PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Menjadi sosok yang “terbuka” sebenarnya memiliki banyak arti, dan semuanya bersifat positif. Istilah ini tidak mempunyai definisi yang tetap, tetapi secara umum mencakup gabungan keramahan, kemudahan untuk didekati, kejujuran, keterbukaan pikiran, toleransi, dan keaslian diri. Sosok yang terbuka cenderung lebih bahagia, berkarisma, lebih disukai, dan lebih sukses dibandingkan mereka yang menutup diri. Sebagian orang memang secara bawaan memiliki kepribadian yang terbuka, tetapi orang lain pun bisa belajar menjadi sosok yang terbuka dengan latihan dan kesadaran.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Mengekspresikan Diri

PDF download Unduh PDF
  1. Bersikaplah secara jujur . Beberapa orang menjadi tertutup akibat “muslihat”. Mereka terbiasa berbohong kepada orang-orang di sekitar dan mengatakan apa yang dirasa ingin mereka dengar. Hal seperti ini justru membuat mereka makin tertutup karena tidak ada seorang pun yang mengetahui jati diri mereka yang sebenarnya. Untuk menjadi sosok yang terbuka, berusahalah untuk bersikap jujur mengenai diri sendiri dan pendapat Anda.
    • Kemukakan pendapat Anda, tetapi dalam cara yang tidak menyakiti orang lain. Bersikap negatif juga bisa membuat Anda terkesan tertutup. Sebagai contoh, jika Anda tidak menyukai suatu grup musik, Anda bisa mengatakan “Jenis musik mereka bukan kesukaanku”, alih-alih berkata “Grup musik itu payah!"
    • Ingatlah bahwa terkadang Anda perlu bersikap bijak , terutama terhadap orang-orang yang cukup dekat dengan Anda, terlepas dari apakah Anda menyukai mereka atau tidak (mis. keluarga atau rekan kerja). Sembunyikan pendapat atau perasaan Anda mengenai topik yang kontroversial saat Anda sedang bersama orang-orang yang mungkin menganggap bahwa pendapat Anda menyinggung.
  2. Jangan ragu untuk menjadi sosok yang autentik. Untuk menjadi sosok yang terbuka, Anda pun harus berkomunikasi secara terbuka dengan orang-orang tersayang. Jika ada sesuatu yang mengganggu pikiran, bicaralah kepada teman atau orang terkasih mengenai hal tersebut.
    • Ceritakan kepada orang lain mengenai hal yang mengganggu Anda. Terkadang Anda tergoda untuk menjalani situasi “apa adanya”, tetapi sering kali dengan berbicara secara terbuka dan jujur, situasi dapat membaik.
    • Jangan menekan emosi Anda karena berbahaya, baik bagi kesehatan emosional maupun hubungan yang Anda ingin jaga. Terbukalah mengenai perasaan Anda dan tunjukkan perasaan tersebut melalui ekspresi wajah. Orang-orang yang lebih ekspresif cenderung lebih disukai dan dianggap tepercaya. [1]
    • Jika Anda sedang menjalin hubungan dan situasi terasa lebih kaku daripada yang diinginkan, tunjukkan sisi konyol dan bebas Anda jika karakter-karakter tersebut memang sesuai jati diri atau kepribadian Anda.
  3. Penting bagi Anda untuk menjadi diri sendiri dan memahami bahwa orang lain pun perlu mengenal Anda. Jangan terlalu sering menutup-nutupi pengalaman, kesukaan, dan ketidaksukaan Anda. Selain itu, jangan menyembunyikan jati diri Anda tanpa alasan yang baik atau bijak.
    • Orang-orang yang menutup diri biasanya kesulitan saat perlu berbagi informasi mengenai dirinya sendiri. Hal ini—bercerita mengenai diri sendiri—dikenal dengan istilah self-closure . Berbagi cerita mengenai topik yang memalukan atau menyakitkan memang sulit bagi sebagian besar orang, tetapi di sisi lain, hal ini dapat memperkuat hubungan antarpribadi Anda.
    • Di sisi lain, beberapa orang sangat tertutup hingga kesulitan menyebutkan detail mengenai diri mereka sendiri yang sebagian orang bisa bicarakan dengan bebas atau mudah. Oleh karena itu, jangan ragu menyebutkan buku kesukaan atau pekerjaan Anda. Jika orang lain menghakimi atau menilai Anda berdasarkan hal-hal tersebut, memangnya Anda harus peduli dengan pendapat mereka? [2]
    • Hanya karena Anda perlu membuka diri, tidak berarti Anda harus selalu menceritakan semuanya. Tentukan orang-orang yang boleh mengetahui beberapa hal tentang Anda, terutama jika pekerjaan atau keselamatan Anda bisa terancam.
  4. Untuk menjadi sosok yang terbuka (dan diri sendiri), biarkan sisi rapuh Anda terlihat. Ini artinya Anda harus bisa menunjukkan ketakutan, keinginan, dan kepercayaan baik kepada diri sendiri maupun orang lain, terlepas dari ketakutan akan dihakimi atau ditolak oleh orang lain. Meskipun terkesan menakutkan pada awalnya, dengan menunjukkan sisi rapuh Anda bisa membangun hubungan yang lebih mendalam dengan orang lain, serta merasa lebih bebas menjadi diri sendiri. [3]
    • Sebagai contoh, untuk menunjukkan kerapuhan diri, Anda bisa menceritakan pengalaman menyakitkan di masa lalu secara terbuka kepada sahabat atau memberi tahu pasangan bahwa Anda ingin ia lebih sering mengatakan “Aku mencintaimu” kepada Anda.
    • Jika Anda menginginkan kasih sayang, cari orang-orang yang Anda bisa curahi kasih sayang. Jika Anda ingin dipeluk, peluklah seseorang.
  5. Sikap membuka diri atau self-disclosure membantu membangun kepercayaan karena Anda bisa menunjukkan sedikit kerapuhan kepada orang lain. Oleh karena itu, membuka diri mungkin terasa sangat sulit dilakukan, terutama bagi orang-orang yang pernah terluka di masa lalu. Jika Anda kesulitan melakukannya, cobalah secara perlahan sebelum membuka diri lebih jauh.
    • Awali dengan bersikap terbuka mengenai beberapa hal yang tidak akan dihakimi oleh orang dewasa. Jika Anda tidak menyukai film yang baru saja ditonton, ceritakan saja. Jika seorang teman menanyakan jenis musik yang Anda sukai, jangan ragu untuk berbagi kisah.
    • Setelah terbiasa untuk bercerita secara terbuka mengenai hal-hal umum (atau topik ringan), Anda bisa mulai berbicara mengenai topik-topik yang lebih pribadi. Topik-topik ini mencakup spiritualitas, pandangan politik, filosofi hidup, dan perasaan pribadi mengenai orang lain. Bagi sebagian orang, hal ini mencakup masalah kesehatan, orientasi seksual, dan identitas gender. Bagi kebanyakan orang, menceritakan hal-hal tersebut dalam obrolan bersama teman dan keluarga merupakan hal yang normal.
    • Dalam hubungan yang sangat intim, Anda bisa menceritakan pengalaman menyakitkan di masa lalu. Bentuk keterbukaan seperti ini sebenarnya dapat menyembuhkan trauma di masa lalu. [4]
  6. Kenali siapa saja yang Anda bisa percayai . Di sisi lain, ada sikap yang dianggap terlalu terbuka. Terlalu banyak membuka diri dapat membahayakan hidup Anda atau sekadar membuat orang lain merasa risi. Untuk mengetahui layak tidaknya keterbukaan intim ditunjukkan, Anda memang perlu bergantung pada naluri. Namun, setidaknya ada beberapa hal yang Anda bisa amati atau pikirkan.
    • Selalu kenali orang lain sebelum memberi tahu informasi yang tidak boleh diketahui oleh umum. Meluangkan waktu dengannya merupakan cara terbaik menentukan apakah orang tersebut layak dipercaya atau tidak.
    • Bagikan informasi mengenai diri Anda secara seimbang. Cara sederhana mengetahui tingkat ketepatan atau kelayakan keterbukaan diri adalah memperhatikan apa yang orang lain ceritakan atau bagikan kepada Anda, kemudian mencocokkan atau menyamakannya dengan informasi yang Anda miliki. Namun, jika Anda terpaku pada “keseimbangan” ini, tentu saja Anda tidak bisa menjadi lebih akrab dengan lawan bicara atau orang lain. Cukup pastikan apa yang Anda bagikan tidak bersifat terlalu pribadi daripada apa yang orang lain bagikan atau ceritakan kepada Anda. [5]
    • Secara umum, ada baiknya Anda menunjukkan keterbukaan di tempat kerja untuk hal-hal yang bersifat ringan. Hal ini penting, terutama jika Anda mengelola banyak orang. Beberapa bentuk keterbukaan membuat orang lain risi dan mendorong karyawan/pegawai untuk langsung mengambil kesimpulan. Jika Anda mengungkapkan beberapa hal seperti kepercayaan atau opini politik, pegawai atau rekan kerja Anda bisa jadi merasa terdiskriminasi. Hal ini akan mengganggu produktivitas dan bahkan berisiko membuat perusahaan Anda terkena tuntutan hukum. [6]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Terhubung dengan Orang Lain

PDF download Unduh PDF
  1. Belajarlah untuk berpikir secara lebih terbuka . Salah satu hal yang dimiliki sosok yang terbuka adalah penerimaan pendapat dan pengalaman baru. Penerimaan ini membantu Anda terhubung atau terikat dengan orang-orang yang berbeda.
    • Keluarlah dari zona nyaman dan coba hal-hal baru, bahkan jika Anda merasa tidak akan menyukainya.
    • Selera Anda terkadang berubah. Coba hal lain selama beberapa tahun. Sebagai contoh, jika Anda yakin bahwa Anda tidak menyukai kubis brussel, tetapi Anda belum pernah memakannya lagi sejak usia 5 tahun, coba sajian berbahan kubis brussel yang dibawa oleh rekan kerja.
    • Jangan langsung membuat anggapan. Berusahalah untuk melihat segala sesuatu secara bijak tanpa bias sebelum menolaknya. Anda tidak pernah tahu kapan praduga Anda ternyata salah. [7]
    • Hanya karena Anda perlu berpikir secara terbuka, tidak berarti Anda harus menerima segala sesuatu begitu saja tanpa berpikir secara kritis. Jangan ragu untuk memercayai penilaian atau naluri Anda jika sesuatu masih terasa “salah” setelah Anda mempelajari atau mencari tahu lebih lanjut mengenai hal tersebut.
  2. Berhentilah menghakimi orang lain . Dalam beberapa situasi, hal ini berkaitan dengan pikiran yang terbuka. Selalu ingat bahwa orang-orang memiliki pengalaman, kepercayaan, dan preferensinya sendiri yang sering kali berbeda dari pengalaman, kepercayaan, atau preferensi Anda. Selain itu, Anda juga tidak bisa begitu saja mengetahui kisah hidup seseorang berdasarkan penampilan atau satu ceritanya saja.
    • Selalu perlakukan orang lain dengan rasa hormat, terlepas dari siapa ia sebenarnya. Tempatkan diri Anda di posisinya dan perlakukan ia sebagaimana Anda ingin diperlakukan dalam situasi yang ada.
    • Anda tidak akan pernah mengetahui hubungan dan kesempatan yang mungkin terlewatkan hanya karena Anda menghakimi atau memberikan penilaian kepada seseorang di waktu yang salah.
    • Ingatlah bahwa jika Anda mudah menghakimi seseorang, orang lain pun akan dengan cepat menghakimi Anda. [8]
  3. Hubungkan diri Anda dengan orang lain dengan mengajukan pertanyaan dan mendengarkan jawabannya secara tulus. Orang-orang yang sering mengajukan pertanyaan dalam obrolan akan terlihat lebih ramah dan terkesan mau mencurahkan waktu dan perhatiannya dibandingkan orang-orang yang jarang bertanya. Ajukan pertanyaan yang mendorong orang lain untuk terbuka.
    • Bertanya juga merupakan cara terbaik mempelajari hal-hal baru.
    • Saat dilempari pertanyaan yang bersifat pribadi, orang-orang biasanya akan membalas dengan pertanyaan serupa sehingga Anda memiliki kesempatan untuk membuka diri secara jujur.
    • Bertanya juga merupakan metode untuk memiliki pikiran yang lebih terbuka dan mengurangi anggapan atau penilaian terhadap orang lain. Makin banyak pertanyaan yang diajukan, makin baik pemahaman Anda mengenai lawan bicara. Makin baik Anda mengenal seseorang, makin kecil kemungkinan Anda untuk menghakiminya.
    • Jika seseorang tidak menjawab pertanyaan Anda secara langsung, ceritakan sesuatu mengenai diri sendiri seolah-olah Anda mendapatkan pertanyaan yang serupa. Dengan berbicara secara terbuka, Anda bisa mendorong orang lain untuk membuka diri. [9]
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Memahami Diri Sendiri

PDF download Unduh PDF
  1. Banyak orang menunjukkan tindakan atau sikap yang justru mencerminkan ketidaktertarikan atau ketidaksukaan tanpa disadari. Cari tahu apakah ada sesuatu yang Anda lakukan (atau tidak lakukan) yang membuat Anda terkesan tertutup. Setelah itu, lakukan kebalikannya agar Anda terkesan lebih terbuka.
    • Apakah Anda adalah seorang pemalu dan pendiam? Sayangnya, sifat pemalu sering kali disalahartikan oleh orang lain sebagai bentuk kesombongan. [10] Coba hilangkan asumsi seperti ini dengan lebih sering berbicara kepada orang lain.
    • Seperti apa bahasa tubuh Anda? Banyak orang terkesan tertutup tanpa memang bermaksud memberikan kesan seperti itu. Saat Anda melipat lengan, tampak gugup, duduk bersandar, menghindari kontak mata, atau jarang tersenyum, Anda akan terlihat lebih dingin (dan kurang bisa didekati) di mata orang lain. [11]
  2. Terkadang, orang-orang tidak mau membuka diri karena pengalaman negatif di masa lalu, ketidakseimbangan kimiawi, atau gangguan neurologis. Beberapa langkah swadaya memang bisa menyelesaikan masalah-masalah tertentu, tetapi masalah-masalah yang lain terkadang membutuhkan bantuan pihak profesional agar dapat ditangani.
    • Anda bisa berbicara kepada konselor, terapis, dokter, psikiater , atau bahkan gabungan pihak-pihak tersebut, tergantung pada masalah yang dialami.
    • Jika Anda kesulitan membuka diri karena takut terhadap situasi sosial, Anda mungkin mengidap kecemasan sosial.
    • Beberapa gangguan mental, gangguan perkembangan saraf, dan penyakit neuromuskular dapat memengaruhi kemampuan Anda berkomunikasi secara nonverbal sehingga menyulitkan Anda untuk terlihat lebih terbuka. [12]
    • Beberapa orang kesulitan membuka diri karena trauma di masa lalu atau kurangnya kepercayaan terhadap orang lain. Konselor profesional dapat membantu Anda menangani masalah-masalah tersebut dan mendapatkan kembali kemampuan untuk memercayai orang lain sehingga Anda bisa menjadi sosok yang lebih terbuka. [13]
  3. Anda tidak perlu mengubah aspek positif atau netral pada kepribadian sendiri agar terlihat lebih terbuka. Jika Anda merasa nyaman dengan diri sendiri dan memiliki hubungan antarpribadi yang menyenangkan, sebenarnya Anda telah menjadi sosok yang terbuka dengan cara sendiri. Tidak ada yang salah pada diri Anda (dan menjadi diri sendiri).
    • Jika Anda adalah seorang introver, jangan memaksakan diri menjadi seorang ekstrover. Karena beberapa budaya menunjukkan kecenderungan terhadap kepribadian ekstrover, Anda mungkin tergoda untuk memaksakan diri menjadi seorang ekstrover. Namun, hal ini bisa membuat Anda merasa lelah dan tidak bahagia seiring berjalannya waktu. Alih-alih memaksakan diri, cari keseimbangan yang tepat dalam interaksi sosial yang membuat Anda merasa bahagia, dan tetap jaga keseimbangan tersebut. [14]
    • Jika Anda mengidap autisme, ada kemungkinan Anda akan kesulitan menunjukkan ekspresi nonverbal biasa. Anda perlu belajar melakukan beberapa hal seperti menjaga kontak mata dan lebih sering tersenyum untuk membantu Anda dalam situasi-situasi sosial (mis. di sekolah dan tempat kerja). Perlu diingat bahwa sebagian besar orang pun perlu "melakukan" hal yang sama pada tahap/situasi tertentu, meskipun bagi beberapa orang, hal-hal tersebut ditunjukkan secara lebih alami. Selain itu, jika Anda kesulitan melakukan hal-hal tersebut, jangan menyiksa atau menyalahkan diri. Cukup lakukan yang terbaik.
    Iklan

Tips

  • Sebagian orang tampil atau terkesan terbuka secara alami, tetapi hal ini tidak berlaku untuk semua orang. Tidak perlu malu jika Anda memiliki gangguan neurologis yang menyulitkan Anda untuk berkomunikasi secara nonverbal (mis. melalui bahasa tubuh). Cukup pelajari apa yang Anda mampu pelajari dan tunjukkan usaha terbaik.
  • Jika Anda memiliki banyak aspek pada diri yang ingin diperbaiki, jangan mencoba mengubah semuanya dalam waktu singkat. Jika Anda mengubah persona dengan cepat, orang-orang yang sudah mengenal Anda bisa mengetahuinya dan Anda akan terkesan “palsu”. Jangan paksakan perkembangan pribadi. Secara bertahap, berusahalah menjadi sosok yang terbuka seiring berjalannya waktu.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 6.372 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan