PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Sebuah cerita misteri yang bagus memiliki tokoh-tokoh memikat, ketegangan yang menarik, dan teka-teki yang membuat Anda terus membacanya. Namun, menulis cerita misteri yang menarik merupakan hal yang rumit, terutama jika Anda belum pernah melakukannya. Dengan persiapan, perencanaan, penyusunan, penyuntingan, dan pengembangan tokoh yang baik, Anda dapat menulis sebuah cerita misteri yang bagus.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Persiapan Menulis

PDF download Unduh PDF
  1. Cerita misteri hampir selalu dimulai dengan sebuah pembunuhan. Pertanyaan utama dalam sebuah kisah misteri adalah siapa pelakunya. Cerita thriller biasanya dimulai dengan suatu hal yang mengarah pada bencana besar, seperti pembunuhan, perampokan bank, ledakan nuklir, dsb. Pertanyaan terbesar dalam sebuah cerita thriller adalah apakah sang tokoh utama dapat mencegah terjadinya permasalahan tersebut atau tidak. [1]
    • Dalam cerita misteri, pembaca Anda tidak tahu siapa pelaku pembunuhan hingga novel berakhir. Cerita misteri berfokus pada tindakan intelektual yang dilakukan guna mengetahui motif suatu tindak kejahatan atau menjawab sebuah teka-teki.
    • Sering kali, cerita misteri dituliskan dalam sudut pandang orang pertama sedangkan cerita thriller dituliskan dalam sudut pandang orang ketiga atau lebih dari satu sudut pandang. Dalam kisah misteri, ritme cerita berjalan lebih lamban selagi sang tokoh utama mencoba memecahkan kasus. Selain itu, jumlah adegan aksi pada cerita misteri tidak sebanyak pada cerita thriller .
    • Dikarenakan cerita misteri sering kali memiliki ritme yang lebih lambat, tokoh-tokoh di dalamnya biasanya memiliki tingkat kedalaman yang lebih baik dibandingkan cerita thriller .
  2. Ada banyak cerita misteri bagus yang dapat dibaca untuk mengetahui bentuk misteri yang dikembangkan dan memiliki plot yang baik. [2]
    • The Woman in White karya Wilkie Collins. Dikarenakan novel misteri abad ke-19 ini awalnya ditulis dalam bentul serial, ceritanya melaju dalam alur yang terukur. Sebagian besar hal-hal standar yang terdapat dalam fiksi kriminal dituliskan oleh Collins dalam novel ini, menjadikannya sebuah perkenalan yang menarik dan instruktif untuk genre misteri.
    • The Big Sleep karya Raymond Chandler. Chandler adalah salah satu penulis terbesar dalam genre misteri dengan kisah-kisah yang memikat mengenai petualangan detektif swasta Philip Marlowe. Marlowe adalah investigator yang keras, sinis, tapi jujur yang terjebak dalam sebuah masalah dengan seorang jenderal, anak perempuannya, dan fotografer yang memerasnya. Cerita karya Chandler terkenal atas dialognya yang tajam, ritmenya yang bagus, dan protagonis yang menarik, Marlowe. [3]
    • The Adventures of Sherlock Holmes karya Sir Arthur Doyle Conan. Salah satu detektif paling terkenal dari genre misteri dan rekannya yang sama terkenalnya, Watson, mereka memecahkan serangkaian misteri dan tindak kejahatan dalam koleksi cerita ini. Sifat Holmes dan Watson yang unik pun turut berpengaruh dalam kisah-kisah mereka. [4]
    • "Nancy Drew" karya Carolyn Keene. Serial ini berlatar di Amerika Serikat. Nancy Drew adalah seorang detektif. Teman dekatnya, Helen Corning, Bess Marvin, dan George Fayne muncul dalam beberapa kisahnya. Nancy adalah anak perempuan Carson Drew, pengacara paling terkenal di River Heights, tempat mereka tinggal.
    • "Hardy Boys" karya Franklin W. Dixon. Mirip dengan Nancy Drew, kisah ini berpusat pada kakak-beradik Frank dan Joe Hardy, sepasang detektif berbakat yang merupakan anak dari seorang detektif yang sangat terkenal. Terkadang, mereka membantu memecahkan kasus-kasus ayah mereka.
    • A Crime in the Neighborhood karya Suzanne Berne. Novel misteri baru yang satu ini berlatar daerah suburban Washington pada tahun 1970-an. Kisahnya berpusat pada sebuah kasus di wilayah tersebut: pembunuhan seorang anak laki-laki. Berne menyatukan sebuah kisah remaja dengan misteri kematian seorang anak pada wilayah suburban yang biasa-biasa saja, dan dengan sukses, dia berhasil menyajikan kisahnya dengan sangat menarik. [5]
  3. Amati bagaimana penulis memperkenalkan dan menggambarkan tokoh utama.
    • Sebagai contoh, dalam The Big Sleep , narator orang pertama yang Chandler tuliskan menjabarkan dirinya sendiri melalui pakaian yang ia kenakan pada halaman pertama: “Aku mengenakan jas biru, kemeja biru gelap, dasi dan sapu tangan di saku, sepatu hitam, dan kaus kaki wol hitam dengan pola jam biru gelap di permukaannya. Aku tampil rapi, bersih, bercukur dan tenang, dan aku tidak peduli siapa yang mengetahuinya. Aku adalah contoh teladan untuk setiap detektif swasta yang ingin berpenampilan baik.” [6]
    • Dengan rangkaian kalimat pembuka tersebut, Chandler menuliskan keunikan sang narator melalui caranya mendeskripsikan dirinya, pakaiannya, dan pekerjaannya (detektif swasta).
  4. Amati cara penulis meletakkan kisahnya dalam latar tersebut.
    • Sebagai contoh, dalam paragraf kedua pada halaman pertama dari The Big Sleep , Marlowe menempatkan pembaca dalam sebuah latar: “Ruang masuk utama kediaman keluarga Sternwood menjulang setinggi dua lantai.”
    • Kini, pembaca mengetahui bahwa Marlowe berada di depan rumah keluarga Sternwood, bahwa rumah mereka besar, dan bahwa kemungkinan besar mereka adalah orang kaya.
  5. Kasus apa yang harus dipecahkan atau dihadapi oleh tokoh utama? Pembunuhan, orang hilang, atau bunuh diri yang mencurigakan?
    • Dalam The Big Sleep , Marlowe dipekerjakan oleh Jenderal Sternwood untuk “mengurus” seorang fotografer yang memeras sang jenderal dengan memanfaatkan foto-foto skandal anak perempuannya.
  6. Sebuah kisah misteri yang bagus akan membuat pembaca terpikat dengan mempersulit misi sang tokoh utama untuk memecahkan kasus dengan berbagai permasalahan atau rintangan.
    • Dalam The Big Sleep , Chandler mempersulit tugas Marlowe dengan membuat sang fotografer terbunuh dalam bab-bab awal, diikuti oleh tindakan bunuh diri mencurigakan yang dilakukan pembantu sang jenderal. Dengan demikian, Chandler membuat sebuah kisah dengan dua kasus yang harus dipecahkan Marlowe.
  7. Pikirkan pemecahan misteri pada akhir cerita. Pemecahan sebuah misteri tidak boleh tampak terlalu jelas atau dipaksakan, serta tidak boleh terlalu mustahil dan tidak terpikirkan.
    • Pemecahan sebuah misteri harus terasa mengejutkan tanpa membingungkan pembaca. Salah satu keuntungan kisah misteri adalah Anda dapat mengatur ritmenya untuk membuat pemecahannya muncul perlahan-lahan alih-alih sekaligus.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mengembangkan Tokoh Utama dan Menyusun Kerangka Cerita

PDF download Unduh PDF
  1. Tokoh utama Anda bisa merupakan orang biasa atau saksi atas sebuah kejahatan yang tertarik ke dalam pemecahan misteri. Susunlah rincian tertentu untuk tokoh utama Anda, di antaranya: [7] [8]
    • Ukuran dan bentuk tubuh, warna mata dan rambut, dan sifat-sifat fisik lainnya. Sebagai contoh, Anda dapat memiliki tokoh utama seorang perempuan berambut gelap, berkacamata, dan bermata hijau. Atau, Anda bisa membuat seorang tokoh detektif pada umumnya: tinggi dengan rambut rapi dan dagu kasar berjanggut.
    • Pakaian tokoh Anda tidak hanya akan menciptakan gambaran mendetail untuk pembaca, akan tetapi juga mengindikasikan latar waktu kisah. Sebagai contoh, apabila tokoh utama Anda mengenakan baju zirah dan helm dengan lambang ksatria, pembaca akan menyadari cerita Anda berlatar abad pertengahan. Apabila tokoh utama mengenakan jaket, jins, dan tas punggung, pembaca akan menyadari bahwa kisah tersebut berlatar dunia modern.
    • Jadikan tokoh utama Anda unik. Sangatlah penting untuk menciptakan tokoh utama yang mencolok untuk pembaca dan menarik untuk diikuti sepanjang cerita atau novel. Pikirkan apa yang disukai dan tidak disukai tokoh utama. Mungkin detektif perempuan Anda merupakan sosok yang pemalu dan canggung pada pesta, dan memiliki kesukaan rahasia terhadap reptil. Atau mungkin detektif Anda adalah orang yang rendah diri dan tidak merasa dirinya kuat atau cerdas. Fokuskan pada hal-hal detail yang akan membantu menciptakan tokoh utama yang unik dan jangan ragu-ragu untuk mengambil hal-hal yang Anda sukai dari sekitar. [9]
  2. Tempatkan cerita pada latar yang Anda ketahui dengan baik seperti kota kelahiran atau sekolah Anda. Atau, lakukan riset untuk latar yang tidak Anda kenali dengan baik seperti California tahun 70-an atau Britain tahun 40-an. Apabila Anda menggunakan latar yang belum Anda kunjungi secara langsung, fokuskan pada hal-hal spesifik seperti sebuah rumah suburban di California tahun 70-an atau asrama di Britain tahun 40-an.
    • Apabila Anda memutuskan untuk membuat kisah yang berlatar pada suatu periode waktu atau lokasi yang belum Anda kenali, lakukan riset melalui perpustakaan lokal, internet, atau wawancara dengan para ahli. Lakukan riset dan wawancara secara spesifik agar Anda memperoleh seluruh rincian latar dengan benar.
  3. Tidak semua misteri harus merupakan peristiwa pembunuhan atau kasus besar. Namun, semakin besar tindak kejahatan yang terjadi, semakin besar pula pertaruhan dalam suatu cerita. Pertaruhan yang tinggi merupakan hal yang penting untuk membuat pembaca Anda merasa tertarik dan memberi mereka alasan untuk terus membaca. Sumber-sumber misteri yang memungkinkan antara lain: [10]
    • Sebuah benda yang dicuri dari tokoh utama atau seseorang lain yang dekat dengan tokoh utama.
    • Seseorang yang dekat dengan tokoh utama menghilang.
    • Tokoh utama menerima ancaman atau pesan yang mencurigakan.
    • Tokoh utama menyaksikan sebuah tindak kejahatan.
    • Tokoh utama diminta untuk membantu memecahkan sebuah kasus.
    • Tokoh utama mendapati sebuah misteri.
    • Anda juga bisa menggabungkan beberapa skenario di atas untuk menciptakan misteri yang berlapis-lapis. Sebagai contoh, sebuah barang dicuri dari tokoh utama, seseorang yang dekat dengannya menghilang, lalu dia menyaksikan sebuah kasus sehingga diminta untuk membantu memecahkannya.
  4. Bangun ketegangan dalam cerita dengan membuat tokoh utama Anda mengalami kesulitan untuk memecahkan teka-teka atau misteri tersebut. Anda dapat menggunakan berbagai rintangan seperti orang lain, pelaku, petunjuk palsu, petunjuk yang menyesatkan, atau kasus lainnya. [11]
    • Buatlah daftar kemungkinan tersangka yang akan dijumpai oleh tokoh utama sepanjang cerita. Anda dapat menggunakan lebih dari satu tersangka untuk mengarahkan sang detektif dan/atau pembaca ke jalan yang salah guna membangun ketegangan dan menghasilkan kejutan. [12]
    • Buatlah daftar petunjuk. Masukkan pengalih perhatian, atau petunjuk palsu yang menyesatkan. Cerita Anda akan menjadi lebih kuat apabila Anda memasukkan beberapa petunjuk palsu di dalamnya. Sebagai contoh, tokoh utama akan menemukan berbagai petunjuk yang mengarah ke seorang tersangka, tapi kemudian ia mendapati bahwa petunjuk tersebut sebenarnya terikat ke pelaku lainnya. Atau, sang detektif akan menemukan sebuah petunjuk tanpa menyadari bahwa petunjuk tersebut merupakan kunci untuk memecahkan seluruh misteri yang dihadapinya. [13]
  5. Bagian menggantung merupakan sebuah momen, biasanya di akhir suatu adegan, yang menempatkan tokoh utama dalam sebuah situasi yang menjebak atau berbahaya. Bagian menggantung merupakan hal penting dalam sebuah kisah misteri karena dapat membuat pembaca semakin tertarik dan mendorong cerita melaju lebih jauh. Contoh dari bagian menggantung adalah: [14]
    • Tokoh utama menyelidiki suatu kemungkinan petunjuk seorang diri dan berhadapan dengan sang pembunuh.
    • Tokoh utama mulai meragukan kemampuannya dan membuat dirinya lengah, sehingga sang pembunuh dapat melakukan tindak kejahatannya lagi.
    • Tidak ada yang memercayai sang tokoh utama sehingga dia harus mencoba memecahkan kasus seorang diri sampai-sampai dia diculik.
    • Tokoh utama terluka dan terjebak di suatu tempat berbahaya.
    • Tokoh utama akan kehilangan sebuah petunjuk yang penting apabila dia tidak bisa melarikan diri dari suatu lokasi atau situasi tertentu.
  6. Tutup kisah Anda dengan sebuah solusi atas teka-teki. Pada akhir kisah misteri, tokoh utama memiliki sebuah perubahan positif atau perubahan dalam cara pandangnya. Contoh-contoh penyelesaian cerita antara lain: [15]
    • Tokoh utama menyelamatkan seseorang yang dekat dengannya atau seseorang lain yang terjebak dalam misteri yang ada.
    • Tokoh utama menyelamatkan dirinya sendiri dan berubah karena keberanian atau kecerdasannya.
    • Tokoh utama membongkar sang antagonis atau sebuah organisasi jahat.
    • Tokoh utama mengungkap sang pembunuh atau orang yang bertanggungjawab atas kejahatan yang telah terjadi.
  7. Kini, setelah Anda memperoleh seluruh aspek dari cerita Anda, buatlah kerangka plot yang jelas. Penyusunan tahap-tahap pemecahan misteri adalah hal yang penting untuk dilakukan sebelum Anda duduk dan menulis cerita karena, dengan demikian, Anda akan memastikan tidak ada hal-hal yang terlewatkan. Kerangka yang Anda buat harus mengikuti kronologis kejadian atau poin-poin plot yang akan terjadi di dalam cerita. Kerangka tersebut harus meliputi: [16]
    • Pengenalan tokoh utama dan latar.
    • Insiden atau kejahatan yang memicu cerita.
    • Panggilan menuju petualangan: sang tokoh utama dilibatkan dalam memecahkan kasus.
    • Konflik dan permasalahan: tokoh utama menemukan petunjuk, bertemu dengan para tersangka, dan berusaha bertahan hidup selagi dia mengejar kebenaran. Orang-orang terdekatnya mungkin diculik sebagai ancaman terhadapnya.
    • Cobaan: tokoh utama menduga bahwa dia telah menemukan petunjuk kunci atau tersangka utama, dan dia menyangka bahwa kasus telah terpecahkan. Ini adalah resolusi palsu, dan merupakan cara bagus untuk mengejutkan pembaca saat sang tokoh utama menyadari bahwa dia salah.
    • Kemunduran besar: segalanya tampak buruk untuk sang tokoh utama. Dia menemukan petunjuk atau tersangka yang salah, seseorang lain telah terbunuh atau terluka, dan rekan-rekannya meninggalkannya. Kemunduran besar akan meningkatkan ketegangan dalam cerita dan membuat pembaca terus menebak-nebak.
    • Pengungkapan: sang tokoh utama mengumpulkan seluruh pihak yang terkait, menjabarkan petunjuk-petunjuk yang ada, menjelaskan tanda-tanda yang menyesatkan, dan mengungkapkan siapa sebenarnya sang pembunuh atau pelaku utamanya.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menulis Cerita

PDF download Unduh PDF
  1. Salah satu cara terbaik untuk menciptakan suatu latar atau atmosfer adalah dengan berfokus pada kelima indra: pandangan, pendengaran, penciuman, sentuhan, dan pengecapan. Penjabaran pengindraan juga dapat menciptakan sebuah kisah latar untuk tokoh Anda. Sebagai contoh, alih-alih memberitahu pembaca bahwa sang tokoh baru saja sarapan dengan serealia, Anda dapat menggunakan indra sang tokoh untuk menjabarkan sisa-sisa rasa serealia di lidahnya. Atau, dia dapat mencium bau serealia yang tumpah ke tangannya. [17]
    • Pikirkan apa yang mungkin dilihat oleh tokoh utama Anda pada latar tertentu. Sebagai contoh, apabila tokoh Anda tinggal di sebuah tempat yang mirip dengan rumah Anda di suatu kota kecil, Anda dapat menjabarkan kamar tidurnya atau perjalanannya ke sekolah. Apabila Anda menggunakan latar sejarah yang spesifik seperti kota California pada tahun 70-an, Anda dapat menjabarkan tokoh Anda berdiri di sudut jalan dan memandangi arsitektur yang unik atau mobil-mobil yang berlalu-lalang.
    • Bayangkan apa yang tokoh utama Anda akan dengar pada latar tertentu. Sang tokoh mungkin dapat mendengar burung-burung berkicau atau penyemprot otomatis menyirami halaman berumput dalam perjalanannya ke sekolah. Sang detektif mungkin bisa mendengar suara mobil-mobil yang meraung atau debur gelombang lautan.
    • Gambarkan apa yang dapat dicium oleh tokoh utama Anda. Kala terbangun, dia mungkin mencium bau kopi yang sedang dibuat oleh orang tuanya di dapur. Dia mungkin bisa mencium aroma kota yang meliputi sampah busuk dan bau badan.
    • Jabarkan apa yang dirasakan oleh tokoh Anda. Angin, rasa sakit yang menusuk, sesuatu yang menyetrum, atau tengkuk yang merinding. Fokuskan pada reaksi tubuh tokoh Anda terhadap suatu rasa.
    • Bayangkan kecapan sang tokoh utama. Dia mungkin masih bisa mengecap sereal yang dia makan untuk sarapan di mulutnya atau minuman dari malam sebelumnya.
  2. Hindari paragraf-paragraf deskripsi latar atau tokoh yang terlalu panjang, terutama pada halaman-halaman awal. Ikat pembaca Anda dengan langsung memulai pada aksi dengan sang tokoh utama yang berpikir dan bergerak. [18]
    • Cobalah menulis penjabaran dan paragraf yang ringkas. Sebagian besar pembaca akan terus membaca cerita misteri yang bagus karena mereka tertarik pada tokoh utama dan ingin melihatnya berhasil. Tuliskan kisah dengan singkat tapi spesifik saat menjabarkan tokoh utama dan cara pandangnya terhadap dunia.
    • Sebagai contoh, The Big Sleep karya Chandelier dimulai dengan menempatkan pembaca pada sebuah latar dan menjabarkan perspektif sang tokoh utama. “Pada pagi hari sekitar pukul sebelas, di pertengahan Oktober, dengan langit yang kelabu dan hujan yang sepertinya akan turun di kaki pegunungan, aku mengenakan jas biru, kemeja biru gelap, dasi dan sapu tangan di saku, sepatu hitam, dan kaus kaki wol hitam dengan pola jam biru gelap di permukaannya. Aku tampil rapi, bersih, bercukur dan tenang, dan aku tidak peduli siapa yang mengetahuinya. Aku adalah contoh teladan untuk setiap detektif swasta yang ingin berpenampilan baik. Empat juta dolar sedang kukejar.” [19]
    • Dengan permulaan seperti ini, cerita dimulai dengan aksi, pada suatu waktu, tanggal, dan deskripsi latar yang spesifik. Kemudian, fisik dan pekerjaan sang tokoh utama dijabarkan. Bagian tersebut berakhir dengan motivasi sang tokoh: empat juta dolar. Dalam empat kalimat, Chandler telah menuliskan banyak detail penting sang tokoh, latar, dan kisahnya.
  3. Apabila Anda berkata pada pembaca, “detektif itu keren”, pembaca harus menerima kata-kata Anda untuk mengikuti cerita. Namun, apabila Anda menunjukkan pada pembaca bahwa sang detektif adalah sosok yang keren dengan menjabarkan pakaiannya dan caranya berjalan memasuki ruangan, pembaca dapat melihat betapa keren sang tokoh tersebut. Dampak dari menunjukkan kepada pembaca beberapa detail tertentu akan jauh lebih kuat alih-alih suatu penuturan belaka. [20]
    • Pikirkan bagaimana Anda akan bereaksi dalam suatu situasi apabila Anda sedang marah atau takut. Buatlah tokoh Anda bereaksi dalam suatu cara yang menggambarkan rasa marah atau takut tanpa memberitahu pembaca mengenai emosinya. Sebagai contoh, alih-alih menuturkan “Stephanie merasa kesal,” Anda dapat menulis: “Stephanie menghantamkan gelasnya ke meja dengan begitu keras sampai-sampai piringnya bergetar. Dia melotot pada pria di hadapannya dan mulai meremas serbet putih tipis dengan jemarinya.”
    • Prinsip ini juga dapat berfungsi dengan baik untuk penjabaran latar. Sebagai contoh, dalam The Big Sleep , alih-alih memberitahu pembaca bahwa keluarga Sternwoods merupakan orang kaya, Chandler menjabarkan detail-detail rumah mereka yang mewah: “Ada pintu Perancis di belakang aula, dan di baliknya terdapat rerumputan hijau cemerlang yang mengarah ke sebuah garasi putih, dan di depannya, seorang pembantu dengan bingkap hitam mengilap sedang membersihkan sebuah mobil konvertibel Packard. Di balik garasi tersebut terdapat beberapa pohon dekorasi yang dipangkas sama saksamanya dengan bulu seekor anjing pudel. Di belakangnya, terdapat sebuah rumah kaca besar dengan atap berkubah. Setelahnya terdapat lebih banyak lagi pohon, dan di baliknya adalah garis kaki pegunungan yang solid, berundak, nan indah.”
  4. Saat menciptakan sebuah misteri, sangatlah penting untuk membuat pemecahannya tidak terasa mendadak atau mengada-ada. Tulislah dengan adil, arahkan pembaca ke sebuah kejutan, bukan rasa bingung. Petunjuk yang terdapat dalam cerita harus mengarah pada sebuah solusi secara logis dan jelas meski terdapat banyak petunjuk palsu. Pembaca Anda akan menikmati akhir kisah apabila Anda membuat mereka berpikir, “Jawabannya sangat jelas, aku seharusnya menyadarinya!” [21]
  5. Setelah draf pertama dari kisah misteri Anda selesai, baca lagi halaman-halamannya dan periksa aspek-aspek kuncinya, di antaranya: [22]
    • Plot. Pastikan cerita Anda mengikuti kerangka yang telah ditulis dan memiliki permulaan, pertengahan, dan akhir yang jelas. Anda juga harus memastikan tokoh utama Anda mengalami perubahan di akhir cerita.
    • Penokohan. Apakah tokoh-tokoh Anda, termasuk tokoh utama, memiliki keunikan masing-masing? Apakah mereka terdengar dan bertindak mirip satu sama lain? Apakah mereka tampak orisinil dan menarik?
    • Ritme. Ritme adalah seberapa cepat atau lambat aksi di cerita Anda bergerak. Ritme yang bagus akan terasa tidak tampak bagi pembaca. Apabila cerita terasa bergerak terlalu cepat, buatlah adegan-adegannya lebih panjang atau jabarkan emosi para tokoh. Apabila cerita terasa bertumpuk atau membingungkan, kurangi adegan-adegan yang ada hingga hanya menyisakan hal-hal yang esensial. Sebuah trik menarik untuk dilakukan: akhiri sebuah adegan lebih awal dari yang Anda inginkan. Hal ini akan menjaga ketegangan antar adegan dan memastikan cerita terus bergerak.
    • Puntiran cerita. Hal ini dapat membuat cerita misteri menjadi bagus atau buruk. Walaupun hal ini tidak wajib diberikan, banyak cerita-cerita terbaik yang memiliki puntiran di akhir. Pastikan sebuah puntiran cerita tidak terlalu cheesy atau canggung. Semakin unik sebuah puntiran, semakin mudah untuk ditulis. Apabila Anda ingin menulis sebuah puntiran yang sudah banyak digunakan, seperti "kemudian mereka terbangun", Anda harus menuliskannya dengan sangat bagus untuk menjadikannya menarik. Sebuah puntiran cerita yang baik bukan hanya akan menipu para pembaca, melainkan juga para tokoh. Cobalah tunjukkan tanda-tanda keberadaan puntiran tersebut pada adegan-adegan aksi sehingga apabila pembaca mengingat kembali cerita Anda, mereka akan terheran-heran bagaimana mereka bisa tidak memikirkannya. Cobalah untuk membuat puntiran tersebut tidak tampak jelas di awal kisah.
    Iklan

Hal yang Anda Butuhkan

  • Kertas dan pena dan/atau sebuah komputer dengan piranti pengolah kata (seperti Word)
  • Buku-buku atau kisah-kisah misteri
  • Sebuah ide/plot cerita
  • Kamus

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 31.016 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan