspektasi Anda. Apakah teman Anda terlambat satu jam saat janji makan siang dengan Anda? Oke. Lain kali (jika memang ada), Anda sudah tahu bagaimana cara menghadapinya.
-
Luangkan waktu dengan diri sendiri. Kapan terakhir kali Anda memiliki waktu kosong dan tidak mengeluarkan ponsel pintar Anda atau mengalihkan perhatian Anda dari diri sendiri? Pada zaman sekarang, selalu ada gangguan yang menghalangi kita untuk melakukan intropeksi dan menggali pikiran kita sendiri. Mulai dari sekarang, luangkan sekitar 20 menit untuk " me-time " atau waktu untuk diri sendiri. Lagipula, siapa juga teman terbaik selain diri kita sendiri?
- Saat sedang meluangkan waktu dengan diri sendiri, perhatikan bagaimana pikiran Anda melanglang buana. Ke mana pikiran tersebut pergi? Bagaimana benak Anda berpikir? Perhatikan bagaimana hebatkan benak Anda. Apa yang bisa Anda pelajari dari diri sendiri?
-
Ketahui siapa diri Anda sendiri. Sama seperti meminta semut untuk memandang cermin dan berkata, "Aku ini semut," 'kan? Selain langkah-langkah di atas dan di bawah, ada beberapa poin yang bisa diterapkan pada semua orang:
- Anda sama berharganya dengan semua orang yang Anda kenal. Tidak ada orang yang "lebih baik"; kita semua memiliki kualitas yang baik dan buruk.
- Anda memiliki bakat dan minat. Apa saja bakat dan minat tersebut?
- Anda memiliki pikiran dan opini. Anda memiliki hal yang Anda suka dan tidak sukai. Apa saja hal tersebut?
- Anda memiliki nilai-nilai. Anda memiliki keyakinan. Apa saja hal/konsep/ide yang Anda yakini?
Iklan
-
Uji diri sendiri. Ada berbagai hal yang membuat seseorang bisa menjadi sosok yang tidak mandiri secara emosional. Salah satu hal yang paling lazim adalah hubungan asmara. Kita menjadi tergantung kepada pasangan karena membutuhkan kasih sayang, seks, pengakuan, dan hal lainnya dari mereka. Jika hal tersebut tidak diperoleh, kita merasa telah melakukan sesuatu yang salah dan entah mengapa kita merasa kurang berharga. Kenapa Anda bisa menjadi sosok yang tidak mandiri secara emosional? Apakah karena hubungan asmara? Atau karena hubungan dengan teman-teman? Hubungan dengan rekan kerja atau atasan? Hubungan dengan semua orang yang Anda temui? Coba pikirkan beberapa hal untuk mengetahui apa yang harus Anda benahi:
- Apakah Anda mudah cemburu? Apakah Anda membandingkan diri sendiri dengan orang lain begitu sering sehingga hari Anda pun terasa buruk?
- Apakah orang lain sering tidak memenuhi harapan Anda? Siapa yang sering melakukan hal ini kepada Anda?
- Saat Anda sendiri, apakah Anda mencari orang lain untuk menenangkan hati? Apakah kekosongan terasa mencekam saat Anda sendiri saja, tidak bersama orang lain?
- Apakah pasangan atau konsep memiliki pasangan itu berarti kebahagiaan bagi Anda?
-
Bertanggung jawab. Saat kita menyalahkan orang lain, merekalah yang salah. Oleh karena itu, hanya mereka yang bisa memperbaiki masalah ini. Ini buruk sekali. Agar bisa mengendalikan pikiran dan emosi, Anda harus mau bertanggung jawab.
- Ini memaksa Anda untuk mengandalkan diri sendiri dalam mencari solusi. Alih-alih larut dalam kesedihan, Anda akan memikirkan opsi apa yang Anda miliki untuk memperbaiki keadaan. Ini bisa membantu Anda menyingkirkan emosi negatif yang meluap sehingga Anda bisa menjadi lebih logis dan memiliki kendali lebih besar.
-
Lain kali Anda merasa tersinggung, berhentilah. Berhenti selama sesaat. Kenapa Anda kesal? Yang Anda hadapi hanyalah seseorang yang mengkritik dan menghakimi. Ini bukan akhir dunia, dan kemungkinan bukanlah masalah besar. Kenapa Anda harus membuatnya senang dengan begitu memikirkannya? Jangan buang waktu Anda yang berharga.
- Ingatkan diri sendiri bahwa Anda tidak harus menanggapi sesuai dorongan hati. Mungkin kelihatannya alami untuk menanggapi dengan merasa kesal, tetapi sebenarnya Anda boleh memilih untuk bersikap sebaliknya. Anda boleh marah, Anda boleh sedih– atau Anda bisa mengakui perasaan tersebut dan melanjutkan hidup kembali. Lagipula, tidak ada gunanya marah atau sedih, 'kan? Apa gunanya untuk Anda?
-
Sadari bahwa kebahagiaan hanyalah berada di dalam diri Anda. Secara harfiah. Serotonin dan dopamin adalah zat yang "benar-benar" Anda bisa nikmati. Jika Anda ingin membiasakan diri untuk merasa senang pada saat melihat sesuatu yang sebenarnya biasa saja, Anda bisa melakukannya. Otak adalah benda yang lucu. Dengan kata lain, Anda memutuskan apa yang membuat Anda bahagia dan hal ini tidak ada hubungannya dengan dunia luar. Kebahagiaan berasal dari dalam diri– Anda tidak bisa menemukannya di luar sana.
- Jika Anda masih belum mengerti, hal ini sebenarnya hal yang amat sangat bagus. Karena Anda memiliki kendali penuh atas perasaan Anda! Anda tidak tergantung kepada siapa pun! Anda bisa merasakan segala emosi yang ingin Anda rasakan. Anda tidak perlu merasakan segala emosi yang tidak ingin Anda rasakan. Kebahagiaan itu hanyalah sebuah keputusan.
-
Berusahalah sebaik mungkin untuk tidak melewati batas. Ada batas yang tipis antara menjadi mandiri secara emosional dan menjadi bajingan. Beberapa orang terlalu terlena dengan berusaha menjadi "diri sendiri" sehingga justru menindas orang lain saat melakukannya. Ingatlah bahwa ini bukan alasan untuk menjadi perundung dan tidak memikirkan orang lain dalam meraih sesuatu. Anda tetap bisa menjadi sosok yang baik dan perhatian sementara berusaha menjadi diri sendiri.
- Kebanyakan orang yang menginjak orang lain berusaha untuk menyangkal bahwa dirinya merasa kurang atau tidak penting. Mereka tidak merasa dihargai di dalam hati jadi mereka pun melampiaskannya kepada orang lain untuk meyakinkan diri sendiri. Ini bukanlah sikap mandiri secara emosional melainkan tidak sopan.
Iklan
-
Putuskan sendiri. Saat teman Anda sedang berkumpul dan membicarakan film terbaru atau membahas masalah politik atau bergosip tentang seorang teman, alih-alih membiarkan mereka membentuk pendapat Anda, cobalah untuk mengeluarkan opini Anda sendiri. Bagaimana perasaan Anda? Kenapa opini mereka harus memengaruhi opini Anda sendiri?
- Coba langkah ini dalam hal-hal kecil juga. Jika Anda ingin mencoba kafe baru atau menonton film baru atau berbelanja di toko baru sementara Anda mendengar opini yang jelek mengenainya, hiraukan opini tersebut dan tetaplah pergi! Terkadang orang lain tidak tahu apa yang mereka bicarakan.
- Saat Anda memiliki pendapat, coba sampaikan. Ada kemungkinan orang lain merasakan hal yang sama tetapi terlalu malu untuk mengatakannya! Anda juga bisa menyampaikan sebuah poin bagus yang tidak dipikirkan oleh orang lain.
-
Katakan "tidak." Jika Anda memiliki kesempatan untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin Anda lakukan, katakan tidak. Selain tidak ingin mengambil bagian dari aktivitas ini, Anda pun tidak terpaksa mengikuti harapan orang lain karena hal itu "tidak mengganggu Anda." Dengarkan kata hati Anda– sering kali ia memang benar.
- Namun, ada batas tipis dalam hal ini. Apakah sebaiknya Anda melewatkan pernikahan sahabat karena memang tidak ingin? Sebaiknya jangan. Apakah sebaiknya Anda tidak menghadiri pernikahan sahabat Anda karena Anda merasa malas? Tidak. Dengan kata lain, Anda harus mengetahui apa yang sebaiknya Anda lakukan.
-
Belajar untuk memperbaiki masalah Anda sendiri. Pada zaman sekarang, kita tinggal di era yang sangat nyaman. Kita memiliki begitu banyak kemudahan sehingga kita tidak harus melakukan apa pun sendiri. Mobil kita diperbaiki orang lain, masalah pipa diperbaiki orang lain, komputer diperbaiki orang lain, kesehatan kita ditangani orang lain– daftar ini terus berlanjut. Sayangnya, hal tersebut membuat kemampuan diri kita kurang terasah dan mengurangi tanggung jawab kita. Agar bisa tidak tergantung kepada orang lain, kita harus menyelesaikan masalah kita sendiri.
- Jadi, jika Anda kembali merasa sedih, ambil kendali untuk menyelesaikannya. Luangkan waktu untuk melakukan sesuatu yang benar-benar Anda sukai, pergilah berbelanja atau mungkin Anda bisa bersantai saja. Saat berhasil menyelesaikan masalah ini, Anda pun bisa menyadari bahwa "Andalah" yang memilih kuasa untuk membuat segalanya menjadi lebih baik, bukan orang lain.
-
Jangan berharap banyak dari orang lain. Ada ungkapan dari film James Bond, "Persiapkan diri sendiri karena hanya Anda yang mampu melakukannya." Memang kedengarannya sedikit sinis, tetapi hal ini memang benar: kita adalah manusia dan pada akhirnya kita harus bersikap egois dan mengutamakan diri sendiri terlebih dahulu untuk merasa bahagia. Semua orang melakukan hal ini dan Anda pun juga bisa– tanpa harus merasa bersalah.
- Dengan mencamkan hal ini, Anda pun bisa mencegah diri untuk berharap terlalu banyak dan merasa kecewa sesudahnya. Jika Anda tidak berharap terlalu banyak dari orang lain, orang lain pun dengan lebih mudah dapat memenuhi harapan Anda ini. Anda akan lebih mudah melihat siapa yang masih sulit memenuhi harapan Anda yang tidak besar ini dan siapa yang selalu bisa memenuhinya.
-
Berkumpullah dengan sekelompok orang berbeda. Saat seluruh hidup kita hanya berputar di sekeliling sebuah kelompok yang kecil, sulit untuk tidak memandang opini mereka sebagai sesuatu yang sangat penting. Agar bisa memperluas wawasan dan tidak terlalu terpaku kepada opini orang-orang tersebut, cobalah untuk berkumpul dengan lebih banyak orang! Memiliki jejaring sosial yang luas itu bagus.
- Semua manusia tergantung kepada hal lain. Sebenarnya hal ini menyebalkan karena artinya emosi kita tergantung kepada orang atau hal lain. Kuncinya di sini adalah tidak terlalu menggantungkan diri Anda. Hanya Anda yang bisa mengetahui sampai mana batasnya. Cara terbaik untuk melakukannya adalah membagi diri Anda ke beberapa orang dan membagi waktu Anda dengan baik untuk mereka.
-
Lakukan hal-hal yang Anda sukai secara pribadi. Ini hal yang paling penting: Anda adalah diri Anda sendiri dan oleh karena itu Anda akan melakukan hal-hal yang memang Anda sukai. Saat Anda sudah menemukan jati diri dan terus menjaganya, tidak ada yang bisa menghentikan kebahagiaan yang meluap keluar yang berasal dari dalam diri.
- Orang-orang yang terus menjadi dirinya sendiri adalah jenis orang yang langka. Seharusnya sikap seperti ini tidak mengundang sikap menghakimi melainkan memancing inspirasi. Orang-orang akan bisa melihat bahwa Anda bahagia karena diri sendiri dan berharap mereka bisa menjadi seperti Anda! Mungkin ada beberapa orang yang tidak bisa menghadapi Anda yang seperti ini, tetapi orang-orang seperti inilah yang sebaiknya tidak mengisi kehidupan Anda!
Iklan
Tips
- Pandang kesalahan-kesalahan di masa lalu sebagai pembelajaran dan inspirasi untuk mejadi kuat dan tidak melakukan kesalahan yang sama lagi.
Iklan
Referensi
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 11.800 kali.
Iklan