PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Bagi banyak orang, menerima penolakan dari orang yang disukai tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Faktanya, menyampaikan penolakan pun tidaklah semudah yang Anda pikirkan, terutama jika orang tersebut adalah teman dekat Anda. Meski menolak seseorang bukanlah situasi yang menyenangkan, sejatinya hampir setiap orang akan merasakannya setidaknya satu kali di dalam hidupnya. Ingin tahu kiat lengkap untuk membuat prosesnya terasa lebih mudah? Baca terus artikel ini!

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menolak Orang yang Sudah Cukup Lama Dikenal

PDF download Unduh PDF
  1. Jika Anda berpikir untuk menolak perasaan romantis seseorang, seharusnya Anda pun sudah memikirkan konsekuensinya. Dengan kata lain, yakinlah bahwa orang tersebut memang tidak cocok untuk Anda, dan terimalah kenyataan bahwa hubungan pertemanan yang sebelumnya terjalin mungkin harus berakhir atau tidak lagi terasa sama setelahnya. Pikirkan pula cara-cara yang bisa Anda lakukan untuk menyampaikan intensi tersebut.
    • Pikirkan kata-kata dengan baik. Jangan hanya berkata, “tidak”! Alih-alih, cobalah menjelaskan intensi Anda dengan tutur yang sopan dan dewasa.
    • Pilih kata-kata dengan bijaksana. Jika ingin terlebih dahulu berlatih di depan kaca atau kerabat terdekat, jangan ragu melakukannya. Pastikan pesan yang Anda sampaikan terdengar jelas, sopan, dan dapat dengan mudah dipahami oleh orang yang mendengarkannya.
    • Bersedialah menyesuaikan diri dengan reaksinya. Jangan sampai Anda terlihat seperti sedang membaca naskah! Berlatihlah dengan berbagai skenario yang berbeda agar respons Anda terdengar lebih alamiah.
  2. Manusia memiliki kecenderungan untuk menunda tanggung jawab yang tidak tidak menarik atau menyenangkan. Namun, pahamilah bahwa penundaan Anda justru akan memperburuk situasinya, terutama jika Anda benar-benar yakin ingin mengakhiri hubungan dengan orang tersebut. Semakin lama Anda menundanya, semakin besar pula kemungkinannya untuk berpikir bahwa hubungan Anda berdua berjalan dengan baik. Akibatnya, dia akan lebih terkejut dan tersakiti saat mendengar penolakan Anda. [1] [2]
    • Cari waktu yang tepat. Misalnya, jangan menolak seseorang tepat pada hari ulang tahunnya atau sebelum dia melakukan wawancara kerja. Namun, jangan pula terus-menerus mencari waktu yang “paling tepat” karena waktu tersebut tidak akan pernah datang.
    • Jika ingin memutuskan hubungan dengan pasangan jangka panjang Anda, cobalah membaca artikel wikiHow yang berjudul Cara Memutuskan Hubungan atau Cara Memutuskan Hubungan dengan Pria secara Baik-Baik untuk menemukan kiat-kiat yang lebih relevan.
  3. Sebesar apa pun godaan untuk menyampaikan penolakan melalui pesan teks, surel, telepon, dsb., pahamilah bahwa sebuah berita buruk lebih baik disampaikan secara langsung. Langkah ini terutama patut dilakukan jika Anda berencana untuk menolak seseorang yang sudah berteman baik dengan Anda. Tunjukkan penghargaan dan kedewasaan Anda!
    • Dengan melakukannya, Anda dapat seketika melihat reaksinya, entah itu terkejut, marah, atau bahkan lega. Alhasil, Anda pun bisa menyesuaikan respons dengan apa pun reaksinya saat itu. [3]
    • Cari lokasi yang tenang dan privat (atau setidaknya tidak terlalu ramai). Ingat, tidak ada seorang pun yang bersedia ditolak di depan umum. Menolak seseorang di tempat yang berisik juga tidak bijaksana karena berpotensi membuat orang tersebut kesulitan mendengarkan kata-kata Anda. Jika enggan mengobrol berdua dengannya, setidaknya pilih tempat umum yang tidak terlalu ramai seperti restoran, mal, dsb.
  4. Ketika waktunya tiba, jangan langsung melompat ke topik tersebut tanpa jembatan apa pun!
    • Buat dia lebih relaks dengan mengajaknya berbincang-bincang santai, tetapi jangan pula melakukannya secara berlebihan. Ingat, Anda harus bisa menjembatani percakapan yang santai dan serius tanpa terdengar canggung atau memaksa.
    • Cobalah menjembatani percakapan dengan kalimat pembuka penolakan yang lazim seperti, “Aku senang sekali lho , bisa berteman sama kamu, tapi ..."; “Sejujurnya, aku sudah memikirkan ini sejak lama, dan …”; atau “Aku senang kita sudah mencoba, tapi …”.
  5. Sampaikan alasan di balik penolakan Anda dengan jujur! Jangan berpura-pura sudah memiliki pacar, menjalin hubungan dengan mantan kekasih, atau memutuskan untuk mengikuti pendidikan militer. Jika ketahuan, kebohongan Anda justru akan membuat situasi di antara Anda berdua semakin menyulitkan. [4]
    • Berikan alasan yang jujur dan akurat, tetapi jangan menyalahkannya. Berfokuslah pada ujaran “Aku” yang mampu mengekspresikan kebutuhan, perasaan, dan perspektif personal Anda. Kalimat penolakan seperti, “Masalahnya ada di aku, bukan kamu” memang terdengar klise, tetapi sejatinya merupakan strategi yang sangat ampuh jika diterapkan dengan benar. [5]
    • Alih-alih, “Aku nggak bisa berpacaran dengan orang yang hidupnya berantakan;” cobalah berkata, “Aku ingin hidupku lebih rapi, jelas, dan terstruktur."
    • Sampaikan bahwa ada karakter Anda yang rentan bentrok dengan karakternya sehingga berpotensi membuat hubungan Anda berdua tidak berhasil.
  6. Jangan hanya menyampaikan alasan, mengucapkan selamat tinggal, lalu meninggalkannya tanpa kejelasan. Pastikan dia benar-benar memahami penolakan Anda berikut alasan di baliknya, dan memberikan responsnya.
    • Jika Anda tidak memberikannya ruang untuk terlibat, sejatinya dia akan lebih mudah merasa masih memiliki harapan di kemudian hari.
    • Tunjukkan simpati dan izinkan dia mengekspresikan kekecewaan, kesedihan, dan rasa frustrasinya. Namun, pastikan Anda tidak menoleransi kekerasan verbal atau emosional dalam bentuk apa pun!
  7. Hal terburuk yang bisa Anda lakukan adalah menarik kembali penolakan Anda karena merasa kasihan dan tidak ingin menyakiti orang tersebut. Jangan memulai sesuatu yang tidak bisa Anda akhiri!
    • Tunjukkan penyesalan (misalnya dengan meletakkan tangan di bahunya), tetapi jangan pernah mundur! Pastikan Anda tetap menolaknya dengan sopan dan penuh empati. Misalnya, cobalah berkata, “Maaf ya, ini juga susah untukku, tapi aku yakin ini adalah jalan yang terbaik untuk kita berdua."
    • Jangan izinkan dia menunjuk kecacatan atau kesalahan di dalam penjelasan Anda, menjanjikan perubahan jika Anda bersedia mempertimbangkan kembali, atau menuduh pemahaman Anda salah. Ingat, Anda tidak sedang berada di ruang sidang!
    • Jangan memberikan harapan palsu. Jangan mengaku “belum siap” atau hanya ingin berteman dengannya saat ini (meski Anda benar-benar menginginkannya, jangan mengucapkannya pada tahap ini). Ambiguitas dan keragu-raguan dapat dengan mudah dia artikan sebagai kesempatan. [6]
  8. Dengan kata lain, sampaikan penolakan dengan sopan dan ucapkan terima kasih karena sudah diberikan kesempatan untuk mengenalnya. Tegaskan bahwa sosok sebaik dirinya pasti akan menemukan orang yang lebih hebat daripada Anda di kemudian hari. Sampaikan pula harapan Anda untuk kesuksesan dan kebahagiaannya di masa yang akan datang.
  9. Ingin tetap berteman dengannya pascapenolakan tersebut? Jika iya, sampaikan betapa Anda menghargai pertemanan tersebut, tetapi jangan menggunakan alasan tersebut untuk menolaknya. Kemungkinan besar, jawaban tersebut tidak akan terasa memuaskan, terutama untuk orang yang sudah siap mengorbankan hubungan pertemanannya.
    • Jelaskan mengapa hal-hal yang terasa menyenangkan di dalam hubungan pertemanan belum tentu demikian di dalam hubungan romantis. Misalnya, cobalah berkata, “Kamu itu orangnya sangat spontan dan menyenangkan, makanya aku selalu mencari kamu kalau ingin kabur sebentar dari masalah-masalah hidupku. Tapi , kamu tahu kan, kalau aku sebenarnya sangat mengutamakan struktur dan konsistensi. Itulah kenapa aku pun butuh pasangan yang punya karakter serupa."
    • Bersiaplah menghadapi situasi yang canggung. Percayalah, situasi di antara Anda berdua pasti akan terasa canggung dan kurang nyaman, terutama jika Anda menolaknya. Jangan membuatnya merasa bersalah dengan berkata, “Wah, kok jadi canggung begini,ya?" Alih-alih, berterima kasihlah karena teman Anda sudah berani menyampaikan perasaannya dengan jujur dan terbuka.
    • Terimalah kenyataan bahwa hubungan pertemanan Anda berdua mungkin akan berakhir. Kemungkinan, orang yang Anda tolak akan memutuskan bahwa itu adalah jalan yang terbaik. Apa pun preferensi Anda, sejatinya tidak ada yang bisa dilakukan untuk mengubah keputusannya. Oleh karena itu, cobalah berkata, “Aku benar-benar ingin tetap berteman denganmu, tapi aku tahu kamu pasti butuh waktu untuk memikirkannya. Hubungi aku lagi ya, kapan pun kamu siap!"
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Menolak Orang yang Baru Dikenal

PDF download Unduh PDF
  1. Jika orang tersebut baru saja Anda kenal, kemungkinan besar Anda akan tergoda untuk mengarang alasan demi menghindari kemungkinan berkencan dengannya. Toh, kemungkinan Anda tidak akan bertemu dengannya lagi, bukan? Jika kemungkinan Anda untuk bertemu kembali dengannya sangat kecil, mengapa tidak mencoba berkata jujur? Meski situasi akan terasa sedikit canggung, setidaknya perasaan Anda berdua akan jauh lebih lega setelahnya.
    • Misalnya, Anda bisa berkata, “Senang bisa mengobrol denganmu, tapi aku tidak berpikiran untuk melanjutkan hubungan ke arah yang lebih jauh. Maaf, ya."
  2. Dalam situasi semacam ini, Anda tidak memiliki waktu terlalu banyak untuk menyiapkan penolakan. Oleh karena itu, jangan repot-repot memikirkan alasan yang panjang. Alih-alih, cukup berikan penjelasan yang lugas, singkat, dan jelas mengenai alasan di balik penolakan Anda.
    • Berfokuslah pada ujaran “Aku”. Dengan kata lain, tegaskan mengapa Anda kurang cocok untuk orang sepertinya. Misalnya, “Maaf, tapi aku nggak suka [melakukan olahraga ekstrem/melancong/main poker daring], jadi sepertinya kita memang nggak cocok."
  3. Bersikaplah selayaknya orang dewasa! Meski memberikan nomor yang palsu berpotensi mengurangi kecanggungan di kemudian hari, melakukannya justru akan lebih menyakiti orang tersebut. Jika ingin mengakhiri segalanya dengan baik, setidaknya tetaplah menunjukkan citra yang positif meski Anda tidak lagi berhubungan dengannya. [7]
    • Berusahalah menyampaikan penolakan Anda dengan jujur dan lugas terlebih dahulu. Dengan kata lain, tahan keinginan Anda untuk menggunakan trik klasik seperti mengaku sudah memiliki pacar.
  4. Meski ingin mencairkan kecanggungan, jangan bertindak terlalu jauh dengan mengajaknya bercanda, mengutip kata-kata dari film, dsb. Kemungkinan besar, dia justru akan merasa dipermalukan karenanya. Jangan memosisikan diri sebagai pihak yang berengsek! [8]
    • Jangan melontarkan kalimat atau lelucon yang sarkastis. Hati-hati, dia bisa tersinggung jika mendengar Anda berkata, “Ah, mana mungkin sih orang seperti kamu mau berkencan sama orang sepertiku " dengan nada suara yang tinggi, terdengar palsu, dan diakhiri dengan senyuman. Dalam situasi normal, mungkin dia akan tertawa bersama Anda. Namun, kemungkinan besar, dia tidak akan bisa melakukannya pada situasi semacam ini
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Menolak Orang yang Menyulitkan

PDF download Unduh PDF
  1. Jika orang tersebut tidak juga menangkap sinyal penolakan Anda, tidak mau menerima penolakan Anda, atau bahkan tidak mau pergi dari sisi Anda, kemungkinan besar Anda perlu bersikap lebih ekstrem untuk mengakhiri hubungan dengan cepat dan aman.
    • "Maaf, aku nggak tertarik menjalani hubungan lebih jauh sama kamu. Semoga sukses di kehidupanmu berikutnya, ya. Selamat tinggal!"
  2. Tidak pandai berbohong? Jika iya, jangan mencobanya.
    • Jika perlu, berbohonglah sedikit. Ingat, kebohongan kecil akan lebih mudah disampaikan daripada kebohongan besar.
    • Jika perlu, berbohonglah dan sampaikan bahwa nomor ponsel Anda sudah berubah atau Anda baru saja memiliki pacar baru. Atau, berfokuslah untuk menyampaikan ujaran “Aku” seperti “Aku baru saja putus cinta dengan pacarku setelah kami berhubungan selama bertahun-tahun;” “Aku nggak bisa berpacaran dengan orang yang berbeda agama/ras;” atau “Kamu terlalu mirip sama kakak/adikku.” [9]
  3. Dalam situasi seperti ini, seharusnya Anda cukup menyampaikan penolakan lewat surel atau pesan teks, terutama jika dia berpotensi menyikapinya dengan agresif. Jangan ragu menciptakan jarak yang diperlukan sebelum menyampaikan penolakan Anda. [10]
  4. Beberapa orang hanya akan mengerti setelah mendengar penolakan yang benar-benar lugas, jelas, dan tidak ambigu. Oleh karena itu, jangan meninggalkannya tanpa kejelasan! Berusahalah semampu Anda untuk mengekspresikan penolakan dengan gamblang tetapi tetap sopan.
    • Jangan mengabaikan pesan teks, telepon, atau surelnya jika Anda belum benar-benar memberikan penolakan yang lugas dan jelas. Setelah intensi Anda sudah tersampaikan dengan baik, barulah Anda boleh mengabaikannya atau bahkan mengajukan komplain ke pihak berwajib.
    • Merasa hidup Anda terancam atau tidak aman? Segeralah menghubungi pihak berwajib dan mencari bantuan yang diperlukan! Hati-hati, beberapa orang terlampau sulit menerima penolakan sehingga berpotensi melakukan tindakan yang negatif setelahnya.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 5.867 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan