Unduh PDF
Unduh PDF
Normalitas berubah seiring berjalannya waktu dan berdasarkan tempatmu berada. Tidak ada aturan khusus untuk membuatmu merasa normal. Namun, ada beberapa cara yang bisa diikuti agar kamu bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan jika kamu selama ini merasa kesulitan melakukannya. Fokuskan diri untuk merasa percaya diri terlebih dahulu. Setelah itu, langkah-langkah lainnya bisa kamu ambil dengan mudah.
Langkah
-
Dengarkan atau terima pendapat orang lain secara sehat. Jika kamu bisa mengurangi kekhawatiranmu terhadap apa yang orang lain pikirkan tentangmu, kamu akan merasa lebih bahagia dan tidak terlalu tertekan. Kamu juga akan tampak lebih normal karena kamu percaya kepada dirimu sendiri. Semakin berkurang kekhawatiranmu mengenai “tampil normal”, semakin besar kepercayaan dirimu (dan kamu pun akan tampak lebih percaya diri). Selain itu, hal ini juga memberikanmu lebih banyak ruang untuk peduli kepada orang-orang daripada memikirkan pendapat mereka tentangmu.
-
Gunakan bahasa tubuh untuk menampilkan kepercayaan diri. Bahasa tubuh bisa membuatmu tampak percaya diri dan yakin, bahkan ketika kamu merasa malu atau “tidak klop” dengan lingkunganmu. Bukti baru menunjukkan bahwa menunjukkan “pose berkuasa” dapat mengubah zat atau rangkaian kimia dalam otak dan mengeluarkan testosteron sehingga kamu merasa lebih kuat. Pose seperti itu juga dapat mengurangi produksi kortisol, hormon yang berkaitan dengan stres. [1] X Teliti sumber
- Ketika menunjukkan bahasa tubuh yang percaya diri, kamu perlu “membuka diri”. Jangan silangkan lengan dan kakimu dan tarik bahumu ke belakang. Jangan membungkuk atau menunjukkan postur tertutup yang justru dapat meningkatkan hormon stres. [2] X Teliti sumber
- Sebelum memasuki situasi yang membuatmu gugup (mis. latar sosial baru, kelas, interaksi dengan orang-orang yang pernah mengolok-olokmu), datangi tempat tertutup dan tunjukkan pose “berkuasa” selama (minimal) dua menit. [3] X Teliti sumber
- Cobalah tampilkan pose " Wonder Woman ": tarik bahumu ke belakang dan tempatkan kedua tangan di pinggang, buka kakimu selebar bahu, dan angkat kepalamu tinggi-tinggi.
- Dengan membayangkan diri sendiri dalam pose yang percaya diri dan kuat saja, kamu bisa membuat perubahan. Bayangkan dirimu sedang duduk bersandar pada kursi, dengan kedua kakimu di atas meja dan kedua tangan di belakang kepala.
- Cobalah untuk selalu berdiri dengan bahu yang tegak (ditarik ke belakang) dan salah satu tangan di pinggang. [4] X Teliti sumber
-
Rasionalisasikan pilihanmu. Jika kamu terus bertanya-tanya (mis. apakah aneh jika kamu menyimpan ponselmu di dalam sarung ponsel), tahan diri sejenak dan evaluasi pikiranmu. Jika memang diperlukan untuk pekerjaan atau gaya hidupmu, sarung ponsel merupakan aksesori yang logis untuk dimiliki. Jika kamu bisa menyimpan ponselmu di dalam saku dengan mudah/aman, kamu tidak perlu menggunakan sarung tersebut yang mungkin akan “ditertawakan” oleh orang lain. Rasionalisasi seperti ini membuatmu lebih tenang dan berhati-hati dalam mengambil langkah atau mengikuti kebiasaan tertentu sehingga kamu bisa merasa lebih percaya diri.
-
Pastikan kamu merasa nyaman dengan caramu berkomunikasi. Kamu perlu menyadari caramu berinteraksi dengan orang lain, tetapi pahamilah bahwa orang lain tidak selalu sadar terhadap “kecenderungan” atau hal unik yang kamu miliki. Sambil membuat diri merasa nyaman, cobalah ajukan pertanyaan kepada orang lain dan biarkan ia berbicara atau memberikan jawaban. Fokuskan diri kepada topik-topik obrolan yang membuatmu merasa nyaman agar kamu tidak menjadi “pusat perhatian” dalam kelompok obrolan.
-
Rawatlah tubuhmu. Memang benar bahwa kamu tidak harus bertubuh tinggi dan langsung untuk menyesuaikan diri dan diterima dalam lingkungan. Namun, pola makan dan olahraga dapat membantu meningkatkan fungsi dan kondisi tubuh dalam jangka panjang. Kepercayaan diri yang berkembang saat kamu merasa lebih baik atau sehat (secara fisik) membantumu menerima diri sendiri dan tampak percaya diri bagi orang-orang di sekitarmu. Selain itu, olahraga juga meningkatkan kesehatan mental dan emosionalmu.
- Konsumsi jenis makanan yang sehat. Cobalah konsumsi gabungan dari protein, karbohidrat, buah-buahan, sayur-sayuran, dan lemak sehat setiap hari. Untuk menjaga kesehatan, sebenarnya kamu tidak harus terobsesi dengan makanan atau aktivitas sehat saja. Tidak masalah jika sesekali kamu menikmati es krim atau keripik kentang. Namun, pastikan kamu tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Jika dikonsumsi sesekali, camilan-camilan lezat tersebut akan terasa lebih nikmat dan bermakna.
- Berolahragalah dengan cukup. Jika kamu terlalu sering menonton televisi, bangkitlah dari tempat dudukmu dan hiruplah udara segar! Naiki sepedamu, berenang, atau berjalan-jalanlah. Aktivitas fisik dapat membantu menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhmu.
-
Cobalah hal-hal baru secara berkala. Banyak orang yang tidak ingin melewati perubahan. Namun, mencoba hal baru merupakan hal yang penting untuk memperluas pandangan atau wawasanmu. Baik disukai atau tidak, kamu akan mempelajari sesuatu tentang diri sendiri dan aktivitas yang dijalani. Cobalah nikmati hobi baru bersama teman agar kamu merasa lebih nyaman.Iklan
-
Carilah orang-orang yang “mirip” denganmu. Jika kamu berasal dari budaya yang berbeda, kamu mungkin kesulitan membangun jaringan dukungan ketika datang ke tempat baru. Carilah orang-orang dengan latar belakang yang serupa. Sambil menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, kamu bisa merasa nyaman ketika berada di dekat orang-orang yang memahami latar belakangmu. Hal ini dapat membuatmu merasa normal, didukung, dan dipahami. [5] X Sumber Tepercaya American Psychological Association Kunjungi sumber
- Cobalah cari kelompok pertemuan daring, grup di pusat komunitas lokal, kelompok budaya di perguruan tinggi, atau tempat ibadahmu.
-
Ikuti cara berpakaian orang-orang di sekitarmu. Agar kamu tidak tampak menonjol (secara negatif), kamu mungkin perlu menyesuaikan pakaianmu. Selain tidak mengenakan pakaian atau kostum budayamu sendiri, cobalah untuk tidak tampak terlalu (atau kurang) kasual dibandingkan orang-orang di sekitarmu. Hal ini penting untuk diingat, terutama saat kamu berada di lingkungan kerja. Namun, aturan yang sama juga disarankan untuk diterapkan pada lingkaran atau latar sosial informal. [6] X Teliti sumber
- Mengikuti gaya berpakaian dapat membangun harga dirimu. Ketika kamu menyadari bahwa kamu dapat mencerminkan gaya berpakaian atau perilaku seseorang yang kamu sukai atau kagumi, kepercayaan dirimu dapat meningkat dan ketidaknyamanan atau ketakutanmu akan berkurang. [7] X Teliti sumber
- “Afirmasi” yang didapatkan dengan mengikuti gaya berpakaian orang lain dapat mengurangi keraguan yang ada dan membuatmu lebih terhubung dengan teman-temanmu, hingga akhirnya kamu mulai merasa percaya diri dan cukup nyaman untuk mengambil risiko dengan gaya berpakaianmu sendiri. [8] X Teliti sumber
-
Tangkap konteks dari lingkungan sekitarmu. Penyesuaian diri terhadap lingkungan tidak hanya berlaku untuk budaya-budaya baru, tetapi juga situasi-situasi harian. Ketika memasuki ruangan, perhatikan orang lain di ruangan tersebut. Jika semua orang tampaknya merasakan satu emosi yang kuat, jangan ambil tindakan yang umumnya berkaitan dengan emosi yang berlawanan. Kamu bisa membuat seseorang yang sedang menangis merasa lebih kesal atau “terasingkan” dengan menceritakan lelucon cabul.
- Perhatikan bahasa tubuh dan ekspresi wajah orang-orang yang ada di sekitarmu. Apakah mereka tampak terbuka dan tersenyum? Atau mereka tampak tertutup dan kesal? Apakah mereka tampak santai dan tenang, atau kaku dan tegang?
- Apakah orang-orang berbicara dalam nada yang tenang, volume suara yang normal, atau justru berteriak dan tertawa dengan nyaring?
-
Tunjukan dan jalani perilaku dan aktivitas yang serupa dengan orang-orang di sekitarmu. Salah satu cara agar orang-orang merasa bahwa kamu adalah “bagian” dari mereka adalah dengan menunjukkan perilaku yang serupa. Namun, kamu perlu berhati-hati. Hanya karena sebuah aktivitas dilakukan oleh banyak orang, tidak berarti aktivitas tersebut “benar” untuk dilakukan. Jauhi perilaku berbahaya atau tidak sehat, seperti menikmati minuman beralkohol secara berlebihan atau mengonsumsi obat-obatan terlarang, meskipun pada akhirnya kamu “diasingkan” dari lingkunganmu. [9] X Teliti sumber
- Jika semua orang di kelompokmu tergila-gila dengan sepak bola, cobalah tunjukkan ketertarikanmu. Hadiri pertandingan sepak bola dan pelajari dasar-dasarnya. Jika memang membosankan, kamu tidak harus selalu menghadiri pertandingan sepak bola, tetapi setidaknya tunjukkan usaha untuk “memahaminya”.
Iklan
-
Libatkan diri dalam aktivitas sosial. Sebagai paradoks, kamu bisa tampak “menonjol” dan menjadi bahan perbincangan dengan menghindari aktivitas sosial. Cobalah untuk tidak kehilangan teman-temanmu dan mengasingkan rekan-rekan kerjamu dengan menolak undangan mereka. Perkumpulan sosial dapat menjadi hal yang menegangkan, terutama jika kamu bertemu dengan orang-orang yang tidak dikenal baik. Kamu mungkin tidak selalu diundang ke acara sore yang menurutmu sempurna. Namun, kemampuanmu untuk berpartisipasi dalam beragam aktivitas sosial akan membuatmu tampak lebih “normal” dan ramah.
-
Bangunlah kehidupan sosial yang aktif. Cara termudah untuk melakukannya adalah dengan membuka diri dan berteman dengan orang-orang baru di tempat-tempat yang kamu datangi. Jangan terlalu berharap menemukan seseorang yang pas dengan gengmu atau memikirkan kecocokanmu dengan seseorang. Jika kamu bisa menjalin hubungan yang akrab dengan seseorang, persahabatanmu dengannya akan terasa natural dan normal. Adanya teman akan membuatmu tampak lebih ramah dan mudah didekati.
-
Cerminkan kesopanan dan bersikaplah dengan baik . Masyarakat memandang tinggi orang-orang yang ramah dan menyenangkan. Bukan hal yang aneh ketika seseorang bersikap “kasar” kepada teman-teman dekatnya yang membuatnya merasa nyaman. Jika kamu ingin menunjukkan kesan yang baik, cobalah untuk bersikap lebih sopan.
-
Jangan langsung berbagi terlalu banyak cerita. Bertemu orang baru merupakan hal yang mengasyikkan, tetapi ada periode obrolan “ramah-tamah” yang perlu dilewati sebelum akhirnya kamu dan orang lain merasa nyaman dengan kehadiran satu sama lain. Jangan angkat topik-topik intim atau pribadi (mis. masalah kesehatan, preferensi seksual, kejadian traumatis, dan semacamnya) dalam obrolan hingga kamu benar-benar mengenal lawan bicaramu. Meskipun kamu merasa telah memiliki teman baru, saring bahasamu agar kamu tidak sampai membuatnya merasa terasingkan.
-
Kendalikan emosimu. Perasaan yang kuat merupakan hal yang wajar, bahkan disukai. Namun, orang lain akan merasa tidak nyaman ketika kamu menampilkan emosimu secara terang-terangan (terutama kemarahan dan kesedihan). Cobalah kendalikan tanggapan emosionalmu terhadap masalah-masalah kecil dan ungkapkan perasaanmu dalam cara yang konstruktif. Jangan berteriak, melempar barang, memaki, atau bersikap kasar. Jika memungkinkan, kemukakan ketidaknyamanan atau kekesalanmu dengan tenang dan sopan.
- Jika kamu mudah merasa marah atau menduga bahwa kamu mengalami depresi, jangan ragu untuk menghubungi terapis atau konselor. Hanya karena kamu berkunjung atau menemui terapis profesional, tidak lantas berarti bahwa kamu adalah orang “gila”. Terapis atau konselor dapat membantumu melewati masa-masa sulit atau memberikan hal lain yang lebih penting.
-
Berikan pendapat sekadarnya. Wajar jika kamu memiliki pendapat kuat terkait hal-hal tertentu, seperti masalah-masalah politik. Kamu juga bisa saja berdebat dengan orang lain mengenai hal-hal tersebut (selama debat berjalan dengan wajar dan logis). Namun, jika kamu sering mengolok-olok atau menyerang orang lain yang memiliki pendapat lain, cepat atau lambat orang-orang akan memandangmu sebagai “sampah masyarakat”. Daripada menyerang orang lain, cobalah dengarkan pendapat orang lain dan miliki pikiran yang terbuka.Iklan
-
Jaga kebersihan dan kerapian rumah atau apartemenmu . Dengan sampah atau bungkus permen yang berserakan, rumahmu akan memberikan kesan buruk pada tamu yang berkunjung. Biasanya orang-orang membanggakan eksterior rumah yang bersih dan cantik. Namun, kamu juga perlu menunjukkan kepada para tamu bahwa kamu mampu melakukan pekerjaan rumah tangga yang mendasar.
-
Berusahalah untuk tampil rapi secara umum. Sikap pemalasmu akan terlihat jelas saat kamu berada di luar rumah. Namun, kamu juga perlu menyeimbangkan penampilanmu karena jika kamu tampak terlalu rapi, orang-orang mungkin menganggapmu sebagai sosok yang kaku. Cobalah seimbangkan antara kerapian penampilanmu dan “kebebasan” dalam berpakaian. [10] X Teliti sumber
-
Luangkan waktu untuk merapikan dan menjaga kebersihan tubuh. Alasan manusia memiliki kebiasaan membersihkan diri setiap hari tidak perlu dipertanyakan lagi. Menjaga kebersihan dan kerapian diri secara teratur merupakan hal yang penting untuk penampilanmu, serta kesehatan fisik dan mentalmu. Kebiasaan membersihkan diri merupakan cara mudah agar kamu selalu tampak bersih. Orang-orang di sekitarmu pun akan mengapresiasi usahamu.
- Sikat gigimu dan bersihkan sela-selanya menggunakan benang gigi. Dengan membersihkan sela-sela gigi, kamu bisa menjaga kesehatan gigimu dalam jangka panjang.
- Kenakan deodoran sebelum meninggalkan rumah. Bau badan yang menyengat dapat memberikan kesan buruk di mata orang-orang di sekitarmu. Jika kamu memiliki bau badan yang menyengat, kunjungi dokter untuk mendapatkan resep deodoran. [11] X Teliti sumber
- Meskipun kamu senang memiliki rambut yang panjang, potonglah rambutmu secara berkala. Kamu tidak harus sering memotongnya, tetapi rambut yang tertata rapi akan membuat orang-orang di sekitarmu terkesan.
Iklan
Tips
- Temui terapis atau teman yang bisa dipercaya untuk membahas normalitas dan persepsimu terhadap seberapa “normal” dirimu. Mereka bisa memberikan saran terkait apa yang perlu dilakukan dalam situasi-situasi tertentu.
Iklan
Peringatan
- Jangan biarkan orang lain mengubah jati dirimu! Jangan buat perubahan pada gaya hidupmu, kecuali jika kamu merasa tak masalah dengan perubahan tersebut setelah memikirkannya matang-matang.
- Ketika berpartisipasi dalam aktivitas sosial, kamu tidak lantas harus mengikuti tekanan sosial. Hindari kelompok atau pertemuan sosial yang memaksamu untuk menunjukkan perilaku berbahaya. Teman yang baik tidak akan memaksamu melakukan hal-hal yang membuatmu merasa tak nyaman.
Iklan
Referensi
- ↑ http://www.nytimes.com/2014/09/21/fashion/amy-cuddy-takes-a-stand-TED-talk.html
- ↑ http://www.nytimes.com/2014/09/21/fashion/amy-cuddy-takes-a-stand-TED-talk.html
- ↑ http://www.nytimes.com/2014/09/21/fashion/amy-cuddy-takes-a-stand-TED-talk.html
- ↑ http://www.nytimes.com/2014/09/21/fashion/amy-cuddy-takes-a-stand-TED-talk.html
- ↑ http://www.apa.org/monitor/julaug02/adjusting.aspx
- ↑ http://www.businessinsider.com/how-to-dress-for-work-business-attire-2014-8
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/apologies-freud/201009/why-your-teen-insists-dressing-exactly-her-friends
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/apologies-freud/201009/why-your-teen-insists-dressing-exactly-her-friends
- ↑ http://www.asanet.org/documents/journals/pdfs/jhsb/JHSB%20Policy%20Brief%20June%202012.pdf
Iklan