Unduh PDF Unduh PDF

Menjalin hubungan dekat dengan seseorang dapat menumbuhkan sifat obsesif dalam diri Anda; apa pun rela Anda lakukan agar bisa melihat wajahnya dan menggenggam tangannya setiap saat. Jika tidak bisa menemuinya, benak Anda akan dipenuhi pikiran-pikiran negatif yang sanggup benar-benar menghancurkan hari Anda. Terlalu menenggelamkan diri dalam sebuah hubungan tidak akan membawa keuntungan apa pun untuk Anda. Bisa jadi, pasangan justru akan ketakutan setelah menyadari bahwa rasa cinta Anda telah bertransformasi menjadi sebentuk obsesi. Dikhawatirkan, rasa takut ini perlahan malah akan menjauhkannya dari Anda. Tentunya Anda tidak ingin mengalaminya, bukan? Jangan khawatir, tidak ada kata terlambat untuk memperbaikinya. Seorang penulis kenamaan Indonesia, Dewi Lestari, pernah menuliskan sebaris kalimat ini dalam cerita pendeknya, “Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tidak ada jeda?” Anda setuju? Baca terus artikel ini untuk mengetahui cara menjaga keseimbangan dan membangun jarak yang sehat dalam sebuah hubungan.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Melakukannya untuk Diri Anda Sendiri

Unduh PDF
  1. Salah satu bentuk obsesi adalah ketika Anda terus-menerus ingin berada di sisi pasangan dan enggan berjauhan barang sesaat. Pemikiran ini Anda wajarkan karena dalam benak Anda, pasangan toh tidak keberatan dan juga membutuhkan Anda sama besarnya. Akibatnya, Anda merasa perlu terus-menerus merecoki kehidupan pribadi pasangan; Anda kerap memberikan saran, pendapat, dukungan, bahkan melakukan berbagai perubahan tanpa diminta. Dalam beberapa kasus, obsesi adalah refleksi rasa iri; diam-diam Anda berharap bisa memiliki kepribadian serupa dengan orang yang Anda cintai dan merasa bisa ‘menyerap’ kepribadiannya jika selalu berada di dekatnya.
  2. Seseorang yang menyimpan obsesi berlebihan pada hubungannya dengan pasangan kerap merasa lelah, tegang, dan tidak nyaman saat sedang berkencan. Anda pernah merasakannya? Selain akibat terlalu fokus pada kuantitas waktu kencan ketimbang kualitasnya, perasaan semacam ini juga bisa muncul karena pikiran Anda terlalu dipenuhi oleh pasangan.
    • Sifat obsesif memang rentan muncul di awal hubungan. Segalanya terasa menarik, menyenangkan, dan rasa tertarik pada pasangan seakan tak ada habisnya. Jangan khawatir, Anda bukan satu-satunya orang yang merasa demikian. Ketimbang sibuk merasa bersalah, sebaiknya berfokuslah untuk mengatasinya dengan cara yang sehat. Bisa jadi obsesi Anda mengakar pada rasa takut dan tidak aman dalam hubungan, atau justru pada rasa cinta dan kagum Anda yang terlalu besar pada pasangan. Apa pun alasannya, percayalah, Anda pasti bisa menaklukannya!
    • Tanyakan pada diri Anda sendiri mengapa Anda merasa sangat terikat dengan pasangan. Setelah merenungkannya, Anda mungkin akan menemukan jawabannya, mungkin juga tidak. Jika membutuhkan bantuan, tidak ada salahnya menemui psikolog atau terapis yang bisa membantu mengatasi kecenderungan obsesi Anda.
  3. ‘Menarik rem’ adalah upaya menyeimbangkan rutinitas dalam hubungan, sehingga bukan berarti Anda perlu berhenti menemui pasangan. Temukan cara untuk mengurangi kuantitas kebersamaan selagi memaksimalkan kualitasnya.
  4. Kunci hubungan yang sehat adalah keseimbangan. Seintim apa pun hubungan Anda dan pasangan, jarak yang sehat tetap diperlukan untuk menjaga kewarasan masing-masing pihak. Menghabiskan waktu secara terpisah akan membantu Anda menemukan identitas diri sebagai individu. Selain itu, Anda juga akan membangun citra baru di mata pasangan yang selama ini tidak pernah dilihatnya. Berkumpullah kembali dengan sahabat dan keluarga, atau lakukanlah hobi yang selama ini terabaikan. Ini adalah cara sederhana untuk menunjukkan pada pasangan bahwa Anda adalah pribadi yang menarik dan percaya diri (meski Anda mungkin tidak merasa demikian). Doronglah pasangan untuk melakukan hal yang sama: mintalah dia menemui teman-temannya atau melaksanakan hobinya selagi Anda melakukan hal serupa secara terpisah.
  5. Kunjungi sahabat dan keluarga Anda, ikuti kelas kesenian, atau lakukan kegiatan apa pun yang memenuhi minat Anda. Lakukan itu meski Anda harus menjauh sesaat dari pasangan. Pasangan yang baik akan mendukung Anda melakukan apa pun yang Anda minati. Ini bahkan bisa menjadi tolok ukur kemampuan pasangan berada terpisah dari Anda––jika pasangan merasa marah atau keberatan, bisa jadi dialah yang merasa terlalu terikat dengan Anda. Anda tidak akan bisa menjalani hidup dengan maksimal jika hanya sibuk memikirkan pasangan. Berikan ruang pada diri Anda untuk bertumbuh, mencicipi pengalaman baru, dan menemui orang-orang baru. Ini bukan tindakan egois. Dengan melakukannya, Anda dan pasangan juga akan membangun dinding kepercayaan yang sangat berguna bagi masa depan hubungan kalian kelak. Belajarlah untuk menjadi orang yang lebih baik, bukan hanya untuk diri Anda, namun juga untuk pasangan Anda.
  6. Lakukan hal-hal yang Anda kuasai. Jika belum mengetahuinya, luangkan waktu untuk mencoba semua hal. Jika Anda merasa kurang percaya diri, tidak aman, atau dipenuhi ketakutan dalam hubungan bersama pasangan, cobalah melakukan sesuatu yang bisa ‘menghasilkan’. Perasaan ketika berhasil ‘menghasilkan sesuatu’ itulah yang terkadang bisa membantu mengatasi pikiran-pikiran negatif; secara tidak langsung, Anda akan disadarkan bahwa hidup dan pencapaian Anda tidak bergantung pada pasangan. Temukan kepercayaan diri dalam diri Anda sendiri, jangan mencarinya dari pasangan. Dalami bidang yang Anda kuasai, lakukan hal-hal yang sekiranya bisa membuat Anda mendapatkan pengakuan dari orang lain, dan jadilah yang terbaik di bidang tersebut.
  7. Pasangan Anda bukan milik Anda, begitu pula sebaliknya. Obsesi cenderung mendorong Anda untuk berpikir bahwa pasangan adalah milik Anda seutuhnya. Pikiran ini disusul oleh anggapan bahwa pasangan tidak akan bisa bertahan hidup tanpa Anda (dan anggapan tersebut sepenuhnya hanya ada di benak Anda!). Belajar membuat jarak melatih Anda untuk melepaskan tanpa takut kehilangan. Kesampingkan segala kekhawatiran Anda. Yakinlah, tidak ada yang salah dengan mundur selangkah dan berhenti membuat segala keputusan untuk pasangan Anda. Dengan melakukan ini, energi Anda justru bisa disimpan jika sewaktu-waktu pasangan benar-benar membutuhkan dukungan dan kehadiran Anda.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Melakukannya untuk Pasangan Anda

Unduh PDF
  1. Jika dia ingin menemui teman-temannya, jangan pernah melarangnya. Jangan pula merengek-rengek untuk ikut bergabung. Tunjukkan bahwa Anda tulus menginginkannya bersenang-senang. Jika perlu, palsukan antusiasme Anda dan tunjukkan itu melalui wajah Anda. Sesewaktu, Anda mungkin merasa perlu menghabiskan waktu berdua dengan pasangan dan enggan mengizinkannya pergi bersama orang lain. Jika itu Anda rasakan, jangan pernah memaksa pasangan menghabiskan waktunya bersama Anda. Dia justru akan semakin menarik diri karena khawatir sikap Anda bertahan selamanya sehingga membuatnya kesulitan menemui teman-temannya lagi. Berikan kebebasan pada pasangan untuk menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabat dan keluarganya. Ini justru akan memperkuat hubungan Anda dan pasangan di kemudian hari.
  2. Salah satu kunci kelanggengan hubungan: pasangan perlu disadarkan bahwa kehadiran Anda tidak akan mengancam minatnya. Dengan melakukan ini, Anda menunjukkan bahwa kebersamaan kalian memang penting, namun hobi dan ketertarikan masing-masing juga tak kalah pentingnya. Akan jauh lebih baik jika Anda bisa––dan akan––menemukan hal-hal menarik untuk dilakukan ketika kalian sedang menghabiskan waktu secara terpisah. Pastikan Anda melakukannya dengan tulus. Jangan berkata A di depan, namun merasa B di belakang; sikap manipulatif semacam itu tidak akan menguntungkan siapa pun.
  3. Tunjukkan bahwa Anda rela menempatkan ketertarikannya di atas ketertarikan pribadi Anda. Dengan melakukannya, dia akan menyadari bahwa Anda bukan pribadi yang egois dan obsesif: Anda tidak memaksanya menyelami ketertarikan Anda dan juga tidak cemburu terhadap hobi dan ketertarikannya. Meski hanya melakukannya sesekali, Anda sudah menunjukkan sebentuk penghargaan terhadap pilihan pasangan. Ini sekaligus menunjukkan bahwa Anda mampu mengatasi segala perbedaan yang muncul di kemudian hari. Awali dengan melakukan hal-hal sederhana seperti membantunya mencari buku, restoran, atau galeri kesenian––apa pun yang membuatnya tertarik––lalu berikan ruang dan waktu bagi pasangan untuk menikmatinya tanpa gangguan Anda.
  4. Pahami bahasa tubuh pasangan sehingga Anda tahu ketika dia merasa jengah, bosan, atau terkekang dengan kebersamaan kalian. Beberapa indikator yang perlu Anda pertimbangkan: enggan melihat Anda ketika berbicara, enggan memeluk atau menyentuh Anda, bahkan enggan menemui Anda. Secara verbal, Anda mungkin akan mendengarnya menghela napas, menggerutu, atau mencemooh ketika Anda berkata ingin menghabiskan waktu bersama. Jangan memikirkan kemungkinan terburuk, namun jangan pula mengabaikan tanda-tanda tersebut. Tanyakan apa yang salah dan siapkan diri Anda untuk mendengar jawabannya. Dengarkan baik-baik penjelasan pasangan, amati pula apa yang tidak disampaikannya. Jika pasangan perlu menjauh sebentar dari Anda, tidak perlu merasa terancam. Sebaliknya, berikan respon positif dan tunjukkan kemauan untuk mencari solusinya.
    • Jangan menggali terlalu dalam. Tidak perlu bertanya terlalu banyak; jika Anda terdengar menyerang, pasangan justru akan malas merespon.
    • Dengarkan kata hati dan insting Anda. Hampir pasti, sikap pasangan diakibatkan oleh rasa bosan dan jengah akibat terlalu sering menghabiskan waktu bersama Anda. Jangan pura-pura bodoh; beranikan diri untuk menghadapi masalah yang sebenarnya. Itu jauh lebih adil untuk Anda dan pasangan.
    • Jika pasangan menjauh dari Anda, jangan memaksakan diri untuk memperkecil jarak yang ada. Jika ini terjadi, keinginan untuk terus-menerus menemui atau berkomunikasi dengan pasangan pasti ada. Abaikan keinginan tersebut! Percayalah pada pasangan dan biarkan dia sendiri untuk sementara waktu.
  5. Sampaikan bahwa kalian perlu berhenti berhubungan selama beberapa jam atau beberapa hari. Sampaikan pula bahwa dia bisa kembali menghubungi Anda kapan pun dia merasa siap. Selama waktu tersebut, lakukan kegiatan-kegiatan lain untuk mengisi waktu luang Anda. Jika Anda benar-benar merasa perlu berkomunikasi namun pasangan belum siap melakukannya, bicaralah pada sahabat atau kerabat yang Anda percaya. Setidaknya ini akan membantu Anda menyadari bahwa sikap Anda berlebihan.
  6. Jika krisis kepercayaan adalah akar sifat obsesif Anda, tidak ada yang bisa Anda lakukan untuk mereduksi obsesi tersebut. Jika Anda mengalami krisis kepercayaan, segera atasi sebelum dampak buruknya menguasai Anda dan hubungan Anda. Seseorang mungkin pernah mengkhianati kepercayaan Anda di masa lampau. Namun ingat, pasangan Anda bukan orang itu! Memelihara asumsi hanya akan membutakan Anda bahwa porsi orang baik masih lebih banyak ketimbang pengkhianat. Rasa percaya adalah sesuatu yang tak ternilai harganya. Kebanyakan orang justru akan menjaganya baik-baik dan sebisa mungkin mengembalikan kepercayaan tersebut. Jika Anda tidak memercayai pasangan Anda sendiri, maka sesungguhnya masalah yang Anda alami jauh lebih besar ketimbang sekadar obsesi. Sebaiknya tinggalkan hubungan Anda sejenak dan berfokuslah untuk menyembuhkan diri sendiri terlebih dahulu.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Melakukannya untuk Kalian Berdua

Unduh PDF
  1. Pernikahan bukanlah sesuatu yang bisa diputuskan setelah satu atau dua kali berkencan. Jangan bertindak gegabah, hindari topik pembicaraan yang kelewat serius seperti jumlah anak atau warna gaun yang ingin Anda pakai di pesta pernikahan. Hindari pula kebiasaan memberikan kode pada pasangan bahwa Anda ingin segera dilamar atau dinikahi. Demi kewarasan hubungan Anda dan pasangan, jalani dulu hubungan Anda tanpa ekspektasi berlebihan. Mungkin saja hubungan Anda memang akan berlangsung selamanya. Namun sekalipun itu tidak terjadi, setidaknya Anda telah menjalani hubungan dengan bahagia tanpa diburu ekspektasi atau target tertentu.
    • Pilih hadiah dengan bijak dan sampaikan dengan hati-hati. Memberikan hadiah di awal hubungan bisa saja diartikan sebagai tali pengikat yang mengekang. Jika menerima hadiah yang terlalu mahal, bisa jadi pasangan malah akan merasa tidak nyaman dan (tanpa disadari) merasa terikat dengan Anda. Jangan pula memberikan hadiah yang bisa mempermalukan pasangan.
  2. Jika Anda tak henti-hentinya menelepon, mengirim pesan, atau meminta pasangan melapor, apa bedanya pasangan Anda dengan tawanan penjara? Menghubungi sesewaktu adalah hal yang wajar dilakukan. Namun jika dilakukan terlalu sering, bisa jadi Anda akan dianggap tidak punya kesibukan lain yang lebih penting. Orang-orang semacam itu justru akan terlihat kurang menarik di mata pasangannya. Kemungkinan besar, pasangan justru akan menghindar karena enggan bertanggung jawab terhadap krisis harga diri Anda. Matikan ponsel Anda, hindari surel dan segala aplikasi pesan yang kerap Anda gunakan untuk menghubunginya, dan temukan kegiatan lain yang menyibukkan diri Anda seperti tidur siang, jalan-jalan sore, mengunjungi sahabat dan keluarga, atau berolahraga.
  3. Krisis kepercayaan yang berpadu dengan sifat obsesif dapat mendorong Anda untuk menguntit pasangan. Kemungkinan besar, perilaku semacam ini akan menjadi puncak rasa muak pasangan terhadap Anda. Selain akan membuat pasangan merasa terancam, Anda juga bisa berakhir di penjara. Jangan mengikuti pasangan ke mana pun dia pergi; itu menunjukkan bahwa Anda tidak memercayainya. Bagi sebagian besar hubungan, perilaku menguntit tak ubahnya bagaikan bom waktu yang siap meledak.
  4. Trik ini sederhana namun sangat efektif. Setelah meminta jeda dalam hubungan, atur waktu untuk kembali bertemu dengan pasangan. Contohnya, jika di pagi hari Anda dan pasangan memutuskan untuk berkumpul dengan sahabat-sahabat, sisihkan malam harinya untuk makan malam berdua. Anda juga bisa mengajak pasangan melakukan kegiatan berdua keesokan harinya. Dengan cara ini, Anda dan pasangan sama-sama memiliki waktu untuk ‘keluar’ sejenak dari hubungan tanpa perlu takut kehilangan satu sama lain.
    • Pastikan keinginan Anda menjalani kegiatan terpisah tidak berujung pada pertengkaran. Ingat, topik ini cukup sensitif, terutama jika pasangan merasa ini adalah upaya Anda untuk memutuskannya. Jelaskan bahwa satu-satunya tujuan Anda mengajukan ide ini adalah agar kalian berdua terlepas dari kejenuhan dan bisa kembali sebagai dua individu yang lebih baik setelahnya.
  5. Ini perlu Anda lakukan agar kencan Anda tidak berfokus pada kuantitas, melainkan kualitas. Alih-alih sekadar bertemu tanpa tujuan yang jelas, padati kencan kalian dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan. Cara ini mampu membantu mengembalikan keseimbangan dalam hubungan. Contohnya, jika Anda ingin mulai berkencan pada sore hari, mintalah pasangan untuk mengantarkan Anda pulang setelah makan malam. Ini merupakan pertanda jelas bahwa ada hal lain yang perlu Anda lakukan di malam hari. Waktu yang singkat akan membuat Anda dan pasangan lebih berfokus pada kualitas kencan. Selain itu, Anda dan pasangan juga memiliki kebebasan untuk melakukan hal lain selepas kencan. Jika waktu kencan yang ditentukan dianggap terlalu singkat, Anda juga bisa berdiskusi dengan pasangan dan menentukan waktu kencan yang lebih panjang di kesempatan yang akan datang. Dengan menentukan durasi kencan, alih-alih merasa terperangkap dalam kegiatan berkencan, Anda dan pasangan justru tidak akan sabar menanti kesempatan kencan yang berikutnya.
    Iklan


Tips

  • Ingat, yang terpenting dalam sebuah hubungan adalah kualitas, bukan kuantitas. Oleh karena itu, manfaatkan waktu kencan dengan bijak. Tanyakan pada diri Anda, lebih baik menghabiskan 8 jam yang membosankan atau 2 jam yang sangat menyenangkan bersama pasangan?
  • Waspadalah dengan pasangan yang tidak keberatan dengan sifat obsesif Anda. Bisa jadi, dia sedang mencari cara untuk mengontrol Anda dan memeroleh perhatian konstan dari Anda. Sikap manja dan obsesif bukanlah penanda hubungan yang sehat dan seimbang.
  • Menulis buku harian dapat membantu mengevaluasi sifat obsesif Anda. Alih-alih hanya menuliskan apa yang Anda alami, tuliskan pula apa yang Anda rasakan. Cobalah untuk menemukan alasan Anda merasakannya. Rasa tidak aman terkadang mendorong seseorang untuk berperilaku obsesif, manja, dan mengganggu. Jika dalam benak Anda muncul rasa takut kehilangan, cobalah menuliskannya di buku harian. Temukan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi sembari terus mengharapkan yang terbaik. Tuliskan solusi terbaik jika hubungan Anda mulai dilanda masalah––ini akan membangun kesadaran Anda bahwa tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan; sekalipun kemungkinan terburuk terjadi, hari esok akan tetap ada. Hindari berfokus pada sikap pasangan Anda––fokuslah pada sikap dan perasaan Anda. Temukan ketakutan terbesar Anda. Takut sendirian? Atau takut ditolak? Menulis buku harian akan membantu Anda menyelami pikiran dan perasaan Anda. Ekspresikan apa pun yang Anda rasakan tanpa perlu takut dipandang negatif oleh orang lain. Bacalah kembali apa yang Anda tuliskan. Masihkah segala kekhawatiran Anda terasa benar? Apa solusi atas segala ketakutan Anda? Apa yang perlu Anda lakukan agar bisa lebih percaya diri? Simpan buku harian Anda di tempat yang tersembunyi, pastikan pasangan Anda tidak bisa menemukannya.
  • Jangan pernah mencuri barang-barang milik pasangan! Selain itu bukan tindakan terpuji, cepat atau lambat dia akan mengetahuinya dan memandang Anda berbeda setelahnya.
  • Jangan pura-pura cemburu. Meskipun Anda benar-benar cemburu, cobalah untuk tidak menunjukkannya. Jangan sampai pasangan berpikir Anda tidak memercayainya. Berikan pasangan ruang untuk dirinya sendiri.
  • Jangan terus-terusan menempel ke pasangan. Cepat atau lambat, dia akan merasa Anda tidak memiliki hal lain yang lebih baik untuk dikerjakan. Lebih buruknya lagi, bisa jadi dia akan merasa Anda tidak memercayainya.
Iklan

Peringatan

  • Jika Anda dan pasangan tinggal berdekatan namun dia jarang menemui Anda, berarti kekhawatiran Anda beralasan. Tampaknya dia memang sedang menjaga jarak dengan Anda. Opsi terbaik adalah meninggalkannya. Anda berhak mendapatkan seseorang yang tidak menjadikan Anda pilihan.
  • Jangan secara sadar menjadikan diri Anda tempat persinggahan hanya ketika dia sedang tidak memiliki kesibukan.
  • Pasangan Anda gemar berkumpul dengan teman-temannya hingga larut malam dan menurut Anda yang dilakukannya sudah kelewatan? Ingat: cinta tidak bisa dipaksakan. Jika Anda dan pasangan memang tidak ditakdirkan bersatu, luapan kemarahan sebesar apa pun tidak akan membuat hubungan Anda berhasil.
  • Membuat jam malam untuk pasangan atau mewajibkannya menghubungi Anda setiap saat adalah sikap yang sangat berlebihan. Anda tentu tahu bahwa waktu berjalan sangat cepat ketika sedang berkumpul dengan orang-orang terdekat. Lupa waktu adalah hal yang wajar terjadi. Anda bukan ibunya; memintanya untuk menghubungi Anda setiap saat ketika dia sedang bersenang-senang hanya akan membuatnya kesal. Ketimbang melakukan itu, dorong pasangan Anda untuk bersenang-senang. Beri dia kesempatan untuk mengisi energinya dan buat dia tidak sabar menemui Anda lagi setelahnya.
  • Jangan mencari-cari alasan untuk menemuinya. Jika Anda sedang bersama teman-teman Anda dan pada saat yang sama mengetahui keberadaan pasangan Anda, jangan berkata, “Ayo kita ke sana!”. Sikap semacam ini menunjukkan bahwa Anda adalah sosok yang manja dan tidak bisa sedetik pun menjauh darinya.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 7.373 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan