Unduh PDF Unduh PDF

Balada adalah puisi atau lagu yang menceritakan kisah. Karya ini memiliki alur, karakter, dan lengkung naratif. Anda mungkin harus menulis balada sebagai tugas atau tantangan menulis yang menarik. Awali dengan mencari ide. Setelah itu, buat draf balada dengan plot yang kuat, serta rima dan repetisi. Anda bisa memoles balad dan mencocokkannya dengan musik agar karya bisa dibagikan kepada orang lain.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Mencari Ide

Unduh PDF
  1. Balada juga dapat merupakan penggambaran “berlebihan” atau bentuk fiksi dari kejadian berkesan yang Anda pernah alami. Mungkin Anda memiliki cerita atau pengalaman lucu saat remaja, atau cerita keluarga yang Anda ingin sampaikan kembali dari sudut pandang Anda.
    • Sebagai contoh, Anda bisa menulis balada tentang hantu yang menghantui anggota keluarga, atau saat Anda pergi dari rumah diam-diam untuk menemui seseorang di masa remaja.
  2. Beberapa karya balada berfokus pada kejadian-kejadian besar di berita atau media. Baca berita-berita di internet atau telusuri tajuk-tajuk di koran daerah. Cari kejadian atau peristiwa yang terlihat menarik atau “unik”, dan gunakan kejadian atau peristiwa tersebut sebagai materi sumber balada. [1]
    • Sebagai contoh, Anda mungkin menemukan berita mengenai wanita muda yang menjalani sidang pengadilan karena membunuh ayahnya sebagai bentuk pertahanan diri. Anda juga mungkin menemukan kisah mengenai pengungsi di kamp pengungsian yang berusaha membangun kehidupan yang lebih baik.
  3. Anda bisa membaca balada dalam bentuk puisi dan lagu. Cari contoh balada dari internet atau kunjungi perpustakaan untuk menemukan teks-teks balada. Anda juga bisa mencari balada dalam bentuk rekaman lagu dari internet atau toko musik terdekat. Berikut adalah contoh-contoh balada yang Anda bisa baca: [2]
    • Perempuan yang Tergusur karya W. S. Rendra
    • Jante Arkidam karya Ajip Rosidi
    • Dongeng Marsinah karya Sapardi Djoko Damono
    • Merona karya Fleur! (lagu)
    • Balada Cendrawasih karya Geronimo Delapan (lagu)
    • Kisah dari Selatan Jakarta karya White Shoes & The Couples Company (lagu)
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Membuat Draf Balada

Unduh PDF
  1. Sebagian besar balada dibentuk dari empat stanza dengan empat baris. Dua baris pertama akan berima, sementara baris ketiganya tidak sehingga membentuk pola rima AABC. Anda juga bisa mencoba merimakan baris kedua dengan baris keempat, dan membebaskan baris ketiga untuk membentuk pola rima ABXB. [3]
    • Anda juga bisa menulis stanza delapan baris jika mau dan ingin membuat sendiri pola rima balada. Biasanya, balada-balada modern memiliki stanza yang lebih panjang dan pola rima yang lebih bebas.
  2. Baris pertama balada merupakan elemen yang penting karena dapat menarik perhatian para pembaca pada cerita. Perkenalkan karakter utama pada baris pertama tersebut. [4]
    • Sebagai contoh, dalam lagu Bimbi milik Titiek Puspa, baris pertama balada memperkenalkan karakter utama dalam cerita: “Bimbi nama seorang gadis.” [5]
    • Dalam lagu Lagu Angin ( Kaze no Uta ) yang menjadi lagu penutup anime Hunter X Hunter , karakter utama dalam cerita (“kau”) diperkenalkan melalui pertanyaan: “Apa kau dengar/Suara angin yang berembus/Di muka bumi”. [6]
  3. Gunakan satu atau (maksimal) dua karakter utama, serta satu atau dua karakter minor jika memang perlu. Balada harus berfokus pada detail kunci dari satu cerita dengan satu “set” kecil karakter, bukan beberapa karakter utama dan plot dalam satu karya. [7]
    • Sebagai contoh, dalam lagu Berita kepada Kawan milik Ebiet G. Ade, terdapat dua karakter utama, yaitu “aku” dan “engkau”. Karakter-karakter minor seperti gembala kecil dan orang tuanya pun disebutkan dalam lirik.
    • Dalam lagu Joss milik Abdul, terdapat dua karakter utama yang disebutkan, yaitu “aku” dan “Josephina” atau “Joss”.
  4. Dalam karya-karya balada tipikal, refrein merupakan baris ketiga atau keempat dalam stanza yang diulangi di sepanjang karya. Refrein harus relevan dengan seluruh elemen balada dan memuat citraan yang kuat agar melekat di ingatan atau pikiran pembaca/pendengar. [8]
    • Sebagai contoh, dalam lagu Elegi Esok Pagi , refreinnya menggunakan variasi dari baris “Izinkanlah ....”. [9]
    • Dalam lagu Tetap dalam Jiwa milik Isyana Sarasvati, refrein muncul (atau dimulai) di akhir setiap stanza dan memiliki panjang beberapa baris: “Hitam putih berlalu/Janji kita menunggu/Tapi kita ‘tak mampu...”
  5. Ikuti pola rima dalam setiap stanza. Ulangi beberapa kata atau frasa beberapa kali dalam balada. Gunakan diksi sederhana yang deskriptif untuk membangun nuansa ritme dalam puisi. [10]
    • Sebagai contoh, dalam puisi Jante Arkidam karya Ajip Rosidi, narator mengulangi kata-kata seperti “jante” dan “ruji besi”: “Malam berudara tuba/Jante merajai kegelapan/Disibaknya ruji besi pegadean.”
  6. Buatlah karakter-karakter dalam balada berbicara dan apit ucapan mereka dengan tanda kutip. Gunakan dialog yang singkat dan padat. Hanya sebutkan detail yang paling penting mengenai pikiran karakter dalam dialog. [11]
    • Sebagai contoh, dalam puisi Pacar Senja karya Joko Pinurbo, karakter “pacar senja” mengungkapkan kekesalannya kepada senja yang cepat berlalu dalam beberapa stanza: “Mengapa kau tinggalkan aku sebelum sempat kurapikan lagi waktu?/Betapa lekas cium menjadi bekas./Betapa curangnya rindu./Awas, akan kupeluk habis kau esok hari.”
  7. Seperti halnya kisah yang menarik, balada juga harus memiliki awal, tengah, dan akhir, dengan klimaks atau realisasi yang “hebat” di setengah bagian terakhir puisi. Klimaks tersebut merupakan kejadian paling dramatis yang dialami narator atau karakter utama. Bagian ini juga dapat menjadi momen karakter utama menyadari kenyataan situasi yang ia hadapi. [12]
    • Sebagai contoh, dalam puisi Perempuan yang Tergusur karya W. S. Rendra, klimaks muncul pada stanza ketujuh saat narator membuat karakter “kamu” sadar bahwa ia adalah sosok yang terkekang: “Impian dan usaha/Bagai tata rias yang luntur oleh hujan/Mengotori wajahmu/Kamu tidak merdeka/Kamu adalah korban tenung keadaan/Keadilan terletak di seberang highway yang berbahaya/yang tak mungkin kamu seberangi.”
  8. Stanza terakhir dalam balada harus merangkum tema atau gambaran utama karya. Bagian ini harus bisa menyisakan gambaran yang kuat di pikiran pembaca atau merangkum rangkaian kejadian dalam alur cerita. Stanza terakhir juga bisa memuat kejutan atau perubahan situasi yang membuat para pembaca menduga peristiwa-peristiwa yang sebenarnya terjadi. [13]
    • Sebagai contoh, dalam lagu Terlalu Lama Sendiri milik Kunto Aji, balada diakhiri dengan narator yang mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya, terlepas dari sikap “santai”-nya dalam menghadapi kesendirian: “Jauh di lubuk hati/Aku tak ingin sendiri.”
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Memoles Draf Balada

Unduh PDF
  1. Setelah menyelesaikan draf balada, bacakan karya Anda. Dengarkan rima, repetisi, dan ritme dalam balada. Pastikan karya Anda menyampaikan cerita secara jelas dan ringkas. Perhatikan baris yang terdengar aneh atau terlalu panjang. Sesuaikan baris-baris tersebut agar cerita dalam karya mudah diikuti dan dipahami.
    • Anda juga perlu membacakan balada secara lantang untuk mendeteksi kesalahan eja, tata bahasa, atau tanda baca.
  2. Mintalah teman-teman atau anggota keluarga untuk membaca karya Anda. Tanyakan apakah mereka merasa tertarik dengan karya Anda dan bisa mengikutinya dengan mudah. Cari tahu juga apakah balada Anda terdengar berirama dan liris.
    • Buka diri Anda untuk menerima umpan balik membangun dari orang lain karena masukan tersebut dapat memperbaiki karya Anda.
  3. Biasanya, balada dibacakan atau dinyanyikan mengikuti musik. Anda bisa mencocokkan karya Anda dengan musik instrumental yang sudah direkam dan memiliki ritme yang serasi dengan balada. Anda juga bisa memainkan gitar akustik sambil membacakan balada atau mencoba menyanyikannya. [14]
    • Anda juga bisa menggunakan instrumen bersenar lainnya seperti selo, harpa, atau biola untuk mengiringi balada.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 9.273 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan