PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Sebagian orang sudah sinis sedari lahir, dan mampu memadamkan optimisme dan menolak gagasan tindakan tanpa pamrih. Namun, istilah sinis muncul dari filosofi Yunani kuno dan bisa dipelajari bahkan dalam bentuk modernnya. Orang-orang sinis dapat membantu menyorot kemunafikan dalam hidup, walau terkadang merusak kesenangan Anda dan teman-teman. Jika Anda bisa berpegang pada frustasi di masa lalu sebagai model untuk harapan di masa depan, meragukan keikhlasan orang lain (dan mengungkapkannya), dan menikmati humor gelap yang muncul saat melihat dunia tanpa optimisme, Anda juga bisa menjadi seorang sinis. Namun, demi kesehatan dan kebahagiaan Anda, jaga kesinisan Anda sesedikit mungkin.

Bagian 1
Bagian 1 dari 2:

Mengadopsi Sinisme

PDF download Unduh PDF
  1. Ingatlah orang yang meminjam ponsel Anda, tetapi membawanya lari. Atau, pacar yang menerima hadiahmu selagi berselingkuh. Atau, paman yang menipu nenek Anda dan mencuri semua warisannya. Atau, politisi yang terkena skandal saat Anda mulai mempercayainya. Kita semua pernah ditipu, dibohongi, dipermainkan, dan kecewa dalam hidup kita. Cara Anda merespons semua itu yang menumbuhkan kesinisan.
    • Optimisme membuang semua kekecewaan tersebut sebagai penyimpangan. Seorang Realis menerimanya sebagai bagian tidak terhindarkan dalam hidup. Orang sinis cenderung melihatnya sebagai bukti bahwa semua orang selalu bertindak egois. [1]
    • Seorang sinis tidak perlu mendukung “pesimisme fatalistik,” sebuah pandangan bahwa semua orang pasti bertindak egois, curang, dan berbohong. Orang sinis hanya mengandalkan bukti bahwa sifat semua orang memang begitu adanya. [2]
  2. Apa pun asal mula sebenarnya dari “Hukum Murphy,” [3] gagasan “semua yang akan berjalan buruk, pasti berjalan buruk” terdengar seperti seorang sinis sejati.
    • Dengan berpegang pada rasa frustasi di masa lalu sebagai bukti motif dan perilaku sejati manusia, orang sinis akan membentuk asumsinya sampai terbukti sebaliknya. [4]
    • Bicara soal pepatah terkenal, seorang sinis akan pasti menghayati peribahasa “hanya kambing yang terjatuh di lubang yang sama.” Manusia telah membuktikan diri sebagai makhluk egois dan mendua sehingga sering kali orang sinis berpikir semua manusia adalah sama.
  3. Sinisme dimulai sejak dahulu sebagai pencarian filosofi kebajikan sejati, [5] dan orang sinis sekarang masih percaya bahwa semua orang adalah pembohong dan penipu curang yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Masuk akal jika orang sinis memulai dari asumsi tersebut. [6]
    • Jika Anda ingin melatih diri menjadi orang sinis, Anda perlu berlatih mencari motif egois yang dapat (dan pasti demikian dalam pikiran seorang sinis) bersembunyi di belakang tindakan tanpa pamrih.
    • Kita mudah menganggap bahwa politisi mengaku peduli dengan orang-orang miskin hanya untuk memperoleh suara, kemudian menjual kepentingannya kepada orang-orang kaya dan berkuasa.
    • Namun, Anda perlu melatih cara berpikir (mungkin melalui curah pendapat) perihal cara-cara menyelubungi tindakan tanpa pamrih, misalnya menjalankan penampungan hewan atau penggalangan dana untuk amal, dari motif aslinya. Seiring waktu, Anda akan mulai berprasangka bahwa orang-orang tersebut berbuat baik karena mencari perhatian di acara televisi atau sedang menjalankan rencana pencucian uang, dan tidak kaget jika prasangka Anda terbukti benar.
  4. Lagipula, apa gunanya melihat kemunafikan dan kecurangan jika tidak diberitahukan kepada orang lain. Jauh di lubuk hatinya, orang sinis menginginkan dunia yang lebih baik. Hanya saja, mereka tidak tahu harus berbuat apa selain menunjukkan kesalahan-kesalahan yang tidak kunjung habisnya. [7]
    • Jika, menurut ungkapan, langkah pertama menuju solusi adalah mengidentifikasi masalah, artinya seorang sinis dapat merasa tenang karena telah menjalankan peran penting dengan mengungkapkan masalah yang terlihat. Sisanya adalah tugas orang lain untuk melanjutkannya.
    • Banyak komedian, pembawa acara talk show , dan penulis yang memperoleh penghasilan dengan mengungkapkan sinisme dalam dirinya.
    • Kalimat khas seorang sinis di antaranya “Yang benar saja”; “Ayolah”; dan “Sudah kubilang.” Orang sinis juga biasanya akan mendengus, menggulingkan mata, mengangkat bahu, tersenyum mengejek, dan mengibaskan tangan.
    • Jika Anda khawatir sikap sinis Anda terlalu kejam atau membuat Anda tampak seperti orang menyebalkan, usahakan berpikir lebih tenang dan beralasan untuk mengungkapkan masalah. Orang lain mungkin masih tidak suka dengan perkataan Anda, tetapi mereka akan menanggapinya lebih baik jika argumen yang diberikan beralasan
  5. Humor gelap adalah elemen pusat dari pandangan seorang sinis terhadap dunia. Komedian dan sebagian artis memainkan sinisme sebagai bawah lelucon. Anda pun juga bisa begitu. [8]
    • Orang sinis telah dikenal memiliki humor bersanding sedari awal. Diceritakan bahwa ketika Diogenes (seorang sinis terkenal dari Yunani yang menyenangi hari-harinya yang kasar dan miskin) ditanya apa yang dia inginkan dari Iskandar yang Agung, Diogenes menjawab, “Tolong jangan halangi sinar mataharinya.” [9]
    • Di masa modern, humor sinis Anda mungkin terdengar seperti, “Setidaknya, kemacetan politik di Washington akan mencegah pajak kita naik atau mulainya perang baru." Sejujurnya, banyak komikus dan komedian hebat yang memiliki elemen sinisme. Mungkin, Anda bisa mencari beberapa tips komedi dari mereka.
    • Ketika Anda melihat dunia layaknya seorang sinis, pilihan Anda mungkin adalah menertawainya, atau menangisinya. Kebanyakan orang lebih menyukai pilihan yang pertama.
  6. Konsep sinisme telah ada sejak manusia pertama kali dilahirkan, mulai ketika Hawa meragukan motif Tuhan yang melarang buah khuldi dimakan, sampai manusia purba yang berpikir temannya berdiri dengan dua kaki hanya untuk terlihat lebih tinggi.
    • Orang sinis di zaman Yunani kuno adalah sudut pandang filosofis yang diperjuangkan seseorang seperti Diogenes (c. 412 SM - c. 323 SM). Orang sinis menjauhi materialisme, kedangkalan, dan mengaibkan sebagai gejala keegoisan manusia dan berfokus dalam menemukan kebijakan sejati melalui kehidupan sederhana dan berkata kejujuran, tanpa peduli orang lain mau mendengarkannya atau tidak. [10]
    • Orang sinis modern mengklaim bahwa manusia, mulai dari Friedrich Nietzsche sampai David Letterman adalah anggota sebuah klub. [11] Anda tidak perlu lagi hidup seperti anjing dan memperlakukan orang lain seperti anjing (akar kata “Sinis” dari bahasa Yunani) untuk menjadi orang sinis, cukup harapkan, perhatikan, dan ekspresikan kedangkalan dan pretensi yang ada di sekeliling Anda.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 2:

Menimbang Kebaikan dan Keburukan

PDF download Unduh PDF
  1. Walaupun sinisme dalam banyak hal lahir dari kekecewaan, terkadang pengalaman ini perlu dijauhi. Intinya, jika Anda selalu mengasumsikan yang terburuk, akan sulit untuk merasa kecewa. [12]
    • Beberapa pengalaman bisa lebih mengecewakan daripada seorang pahlawan yang diungkap kebejatannya, atau mendapati seseorang yang dipercaya ternyata adalah penipu.. Dengan menyingkirkan ekspektasi bahwa seseorang bertindak jujur dan terhormat, risiko kekecewaan juga akan hilang.
    • Hal ini mirip dengan gagasan bahwa untuk menjauhi patah hati, jangan pernah biarkan diri jatuh cinta, dan merupakan cara bagus untuk menjalani hidup.
  2. Seperti yang dibuktikan banyak acara TV, orang sinis sangat cocok menjadi detektif atau investigator. Dengan mengasumsikan motif terselubung dan memburu kemunafikan, orang sinis akan menemukan hal-hal yang luput oleh orang biasa. [13]
    • Orang sinis dikenal selalu mempertanyakan segala hal mulai dari kepercayaan religius sampai, dalam kasus Diogenes, perlunya membawa gelas jika tangkupan tangan saja sudah cukup [14] Hanya dengan bertanya terus-menerus, seorang sinis akan berkata, dapat mendekati kebenaran, atau setidaknya menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif buruk. [15] .
    • Namun, hidup tanpa kepercayaan seperti mengarungi lautan tanpa sekoci penyelamat.
  3. Sebagian orang sinis menganggap diri sendiri sebagai idealis “sangat kecewa” dengan “rasa cinta atas kebajikan yang mematikan.” [16] Mengganti harapan dengan keraguan dapat memperjelas pandangan terhadap dunia, tetapi hilangnya optimisme dapat mempersulit Anda memandang dunia.
    • Mulai dari masa hidup Diogenes sampai sekarang, tidak ada yang bilang menjadi orang sinis akan mempermudah hidup Anda. [17] Kenyataan memang menyakitkan.
  4. Mengungkapkan kenyatan terkadang menyakitkan perasaan orang lain, dan tidak semua orang siap mendengar kritik sinis pun tidak semua orang sinis mampu melontarkan pendapat tanpa menyakiti perasaan orang lain. [18]
    • Sementara orang sinis suka mengungkapkan kesalahan, mengungkapkan penipu, dan mencibir orang dangkal bermulut besar, kontrontasi canggung akan banyak muncul dan hubungan mungkin akan retak.
    • Orang sinis masih dapat hidup menyenagkan, dengan persahabatan sering kali terbatas pada orang-orang berpandangan sama. Grup kecil Anda mungkin tidak akan diundang ke pesta.
  5. Sebagian orang akan berkata bahwa sinisme lebih banyak buruknya karena merusak kemampuan memercayai sesuatu dan terus-menerus membicarakan negatif. Sebagian lagi akan berkata bahwa mereka berkontribusi untuk membuat dunia lebih baik dengan mengungkapkan sulitnya dan pentingnya membuat kemajuan. [19]
    • Ucapan orang sinis memang sering kali tidak enak didengar, tetapi bukan berarti ucapan mereka tidak lebih berarti dari “Ayo kamu bisa” khas orang-orang optimis. [20]
    • Penelitian menunjukkan bahwa orang sinis cenderung memiliki kesehatan fisik dan mental, hubungan, dan bahkan status sosioekonomis yang buruk. [21] Oleh karenanya, pastikan Anda selalu waspada dengan dampak menjadi orang sinis.
    • Orang sinis dapat melihat dirinya sebagai orang yang tanpa pamrih di dunia yang egois karena mengorbankan kebahagiaan pribadi untuk mengungkapkan kesalahan orang lain. Percaya atau tidaknya Anda dengan pernyataan tersebut tergantung pada tingkat kesinisan Anda.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 8.366 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan