Unduh PDF Unduh PDF

Dalam kehidupan umat Kristiani, menjadi saksi atas kebenaran Allah dan Injil Yesus Kristus sering kali merupakan hal yang sulit untuk dilakukan. Dalam kehidupan sekuler saat ini, banyak orang yang sangat takut menjadi saksi Kristus, tetapi alasan ini tidak boleh menjadikan kewajiban bersaksi sebagai hal yang tidak penting. Persiapkan diri Anda secara rohani untuk tugas ini, dan bersiaplah menjadi saksi, baik melalui tindakan maupun ucapan Anda.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menyiapkan Diri

Unduh PDF
  1. Kekuatan untuk menjadi saksi--dan memberikan kesaksian dengan baik--datang langsung dari Roh Kudus. Sebagai orang Kristen, sepertinya mudah saja mengingat hal ini, tetapi bahkan orang-orang Kristen yang paling taat sekalipun kadang-kadang masih harus berjuang untuk mengandalkan kekuatan Allah, alih-alih mengandalkan kekuatan mereka sendiri.
    • Cobalah berpikir seperti ini: jika Anda mulai lemah dan bertanya-tanya apakah Anda tetap dapat memberikan kesaksian, tidak perlu cemas tentang kekuatan dari jiwa Anda yang sudah letih. Kekuatan yang Anda butuhkan akan mengalir melalui Roh Kudus selama Anda terus berusaha melakukan apa yang Tuhan inginkan.
  2. Kekuatan untuk menjadi saksi datang dari Allah, dan kemuliaan harus diberikan kepada Allah. Memberikan kesaksian kepada orang lain adalah sebuah tindakan yang harus dilakukan untuk menyebarkan Injil—atau kabar baik tentang Allah--jadi Anda harus tetap fokus pada alasan ini. Namun, Anda bisa tergelincir dengan mudah dan mulai terfokus untuk merefleksikan tindakan Anda pada diri sendiri.
    • Dalam 1 Korintus 15:1-4, Rasul Paulus pada dasarnya mendefinisikan Injil, atau "kabar baik tentang Allah," sebagai wafat, pemakaman, dan kebangkitan Yesus Kristus. [1] Renungkanlah pesan ini dan jadikan sebagai pusat dari setiap pesan yang Anda bagikan kepada orang lain.
    • Jika Anda menyadari adanya kekhawatiran tentang pandangan orang lain terhadap Anda atau muncul rasa bangga atas usaha dan keberhasilan Anda, berhentilah dulu, fokuskan lagi diri Anda pada tema sentral dalam memberikan kesaksian seperti yang dijelaskan di atas.
  3. [2] Doa sangatlah berkuasa. Dengan berdoa, Anda dapat berkomunikasi secara pribadi dengan Allah. Berdoa memohon kekuatan agar dapat menjadi saksi yang baik dapat memberikan rasa nyaman, kekuatan, dan bimbingan bagi Anda.
    • Berdoalah memohon bimbingan pada saat mulai dan selama memberikan kesaksian.
    • Berdoalah untuk mereka yang akan mendengarkan kesaksian Anda.
    • Berdoalah memohon bimbingan dan kekuatan bahkan pada saat Anda tidak berencana untuk bersaksi kepada siapa pun sebab Anda tidak pernah tahu kapan datangnya kesempatan untuk memberitakan Injil.
  4. Dengan kondisi dunia pada saat ini, memberikan kesaksian kepada orang lain dapat terasa sangat, bukannya agak, menakutkan. Lebih besar kemungkinannya daripada tidak, pada akhirnya Anda harus berbicara kepada seseorang yang bukan hanya tidak setuju dengan apa yang sedang Anda katakan, tetapi juga menyerang Anda. Namun, ingatlah bahwa ada sumber kekuatan yang selalu mendukung Anda atas setiap usaha yang Anda lakukan. Dengan demikian, situasi yang sulit bukan hanya menjadi lebih mudah atau tidak lagi menakutkan, tetapi juga akan memberikan kekuatan yang lebih besar yang Anda butuhkan untuk melakukan tugas ini.
  5. Pengalaman iman Anda secara pribadi mungkin akan mendasari sebagian besar argumen Anda, tetapi ada kalanya seseorang yang Anda berikan kesaksian akan mengajukan pertanyaan yang tidak dapat Anda jawab hanya berdasarkan pandangan yang muncul dari pengalaman Anda sendiri. Oleh sebab itu, Anda harus mempunyai pemahaman yang cukup baik tentang Kitab Suci.
    • Tentu saja Anda tidak perlu menjadi seorang ahli teologi agar dapat memberikan kesaksian kepada orang lain, tetapi menjadi orang awam dengan pengetahuan yang cukup tentang Kitab Suci tentunya akan sangat membantu.
    • Jika Anda tidak tahu apa jawaban atas pertanyaan atau tantangan yang diajukan, ajaklah orang ini membaca dan mempelajari tentang apa yang sedang dibahas. Lanjutkan lagi dan jawablah pertanyaannya dengan memberikan pandangan berdasarkan Kitab Suci atau sumber-sumber biblikal lainnya.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menjadi Saksi melalui Perbuatan

Unduh PDF
  1. Dengan kata lain, jangan menjadi orang yang munafik. Terlepas dari apa pun yang dunia ini katakan kepada Anda, tidak pernah ada yang salah dengan berpegang pada prinsip-prinsip biblikal tentang cara yang benar untuk menjalani hidup dan bertingkah laku. Namun menjelaskan manfaat dari kehidupan yang “bersih” kepada orang tidak beriman yang tidak setuju dengan prinsip tersebut akan menjadi sangat tidak bermanfaat jika Anda dikenal sebagai orang yang suka melanggar aturan ini dalam kehidupan Anda sendiri.
    • Filipi 2:15 mendorong umat Kristiani "supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia." Menjalani hidup suci lebih dari sekadar membuat diri Anda terlihat baik atau berusaha menjaga agar Anda tidak terlihat buruk. Dengan menjalani hidup dalam kebajikan yang sudah Anda dapatkan pada saat Anda menerima Yesus sebagai Juru Selamat, Anda dapat memperlihatkan kepada dunia bahwa ada sesuatu dari diri Anda yang baik, berbeda, dan diinginkan.
  2. Memberikan pengampunan adalah hal yang sulit untuk dilakukan, namun sangat penting. Oleh karena Anda sudah diampuni oleh Tuhan, Anda juga harus mengampuni orang lain. Hanya dengan bersedia mengampuni orang lain, baru Anda bisa berharap untuk dapat menyampaikan pesan tentang pengampunan dari Tuhan kepada orang lain.
  3. Jika Anda bersalah kepada seseorang, akuilah dengan jujur dan minta maaf. Bahkan jika ia tidak mau mengampuni, Anda tetap sudah memenuhi kewajiban Anda. Mengakui bahwa Anda tidak sempurna, tidak akan melemahkan posisi Anda sebagai saksi Kristus. Justru sebaliknya, dengan melakukan hal ini, Anda akan lebih mudah memperlihatkan adanya kebutuhan akan pengampunan ilahi sebab Anda dapat menggunakan hidup Anda sendiri sebagai teladan.
  4. Anda boleh bersaksi kepada orang yang belum Anda kenal, tetapi sesuai aturan yang berlaku umum, cobalah membangun relasi pribadi terlebih dulu dengan orang-orang yang ingin Anda berikan kesaksian. Perlihatkan keinginan Anda yang tulus untuk mengetahui kehidupan mereka. Jika Anda hanya berkhotbah kepada orang-orang tetapi tidak memperlakukan mereka dengan penuh kasih dan secara individual, tidak akan ada yang mau mendengarkan pesan Anda.
  5. [3] Pengampunan dan berkat Tuhan dapat membantu Anda melewati saat-saat berat di dalam hidup Anda, tetapi mereka yang tidak mengenal Tuhan tidak memiliki sumber kekuatan yang sama untuk memimpin mereka melewati kesulitan hidup. Mungkin mereka mempunyai cara sendiri untuk menghadapi masalah, tetapi meskipun seseorang kelihatannya “baik-baik saja” tanpa bantuan Anda, tetaplah memperlihatkan kesediaan yang tulus untuk memberikan dukungan.
    • Perlakukan orang-orang yang tidak beriman di sekeliling Anda dengan kepedulian dan kasih yang sama seperti Anda memperlakukan teman-teman Anda di gereja, sama juga seperti kepedulian dan kasih yang Anda harapkan dari orang lain.
    • Jangan memaksakan niat baik Anda kepada orang lain. Anda boleh menawarkan, tetapi jika orang ini kelihatannya menjadi tidak nyaman atau curiga, jangan dipaksakan.
  6. Jika gereja Anda mengadakan kegiatan komunitas atau jika Anda punya tiket ekstra untuk menghadiri konser Kristiani yang bagus, undanglah satu atau dua orang teman Anda yang bukan beragama Kristen. Berikan undangan ini sebagai cara agar mereka dapat mengetahui lebih banyak tentang kehidupan Anda dan hal-hal yang penting bagi Anda, bukannya untuk membuat mereka merasa bersalah atau menekan mereka agar mau datang ke acara ini.
    • Kegiatan dan aktivitas yang akan dihadiri oleh teman-teman yang Anda undang ini tidak harus dipadati oleh pesan-pesan tentang agama Kristen. Undanglah mereka untuk datang ke festival di gereja Anda, tetapi undang juga mereka jika ada konser sekuler, pertandingan bola, dan piknik bersama. Biarkan mereka melihat Anda sebagai orang Kristen di antara umat Kristiani yang menjalani kehidupan sekuler.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menjadi Saksi melalui Perkataan

Unduh PDF
  1. Anda dapat memberikan kesaksian kepada orang-orang di dalam kelompok, tetapi agar Anda dapat melakukan diskusi yang bermanfaat dengan seseorang, akan lebih mudah jika dilakukan secara perorangan. Bahkan jika Anda bersaksi kepada sekelompok orang, Anda harus memperlakukan setiap orang sebagai individu yang mempunyai keinginan, ide, dan pendapat masing-masing.
  2. Anda tidak harus membuat jadwal atau menyisihkan waktu khusus untuk memberikan kesaksikan kepada orang lain. Alih-alih, cobalah membahas hal-hal yang terkait dengan iman secara wajar sebagai bagian dari percakapan biasa. Contohnya, Anda dapat berbicara tentang Tuhan sambil makan siang atau pada saat sedang berkumpul di rumah.
    • Cobalah mengangkat topik ini sewajar mungkin. Contohnya, jika ada teman atau kenalan yang bertanya tentang akhir pekan Anda, cobalah menceritakan tentang apa yang terjadi di gereja. Di sisi lain, jika teman Anda ingin membahas tentang pertandingan bola tadi malam, jangan tiba-tiba mengubah topik pembicaraan menjadi hal yang religius sebab cara ini terkesan kasar dan tidak menyenangkan.
  3. Orang-orang akan lebih suka berpartisipasi dalam percakapan tentang Kekristenan jika Anda bisa terkoneksi dengan mereka melalui pembahasan yang menarik minat mereka. Contohnya, Anda dapat berbicara kepada seorang seniman tentang kesenian dalam agama Kristen masa kini dan masa lalu. Di sisi lain, seseorang yang menyukai arkeologi mungkin akan lebih tertarik pada percakapan tentang berbagai benda-benda bersejarah dalam agama Kristen.
    • Cobalah menyampaikan cerita tentang Yesus yang berbicara kepada seorang wanita Samaria di sumur (Yohanes 4:1-42.) Pada saat wanita ini mengambil air dari dalam sumur, Yesus berkata kepadanya tentang "air kehidupan" yang dapat Ia berikan. Yesus mendapatkan perhatian dari wanita ini dengan berkomunikasi tentang hal mendasar yang diinginkannya—yaitu air—dan setelah terkoneksi dengan wanita ini berdasarkan apa yang ia inginkan, Yesus mengajukan topik tentang keselamatan. [4]
  4. Jika orang yang ingin Anda berikan kesaksian sudah sangat mengerti tentang istilah-istilah teologi dan budaya Kristen, Anda dapat langsung berbicara dari aspek teologis. Namun bagi kebanyakan orang, Anda harus menjelaskan semuanya dengan bahasa sehari-hari. Jangan melontarkan istilah-istilah yang terkait dengan doktrin seperti “kesamaan substansial,” atau slogan Kristen seperti “lahir baru,” kecuali Anda ingin menjelaskan istilah ini satu per satu. [5]
  5. Pemahaman Anda yang paling intens dan mendalam mungkin berasal dari pengalaman pribadi Anda. Bagikan juga pengalaman Anda pada saat bersaksi kepada orang lain. Sampaikan secara singkat, tetapi tepat, dan pastikan mereka yang mendengarkan Anda memahami bahwa keselamatan Anda berasal dari Kristus.
    • Pada dasarnya, kesaksian Anda harus menjelaskan kondisi Anda sebelum menerima Kristus, bagaimana sampai Anda menyadari bahwa Anda membutuhkan Penyelamat, bagaimana Anda akhirnya memutuskan untuk menerima Kristus sebagai Juru Selamat, dan bagaimana hidup Anda berubah setelah itu.
    • Sebaiknya kesaksian Anda disampaikan hanya dalam beberapa menit saja. Jika terlalu panjang, orang yang mendengarkan mungkin tidak akan mau memperhatikan Anda lagi.
  6. Anda harus hadir sepenuhnya untuk berdialog dengan orang-orang dan bersikap terbuka tentang iman Anda. Yakinlah dengan iman Anda, tetapi jangan sampai terkesan “memaksa.” Biarkan orang-orang di sekeliling Anda tahu bahwa Anda ingin berbicara dengan mereka tentang Yesus secara berkelanjutan, tetapi libatkan juga mereka dalam percakapan biasa sekali-sekali agar mereka tidak merasa ditekan dan membuat hubungan menjadi tidak akrab lagi.
  7. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang tentang Kekristenan, ada beberapa penghalang alami yang mungkin akan Anda hadapi selama percakapan. Hanya dengan melewati halangan pertama baru Anda bisa menghadapi yang ke dua, dan setelah Anda bisa melewati halangan ke dua baru Anda bisa menghadapi yang ke tiga. [6]
    • Hadapilah halangan pertama dengan menyebutkan nama Yesus. Pada saat Anda sedang mengobrol tentang olahraga, mode, hiburan, atau hal-hal lain yang sama, Anda dapat mengalihkan topik obrolan ini dan masuk ke dalam percakapan tentang Yesus semudah menyebut nama Yesus. Namun untuk hal yang terlihat mudah ini, menyampaikan pengantar dari topik ini dapat menjadi sebuah pengalaman yang paling menakutkan.
    • Runtuhkan penghalang ke dua dengan memperkenalkan Injil. Setelah obrolan berlanjut, Anda perlu membagikan berita baik tentang Allah—yaitu Injil—kepada mereka yang Anda ajak bicara. Idenya adalah untuk menjelaskan secara singkat siapa Yesus, apa yang sudah Yesus lakukan untuk mereka, dan mengapa mereka harus menginginkan agar Yesus hadir di dalam kehidupan mereka.
    • Runtuhkan penghalang terakhir dengan meminta agar orang ini mau menerima Yesus. Ketahuilah bahwa bagian ini mungkin bisa atau mungkin juga tidak bisa Anda lakukan pada percakapan pertama dengan seseorang. Namun, pada akhirnya, Anda harus secara langsung mendorong orang ini agar berpaling kepada Yesus. Anda dapat memberitakan Injil sampai Anda tidak sanggup lagi melakukannya, tetapi tugas Anda menjadi saksi tidak selesai sampai Anda bisa secara langsung mendorong orang-orang untuk menerima Yesus sebagai Juru Selamat pribadi mereka.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 29.982 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan